Rwanda negara kecil di timur Afrika

Bendera Rwanda banyak bercerita tentang negeri dan rakyatnya. Bendera tersebut mempunyai tiga jalur vertikal yang sama lebarnya, yang masing-masing berwarna merah, kuning dan hijau. Di tengah-tengah jalur yang berwarna kuning tertera huruf R yang besar.

Jalur merah yang letaknya paling dekat dengan tiang bendera itu melambangkan darah dan pengorbanan yang telah dipersembahkan bagi kemerdekaan Rwanda.

Jalur kuning melambangkan kedamaian dan ketenteraman bangsa yang terlepas dari belenggu yang lama dan melumpuhkan; melambangkan pembebasan dari penghinaan dan sikap merendahkan dari rezim feodal dan kolonial. Jalur hijau melambangkan kepercayaan dan harapan di masa depan.

Peta Wilayah Rwanda

Kunjungi Peta Rwanda atau di google map

Geografi Rwanda

Rwanda adalah sebuah negara kecil yang terletak di sebelah selatan garis khatulistiwa di kawasan danau sebelah timur Afrika. Di sebelah utara berbatasan dengan Uganda, di sebelah timur dengan Tanzania, di sebelah selatan dengan Burundi, dan di sebelah barat dengan Republik Zaire.

Negeri yang terdiri atas pegunungan yang tidak rata dan dataran tinggi yang agak bergelombang ini mempunyai wilayah seluas 26.338 km2. Lahannya penuh dengan danau, lembah, dan pegunungan berselimut salju yang indah.

Pegunungan yang tertinggi di sebelah barat dan baratlaut terbentuk oleh gunung berapi. Di sebelah barat terletak Danau Kivu, yang merupakan salah satu danau yang paling indah di Afrika. Lahannya menjulang tajam dari Danau Kivu sampai setinggi 3.200 m di atas paras laut.

Jajaran Virunga di Rwanda baratlaut menjulang setinggi lebih dari 4.270 m. Puncaknya yang tertinggi dan berselimut salju, yaitu Gunung Karisimbi, menjulang setinggi 4.505 m di atas daerah pedesaan di sekitarnya.

Negeri ini dilintasi oleh beberapa sungai. Sungai yang terpenting antara lain adalah Sungai Akanyaru dan Sungai Ruzizi di sebelah selatan, Sungaij Nyawarongo di tengah, dan Sungai Kagera di sebelah timur.

Taman Nasional Kagera yang mencakup wilayah yang sangat luas di bagian timurlaut Rwanda menarik para wisatawan dari segala penjuru. Taman ini dihuni oleh kawanan zebra, berbagai spesies rusa antelop-termasuk rusa impala yang unik dan cantik itu-kerbau yang besar tetapi gesit, singa, macan tutul, kucing hutan, kuda nil, buaya, dan beraneka ragam satwa burung.

Iklim

Rwanda beriklim nyaman dan agak sedang. Terdapat dua musim kemarau, yang satu dari bulan Desember sampai Januari dan yang satunya lagi dari bulan Juni sampai September. Kedua musim hujan di negeri ini berlangsung dari pertengahan September sampai November dan dari bulan Februari sampai Mei. Curah hujan rata-rata per tahun berkisar antara 102 cm di daerah timurlaut sampai 152 cm di daerah baratdaya.

Kota

Hanya ada beberapa kota atau desa di Rwanda. Sebagian besar penduduknya tinggal di perkampungan swasembada di seluruh negeri. Kota yang terpenting adalah Kigali, ibu kota negara; Butare, pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang terkemuka; dan Gisenyi, Kibuye, dan Cyangungu, yakni tiga kota wisata di tepi Danau Kivu yang termashyur itu.

Penduduk Rwanda

Rwanda merupakan salah satu di antara sejumlah kecil negara Afrika yang penduduknya menggunakan bahasa induk. Bahasa itu, yakni bahasa Kinyarwanda, dan bahasa Prancis adalah bahasa resmi negara.

Terdapat tiga kelompok keturunan di Rwanda, yaitu kelompok Hutu, Tutsi, dan Twa. Jumlah penduduk negara ini adalah 7.700.000 jiwa. Kelompok masyarakat Hutu, yang mencakup 90% jumlah penduduk, dan kelompok masyarakat Tutsi, yang mencakup 9%, kebanyakan menjadi petani.

Kelompok masyarakat Twa, yang berjumlah kurang dari 1% jumlah penduduk, pada awal sejarahnya adalah masyarakat pemburu. Sekarang ini, meskipun sebagian orang Twa telah menjadi petani, yang sebagian lagi masih meneruskan kegiatan tradisionalnya sebagai pemburu, penangkap ikan, dan

pengumpul bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kelompok masyarakat lainnya adalah orang Eropa atau Asia. Sebagian di antara mereka adalah petani yang bercocok tanam teh, pirethrum (yang dipakai untuk membuat insektisida), serta tanaman yang menghasilkan minyak geranium yang digunakan dalam pembuatan minyak wangi. Sebagian lagi bekerja di sektor industri pertambangan. Ada pula orang Eropa yang menjadi anggota misi berbagai gereja Kristen.

Kelompok masyarakat Hutu pada umumnya menanam tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri serta untuk dijual ke pasar setempat. Ada di antara mereka yang menanam kopi, kacang polong, kacang tanah, cantel, bulgur, singkong, kentang dan pisang raja.

