Sejarah penduduk Uni Soviet – Di Uni Soviet, setiap orang pada dasarnya adalah warga negara Soviet, tetapi sekaligus ia juga mempunyai kebangsaannya sendiri yang terpisah. Ia termasuk salah satu dari 100 suku bangsa yang berbeda-beda yang hidup di Uni Soviet.
Orang yang berada dalam satu suku bangsa memiliki bahasa, budaya, serta pengalaman sejarah yang sama. Kebangsaan adalah penting bagi warga negara Uni Soviet, setiap orang amat sadar akan kesukuannya, misalnya Georgia, Lithuania, Rusia, atau apa saja.
Situasi ini berbeda sekali dengan di Amerika Serikat yang merupakan ”periuk pelebur” tempat orang dari berbagai bangsa, walaupun tetap bangga atas asaI-usulnya, perlahan-lahan menganggap diri mereka orang Amerika lebih dari segalanya.
Kunjungi Uni Soviet di google map
Hal ini terjadi di Amerika, karena orang telah meninggalkan negara tempat asalnya dan sekarang tinggal di suatu negara yang baru. Di Uni Soviet, sebaliknya, sebagian besar suku bangsa masih tinggal di daerah yang sama secara turun-temurun.
Selagi kekaisaran Rusia memperluas wilayahnya selama berabad-abad, banyak bangsa yang bukan Rusia jatuh ke bawah kekuasaan Tsar. Ketika kaum komunis mengambil kekuasaan di tahun 1917, mereka lebih memperketat kontrol atas bangsa-bangsa ini.
Untuk tujuan pemerintahan, Uni Soviet dibagi menjadi 15 daerah republik, masing-masing mewakili satu kelompok suku bangsa mayoritas. Orang Rusia, suku bangsa Slavia, merupakan kelompok suku bangsa terbesar yang wilayahnya membentang dari barat Moskow melintasi Siberia sampai ke Pasifik.
Sampai saat ini, orang Rusia merupakan lebih dari separuh jumlah seluruh penduduk negara. Sekarang jumlah orang Rusia berkurang dalam proporsi perbandingannya terhadap suku bangsa lainnya, khususnya suku bangsa di Pegunungan Kaukasus dan Asia Tengah.
Namun, orang Rusia tetap merupakan kelompok suku bangsa yang paling berpengaruh. Mereka menguasai Partai Komunis. Lenin sendiri, pemimpin pertama Uni Soviet, adalah orang Rusia.
Meskipun penggantinya, Joseph Stalin, adalah orang Georgia, dia berhati-hati dalam menyatakan bahwa orang Rusia adalah yang , ”paling menonjol” di antara suku-suku bangsa di Uni Soviet.
Di samping Rusia, masih terdapat dua suku bangsa Slavia yang besar di Uni Soviet ini-Ukraina dan Belorusia, yang bahasa dan budayanya mirip sekali. Ketiga kelompok suku bangsa ini bersama-sama membentuk hampir tiga perempat seluruh penduduk Soviet yang berjumlah lebih dari 264.500.000 jiwa.
Suku bangsa Ukraina merupakan kelompok suku bangsa terbesar kedua. Mereka tidak cukup kuat untuk dapat mendirikan sebuah negara yang merdeka sehingga mereka selalu didominasi oleh bangsa Polandia dan Rusia walaupun mereka sering memberontak.
Pengalaman ini membuat mereka sadar benar akan jati diri kesukuannya. Suku bangsa Belorusia, kelompok suku bangsa yang jauh lebih kecil yang tinggal di bagian baratlaut negara, memiliki rasa kebangsaan yang kurang berkembang.
Penduduk Republik Moldavia, yang berbatasan dengan Rumania, bertutur dalam bahasa Rumania. Sepanjang Laut Baltik, terdapat tiga republik kecil yaitu Estonia, Latvia, dan Lithuania yang berbeda satu dan lainnya serta berbeda dari bangsa Slavia dalam hal bahasa dan agamanya.
Suku bangsa Estonia bertutur dalam bahasa yang bertalian dengan bahasa Finlandia. Secara tradisional, suku bangsa Estonia dan Latvia beragama Protestan, sedangkan suku bangsa Lithuania beragama Katolik. Republik Baltik ini merdeka semenjak berakhirnya Perang Dunia I sampai Perang Dunia II, sebelum tentara Soviet, pada akhirnya, membawanya ke dalam kekuasaan Rusia.
