Kerajaan Bani Hasyim Yordania adalah salah satu negara Arab Timur Tengah yang paling dipengaruhi oleh pertikaian wilayah Arab – Israel yang berkelanjutan. Kerajaan itu memperoleh kemerdekaan penuh pada tahun 1946 sebatas wilayah Transyordania, yang dikuasai Inggris. ”Transyordania” berarti ”di seberang Sungai Yordan” dan berkaitan dengan sungai utama wilayah itu, yang pernah memisahkan Transyordania dari Palestina yang diperintah oleh Inggris sampai ke barat.
Dewasa ini, negara Yordania mencakup lahan sebelah timur Sungai Yordan disebut ”Tepi Timur” untuk membedakan dari lahan ”Tepi Barat”, yang pernah menjadi bagian Palestina tetapi diduduki oleh Yordania dalam Perang Arab-Israel tahun 1948 dan selanjutnya dikuasai.
Inggris sebelumnya telah melepaskan mandatnya untuk memerintah Palestina dengan menarik mundur pasukannya sehingga membuka jalan bagi berdirinya Israel sebagai sebuah negara Yahudi yang merdeka pada tahun 1948, tetapi meninggalkan status masa depan yang tak terselesaikan bagi daerah Palestina yang didominasi Arab. Dalam Perang Arab-Israel tahun 1967, Israel menduduki Tepi Barat dan menempatkannya di bawah kekuasaan militer Israel sampai saat ini.
Geografi Yordania
Hampir 95% dari seluruh wilayah lahan Yordania terletak di daerah Tepi Timur. Sekitar 5.880 km2 terletak di Tepi Barat yang sekarang dikuasai oleh Israel. Sungai Yordan, yang memisahkan Tepi Timur dan Tepi Barat, mencakup suatu depresi yang amat dalam-yang beberapa bagiannya berada di bawah paras laut-dan mengalir ke selatan menuju Laut Mati.
Di sebelah timur sungai itu, di Tepi Timur, terdapat sebuah plato setengah kering yang semakin ke timur menjadi semakin kering. Empat perlima wilayah timur ini adalah padang pasir.
Di sebelah barat sungai itu, di Tepi Barat yang diduduki Israel, terdapat suatu kawasan subur yang terdiri atas bukit dan lembah. Di sinilah terletak kota-kota yang tertulis dalam Injil Yerusalem, Bethlehem, dan Yeriko.
Iklim
Iklim Yordania serupa dengan iklim negeri Laut Tengah bagian timur lainnya. Di musim dingin ada hujan dan relatif dingin, khususnya di dataran tinggi, sedangkan pada musim-musim lain udara sangat panas dan kering. Di lembah Sungai Yordan, suhu musim panas naik sampai 49°C.
Curah hujan di dataran timur rata-rata 20 cm setahun. Hal ini membuat tanah itu cukup subur bagi para pengembara padang gurun untuk memberikan rumput bagi kawanan ternaknya. Di bagian barat negara itu, curah hujan tahunan mencapai 38-64 cm sehingga memungkinkan adanya pertanian.
Kunjungi Peta Yordania atau di google map
Rakyat Yordania
Penduduk Yordania sebagian besar adalah orang Arab. Orang Arab keturunan pengembara Badui membentuk keluarga elit tradisional. Namun, dalam tahun-tahun belakangan ini kekuasaan politik mereka telah ditentang oleh penduduk Arab Palestina yang berkembang dengan cepat.
Sebagian bangsa Palestina bermukim kembali di Tepi Timur setelah tanah mereka dirampas untuk dijadikan permukiman Israel di Palestina. Yang lain melarikan diri ke sana sebagai pengungsi miskin selama Perang Arab-lsrael tahun 1948, 1967, dan 1973.
Sebagian besar pengungsi itu hidup dalam kam-kam khusus yang dibangun dan didukung oleh Badan Pertolongan dan Pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) bagi Pengungsi Palestina di Timur Dekat. Sekitar 800.000 pengungsi dirawat di Tepi Timur dan lebih dari 350.000 di Tepi Barat.
