Sejarah Negara Com – Achilles, begitu orang-orang mengenalnya. Dia adalah pahlawan bangsa Yunani Klasik dalam Perang Troya. Pertempuran sengit dan berkepanjangan itu mustahil dimenangkan tanpa kehadiran sosok Achilles. Meskipun pada kenyataannya, pertempuran itu dimenangkan bangsa Yunani dengan tipu muslihat “Kuda Troya”. Sejarah Achilles menarik untuk disimak dari berbagai kemenangan dalam perang besar yang dihadapinya.
Achilles adalah tokoh rekaan yang muncul dan terkenal di Yunani Klasik pada abad ke 7 Sebelum Masehi. Statius, seorang pujangga zaman Yunani Klasik, menyebutkan sosok Achilles dalam karyanya. Pujangga Yunani klasik lainnya, Homer juga menyebutkan sosok Achilles dalam karyanya Illiad dan Odissey.
Dalam karya Homer ini, Achilles adalah tokoh utama sebagai sosok seorang pahlawan dengan penuh kekuatan, keberanian, dan keperkasaan. Melalui Illiad, Homer menggambarkan sejarah Achilles yang heroik dalam Perang Troya.
Menurut bahasa Yunani Klasik, nama Achilles berasal dari istilah akhos dan laos. Akhos berarti kesedihan atau duka cita, sedangkan laos berarti suku, bangsa, atau masyarakat. Dengan kata lain, Achilles adalah penjelmaan mengenai duka cita atau kesedihan yang ada di dalam sebuah masyarakat.
Duka cita dan kesedihan memang menjadi sebuah tema yang paling banyak ditonjolkan di dalam Illiad-nya Homer. Peranan Achilles sebagai pahlawan yang bersedih merupakan sebuah ironi bagi sosok pahlawan yang bergelimang kejayaan, sebagaimana selama ini dipahami.
Kisah Dari Sejarah Kelahiran Achilles
Achilles adalah putra dari pasangan Thetis dan Peleus. Thetis adalah putri dari Nereus (dewa laut) dan Peleus adalah raja di Myrmidons. Sebenarnya, Zeus (dewa dari para dewa) dan Poseidon (dewa penguasa lautan) bersaing untuk mendapatkan Thetis. Namun, Zeus diperingatkan oleh Promoteus bahwa anak yang lahir dari Thetis akan melebihi kekuatan ayahnya. Dan akhirnya, Thetis menikah dengan Peleus.
Ketika Achilles lahir, Thetis menginginkan anaknya memiliki kekuatan seorang dewa dan hidup abadi. Kemudian, Thetis mencelupkan Achilles ke dalam Sungai Styx. Air sungai akan membuat bayi yang dicelupkan ke dalamnya menjadi kebal terhadap berbagai senjata. Tubuh Achilles memang akhirnya menjadi kebal.
Sayangnya, ibunya menyelupkan Achilles dengan cara memegang erat kedua tumit kakinya. Akibatnya, bagian tumit kaki Achilles luput dari air Sungai Styx. Bagian tumit kedua kaki Achilles ini tidak kebal terhadap senjata. Pada akhirnya, pergelangan kaki ini menjadi titik kelemahan Achilles yang membawanya pada kematian.
Kisah dari sejarah Achilles yang dicelupkan ke dalam Sungai Styx ini memiliki pengaruh bagi masyarakat Eropa hingga hari ini. Dalam kosakata Bahasa Inggris akan ditemukan istilah Achilles Heel, yaitu kelemahan pada tumit seseorang yang bisa mengakibatkan kematian.
Sedangkan dalam istilah medis, akan ditemukan istilah “tendon achilles” untuk menyebut salah satu bagian kaki di atas tungkai. Tendon achilles ini merupakan bagian kaki yang cukup rawan karena tidak sekuat bagian kaki lainnya. Para atlet olahraga yang mengharuskan kontak fisik seringkali mengalami cedera pada bagian tendon achilles ini, misalnya atlet sepakbola, karate, pencak silat, tae kwon do, atau american football.
Baca juga: Sejarah Berdiri Yunani Kuno
Sejarah Achilles Masa Remaja
Achilles remaja dididik oleh seorang centaurus yang bernama Chiron. Centaurus adalah makhluk yang berwujud separuh manusia dan separuh kuda. Ayah Achilles, Peleus, juga merupakan murid dari Chiron. Bahkan, Peleus ini pernah diselamatkan oleh Chiron dari serangan centaurus-centaurus lainnya. Karena hal itulah Peleus mempercayakan Achilles kepada Chiron. Bahkan perjodohan antara Peleus dan Thetis juga terjadi karena Chiron.
Pada pernikahan Peleus dan Thetis, Chiron menghadiahkan sebuah tombak. Tombak ini kelak akan diwariskan kepada Achilles. Dalam Perang Troya, Achilles membawa tombak pemberian Chiron ini. Tombak ini menjadi senjata kesayangan Achilles. Selain itu, tombak ini juga memiliki kemampuan untuk menyembuhkan.
Achilles tumbuh menjadi remaja yang sangat cerdas. Semua hal yang diajarkan padanya bisa diserap dengan sempurna. Berbagai jenis ilmu beladiri mampu dikuasai oleh Achiles. Agar Achilles memiliki tubuh yang kuat, Chiron memberi makan Achilles isi perut singa dan babi liar, juga rahim serigala.
