Togo merupakan suatu jalur lahan sempit yang dikelilingi oleh tiga negara lainnya dan laut. Ia merupakan salah satu di antara negara-negara terkecil di seluruh benua Afrika. Akan tetapi, di negeri yang kecil ini, yang titik paling lebarnya tidak lebih dari 160 km, memiliki lebih dari 40 logat dan bahasa.
Republik Togo berbatasan dengan Ghana di sebelah barat, dengan Burkina di sebelah utara, dan dengan Benin di sebelah timur. Pesisir laut terdapat di sebelah selatan, di Teluk Guinea.
Geografi Togo
Geografi negeri ini berkisar antara dataran yang rendah dan rata serta laguna di daerah pesisir sampai sebaris perbukitan yang melintasi negeri ini dari Ghana sampai ke Benin. Beberapa buah sungai bermata air di daerah perbukitan ini.
Yang terpenting di antara sungai-sungai itu adalah Sungai Mono, di mana pada salah satu titik alirannya membentuk sebagian perbatasannya dengan Benin. Meskipun sungai yang besar seperti Mono, Ogou dan Oti tidak pernah kering sepanjang tahun, tetapi banyak riam kecil yang mengering di musim kemarau.
Iklim
Vegetasi dan tanaman budidaya Toko sebagian besar diatur oleh pergantian musim hujan dan musim kemarau. Di sebelah utara terdapat satu musim hujan yang berlangsung dari bulan April sampai Oktober, kemudian disusul dengan periode dengan curah hujan yang sangat rendah selama berbulan-bulan.
Kunjungi Peta Togo atau di google map
Ke arah selatan terdapat dua musim hujan. Musim hujan utama berlangsung dari bulan April sampai awal Juli; musim hujan kedua yang lebih pendek berlangsung dari bulan Oktober sampai November. Musim kemarau yang berlangsung dari bulan November sampai Maret merupakan musim panen tanaman budidaya utama di negeri ini.
Kota Besar
Lome, ibu kota dan kota utama di Togo, terletak di perbatasan sebelah barat negeri ini yang jaraknya hanya beberapa mil saja dari Ghana. Kota ini terletak di jalur pantai yang rata dan berpasir di antara samudra dan sebuah laguna air asin.
Banyak di antara jalur-jalur jalan di kota yang molek dan sejuk dihias dengan pohon palem di kedua sisinya. Gedung pemerintah dan perkantoran yang bercat putih itu tampak kemilau ditimpa sinar matahari.
Lome merupakan pelabuhan laut yang ramai, tetapi sampai beberapa tahun yang lalu perairannya terlalu dangkal untuk menampung kapal laut yang besar. Perahu kecil harus digunakan untuk membongkar muatan dan mengangkut penumpang.
Keadaan tersebut berubah setelah pembangunan sebuah pelabuhan laut dalam yang selesai pada tahun 1968. Lome dengan jumlah penduduknya sekitar 100.000 jiwa itu adalah satu-satunya kota besar di Togo. Kota lainnya yang lebih kecil adalah Aneho, Sokode dan Atakpame.
Penduduk Togo
Penduduk Togo mempunyai banyak bahasa dan agama. Hal ini sebagian disebabkan oleh adanya medan yang bergunung-gunung di sebelah utara, sehingga penduduk hidup terpencar-pencar satu sama lain, oleh sebab itu mereka mampu mengembangkan bahasa dan kebudayaan mereka masing-masing.
Kelompok terpenting adalah orang Ewe, yang tinggal di sepertiga bagian selatan negeri ini. Dalam hubungannya dengan kelompok lainnya, mereka adalah yang paling berpendidikan dan paling makmur.
Orang Ewe, yang juga menghuni daerah di seberang perbatasan Ghana, sebagian besar masih menjadi petani, tetapi sebagian di antara mereka sekarang bergerak di bidang usaha dan perdagangan.
Karena mereka merupakan kelompok pertama yang mengadakan hubungan dengan para pemukim Eropa, orang Ewelah yang mula-mula terpengaruh oleh kebudayaan Barat.
Akhir-akhir ini banyak di antara mereka yang bermigrasi ke berbagai negara lain di Afrika Barat untuk menjadi kerani dalam pemerintahan dan dunia usaha.
Kelompok lainnya yang cukup besar tetapi tidak sebesar dan berpengaruh seperti orang Ewe adalah orang Akposo dan Ana yang hidup di daerah pegunungan tengah di negeri ini. Di antara penduduk daerah utara terdapat orang Bassari, Konkomba, Kabrai, dan Kotokoli.
Bahasa
Bahasa Prancis adalah bahasa resmi negara, tetapi berbagai bahasa dan logat lainnya juga digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Di sebelah selatan, bahasa yang umumnya digunakan adalah bahasa Ewe.
Di bagian lainnya, bahasa yang digunakan adalah logat Kotokoli, Kabrai, Hausa, Ana, dan Bassari. Secara keseluruhan, terdapat lebih dari 40 logat dan bahasa yang digunakan di negeri Togo yang kecil ini.
Agama
Penduduk Togo bagian selatan telah sejak dahulu dipengaruhi oleh kaum misi Kristen sehingga dewasa ini terdapat sekitar 200.000 pemeluk agama Kristen di daerah ini.
Di sebelah utara terdapat kira-kira 30.000 pemeluk agama Islam. Penduduk Togo lainnya menganut kepercayaan animisme. Kepercayaan dan tata cara tradisional masih tetap kuat di berbagai bagian negeri ini.
Semua kelompok mempunyai dewa mereka sendiri-sendiri yang diwujudkan dalam berbagai bentuk maupun kepercayaan kepada pedukunan dan klenik seringkali merupakan bagian dari struktur keagamaan.
Sebagian besar kelompok dibagi menjadi beberapa golongan umur, dengan upacara pentahbisan besar-besaran memasuki masyarakat dewasa setelah menginjak usia pubertas. Sejarah kelompok seringkali tetap dipegang teguh oleh kelompok yang bermigrasi ke daerah yang kini dihuninya.
Di beberapa kelompok, hewan-hewan tertentu seperti ular atau kadal dikeramatkan sebagai pemandu sebenarnya bagi penduduk sewaktu menuju ke tempat tinggal mereka yang sekarang.
Di samping memuja makhluk tertinggi, banyak kelompok yang memuja dewa-dewa lainnya seperti dewa halilintar atau dewa yang memperoleh kekuatan dari bumi ini sendiri.
Pendidikan
Pihak pemerintah telah berupaya untuk menyediakan pendidikan yang memadai untuk rakyatnya, tetapi masih juga terdapat berbagai kesulitan dan ketimpangan.
Gedung sekolah masih sangat kurang jumlahnya dan begitu pula dengan guru yang bermutu, terutama pada tingkat sekolah menengah. Meskipun pendidikan tingkat dasar dan menengah tidak dipungut bayaran, kira-kira hanya seperlima dari lulusan sekolah dasar yang melanjutkan ke sekolah menengah.
Togo bersama-sama dengan rekannya, Republik Benin mempunyai sebuah universitas. Institute du Benin yang didirikan pada tahun 1965 itu mempunyai cabang di Lomé dan Cotonou.
Ekonomi
Seperti halnya dengan berbagai negara Afrika Barat lainnya, ekonomi Togo terutama bertumpu kepada sektor pertaniannya. Sebagian besar kegiatan pertanian di negeri ini diarahkan ke penanaman tanaman pangan pokok untuk rakyat.
Di daerah sebelah selatan, makanan pokok penduduk adalah jagung dan singkong. Untuk penduduk bagian tengah, makanan pokoknya adalah bulgur, ubi, dan beras, dengan tambahan sedikit jagung.
Di sebelah utara, makanan pokok penduduknya adalah bulgur, cantel, dan ubi. Kacang tanah ditanam di seluruh negeri untuk diambil minyaknya. Produk utama untuk ekspor adalah cokelat, kapas, kopi, dan minyak kelapa.
Togo belum banyak memelihara ternak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga daging terpaksa harus diimpor dari negara-negara di sekitarnya.
Produk mineral utama Togo adalah fosfat yang digunakan dalam pembuatan pupuk kimia. Salah satu di antara tambang fosfat paling kaya di dunia terletak di Kpéme, kira-kira 32 km dari Lomé. Mineral lainnya yang terdapat dalam jumlah kecil di negeri ini adalah boksit, hematit, kromit, dan bijih besi.
Sejarah dan Pemerintahan Togo
Sejarah modern Togo diawali dengan sebuah perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1884 antara utusan kaisar Jerman dan kepala suku negeri ini.
Sebelum itu, kaum misi Jerman telah menembus ke utara dari pesisir. Kekuasaan formal Jerman dimulai setelah Konperensi Berlin (1884-1885) dan berbagai persetujuan (1897 dan 1899) antara Inggris, Prancis, dan Jerman yang menciptakan perbatasan Togo yang sekarang.
Pasukan Inggris dan Prancis menduduki Lomé pada permulaan Perang Dunia I. Pada akhir perang, wilayah Jerman di Togo dibagi menjadi dua bagian. Bagian sebelah barat dijadikan daerah mandat Inggris, sedangkan bagian timur menjadi daerah mandat Prancis.
Pada tahun 1946 kedua daerah mandat itu menjadi wilayah perwalian PBB. Pada tahun 1956, setelah dilangsungkannya suatu plebisit yang diawasi oleh PBB, wilayah Inggris yang dikenal sebagai Togoland Inggris, menjadi bagian dari Pantai Emas, yang kelak menjadi negara Ghana. Tagoland Prancis memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1960 dan menjadi Republik Togo.
Peristiwa
Masa sesudah kemerdekaan merupakan masa kemelut bagi Togo. Presidennya yang pertama Sylvanus Olympio, digulingkan pada tahun 1963 dalam suatu pemberontakan militer dan terbunuh.
Penggantinya Nicolas Grunitzky juga digulingkan pada tahun 1967 dalam suatu kudeta militer yang dipimpin oleh Letnan Kolonel, kemudian Jenderal Etienne Eyade’ma mengambil alih jabatan kepresidenan. Eyadema kemudian mengafrikakan namanya menjadi Gnassingbe Eyadema.
Pemerintahan Eyadema yang lama membawa sedikit stabilitas di Togo. Pada tahun 1979, dalam pemilihan umum pertama yang diadakan setelah 16 tahun, dia merupakan calon tunggal dan kedudukannya sebagai presiden pun dikukuhkan.
Di bawah undang-undang dasar yang disahkan pada tahun 1979, presiden Togo yang merupakan kepala negara maupun kepala pemerintahan dipilih untuk masa jabatan 7 tahun.
Presiden mengetuai Dewan Menteri dan dapat membubarkan badan legislatif, yakni Majelis Nasional, yang dipilih untuk masa bakti 5 tahun. Togo hanya mempunyai satu partai politik yang sah, yakni Persatuan Rakyat Togo (Rally of the Togolese People R TP).
Di ulas oleh:
L. CRAY COWAN, Direktur, Lembaga Pengkajian Afrika, Universitas Columbia.
EDITOR: Sejarah Negara Com