Selain orang Arab, terdapat suatu masyarakat kecil orang Circasia, yang berimigrasi ke Yordania dari Kaukasus Rusia pada abad ke-19. Lebih dari 90% bangsa negeri ini adalah Muslim. Ada juga sekitar 180.000 orang Kristen.
Bahasa Arab adalah bahasa resmi negara, dan banyak orang Yordania terpelajar yang juga berbahasa Inggris.
Lebih dari separuh rakyat Yordania hidup di daerah perkotaan, sekitar 40% di pedesaan, dan hanya sekitar 5% hidup mengembara atau setengah-mengembara di padang pasir. Amman, ibu kotanya, adalah kota terbesar negara itu.
Kota-kota lain meliputi El Zerqa, Irbid, dan pelabuhan Aqaba. Kota-kota penting Tepi Barat, yang sekarang di bawah kekuasaan militer Israel, meliputi Nablus, Hebron, dan distrik Arab di Yerusalem.
Cara Hidup
Walaupun terdapat perbedaan di antara para penghuni kota, penghuni desa, dan suku pengembara Badui, bangsa Yordania itu dipersatukan oleh agama, bahasa, dan tradisi sejarah mereka.
Nilai dan kebiasaan tradisional tertentu-termasuk keramah-tamahan menerima tamu, kehormatan pribadi dan loyalitas kepada keturunan-masih penting. Banyak keluarga terkemuka Yordania, bahkan mereka yang telah beberapa generasi meninggalkan kehidupan gembala tradisional di padang pasir itu, merasa bangga dengan asal usul dan kekerabatan Badui mereka.
Mereka berbeda dari bangsa Palestina Yordania, yang sekarang hidup di bawah pemerintahan Israel di Tepi Barat atau di kota-kota dan kam-kam pengungsi di Tepi Timur. Impian Palestina adalah pada suatu hari memiliki pemerintahan sendiri di negeri mereka sendiri.
Setiap 4 dari 10 orang Yordania hidup di desa-desa pertanian kecil. Rumah-rumah mereka merupakan bangunan beratap rata yang terbuat dari batu atau bata lempung-bakar. Sebuah kamar di dalam rumah itu dipergunakan untuk ternak dan alat-alat pertanian. Kebanyakan desa memiliki sebuah lapangan kecil (sahah) atau lebih, tempat diadakan pasar terbuka dan berbagai peristiwa sosial.
Rumah apartemen besar telah dibangun di kota-kota yang lebih besar, tetapi kebanyakan orang kota hidup di tempat-tempat tinggal keluarga yang kecil. Minoritas Badui Yordania-yang masih menempuh kehidupan nomadik menggembalakan domba, kambing, unta, dan kuda-hidup di dalam tenda-tenda di padang pasir dalam perkemahan sementara.
Pakaian bangsa Yordania bervariasi mulai dari pakaian gaya Barat di kota-kota sampai kepakaian tradisional Arab di desa-desa dan perkemahan para Badui nomad. Busana kaum pria terdiri atas sebuah mantel penutup bahu berwarna hitam atau cokelat, yang disebut abayyah, dan kafiyyah, sebuah kain destar yang dilipat-lipat.
Jubah hitam-putih yang longgar berjuntai dikenakan oleh kaum Badui yang berkelana di padang pasir. Kebanyakan wanita Yordania mengenakan syal beraneka warna, jaket yang disulam indah, dan rok panjang. Banyak pria di kota mengenakan kafiyyah tradisional bersama dengan stelan bergaya Barat.
Makanan bangsa Yordania sama dengan makanan di negeri Arab lainnya. Pembangkit selera makan dibuat dari chick-pea yang ditumbuk atau terung yang dicampur dengan minyak wijen, air jeruk, dan rempah-rempah.
Hidangan utama sering terdiri atas daging anak lembu atau daging ayam yang dikombinasikan dengan labu siam, terung, atau okra dan dihidangkan dengan nasi dan biji pinus.
Sebuah roti tawar yang bundar dimakan dengan hidangan ini. Hidangan pencuci mulut yang digemari adalah baklava dan katayif, yaitu juadah yang dibuat dengan kacang dan sirop.
