Sejarah kemajuan Islam 2 zaman 3 kerajaan besar tahun 1500-1700 Masehi – Pada fase kemajuan Islam 2 ini, tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah Kerajaan Utsmani di Turki, Kerajaan Syafawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Sultan Muhammad Al-Fatih (1451-1481 M) dari Kerajaan Utsmani mengalahkan Kerajaan Bizantium dengan menduduki Istambul pada tahun 1453 M. Dengan demikian, ekspansi ke arah barat berjalan lebih lancar.
Akan tetapi, pada zaman Sultan Salim (1512-1520 M), perhatian ke arah barat dialihkan ke arah timur. Persia mulai diserang dan dalam peperangan Syah Ismail dikalahkan dan dipukul mundur. Setelah menguasai Suria, Sultan Salim merebut Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Kairo jatuh pada tahun 1517 M.
Kemajuan-kemajuan lain dibuat oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M). Sultan Sulaiman adalah Sultan Utsmani terbesar pada masanya. Pada zamannya, Irak, Belgrade, Pulau Rhodes, Tunis, Budapest, dan Yaman dapat dikuasai. Winen ia kepung pada tahun 1529 M.
Pada masa kerajaannya daerah kekuasaan Kerajaan Utsmani mencakup Asia Kecil, Armenia, irak, Suria, Hejaz, serta Yaman di Asia, Mesir, Libia, Tunis, serta Aljazair di Afrika, dan Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.
Sementara itu, di Persia muncul satu dinasti baru yang kemudian merupakan suatu kerajaan besar di dunia Islam. Dinasti ini berasal dari seorang sufi Syekh Ishak Safiuddin (1252-1334 M) dari Ardabil di Azarbaijan. Syekh Safiuddin beralirah Syi’ah dan mempunyai pengaruh besar di daerah itu.
Cucunya bernama Syekh Ismail Syafawi dapat mengalahkan dinasti-dinasti lain, terutama kedua suku bangsa Turki Kambing Putih dan Kambing Hitam, sehingga Dinasti Syafawi dapat menguasai seluruh daerah Persia.
Di sebelah barat, Kerajaan Syafawi berbatasan dengan Kerajaan Utsmani dan di sebelah timur berbatasan dengan India yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mughal. Syekh Ismail berhasil menjadikan aliran Syi’ah sebagai madzab yang dianut negara.
Di antara sultan-sultan besar dari Kerajaan Syafawi, selain Syah Ismail (1500-1524 M), terdapat nama Syah Tahmasp (1524-1576 M), dan Syah Abbas (1557-1629 M). Sesudah Syah Abbas, raja-raja Syafawi tidak ada yang kuat lagi dan akhirnya dapat dijatuhkan oleh Nadir Syah (1736-1747 M), kepala dari salah satu suku bangsa Turki yang terdapat di Persia pada saat itu.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibukota, didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Setelah menundukkan Kabul, ia melalui Khybar Pass, menyeberang ke India pada tahun 1805 M. Lahore jatuh ke bawah kekuasaannya pada tahun 1523 M, dan empat tahun kemudian India Tengah dapat dikuasainya.
Anaknya, Humayun (1530-1556 M) menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Mughal. Dan anaknya, Akbar (1556-1606 M) menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu dan kemudian Bengal.
Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang liberal dan ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi.
Sultan-sultan besar sesudah Akbar antara lain : Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1659-1707 M). Sesudah Aurangzeb terdapat sultan-sultan lemah yang tidak dapat mempertahankan kelanjutan Kerajaan Mughal India.
Baca juga: Fase kemunduran Islam 2 1700 sampai 180 M
Masa kejayaan 3 kerajaan bidang literatur dan arsitek
Masing-masing dari ketiga kerajaan besar tersebut mempunyai masa kejayaan sendiri-sendiri, terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. pada zaman inilah mulai muncul literatur dalam bahasa Turki. Pada masa-masa sebelumnya, pengarang-pengarang Turki menulis dalam bahasa Persia.
Pada zaman Sultan Salim I dan Sultan Sulaiman, dikenal dua pengarang bernama Fuzuli dan Baki, yang kemudian disusul pada abad ke-18 oleh Nedim dan Syekh Ghalib. Dalam bidang arsitek, sultan-sultan mendirikan istana-istana, masjid-masjid, benteng, dan sebagainya.
Diantara masjid yang terkenal adalah masjid Aya Sofia, yang pada mulanya adalah gereja, tetapi diubah menjadi masjid, dan masjid Sulaimania di Istambul. Masjid dalam bentuk arsitek Ottoman didirikan juga di luar daerah Turki, seperti masjid Muhammad Ali di Kairo.
Di India, bahasa Urdu juga meningkat menjadi bahasa literatur dan menggantikan bahasa Persia, yang sebelumnya dipakai di di kalangan istana sultan-sultan Delhi. Menurut sejarahnya, penulis-penulis besar pertama dalam bahasa Urdu adalah Mazhar, Sauda, Dard, dan Mir. Kesemuanya berada pada abad ke-18 M.
Akan tetapi, sebaliknya perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali dan ilmu pengetahuan di seluruh dunia Islam memang merosot waktu itu. Gerakan tarikat terus berkembang dan mempunyai pengaruh besar dalam hidup umat Islam.
Dengan timbulnya Turki dan India sebagai kerajaan besar, disamping bahasa Arab dan Persia, bahasa Turki dan bahasa Urdu mulai mulai pula muncul sebagai bahasa penting dalam Islam. Kedudukan bahasa Arab untuk menjadi bahasa persatuan semakin menurun.
Kemajuan Islam 2 ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam lapangan politik dan jauh lebih kecil dari Kemajuan Islam I (selengkapnya silahkan baca di artikel: Sejarah ekspansi Islam pertama zaman Abu Bakar).
Pada saat yang sama, Barat mulai bangkit, terutama dengan terbukanya jalan ke pusat rempah-rempah dan bahan mentah di Timur Jauh melalui Afrika Selatan dan dijumpainya Amerika oleh Columbus pada tahun 1492 M (selengkapnya silahkan baca di artikel sejarah Ekspedisi pertama yang membuktikan bumi itu bulat). Akan tetapi sebagaimana diterangkan Mc. Neill, dibandingkan kekuatan Eropa saat itu, kekuatan Islam masih lemah.