Selama bertahun-tahun, Achilles mempelajari ilmu beladiri dan perang dari Chiron. Kelak di kemudian hari, orang-orang akan mengenal sejarah Achilles sebagai petarung tidak terkalahkan pada berbagai pertempuran.
Baca juga: Mengenal Peradaban Yunani Kuno
Sejarah Achilles Dalam Perang Troya
Sebenarnya, Achilles enggan untuk turut serta dalam perang ini. Tapi mungkin itulah takdir yang telah digariskan, bahwa sejarah Achilles akan berakhir di Perang Troya, perang yang dikenang sebagai kelicikan bangsa Yunani itu mengakhiri sepak terjang Achilles.
Kisah dari sejarah Achilles dalam Perang Troya banyak diceritakan dalam Illiad-nya Homer. Bahkan, Achilles adalah tokoh utama dalam cerita epik ini. Sayangnya, Kuda Troya lebih dikenal daripada sejarah Achilles yang epik sekaligus tragis.
Illiad banyak menceritakan Achilles penuh dengan rasa amarah. Keengganan Achilles dalam Perang Troya dipicu ketidaksukaannya pada Agamemnon, Raja Yunani. Bagi Achilles, Agamemnon adalah sosok pengecut yang hanya bersembunyi di belakang prajuritnya. Dia tidak berani memimpin pasukannya dalam pertempuran langsung. Sedangkan Agamemnon merasa bahwa nama besar Achilles mengalahkan pengaruhnya sebagai raja.
Terdapat sebuah kisah ketika Yunani menyerang Thessaly. Untuk mencegah pertumpahan darah, Raja Thessaly mengajukan pertarungan antara dua prajurit terhebat dari kedua kubu. Dengan mudah, Achilles yang mewakili Yunani mengalah prajurit terhebat dari Thessaly. Sebagai pernyataan takluk, Raja Thessaly memberikan sebuah pedang untuk dipersembahkan kepada Agamemnon. Namun Achilles menolaknya dengan mengatakan bahwa Agamemnon bukan rajanya.
Hingga akhirnya, Odysseus berhasil menyakinkan Achilles. Tanpa Achilles, Yunani tidak akan bisa mengalahkan Troya. Bersama pasukannya yang tangguh, Achilles akhirnya bergabung dengan pasukan besar Yunani. Turut bersama Achilles adalah Patroclus, sahabatnya yang sangat setia.
Awal mula perang ini sangat dikenal sampai sekarang. Berawal dari kunjungan Hector, sang pewaris tahta Troya ke Yunani. Kunjungan Hector bertujuan menjalin hubungan perdamaian antara Troya dengan Yunani. Hector datang ke Yunani bersama adiknya, Paris. Bencana Troya bermula dari bertemunya Paris dengan Helen. Paris melarikan Helen—istri dari Melenaus dan adik Agamemnon ke Troya yang kemudian dianggap sebagai penculikan. Namun, pada kenyataannya Paris dan Helen saling menyukai.
Isu penculikan inilah yang dijadikan Agamemnon menyerang Troya. Sedari awal, Agamemnon memang berambisi untuk menciptakan imperium besar dengan menaklukkan Troya. Namun tidak ada alasan untuk menyerang Troya karena kedua kerajaan telah menjalin hubungan yang baik.
Baca juga: 3 penyebab runtuhnya Yunani Kuno
Akhir Riwayat Achilles
Pertempurandi Troya dimulai dengan gemilang oleh pasukan Achilles. Achilles bersama pasukannya yang pertama kali maju merebut pantai di pesisir Troya. Setelah menguasai pantai, Achilles menjadi enggan untuk terus bertempur. Pertemuan Achilles dengan Braises di Kuil Apolo membuatnya dimabuk asmara. Dia hanya melihat Agamemnon dan pasukannya kewalahan menghadapi pasukan Troya yang dipimpin Hector.
Bahkan Achilles malah berencana kembali ke Yunani dengan membawa Braises. Namun, serangan Troya menjelang kepulangan Achilles mengubah segalanya. Dalam serangan tersebut Achilles tetap berdiam diri. Kemurkaan Achilles muncul ketika Patroclus tewas di tangan Hector. Tanpa sepengetahuan Achilles, Patroclus turun dalam pertempuran tersebut.
Kematian Patroclus membuat Achilles menantang duel Hector. Achilles berhasil membunuh Hector dan kemudian menyeret mayatnya. Ketika sedang merayakan kemenangannya menyeret mayat Hector dengan kereta perangnya, Paris menyelinap dan berhasil memanah bagian tumitnya. Konon, panah Paris berhasil mengenai tumit Achilles karena dipandu oleh Apolo. Dan, sejarah Achilles pun berakhir sampai di sana.
Achilles Dalam Berbagai Kisah
Tidak hanya Illiad dan Odissey yang bercerita tentang Achilles. Banyak sekali kisah tentang Achilles ini. Bahkan, berbagai drama dan cerita modern banyak yang membawakan kisah Achilles ini dengan kemasan yang berbeda. Bahkan, Achilles juga menjadi bagian dari filsafat Yunani yang melegenda. Sejarah Achilles sebagai petarung memang berakhir di Troya. Namun, sejarah Achilles sebagai sosok ksatria terus hidup hingga sekarang.