2 tipe penjelasan Sejarah: Causal Explanation dan Moral Judgment

Sejarah Negara Com – 2 tipe penjelasan Sejarah: Sejarah mungkin tidak asing bagi Anda. Sebagai sebuah disiplin ilmu, sejarah dipelajari dari sekolah dasar hingga perguruaan tinggi. Sejarah menarik karena cerita yang tersaji di dalamnya kadang mengerikan bahkan terkadang menggelikan.

Sebagian membawa kebaikan, sebagian yang lain menimbulkan polemik. Sejarah ditulis atas kepentingan. Namun, secara umum sejarah dapat dijelaskan melalui dua pendekatan; Causal Explanation dan Moral Judgment.

Bacaan Lainnya
2 tipe penjelasan Sejarah

1. Causal Explanation

Causal explanation atau sebab akibat adalah suatu jenis penjelasan yang berusaha memberikan jawaban di dalam sejarah terhadap pertanyaan “why something happened?”.

Metode ini, pada dasanya adalah metode yang digunakan dalam penelaah ilmu kealaman yang berusaha untuk mencari sebab dari sesuatu yang mungkin terjadi.

Lebih dari itu, metode ini bertujuan untuk mencari hukum umum (universal) yang terjadi dengan aktivitas alam semesta. Misalnya, air yang dipanaskan dalam suhu 100 derajat Celcius akan mendidih. Fenomena ini akan berlaku kapan pun dan di mana pun.

Atau, pada siang hari angin di laut bertiup sangat kencang, kemudian peneliti menyimpulan akan terjadi badai. Proses penyimpulan ini merupakan bentuk pengetahuan yang diperolehnya dari fakta-fakta masa lalu yang serupa.

Dengan causal explanation, manusia diperlakukan sama halnya dengan gejala alam. Mereka yang mempercayai penjelasan ini berpendapat bahwa setiap manusia memiliki gerak yang determinis. Oleh karenanya, perilaku manusia dapat diamati dan diprediksi secara tepat.

Salah satu sejarawan yang mendukung gagasan ini adalah Carl G. Hempel. Menurut Hempel, penjelasan dalam semua bidang ilmu sama. Lebih lanjut dikatakan bahwa kejadian sejarah bukan suatu kebetulan melainkan sudah diharapkan terjadi mengingat kejadian-kejadian sebelumnya. Harapan terjadinya peristiwa bukannya ramalan, tetapi melalui asumsi-asumsi hukum-hukum umum.

Salah satu pandangan sejarah yang bisa kita gunakan sebagai contoh dari causal explanation adalah mengenai keruntuhan kapitalisme yang diprediksi oleh kaum Marxis.

Menurut pendapat Marxisme, khususnya yang berhaluan ortodoks, dengan semakin berkembangnya kapitalisme yang menyebabkan jurang kemiskinan dan perbedaan kelas membesar, maka revolusi tidak akan terelakan. Hal ini akan terjadi tanpa gerakan buruh sekalipun.

Atau, misalanya di dalam peperangan, salah satu negara kalah karena angkatan daratnya lemah. Maka, ketika ada suatu negara yang kalah dalam berperang, sejarawan tidak melepaskan proposisi awal mengenai lemahnya angkatan darat.

Di dalam causal explanation, moral tidak diberi tempat. Bagi mereka, sejarah bukan untuk melukiskan mengenai moral manusia, tetapi hanya bertujuan untuk menjelaskan fakta-fakta yang terjadi di masa lampau.

Penulisan sejarah dalam hal ini yang ditujukan untuk memberikan metode instrumental dalam menelaah masa lampau sehingga dapat memperoleh kebenaran mengenai masa lampau, dan dalam penulisannya seorang sejarawan tidak memiliki kewajiban dalam melakukan penyimpulan moral.

Baca juga: Pengertian Sejarah menurut para ahli

2. Moral Judgment

Penjelasan kedua ini adalah suatu jenis penjelasan yang berusaha memberikan jawaban terhadap masalah tentang “how to evaluate what happened?”.

Kata “evaluate” pada dasarnya sudah membawa sebuah pesan bahwa dalam fakta masa lampau ada sesuatu yang harus dinilai. Proses penilaian ini tentu tidak lepas dari subjektivitas si penulis sejarah. Kembali lagi di sini tujuan menjadi patokan utama seseorang dalam melukiskan sejarah.

Collingwood (1889–1943) dalam hal ini menekankan bahwa sejarah bukan hanya unik dan tidak terulang–juga sejarawan tidak perlu menjelaskan gejala alam–melainkan ia harus menjelaskan tindakan manusia bebas yang melakukan tindakan sesuai dengan pikirannya.

Dengan penjelasan moral judgement, kita bukan hanya mendapatkan informasi mengenai masa lalu, tetapi kita pun mendapatkan interpretasi masa lalu itu untuk kepentikngan kita masa kini.

Tak lepas juga bahwa dengan penjelasan ini kita dapat mengetahui apa motif seseorang dalam menulis sejarah. Misalnya, dalam buku-buku sejarah produk Orde Baru, penulisan sejarah perjuangan bangsa Indonesia lebih banyak diisi oleh cerita-cerita pertempuran bersenjata.

Memang, sejarah mengenai perjuangan diplomasi pun dapat kita temukan. Akan tetapi, Orde Baru telihat dominan menekankan sejarah pada cerita pertempuran karena penguasa Orde Baru tidak lain adalah penguasaa yang ditopang oleh kekuatan militer. Sejarah dengan demikian dapat dipandang sebagai alat legitimasi dan pencitraan kekuasaan.

Moral judgment pada intinya tidak ingin melewatkan aspek kemanusiaan di dalam penulisan dan analisis fakta sejarah. Karena sejarah dunia adalah sejarah manusia, maka manfaat penulisan sejarah bagi manusia pun tidak bisa dikesampingkan.

Dalam posisi ini, pendapat Carl G. Hempel yang menyebutkan bahwa sejarah hanya untuk menceritakan fakta masa lalu, dibantah. Apakah kita hanya mendapatkan fakta semata dalam penulisan sejarah? Lalu, apa gunanya fakta itu jika tidak kita nilai? Atau, apakah kita akan membiarkan begitu saja pembantaian yang dilakukan oleh Hitler terhadap orang Yahudi? Hanya dipandang sebagai fakta masa lampau, lalu diceritakan kembali kepada anak cucu layaknya sebuah dongeng sebelum tidur?

Para penganut moral judgment tidak akan membiarkan fakta begitu saja ditampilkan. Mereka akan melakuan penilaian moral mengenai apa yang terjadi di masa lalu agar kita yang ada di masa sekarang ini bisa mengambil pelajaran.

Baca juga: Sifat sejarah

Pos terkait