Sejarah adalah guru kehidupan – Presiden pertama Republik Indonesia beliau Ir. Soekarno pernah berucap :”jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat memahami sejarahnya.
Sebab jika tidak bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang kecil, sehingga tidak mungkin menjadi bangsa yang besar. Pesan ini kemudian dikenal dengan ungkapan Jas Merah (Jangan sekali-kali melupakan sejarah).
Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris semasa Perang Dunia II mengatakan “Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.”
Sementara itu, Ibnu Khaldun mengatakan: dengan sejarah kita mengenal bangsa-bangsa terdahulu terutama segi moral politik penguasa.
Orator zaman Romawi Kuno Cicero bahkan meringkas manfaat sejarah dalam satu ungkapan : sejarah adalah guru kehidupan (historia magistra vitae).
Dengan demikian, mempelajari sejarah itu lebih dari sekadar mengetahui hal-hal yang terjadi pada masa lalu, apalagi menghafal peristiwa dan angka-angka belaka. Sejarah adalah guru kehidupan.
Mengapa Sejarah menjadi guru kehidupan?
Bagaimana sejarah dapat menjadi guru kehidupan?
- Karena mengandung pelajaran-pelajaran moral dan politik.
- Sejarah membuat kita mengenal bangsa kita sendiri dan bangsa-bangsa lain secara lebih dekat.
- Sejarah memperkokoh identitas kita sebagai bangsa, dan sejarah membantu kita berpikir holistik dan multiperspektif dalam memandang suatu peristiwa.
Baca juga: Sejarah sebagai panduan moral dan politik
Demikian sekilas mengenai Sejarah adalah guru kehidupan, semoga dapat menambah semangat kita untuk tidak meninggalkan sejarah dan mempelajarinya.