Sejarah ditemukannya Sinar X oleh Rontgen – Rontgen mengumumkan penemuan sinar X pada 28 Desember 1895, setelah sebelumnya ia rahasiakan. Ia menuliskannya pada sebuah laporan awal dengan judul “On a New Kind of Ray; A Preliminary Communication”, yang berisi detail penemuan sinar X.
Usai pengumuman tersebut, Rontge melanjutkan dengan sebuah studi mengenai transparansi relatif sinar terhadap substansi lain yang berbeda. Dari temuannya, ia menyimpulkan bahwa transparansi bervariasi, bergantung pada kerapatan substansi yang dilewati sinar X tersebut.
Rontgen melaporkan bahwa ia tidak dapat melakukan refleksi atau refraksi dari sinar yang ditemukannya. Sinar tersebut juga tidak bisa diarahkan dengan menggunakan cermin atau lensa. Ia mencatat bahwa sinar X akan menyebar ke segala arah saat keluar dari titik di mana sinar X tersebut keluar, dan sinar X tetap dihasilkan saat sinar menumbuk alumunium yang dimasukkan ke dalam gelas.
Tabung yang digunakan Rontgen untuk menemukan sinar X berbentuk seperti buah pir yang merupakan tabung Crookes dengan katode pada ujung satunya dan anode pada ujung lainnya. Sinar X dihasilkan pada daerah di mana sinar katode menabrak gelas pada ujung yang lebih besar dari tabung. Untuk mendapatkan gambaran yang tajam, sumber sinar X harus dibuat sekecil mungkin.
Saat awal-awal terbentuknya gambaran oleh sinar X, pada ujung tabung ditutupi dengan lempengan timbal yang mempunyai lubang kecil pada lempengan tersebut. Hanya sinar yang melewati lubang tersebut yang bisa digunakan untuk sistem ini sangat tidak efisien dan membutuhkan waktu yang lama. Tabung tersebut dirancang untuk memfokuskan berkas elektron menuju daerah dengan target kecil.
Dalam tulisannya, Rontgen menyatakan bahwa sinar X juga dihasilkan jika sinar katode dimasukkan ke alumunium di dalam gelas pada tabung. Tulisan Rontgen berikutnya diterbitkan pada bulan Maret 1896. Dalam tulisan tersebut, Rontgen memaparkan bahwa ia telah mencoba menggunakan berbagai macam material untuk dipakai sebagai target.
Dalam tuliasnnya yang ketiga, sekaligus merupakan tulisan terakhirnya yang dipublikasikan pada Mei 1897, Rontgen mengemukakan sebuah fenomena di mana setiap objek apa pun yang terekspos oleh sinar X akan mengeluarkan sinar X juga.
Rontgen menemukan adanya radiasi sekunder pada setiap objek yang diekspos dengan sinar X. Ia juga menemukan bahwa kualitas sinar X yang dihasilkan tergantung pada bahwan target yang digunakan. Kualitas sinar X akan semakin baik saat ditambahkan alumunium pada tabung dan target (saat itu menggunakan platinum sebagai bahan target) yang dimiringkan dengan sudut 45 derajat dari garis lurus katode.
Tabung sinar X yang pertama kali digunakan memiliki energi yang rendah dan waktu ekspos yang lama. Hingga akhirnya diketahui bahwa dengan menambah beda potensial antara katode dengan anode, kecepatan tumbukan elektron dari katode ke target menjadi lebih cepat.
Namun, hampir semua energi tumbukan elektron diubah menjadi panas saat elektron menumbuk target, sehingga disimpulkan harus ada penembahan massa dari bahan target untuk mencegah kelebihan panas.
Platinum tipis yang digunakan sebagai target pada awal dibuatnya tabung mudah meleleh akibat tumbukan elektron. Sebuah target dari platinum yang besar dan padat harganya akan sangat mahal. Karena itulah, bahan target ini kemudian diganti dengan tungsten.
Tungsten merupakan bahan target yang tidak mudah meleleh akibat tumbukan elektron. Namun, pada waktu tertentu, bahan target ini juga akan rusak, terutama pada bagian yang menjadi target dari tumbukan elektron, tetapi tidak secepat pada target dari platinum.
Penemuan tentang sinar X membuat Rontgen menjadi ilmuwan yang disegani. Penemuan tersebut mengantarkannya pada penghargaan dari University of Wuzburg. Ia juga menerima penghargaan sebagai warga kehormatan dari kampung halamannya di Lennep. Akan tetapi, ia tidak menghadiri hampir semua undangan yang ditujukan kepadanya dari masyarakat sains mengenai penemuan ini.
Pada tahun 1901, Rontgen menjadi penerima Nobel pertama untuk fisika. Kali ini ia mau berangkat menghadiri acara penerimaan Nobel, namun ia tidak memberikan kuliah sebagaimana yang dilakukan ilmuwan lain saat menerima Nobel.
Itulah catatan sejarah ditemukannya sinar X oleh Rontgen. Mungkin anda penasaran dengan Rontgen? Silahkan baca artikel Biografi singkat Wilhelm Conrad Rontgen penemu sinar X, semoga menambah wawasan dan pengetahuan.