Pergantian 3 zaman Romawi Kuno – Kerajaan Romawi terletak di Semenanjung Apenina, atau daerah Italia sekarang. Ibu kota Romawi di Roma. Menurut cerita rakyat, kota Roma didirikan oleh Romus dan Romulus pada tahun 750 SM.
Romus dan Romulus adalah putra dari Mars dan Rhea Silva keturunan Aeneas, seorang pahlawan Troya yang berhasil melarikan diri ketika Kota Troya dikalahkan pasukan Yunani.
Penduduk utama bangsa Romawi adalah bangsa Indo-Jerman yang pada tahun 1000 SM masuk Semenanjung Apenina dari arah utara, sedangkan di bagian selatan semenanjung tersebut banyak ditemukan kolonis yang berasal dari Phunesia dan Yunani.
Kedua bangsa terakhir juga ditemukan bangsa kulit putih seperti bangsa Romawi. Percampuran bangsa itulah yang kemudian menjadi warga Romawi.
Menurut sejarahnya, pemerintahan Romawi dapat dibagi menjadi 3 zaman, yaitu sebagai berikut:
1. Zaman Kerajaan (750 – 510 SM)
Kerajaan Romawi berasal dari sebuah kota, yaitu kota Roma. Perkembangan pemerintahan dari kota Roma ini terus berlangsung hingga menjadi sebuah kerajaan dengan daerah kekuasaan hanya terbatas pada kota Roma dan sekitarnya.
Pemerintahan di zaman kerajaan ini diperintah oleh para raja. Raja yang meletakkan dasar-dasar agama Kerajaan Roma adalah Pompillius. Sedangkan raja yang menyusun cara-cara pemerintahan dan perundang-undangan adalah Servius Fullius. Seorang raja didampingi oleh Dewan Penasihat atau Comitia Curiata yang terdiri atas kepala-kepala suku.
Bentuk pemerintahan kerajaan ini berlangsung cukup lama, namun hal tersebut tidak menjadikan Kerajaan Romawi menjadi sebuah kerajaan besar, akhirnya muncul tokoh-tokoh dari kalangan bawah yang ingin mengembangkan dan memperluas wilayah Romawi. Tokoh-tokoh itulah yang mengubah bentuk Kerajaan Romawi menjadi Republik Romawi.
2. Zaman Republik (510 – 31 SM)
Pada zaman republik struktur pemerintahan Romawi memiliki lima unsur, yaitu sebagai berikut:
- Kepala pemerintahan yang dijabat oleh dua orang konsul yang dipilih dari kaum bangsawan dengan masa jabatan 2 tahun.
- Senat, bertugas sebagai dewan penasihat.
- Comitia Curiata, semacam parleman yang terdiri dari wakil-wakil rakyat.
- Pontifex Maximus (Imam Agung), yaitu kepala agama.
- Tribune Plebis, semacam dewan daerah yang mempunyai hak veto terhadap putusan pemerintah pusat.
Pada zaman republik, Romawi bercita-cita mengadakan perluasan wilayah kekuasaan dengan mengalahkan Karthago yang dipimpin oleh Hannibal dalam Perang Funesia III (146 SM). Dari cita-cita ekspansi Romawi tersebut berakibat pada beberapa hal, antara lain:
- Wilayah kekuasaan Romawi mencakup sekitar Laut Tengah, bangsa Romawi menyebut Laut Tengah sebagai Mare Nostrum yang artinya “laut kita”.
- Banyak pejabat Romawi yang melakukan korupsi.
- Kota Roma menjadi kota yang sangat mewah yang dihiasi dengan bangunan-bangunan yang megah, seperti Forum Romanum (tempat bermusyawarah), Colloseum (tempat menyaksikan pertunjukan adu kekuatan antara binatang melawan gladiator).
- Munculnya tentara sewaan.
3. Zaman Kekaisaran Roma (315M – 476 M)
Senat Romawi mengangkat Octavianus sebagai kaisar pertama. Octavianus berhasil menjadi penguasa tunggal dan menjadi pemimpin tertinggi Roma. Octavianus diberi gelar Augustus (Yang Mulia) dan diakui pula sebagai Imperator (panglima militer) dan sebagai Pontifex Maximus (kepala agama).
Pada masa kekaisaran Octavianus ini Romawi mengalami masa yang gemilang dan merupakan puncak kejayaan Romawi. Kebudayaan dan pembangunan juga berkembang dengan pesat.
Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran setelah ibu kota dipindahkan dari Roma ke Konstantinopel (sekarang Istambul) pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin Agung tahun 306 – 337 M.
Bagaimana masa pemerintahan kekaisaran selanjutnya? Baca di: Masa Kekaisaran Romawi Kuno
Sejak abad 16 – 4 M kekaisaran Romawi semakin mengalami kemunduran yang disebabkan 3 hal berikut:
- Beberapa kaisar Romawi tidak memimpin negara dengan baik.
- Pertahanan Romawi melemah.
- Pecahnya kekaisaran Romawi menjadi dua.