Riwayat minyak bumi dimulai berjuta-juta tahun yang lalu, ketika bumi ini masih dihuni oleh binatang-binatang purba raksasa, ketika bumi ini masih ditutupi oleh lautan-lautan yang hangat dan dangkal.
Di dalam lautan ini hiduplah binatang-binatang laut yang kecil yang tak terhingga banyaknya. Ketika mereka mati, jasadnya membusuk menjadi suatu endapan. Setelah beberapa waktu lamanya, endapan ini menjadi sangat tebal dan kemudian ditutupi oleh lumpur.
Berat air dan lumpur menekan endapan ini, dan merubahnya menjadi tetesan-tetesan minyak. Lumpur tersebut mengeras menjadi batu-batuan berpori. Kemudian batu-batuan ini menyerap tetesan-tetesan minyak seperti spons yang menyerap air.
Lambat laun, minyak itu merembes keluar dari batu-batuan lalu tiba pada suatu batas yang biasanya terdiri dari batu-batuan yang tidak berpori. Di situlah minyak itu tertahan dan tidak bisa lagi merembes lebih jauh.
Karena batu-batuan yang tidak berpori maka tidak dapat menyerap minyak, maka minyak tersebut semakin banyak terkumpul di dalam batu-batuan berpori. Kemudian mereka menjadi apa yang kita sebut sebagai ladang minyak.
Keseluruhan proses pembentukan ladang minyak membutuhkan waktu berjuta-juta tahun. Ladang minyak ada yang besar dan ada yang kecil. Mereka bisa dijumpai dekat atau jauh di bawah permukaan bumi, tergantung dari perubahan strata (lapisan) kulit bumi.
Lapisan tersebut biusa dijumpai di seberang tempat di dunia ini, dimana jenis batu-batuan yang tepat terdapat. Tetapi kebanyakan ladang minyak ini mengandung sedikit sekali minyak, dan tidak menguntungkan kalai diambil.
Begitulah sejarah bagaimana minyak bumi terjadi.
Baca juga: Sejarah pengeboran minyak di Amerika Serikat