Pendidikan
Anak-anak negeri ini diwajibkan masuk sekolah paling sedikit selama 9 tahun. Sekarang ini terdapat sekitar 1.600 sekolah dasar dan lanjutan di Tepi Timur. Sekitar 600.000 anak telah mendaftar masuk ke sekolah yang memiliki lebih dari 22.000 guru ini. Terdapat sekitar 30 lembaga pendidikan tinggi, termasuk institut pendidikan guru, akademi teknik, Universitas Yordania, dan Universitas Yarmouk.
Ekonomi Yordania
Yordania miskin dalam sumber daya alam. Perkembangan ekonominya amat dipengaruhi oleh pendudukan Israel atas Tepi Barat yang merupakan wilayah paling produktif dari tahun 1949 sampai 1967 dan jumlah bantuan luar negeri yang besar dari sumber Amerika Serikat dan Arab dibutuhkan untuk menunjang pengungsian besar penduduk Arab Palestina dan membiayai perluasan ekonomi.
Kira-kira 20% angkatan kerja bekerja di pertanian, tetapi hanya lebih sedikit dari 6% tanah itu cocok untuk pertanian. Lahan pertanian yang paling produktif adalah Lembah Yordan, yang ribuan hektar lahannya telah mendapat irigasi sejak tahun 1967.
Ada juga lahan pertanian yang diolah tanpa irigasi di dekat daerah tanah tinggi karena disokong oleh curah hujan yang cukup. Hasil bumi utama adalah gandum, jewawut, kacang-kacangan dan pelbagai buah-buahan dan sayuran, termasuk buah ara, jeruk, anggur, tomat, mentimun, dan kentang.
Sembilan puluh empat persen sisa lahan di negara itu, yang terlalu kering untuk pengolahan hasil bumi, pada umumnya disediakan bagi penghidupan kaum gembala nomad.
Dua puluh persen angkatan kerja Yordania lainnya bekerja di pertambangan dan kegiatan perindustrian. Fosfat adalah sumber daya mineral utama. Mineral itu digunakan secara luas, bersama kalium karbonat, dalam pengolahan pupuk dan menghasilkan pendapatan yang cukup besar dari sektor ekspor.
Pemanufakturan lain adalah dalam ukuran kecil, dengan penekanan pada produksi sabun, tembakau, semen, tekstil, sepatu, dan barang konsumsi lainnya. Amman, El Zerqa, dan lrbid adalah pusat pemanufakturan utama, sedangkan Aqaba adalah satu-satunya pelabuhan laut negara itu.
Pemerintahan
Yordania adalah sebuah monarki konstitusional. Kekuasaan legislatif dipegang oleh suatu Dewan Nasional dua kamar yang terdiri atas satu Senat yang ditunjuk dan suatu Dewan Perwakilan dengan perwakilan yang sama untuk Tepi Timur dan Tepi Barat.
Pada tahun 1984 Raja memanggil kembali Dewan Nasional, yang dibekukan sejak tahun 1974, setelah adanya perubahan konstitusi yang membolehkan Dewan Perwakilan untuk memilih wakil-wakil Tepi Barat.
Sejarah Yordania
Sejarah wilayah yang kini dikenal sebagai Yordania itu dimulai sekitar 9.000 tahun yang lalu, yaitu ketika sekelompok suku pemburu mendirikan suatu pemukiman pertanian yang permanen yang dikenal sebagai masyarakat paling tua di dunia-di tempat yang kemudian menjadi kota Yeriko.
Seperti yang tersurat di dalam Injil, daerah modern Yordania sekarang ini merupakan tempat beradanya kerajaan Moab, Edom, Ammon, dan Gilead. Setelah abad ke-10 sebelum Masehi, bagian barat wilayah itu dimasukkan ke dalam kerajaan Ibrani Yudea.
Kemudian bangsa Yunani (pada abad ke-4 sebelum Masehi) dan bangsa Romawi (dari abad ke-1 sampai ke-4 Masehi) menguasai tanah ini. Pada abad ke-7 Masehi, daerah ini ditaklukkan oleh orang Arab pengikut Nabi Muhammad SAW dan menjadi daerah kekuasaan kerajaan muslimin.
