Jawa Barat provinsi bersejarah sejak zaman kerajaan

Jawa Barat (Jabar) adalah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Jawa bagian barat, dengan ibu kotanya terletak di Bandung. Provinsi Jabar berada di bagian barat Pulau Jawa.

Batas wilayah Jabar disebelah utara dengan Laut Jawa, dibagian timur dengan Jawa Tengah, sebelah selatan dengan Samudera Hindia, sedangkan Banten dan DKI Jakarta batas bagian barat.

Jawa Barat bagian utara merupakan kawasan dataran rendah, bagian tengah banyak terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa.

Gunung Ciremay merupakan titik tertinggi provinsi Jawa Barat, letaknya di sebelah barat daya Kota Cirebon. Di Jabar terdapat sungai-sungai cukup penting, yaitu: Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang keduanya bermuara di Laut Jawa.

Peta Jawa Barat versi atlas
Peta Jawa Barat versi atlas

Lebih jelas silahkan kunjungi Peta Jawa Barat atau di google map

Sejarah Jawa Barat

Di Anyer terdapat temuan arkeologi yang menunjukkan adanya budaya peninggalan zaman logam perunggu dan besi sebelum milenium pertama. Pada abad ke-5 wilayah Jawa Barat menjadi bagian dari Kerajaan Tarumanegara. Terdapat 5 prasasti terkenal peninggalan kerajaan Tarumanagara, yaitu:

  1. Prasasti Ciaruteun
  2. Prasasti Pasir Koleangkak
  3. Prasasti Kebon Kopi
  4. Prasasti Tugu
  5. Prasasti Cidanghiang

Setelah kerajaan Tarumanegara runtuh, bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon hingga Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Pajajaran (Kerajaan Sunda). Ibukota Kerajaan Sunda adalah Pakuan Pajajaran yang sekarang adalah kota Bogor.

Adapun peninggalan Kerajaan Pajajaran dapat anda baca di bagian Sumber Sejarah

Pada saat Kesultanan Demak tumbuh dan berkembang pada abad ke-16, secara otomatis menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan Pajajaran. Pelabuhan Cerbon (sekarang Kota Cirebon) terlepas dari Kerajaan Pajajaran karena pengaruh Kerajaan Demak.

Pelabuhan tersebut kemudian tumbuh mandiri menjadi Kesultanan Cirebon dan kemudian memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten pun akhirnya lepas ke tangan Kesultanan Cirebon. Tak sampai di situ yang kemudian tumbuh menjadi Kerajaan Banten.

Dalam rangka menghadapi ancaman tersebut, Sri Baduga Maharaja raja Sunda saat itu, meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan bangsa Portugis di Malaka agar pelabuhan utama Sunda Kalapa (Jakarta) tidak jatuh kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak.

Surawisesa menjadi raja Pajajaran dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa. Pada saat kekuasaannya dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, ditandatangani pada tahun 1512, yang ditandai dengan berdirinya Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal, .

Namun perjanjian tersebut tidaklah gratis. Sebagai imbalannya, Portugis diberikan akses perdagangan sekaligus diperbolehkan membangun benteng dan gudang perdagangan di Sunda Kalapa.

Untuk mewujudkan perjanjian pertahanan keamanan antara Portugis dan Sunda, pada tahun 1522 didirikan sebuah monumen batu yang dinamai padrão di tepi Ci Liwung.

Perjanjian pertahanan keamanan yang dibuat dengan Portugis ternyata tidak berhasil memuaskan, tahun 1527 pasukan gabungan Kerajaan Cirebon dan Demak, dibawah pimpinan Fatahilah (Paletehan) menyerang dan berhasil menguasai pelabuhan Sunda Kalapa.

Perang antara Kerajaan Pajajaran dan aliansi Kerajaan Cirebon dan Demak berlangsung selama 5 tahun. Akhirnya pada tahun 1531 dibuatlah sebuah perjanjian perdamaian antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati (Faletehan) dari Kesultanan Cirebon.

Sejarah selengkapnya bisa anda baca di artikel: Kisah Faletehan, Sang Sunan Gunungjati

Pada tahun 1567 sampai 1579, Kerajaan Pajajaran dipimpin oleh Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana. Namun Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar, akibat tekanan Kesultanan Banten.

Tahun 1576, kerajaan Sunda tidak lagi dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran (ibu kota Kerajaan Sunda). Akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Pada masa pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan jatuh ke tangan Kerajaan Mataram.

Nama Jawa Barat

Nama Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada tahun 1925 saat Pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi ini. Pembentukan provinsi sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi.

Sebelum tahun 1925, provinsi Jawa Barat disebut dengan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibunya.

Pada saat Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Jabar bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia.

Selanjutnya, pada 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.

Namun, bergabung kembali dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1950.

Pembagian wilayah administratif

Provinsi Jawa Barat terbagi atas 18 kabupaten dan 9 kota, berikut daftarnya:

Kabupaten

  1. Kabupaten Bandung
  2. Kabupaten Bandung Barat
  3. Kabupaten Bekasi
  4. Kabupaten Bogor
  5. Kabupaten Ciamis
  6. Kabupaten Cianjur
  7. Kabupaten Cirebon
  8. Kabupaten Garut
  9. Kabupaten Indramayu
  10. Kabupaten Karawang
  11. Kabupaten Kuningan
  12. Kabupaten Majalengka
  13. Kabupaten Pangandaran
  14. Kabupaten Purwakarta
  15. Kabupaten Subang
  16. Kabupaten Sukabumi
  17. Kabupaten Sumedang
  18. Kabupaten Tasikmalaya

Kota

  1. Kota Bandung
  2. Kota Banjar
  3. Kota Bekasi
  4. Kota Bogor
  5. Kota Cimahi
  6. Kota Cirebon
  7. Kota Depok
  8. Kota Sukabumi
  9. Kota Tasikmalaya

Ringkasan

ProvinsiJawa Barat
PulauJawa
Ibu KotaBandung
Kota Besar Lainnya
Hari jadi19 Agustus 1945
Dasar HukumUU No. 11 Tahun 1950
Luas wilayah35.222,18 km2
SemboyanGemah Ripah Repeh Rapih (Sunda: Makmur Sentosa Sederhana Rapi)
BenderaBendera
LambangLambang
Peta WilayahPeta
Pembagian administratif18 kabupaten dan 9 kota, 128 kecamatan, 1.332 desa/kelurahan
Kode BPS32
Kode ISOID-JB
Kode kendaraanB, D, E, F, T, Z
Kode telepon021, 022, 0231-0234, 0251, 0260-0267
Kode pos16110-17730, 40111-46475
Zona waktuWaktu Indonesia Barat (WIB) (UTC+7)
Kebudayaan1. Pakaian Adat
2. Senjata tradisional
3. Rumah Adat
Lagu DaerahBajing Luncat, Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Manuk Dadali, Neng Geulis, Nenun, Panon Hideung, Pepepling, Peuyeum Bandung, Pileuleuyan, Sapu Nyere Pegat Simpai, Tokecang, Badminton, Warung Pojok, Bandung, Cinta Nusa, Colenak, Lingkung Lembur, Raden Dewi Sartika, Reumbeuy Bandung, Sabilulungan
Obyek wisataPotensi Wisata
FloraGandaria (Bouea macrophylla)
FaunaMacan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)
Produk domestik regional bruto per kapitaTidak ada data
Situs web resmiwww.jabarprov.go.id

Artikel terkait

Pos terkait