Sejarah Negara Com – Bagaimana sejarah adidas mencapai kesuksesannya? Biasanya, kalau sedang menonton pertandingan olahraga di televisi, sering kita melihat spanduk berlogokan tiga garis/strip pararel yang mencirikan perusahaan Adidas. Pada lain kesempatan ketika sedang menonton seorang atlit bertanding, tak jarang mata kita tertumbuk pada pakaian atau aksesoris yang dikenakan sang atlit, yang bergambar singa gunung/panther/macan kumbang berwarna hitam. Gambar singa gunung yang berwarna hitam itu adalah logo Puma.
Kedua perusahaan ini, Adidas dan Puma, merupakan pemain besar dalam bisnis perlengkapan olahraga. Rivalitas antar dua perusahaan ini telah berkembang lama. Sejarah mencatat, rivalitas antar keduanya bermula dari perselisihan para pendiri dua perusahaan besar itu, Adolf Dassler dan Rudolph Dassler. Faktanya, sejarah Adidas dan Puma berlatar belakang perselisihan antar kakak-beradik.
Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara
Pada situs resmi Adidas Grup, disebutkan bahwa sejarah awal perusahaan dimulai pada tahun 1949, saat Adolf Dassler mendaftarkan nama perusahaan dan merk dagangnya, Adidas. Padahal, sejarah Adidas dan Puma bermula jauh sebelum itu. Pada 1920-an, ketika Perang Dunia I baru saja berakhir, tersebutlah dua orang pemuda bernama Rudolph (biasa dipanggil Rudi) dan Adolf (biasa dipanggil Adi) Dassler.
Mereka tinggal di sebuah kota kecil bernama Herzogenaurach, Bavaria, Jerman. Ayah mereka, Christoph Dassler, bekerja di pabrik pembuatan sepatu dan di perusahaan bernama Zehlein Bersaudara yang memproduksi tugal (paku di bawah sepatu) untuk sepatu khusus atlit lari. Sementara, ibu mereka membuka usaha binatu di rumah. Di ruang cuci milik ibunyalah, Adi menggunakan sedikit material yang tersedia di rumahnya saat itu untuk membuat sepatu olahraga.
Adi adalah penggila olahraga. Ia ingin menciptakan sebuah terobosan baru dalam dunia olahraga yaitu membuat sepatu olahraga yang kuat, mampu meningkatkan performa atlit yang memakainya dan meminimalisir kemungkinan cedera. Pada masa itu, ide yang dimiliki oleh Adi merupakan suatu ide brilian yang belum terpikirkan oleh siapapun.
Adi mendirikan Gebrüder Dassler Schuhfabrik (Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara) . Pada tanggal 1 Juli 1924, sang kakak, Rudolph Dassler, bergabung dalam perusahaan milik Adi. Sepatu olahraga hasil besutan duo kakak-beradik ini sangat berbeda dengan sepatu olahraga lainnya dan dengan cepat mereka menjadi bagian penting dalam dunia olahraga Eropa. Pada Olimpiade 1928, perusahaan Dassler go international dengan mensponsori banyak atlit.
Selama kurun waktu akhir tahun 1930-an, Dassler Bersaudara mengembangkan jenis sepatu lainnya seperti sepatu tenis, sepatu untuk seluncur es dan sepatu golf. Selama Olimpiade tahun 1936 di Berlin, Dassler Bersaudara mensponsori seorang atlit lari cepat keturunan Afrika-Amerika, Jesse Owens. Kemenangan Jesse Owens yang membawa pulang 4 medali emas turut menaikkan popularitas sepatu buatan Dassler Bersaudara yang dipakai Owens selama pertandingan.
Baca juga: Sejarah singkat Perusahaan Adidas
Perpecahan dalam Perusahaan
Tak lama sesudah itu, terjadi perubahan besar di Jerman seiring dengan menguatnya pengaruh partai Nazi. Sebagai sebuah merk dagang Jerman yang sukses, perusahaan Dassler pun menjadi salah satu alat propoganda Nazi. Dassler Bersaudara pun turut bergabung dalam partai Nazi (fakta ini yang berusaha ditutup-tutupi oleh Adidas dan Puma). Rudi Dassler, sang pendiri Puma, tercatat sebagai seorang Sosialis Nasionalis taat ketimbang adiknya.
Rudi mendaftar wajib militer, sedangkan adiknya tetap tinggal guna memproduksi sepatu boot untuk Wehrmacht (Unit Satuan Pasukan Bersenjata Jerman). Rudolf tertangkap pasukan Amerika dan dicurigai sebagai anggota SS (Schutzstaffel atau Skuadron/Pasukan Pertahanan). Rudi menuduh adiknya, Adi, yang membocorkan informasi dan melaporkan Rudi kepada pasukan sekutu.
Pada 1947 merupakan tonggak awal dari sejarah Adidas dan Puma. Rudi secara resmi meninggalkan perusahaan Dassler Bersaudara dan mendirikan perusahaan sepatu independen miliknya. Ia menggunakan merk dagang Ruda (Rudolph Dassler), namun menggantinya dengan nama Puma yang lebih terdengar enak di telinga. Pada tanggal 18 Agustus 1949, Adi mendaftarkan nama perusahaan dan merk dagang miliknya yaitu Adidas.
Saat itulah, Adi mengembangkan logo tiga garis sebagai ciri khas Adidas. Pada dekade berikutnya, Adidas dan Puma merupakan rival satu sama lain. Mereka berkompetisi dengan keras. Keduanya mensponsori banyak tim dan atlit secara bergantian.
Misalnya saja tim nasional Jerman yang mengenakan sepatu Adidas dan di tahun berikutnya menggunakan produk Puma. Atau sebut saja seorang pelari yang disponsori Puma, lalu beberapa bulan kemudian atlit tersebut akan disponsori Adidas. Persaingan kedua perusahaan adik-kakak ini menjadi topik panas yang selalu dibicarakan penduduk kota tempat di mana mereka berdua tinggal dan mendirikan perusahaan.
Logo Adidas dan Logo Puma
Adidas memiliki dua versi logo. Logo lama Adidas bergambar seperti tiga buah daun yang terangkai yang disebut Trefoil Logo, yang melambangkan semangat Olimpiade yang menghubungkan 3 benua. Sementara, gambar tiga baris melintang disebut The Three Strip. Logo versi terbaru terkesan lebih simpel dan sederhana, namun tetap menjadi ciri khas Adidas.
Logo yang mendunia ini menggambarkan tiga garis miring yang seakan membentuk suatu tanjakan atau gunung yang harus didaki. Makna gambar tanjakan/gunung itu menyimbolkan rintangan dalam hidup yang akan selalu ada dan selalu bertambah. Maka seharusnya manusia pantang menyerah dan sekuat mungkin untuk menaklukkan rintangan itu. Logo inilah yang tetap digunakan hingga saat ini.
Logo Puma tahun 1948 sampai tahun 1967 belum sesederhana logonya sekarang. Awalnya, Rudi masih meyertakan namanya pada logo Puma. Baru pada tahun 1967, seorang karikatur Jerman bernama Lutz Backers mendesain logo baru Puma yang tetap digunakan hingga sekarang. Logo baru Puma memadukan antara ikon simbolis dan merk dagang yang tercetak tebal.
Gambar singa gunung/macan kumbang/panther yang sedang melompat merepresentasikan sosok hewan buas yang sangat kuat dan ahli berburu yang mampu melompat sejauh 20 kaki setara dengan 6.09600 meter dalam sekali lompatan. Gambar simbolik Puma dan warna hitam yang digunakan menggambarkan besarnya supremasi dan kekuatan perusahaan. Sementara, kata ‘Puma’ yang tercetak tebal memproyeksikan stabilitas dan perusahaan yang terkemuka.
Kini, kedua perusahaan ini masih bertempat di kota Herzogenaurach. Pada tahun 2005, Adidas melakukan akuisisi perusahaan sepatu olahraga Reebok sebagai taktik bisnis dalam persaingannya dengan Nike. Adidas Group telah memiliki 150 cabang di seluruh dunia dan tercatat telah mempekerjakan sekitar 38.982 orang selama 2009.
Sungguh pencapaian yang fantastis. Puma pun telah dikenal luas terutama karena telah menjadi sponsor pemain sepak bola legendaris seperti Pelé, Diego Maradona dan lain-lain. Puma telah memproduksi sepatu-sepatu olahraga dan pakaian olahraga yang dirancang khusus oleh desainer Lamine Kouyate dan Amy Garbers. Pada tahun 1986, perusahaan Puma resmi memasuki Bursa Saham Frankfurt. Sejak 2007, 60% saham perusahaan Puma dimiliki oleh sebuah perusahaan barang-barang mewah Perancis, PPR.
Sejarah memang merupakan masa lalu. Bukan untuk dilupakan, namun untuk terus memotivasi kita agar menjadi lebih baik dari kemarin. Sejarah Adidas dan Puma yang tak terlepas dari keterlibatan Nazi, memberikan contoh nyata bahwa ikatan persaudaraan itu tidaklah menjamin langgengnya suatu perusahaan. Semoga pembaca dapat mengambil nilai manfaat. Salam.
Pabrik Adidas di Indonesia
Jika anda mencoba menelusuri pabrik Adidas di Indonesia, maka akan muncul beberapa google bisnis yang menunjukkannya. Dari penelusuran penulis daftarnya sebagai berikut:
- Adidas Indonesia Head Office: DA VINCI, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta · (021) 5742526
- Ex Pabrik Adidas: Kota Tangerang, Banten
- Adidas: Kota Tangerang, Banten · (021) 5920726
- PABRIK SEPATU adidas Kabupaten Pati, Jawa Tengah