Para pendatang Arab itu memperkenalkan agama Islam kepada rakyat wilayah itu. Yordania kemudian dikuasai oleh Bani Usmani selama 4 abad (1516-1918).
Imperium Turki Usmani itu hancur pada akhir Perang Dunia | (1918) dan Liga BangsaBangsa menjadikan Transyordania bagian timur sekarang sebuah daerah mandat Inggris.
Pada tahun 1923, Inggris membentuk emirat (kerajaan) Transyordania setengah merdeka di bawah pemerintahan Emir Abdullah ibn Hussein-seorang anggota Bani Hasyim, yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
Dengan demikian, Yordania menjadi suatu negara yang berdiri sendiri untuk pertama kali dalam sejarahnya.
Transyordania mendapat kemerdekaan penuh pada tahun 1946, sedangkan nama negara itu diubah menjadi Kerajaan Yordania. Pada tahun 1948, segera setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa membagi Palestina ke dalam suatu negara Arab (yang tak pernah terwujud) dan negara Yahudi (sekarang Israel), Yordania ikut dalam Perang Arab-lsrael yang pertama (1948-1949).
Ketika suatu perlucutan senjata antara Israel dan negara-negara Arab ditandatangani pada tahun 1949, pasukan Yordania menguasai Tepi Barat Sungai Yordan. Daerah ini dikuasai oleh Yordania pada tahun 1950.
Raja Abdullah terbunuh pada tahun 1951. Setelah suatu kekuasaan singkat oleh putra Abdullah, Talal, Raja Hussein I (Putra Talal)Raja sekarang-menduduki takhta. Sang raja yang mendapat kekuasaan penuh pada usia 18 tahun itu, terpaksa menghadapi banyak masalah.
Pendudukan Israel atas Tepi Barat Sungai Yordan-setelah Perang Arab-lsrael tahun 1967-mengakibatkan kerugian-kerugian hebat dalam ekonomi. Beban tambahan ditimbulkan oleh ribuan pengungsi baru dan timbulnya nasionalisme Palestina yang kuat.
Raja Hussein adalah seorang tokoh yang dominan dalam urusan-urusan Yordania. Keterlibatannya yang utama sejak pendudukan Israel atas Tepi Barat pada tahun 1967 itu adalah upaya mengembalikan lahan itu kepada kekuasaan Yordania dan mencari suatu penyelesaian yang adil terhadap “masalah Palestina” itu.
Bersamaan dengan itu, dia berusaha mendapat kekuasaan atas suatu negara yang kini didominasi oleh bangsa Palestina. Hubungan Yordania dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang mewakili kepentingan Palestina di Timur Tengah, bervariasi mulai dari kerja sama sampai perang.
Pada tahun 1970, dihadapkan kepada semakin meningkatnya keresahan Palestina, tentaranya memadamkan suatu pergerakan Palestina dan mengusir para pemimpin PLO dari negara itu.
Namun, pada tahun 1974, di bawah tekanan dari para pemimpin Arab yang lain, dia setuju mengakui PLO sebagai juru bicara tunggal untuk hak-hak Palestina atas Tepi Barat.
Pada tahun 1982 dia menolak satu rencana yang didukung oleh Amerika Serikat untuk menciptakan suatu daerah otonom Palestina di Tepi Barat dalam federasi dengan Yordania sebab rencana itu membawa kepada perundingan langsung dengan Israel tanpa PLO.
Setelah usahanya yang terus-menerus untuk membawa Palestina ke dalam proses perdamaian menemui kegagalan, Hussein pada tahun 1986 membatalkan perundingan selanjutnya dengan pemimpin PLO Yasser Arafat.
Diulas oleh:
ALAN R. TAYLOR, Universitas Amerika, Washington D.C Diulas oleh YASSlN EL-AYOUTY, Dosen Universitas St. John, Himpunan Timur Tengah untuk Amerika Utara
Editor: Sejarah Negara Com