Dalam penampilan dan budayanya, republik-republik di Laut Baltik ini adalah bagian Uni Soviet yang paling bersifat Eropa. Ketiga ibu kota negara itu memiliki berbagai bangunan serta jalan sempit, indah, dan melingkar-lingkar bergaya Gotik.
Penduduknya telah berpengalaman sebagai pandai kayu, pemintal, pengrajin kulit yang baik dan tradisi ini dilimpahkan ke bidang pembuatan perabotan dan kain cita modern yang menarik.
Berbagai suku bangsa dengan sejarahnya yang panjang tinggal di daerah pegunungan Kaukasus di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia Suku bangsa yang utama adalah suku bangsa Georgia, Armenia, dan Azerbaijan.
Suku bangsa Georgia, yang emosional tetapi mudah melucu, dapat menjadi teman yang amat menarik sekaligus amat garang. Mereka mempunyai budaya yang maju dan tua yang sangat mereka banggakan. Di daerah yang beriklim hangat, suku bangsa Georgia menanam teh, tembakau, buah-buahan, serta anggur yang lezat.
Para petani Georgia menempuh perjalanan sepanjang 1.609 km ke Moskow untuk membawa hasil pertaniannya sekali dalam setahun di saat harga barang di pasar mencapai puncaknya. Suku bangsa Armenia, lebih jauh ke selatan, juga merupakan orang yang berbudaya.
Selama berabad-abad mereka mengalami penderitaan di bawah kekuasaan bangsa Turki, Persia, Mongolia, dan lainnya yang menyerang daerah mereka. Hal yang sama berlaku bagi orang Islam di Azerbaijan.
Sebagian besar orang Islam Turki di Uni Soviet tinggal di Asia Tengah yang disebut Turkestan. Pada tahun 1920-an, Turkestan dibagi menjadi 5 republik, yaitu Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenia, Kirghizia, dan Tadzhikistan.
Orang-orang yang tinggal di keempat republik yang pertama adalah keturunan bangsa Nomad Turki yang mengembara di stepa-stepa dan padang pasir. Orang Tadzhik mempunyai hubungan darah dengan bangsa Persia. Kemajuan di bidang literatur dan ekonomi dapat disaksikan di Soviet Asia Tengah ini.
Banyak industri baru didirikan, sedangkan sistem irigasi yang ekstensif membuat daerah tersebut dapat ditanami berbagai tanaman yang menguntungkan-seperti kapas, buah-buahan, dan sayuran. Pemerintah Uni Soviet melihat bahwa standar hidup orang Soviet di Asia Tengah ini lebih baik dibandingkan dengan saudara-saudaranya di luar tapal batas negara.
Satu kelompok suku bangsa yang sangat besar yang tidak memiliki negara republiknya sendiri adalah suku bangsa Yahudi Soviet. Mereka terutama hidup di kota-kota bagian barat negara.
Di zaman Rusia Tsar, kaum Yahudi hidup di bawah pembatasan yang ketat dan seringkali menjadi korban antisemit yang terang-terangan. Saat ini kebijakan pemerintah dipandang oleh banyak negara sebagai antisemit pula.
Masih terdapat juga banyak suku bangsa kecil yang tersebar di wilayah yang sangat luas-Siberia. Suku bangsa Chukchi, misalnya, mendiami Semenanjung Chukchi di ujung timurlaut. Mereka dalam jumlah tertentu masih menjadi penggembala rusa kutub meniru kehidupan nomadik dan tidur di dalam tenda kulit rusa yang disebut yarangi.
Pemerintah mendesak mereka untuk tinggal menetap di satu tempat dengan menawarkan bantuan biaya pembangunan rumahnya. Hingga akhir-akhir ini, berbagai suku bangsa di utara menderita wabah penyakit yang gawat sehingga populasi mereka menurun. Suku bangsa ini masih berada di tingkat ekonomi dan budaya yang terendah.
Sekarang, mereka memperoleh perawatan medis secara gratis, seperti penduduk Soviet yang lain. Bahasa tulis telah diciptakan untuk mereka dan sekarang terdapat buku-buku dalam bahasa tersebut, mereka juga memiliki fasilitas sekolah dan kebudayaan.
Semua suku bangsa di Uni Soviet, besar ataupun kecil, mempertahankan adat serta tradisi kunonya. Namun, mereka juga sedang di bawah pengaruh yang kuat program Rusianisasi, yaitu dominasi oleh suku bangsa Rusia, yang telah menyebar di seluruh bagian negara.
Orang non-Rusia merasa tersinggung sekali dengan Rusianisasi ini dan tampaknya mereka semakin sadar dan bangga akan identitas sukunya yang tersendiri.