6 kerajaan masa peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris – Peradaban Mesopotamia berkembang di Lembah Sungai Eufrat dan Tigris. Di antara sungai Eufrat dan Tigris terbentuklah tanah bulan sabit yang makmur yang disebut The Fertile Crescent.
Wilayah peradaban ini sekarang menjadi bagian dari negara Irak. Istilah Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani, yaitu mesos artinya tengah dan potamos artinya sungai.
Peradaban Mesopotamia pada awalnya dibangun oleh bangsa Sumer dan Semit. Peradaban ini hidup dari sektor pertanian dengan sistem irigasi yang sudah tertata rapi. Untuk mengetahui lebih jauh tentang bangsa Sumer/Sumeria baca di artikel Mesopotamia dan bangsa Sumeria
Wilayah Mesopotamia terdiri dari berbagai negara kota. Kepala negara kota adalah seorang raja yang merangkap sebagai kepala agama.
Raja mengatur perekonomian dan memimpin pasukannya ke medan perang, sehingga peranan seorang raja sangat besar artinya bagi kehidupan dan kelangsungan pemerintahan.
Adapun kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia ada 6, yaitu sebagai berikut:
1. Kerajaan Sumeria (3500 SM)
Bangsa Sumeria mendirikan kerajaan di dekat muara sungai Eufrat pada tahun 3000 SM dengan ibu kota di Ur. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh seorang pendeta raja yang disebut patesi.
Bangsa Sumeria telah mengenal huruf yang disebut hieroglyph. Huruf hieroglyph bentuknya seperti paku, maka dari itu ada yang menyebutnya huruf paku.
Pengetahuan bangsa Sumeria telah maju, hal tersebut dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
- Mengenal tahun Komariah, yaitu perhitungan tahun berdasarkan peredaran bulan yakni 1 tahun ada 354 hari.
- Mengenal tahun Syamsiah, yaitu perhitungan tahun berdasarkan peredaran matahari, yakni 1 tahun ada 360 hari.
- Membagi 1 hari = 24 jam, 1 jam = 60 menit, dan 1 menit 60 detik.
- Sebuah lingkaran terbagi atas 360 derajat.
Bangsa Sumeria menganut kepercayaan politeisme atau percaya kepada banyak dewa. Dewa-dewa tersebut seperti Dewa Anu atau Uruk (dewa langit), Enlil atau Hipper (dewa bumi), dan dewa Ea atau Eridu (dewa air).
Tempat untuk memuja para dewa tersebut adalah ziggurat. Kebudayaan bangsa Sumeria akhirnya berakhir setelah pada tahun 2350 SM diserang bangsa Akkaida di bawah pimpinan Sargon. Bangsa Akkaida adalah rumpun bangsa Semit.
2. Kerajaan Akkaida (2300 SM)
Bangsa Akkaida termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir. Di bawah pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkaida berhasil menduduki daerah Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan kemenangan tersebut bangsa Akkaida tidak lagi menjadi bangsa pengembara. Mereka mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Meskipun bangsa Akkaida berhasil memnangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkannya.
3. Kerajaan Babylonia Lama (1850 SM)
Setelah berhasil menaklukkan bangsa Akkaida, bangsa Babylonia berkuasa di Mesopotamia. Bangsa Babylonia ini dikenal juga dengan bangsa Amorit. Raja yang terkenal pada era Babylonia adalah Raja Hammurabi yang berhasil membangun sebuah imperium.
Raja Hammurabi sangat berjasa bagi peradaban manusia setelah berhasil menyusun Undang-undang Hammurabi (Codex Hammurabi). Hukum ini menegaskan hukuman yang setimpal bagi pelanggar hukum. Kepercayaan bangsa Babylonia adalah politeisme dengan dewa tertingginya bernamaDewa Marduk atau Shamush.
Namun, setelah Raja Hammurabi meninggal, Kerajaan Babylonia Lama yang besar dan maju itu mulai lemah akibat serangan dari bangsa Hitti dari arah barat pada tahun 1900 SM.
4. Kerajaan Assyria (Assur)
Kerajaan Assyria terletak di tepi Sungai Trigis dan bersifat militer. Bangsa Assyria hidup dari peternakan dan peperangan.
Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria diantaranya: Raja Sargon II, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Bangsa Assyria telah menguasai ilmu astrolohi (ilmu perbintangan) dan ilmu astronomi (ilmu tentang benda-benda angkasa). Mereka juga sudah mengenal pembagian tahun menjadi 365 1/4 hari.
Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama).
Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria dan pada tahun 612 SM ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
5. Kerajaan Babylonia (Baru) atau Chaldea
Setelah berhasil merebut Kerajaan Assyria pada tahun 612 SM, bangsa Chaldea di bawah pimpinan Raja Nabopalassar membangun kembali Kerajaan Babylonia atau yang disebut juga dengan Babylonia Baru.
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Babylonia Baru adalah : Raja Nabopalassar, Raja Nebonidas, dan Raja Beishazzar. Kerajaan Babylonia Baru runtuh akibat serangan dari bangsa Persia pada tahun 539 SM.
6. Kerajaan Persia
Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia yang berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil. Kerajaan Persia terletak di sebelah timur Sungai Tigris dengan ibu kotanya Persepolis.
Raja Cyrus menguasai sebagian dari daerah India bagian barat. Namun, dalam pertempuran melawan bangsa Tura Raja Cyrus terbunuh. Ia kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.
Raja Cambysses berhasil mengembalikan ketentraman dalam negeri Persia. Bahkan pada tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal dunia, ia digantikan oleh Raja Darius.
Dibawah pemerintahan Raja Darius kerajaan Persia mencapai masa kejayaan. Pada masa itu dibangun istana yang megah dan indah di kota Suza. Istana di Persepolis terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk masuk istana tersebut.
Keberhasilan Raja Darius adalah sebagai berikut :
- Membuat jalan raya yang menghubungkan antara Persepolis dan daerah-daerah sekitar serta membangun pos-pos.
- Wilayah kerajaan dibagi atas 20 ksatrapi yang masing-masing dikepalai oleh seorang wali negara yang disebut ksatrap.
- Pemerintahannya bersifat desentralisasi dan diatur dengan adat lama sehingga tidak menimbulkan keguncangan.
Baca juga Negara yang memperebutkan Mesopotamia
Itulah 6 kerajaan yang pernah ada pada masa peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris.