Sekilas Tentang Asia – Tapal batas konvensional Asia melukiskan suatu wilayah yang luas dari Pegunungan Ural, Laut Kaspia dan Laut Hitam, pantai Asia Kecil, Laut Tengah bagian timur dan Laut Merah, hingga ke untaian kepulauan Indonesia, Filipina, dan Jepang yang memanjang sampai ke Semenanjung Kamchatka.
Wilayah kutub yang tertutup es di utara dan lautan tropis di bagian selatan membentuk garis depan lainnya dari belahan dunia ini. Asia membentuk sepertiga luas wilayah bumi, memiliki aneka iklim, menaungi kondisi kehidupan manusia yang paling beragam, dan mencakup sejumlah peradaban manusia yang dominan.
Jantung wilayahnya merupakan suatu wilayah yang sangat luas dan besar, yaitu bagian terbesar dari daratan bumi, yang menonjol dari laut seluas ribuan kilometer. Sekaligus daratan Asia meliputi wilayah pulau seperti Sri Lanka, wilayah semenanjung seperti India yang memanjang ribuan kilometer ke Samudra Hindia, dan wilayah kepulauan seperti Indonesia, tempat samudera sekitar berfungsi sebagai bagian lingkungan hidup manusia.
Kunjungi Peta Asia atau di google map
Penduduk Asia
Penduduk Asia tidak hanya mewakili jumlah yang besar, tetapi juga suatu kaleidoskop budaya yang sangat membingungkan, beberapa di antaranya sebenarnya adalah suatu peradaban yang utuh. Awal peradaban manusia dapat dilacak di Asia.
Peradaban lembah Sungai Tigris dan Efrat, kota-kota Mohenjo Daro dan Harappa di Lembah Sungai Indus, serta peradaban Cina Kuno merupakan sebagian dari peradaban manusia yang paling kuno yang dapat dilukiskan yang berasal dari Asia.
Dua ribu lima ratus tahun yang lampau, orang-orang migran dari India Utara, dengan menunjukkan kemampuan mengarungi lautan, tiba di Sri Lanka dan bermukim serta mengembangkan suatu peradaban khas Asia.
Sejarah Asia penuh dengan contoh-contoh perembesan budaya dan perpindahan penduduk serta pengembangan pusat-pusat peradaban segar yang pengaruhnya menjadi rumit dan berbeda pola ragamnya. Oleh karena itu, sejarah Asia merupakan paduan jaringan yang sangat kaya dan beragam.
Agama-agama dunia pun berasal dari Asia. Wilayah timur Laut Tengah telah melahirkan agama Yahudi dan Kristen. Islam datang dari Arabia. Hindu dan Budha juga lahir di Asia. Namun, beberapa agama yang besar ini tidak hanya menetap di daratan Asia saja. Kristen menyebar ke Eropa. Islam menyebar dari Arabia ke seluruh Afrika Utara, India, Asia Tenggara dan berbagai bagian dunia lainnya.
Hindu menjadi agama yang dominan di anak benua India. Pesan Budha yang Pengasih, yang semula disuarakan di India menyebar ke Asia Tenggara, Cina dan Jepang. Budha dibawa ke Sri Lanka oleh Pangeran Mahinda pada saat Kaisar Asoka berkuasa pada abad ke-3 sebelum Masehi dan dengan cepat berkembang di antara rakyatnya.
Selama berabad-abad, secara terus-menerus, agama Budha tetap menjadi sumber peradaban utama serta jiwa yang menghidupi penduduk Sri Lanka. Meskipun terhalang oleh berbagai rintangan misalnya pegunungan, wilayah yang tak terjangkau, lautan luas, waktu dan jarak yang sangat luas-pengaruh pusat-pusat peradaban budaya Asia yang subur itu berkembang ke berbagai bagian Asia dan dunia lainnya.
Asia bukanlah suatu daerah yang seragam. Wilayah yang sangat luas, yang mencakup berbagai suku bangsa, tentulah tidak seragam. Oleh karena itu, akan menjadi realistis untuk berbicara tentang banyak sub bagian Asia seperti Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Tengah, Asia Utara, Asia Selatan, Asia Baratdaya, seperti halnya kecenderungan yang akhir-akhir ini terus berkembang.
Hal ini sesuai dengan pola-pola demografi dan geografi serta membantu membatasi wilayah yang dominan pengaruhnya. Namun, subbagian ini tidaklah mengurangi keberadaan unsur budaya dan penduduk yang ada di seluruh Asia. Hal ini telah menciptakan suatu identitas diri yang menjadi landasan objektif yang menjelaskan bahwa Asia dan orang Asia berbeda dengan Eropa dan orang Eropa serta orang bukan-Asia lainnya.
Tentu saja tidak terdapat suatu lengkung budaya Asia yang mencakup semua bangsa dan wilayah yang berbeda-beda itu. Untuk melihat jati diri Asia, kita cukup hanya dengan memandang unsur-unsur budaya yang sangat membingungkan itu.
Dampak evolusi, perluasan, serta migrasi selama berabad-abad, perlahan-lahan menciptakan suatu identitas terpisah, tidak terstruktur, dan tidak terpusat, seperti halnya ciri dasar masyarakat petani dan masyarakat tradisional Asia.
Sentral identitas dan integritas Asia terletak di pedesaan dan di berbagai unit masyarakat kecil di wilayah yang sangat luas ini. Tentu saja dari waktu ke waktu telah jatuh dan bangun berbagai kerajaan besar yang gemilang. Terdapat juga identitas yang dibangun atas ras, suku, bahasa, dan agama, tetapi tak satu pun mengisyaratkan kesatuan atau perasaan kesadaran Asia yang menyeluruh.
Dampak Eropalah yang umumnya mengarah kepada perkembangan struktur politik dan sosial di Asia yang menyatu. Di dalam tapal batas yang dibuat oleh para kolonis diciptakan suatu wilayah kesatuan administrasi. Kekuasaan Eropa juga merangsang perasaan kebangsaan di dalam tapal batas ini dan tatkala kekuasaan Eropa menurun, penduduk koloni membentuk suatu negara.
Nasionalisme mendengungkan kebangkitan dan kelahiran budaya asli. Hal ini tercermin tidak hanya di dalam kesadaran diri dan kebanggaan kebangsaan, tetapi juga jati diri mereka sebagai negara Asia dan pengalaman sejarahnya yang sama yang telah dijunjung selama zaman kolonial.
Asia kini sedang bangkit dari fase pasca kolonial. Berbagai negara merdeka di Asia mencerminkan vitalitasnya. Beberapa negara besar juga muncul di Asia, yang mewakili pokok kekuasaan dan pengaruh yang utama. Beberapa negara kecil kini semakin meneguhkan kedaulatan dan kemerdekaannya. Masa depan Asia tampaknya tidak lagi berkenaan dengan dampak Eropa terhadap Asia, tetapi dengan sumbangan Asia kepada dunia.
Diulas oleh:
Sirimavo RD. BANDARANAIKE Mantan Perdana Menteri Sri Lanka
Editor: Sejarah Negara Com