Sejarah Negara Com – H. Abdurrahman Baswedan lahir tanggal 9 September 1908 di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, dan meninggal dunia tanggal 16 Maret 1986 di Jakarta pada uusia 77 tahun.
Tokoh yang populer dengan A.R. Baswedan ini adalah seorang Pahlawan Nasional. Dalam masa perjuangannya, beliau dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, muballigh, dan juga sastrawan Indonesia.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia Abdurrahman Baswedan pernah menjadi anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia), Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante.
Beliaulah diplomat pertama Republik Indonesia dan berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi RI dari Mesir. Selain menguasai bahasa dengan baik A.R. Baswedan juga fasih menggunakan Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Bahasa Belanda.
Informasi pribadi
Nama | Abdurrahman Baswedan |
Lahir | 9 September 1908, Surabaya, Hindia Belanda |
Meninggal dunia | 16 Maret 1986 (umur 77), Jakarta, Indonesia |
Tokoh | Pahlawan Nasional Nasionalis dan mubaligh yang meyakinkan Mesir untuk mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto |
Penetapan | 2018 |
Makam | TPU Tanah Kusir |
Partai politik | Persatuan Arab Indonesia Partai Masyumi |
Pasangan | Sjaichun (1925-1948) Barkah Ganis (1950-1986) |
Hubungan | Anies Baswedan (cucu) Novel Baswedan (cucu) |
Anak | 11 |
Profesi | Jurnalis |
Penghargaan sipil | Pahlawan Nasional Indonesia |
Jabatan
Jabatan | Wakil Menteri Penerangan Indonesia |
Masa jabatan | 2 Oktober 1946 – 3 Juli 1947 |
Presiden | Soekarno |
Perdana Menteri | Sutan Sjahrir |
Pendahulu | Ali Sastroamidjojo |
Pengganti | Jabatan dihapus |
Riwayat
Tahun | Peristiwa penting |
---|---|
1937 | Abdurrahman Baswedan membawa PAI masuk ke dalam Majelis Islam ala Indonesia (MIAI) |
1939 | Sebagai ketua, PAI turut dibawanya bergabung dalam Gerakan Politik Indonesia (GAPI) yang dipimpin Moehammad Husni Thamrin. |
1942 | ditahan pada masa pendudukan Jepang |
1945 | Menjelang Indonesia merdeka, A.R. Baswedan menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) |
1948 | Saat Indonesia merdeka, ia mengorbankan keselamatan dirinya saat membawa dokumen pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Mesir |
1950 | Bergabung dalam Partai Masyumi. A.R. Baswedan menjadi pejabat teras partai Islam terbesar dalam sejarah Indonesia itu |
1986 | A.R. Baswedan menyelesaikan naskah autobiografinya di Jakarta pada akhir bulan Februari 1986. Sekitar 2 minggu kemudian, kondisi kesehatan A.R. Baswedan menurun dan meninggal. A.R. Baswedan dimakamkan di TPU Tanah Kusir berdampingan dengan para pejuang Indonesia yang menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. |
Penghargaan
Tahun | Penghargaan |
---|---|
1970 | Negara mengakui A.R. Baswedan sebagai salah seorang Perintis Kemerdekaan. |
1992 | Negara mengakui dan menghargai kontribusi besar A.R. Baswedan yang turut menyusun UUD 1945 dalam BPUPKI. Karena itu, negara menganugerahkan Bintang Mahaputra Utama kepada A.R. Baswedan dan 44 anggota BPUPKI lainnya. |
1995 | Pada Juli 1995 Duta Mesir untuk Indonesia, Sayed K El Masry memberikan penghargaan kepada A.R. Baswedan berupa piagam dari bahan papirus, yang berisikan naskah Perjanjian Persahabatan RI-Kerajaan Mesir pada 10 Juni 1947 dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. |
1995 | Pada 23 Desember 1995, Aljazair memberikan medali kepada A.R. Baswedan atas pertemanannya dengan para tokoh Aljazair dan memberikan bantuan moril atas peristiwa Revolusi Aljazair 1 November 1954. |
2013 | Presiden Soesilo Bambang Yoedhoyono juga menganugerahi A.R. Baswedan Bintang Mahaputra Adipradana pada 10 Agustus 2013. |
2018 | Negara memberikan anugerah Pahlawan Nasional kepada A.R. Baswedan atas jasa-jasanya dalam kemerdekaan Indonesia. |
Sumpah Pemuda Keturunan Arab
A.R. Baswedan mengumpulkan dan menyatukan para pemuda Arab untuk berkomitmen menyatakan Indonesia sebagai tanah air. Terinspirasi oleh Sumpah Pemuda yang digalang oleh Muh. Yamin, Soegondo, dan kawan-kawan pada 28 Oktober 1928 di Jakarta, para pemuda keturunan Arab pun mengucapkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab di Semarang setelah mendirikan Persatoean Arab Indonesia (PAI), di kemudian hari menjadi Partai Arab Indonesia (PAI).
Di bawah ini adalah isi Sumpah Pemuda Keturunan Arab:
- Tanah Air Peranakan Arab adalah Indonesia (sebelumnya mereka berkeyakinan tanah airnya adalah negeri-negeri Arab dan senantiasa berorientasi ke sana).
- Peranakan Arab harus meninggalkan kehidupan menyendiri (mengisolasi diri).
- Peranakan Arab memenuhi kewajibannya terhadap tanah-air dan bangsa Indonesia.
Karya
Karya-karya A.R. Baswedan tersebar di banyak media, namun sayang tidak semua tulisannya sempat terkumpulkan dan diterbitkan secara kronologis. Berikut ini sebagian karya A.R. Baswedan yang sempat dikumpulkan dan dicetak: (Wikipedia)
- Debat Sekeliling PAI (tahun 1939)
- Beberapa Catatan tentang Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab (1974)
- Buah Pikiran dan Cita-cita AR Baswedan (diterbitkan Sekjen PAI, Salim Maskati).
- Menuju Masyarakat Baru, sebuah cerita Toneel dalam 5 Bagian.
- Rumah Tangga Rasulullah diterbitkan Bulan Bintang pada 1940, Shalahuddin Press menerbitkan ulang buku ini pada 1980-an; pada 2018 ini Qafmedia menerbitkan kembali buku ini.
- AR Baswedan: Revolusi Batin Sang Perintis [2016] (buku ini dikumpulkan dan disunting Nabiel A. Karim Hayaze dan berisi tulisan terpilih A.R. Baswedan dan tentang A.R. Baswedan dari peneliti).