Kelompok masyarakat Tutsi memerintah negeri ini sejak abad ke-16 sampai tahun 1959. Tidak ada yang tahu dengan pasti saat kedatangan mereka di kawasan ini. Selama ratusan tahun kelompok masyarakat Tutsi menguasai negeri ini dan memperlakukan kelompok masyarakat Hutu sebagai abdi.

Tahun 1959 perang saudara berdarah meletus antara kedua kelompok tersebut. Ratusan warga Hutu dan Tutsi tewas, banyak warga Tutsi yang meninggalkan negeri ini. Dewasa ini sebagian dari warga kelompok Tutsi terpelajar yang masih tinggal di Rwanda bekerja di bidang pemerintahan, sebagai guru, dan pegawai.

Pakaian penduduk Rwanda sangat sederhana. Wanitanya mengenakan pagne-busana yang mirip sari-yang diikatkan di pinggang, blus dan satu pagne lagi yang diselempangkan di atasnya. Prianya biasa mengenakan pagne dari pinggang ke bawah dan kemeja, tetapi kini semakin banyak orang yang mengenakan pakaian gaya barat.

Ekonomi

Sebagian besar penduduk Rwanda adalah petani. Mereka menanam kopi, kacang tanah, kacang polong, kapas, cantel, bulgur, singkong, dan pirethrum. Kopi merupakan komoditi ekspor utama negara ini. Tidak banyak terdapat industri di Rwanda. Mebel, sepatu, dan selimut dibuat untuk konsumsi dalam negeri.

Di tanah tinggi utara tengah dan perbatasan selatan berbagai perusahaan milik orang ErOpa mengoperasikan tambang timah dan wolfram, yang mencakup kira-kira 1/3 nilai ekspor negara ini.

Sejarah Rwanda

Rwanda muIa-mula dihuni oleh kelompok masyarakat Twa, yakni orang pigmi yang tingginya jarang mencapai 1,5 m. Mereka hidup di hutan dan menjadi pemburu dan pengumpul makanan. Sekarang ini masih ada orang Twa yang meneruskan cara hidup tradisionalnya di gunungan Virunga.

Kelompok masyarakat Hutu tiba di kawasan yang sekarang disebut Rwanda beberapa abad setelah kelompok Twa. Mereka adalah pemburu dan petani. Selama abad ke-16, kelompok masyarakat Tutsi, yakni suatu kelompok kesatria dengan kawanan sapinya yang besar, menyusup ke negeri ini dari utara.

Kelompok Hutu yang pada saat itu telah menyebar ke seluruh negeri tidak dapat bertahan terhadap serangan kelompok Tutsi yang kuat. Selanjutnya, mereka sepakat untuk mengabdi kepada seorang kepala suku Tutsi.

Sebagai imbalannya, kepala suku Tutsi setuju untuk melindungi abdi Hutunya dan memperbolehkan mereka memanfaatkan sapi, tapi bukan memilikinya. Sapi merupakan sumber kekayaan orang Tutsi dari simbol status yang paling penting. Melalui persetujuan tersebut, kelompok Tutsi dapat . menguasai wilayah itu selama berabad-abad.

Para penjelajah Eropa masuk ke wilayah itu selama abad ke-19. Salah seorang yang terkemuka, yaitu John Speke, seorang penjelajah Inggris, mencapai wilayah yang sekarang disebut Rwanda kira-kira tahun 1858. Dia disusul oleh penjelajah Jerman C.A. Von Gotzen yang menemukan Danau Kivu pada tahun 1894.

Dalam sepuluh tahun terakhir abad ke-19, Rwanda dan Burundi, yang terletak di sebelah selatannya, menjadi koloni Jerman dan diperintah oleh apa yang saat itu disebut Afrika Timur Jerman.

Jerman kehilangan semua wilayahnya di Afrika seusai Perang Dunia I dan Belgia memperoleh kawasan itu dengan nama Rwanda-Urundi. Sejak tahun 1919 Rwanda-Urundi menjadi mandat Liga Bangsa-Bangsa. Pada tahun 1946 negeri itu menjadi wilayah perwalian PBB.

Pada tahun 1959 kelompok Hutu bangkit melawan kelompok Tutsi. Banyak orang Tutsi yang melarikan diri ke berbagai negara tetangganya. Referendum untuk menentukan masa depan kawasan itu diadakan pada tahun 1961 di bawah pengawasan PBB yang menyarankan diberikannya kemerdekaan.

Pada tanggal 1 Juli 1962 Rwanda-Urundi merdeka sebagai dua negara yang terpisah, yakni Rwanda dan Burundi.

Presiden pertama Rwanda hasil pemilihan umum Gregoire Kayibanda hanya memerintah negara itu sampai tahun 1973 karena digulingkan dalam suatu kudeta militer yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Juvenal Habyarimana, yang mengambil alih jabatan kepresidenan.

Undang-undang dasar baru, yang diberlakukan pada tahun 1978, ditujukan untuk memulihkan pemerintahan sipil. Habyarimana dipilih kembali pada tahun 1983.

Pemerintahan

Rwanda adalah republik dengan wewenang eksekutif berada di tangan seorang presiden (yang dipilih untuk masa jabatan selama 5 tahun) yang juga menjabat sebagai kepala negara dan pemerintahan serta panglima angkatan bersenjata.

Presiden menunjuk dan mengetuai Dewan Menteri. Wewenang legislatif dibagi antara presiden dan Dewan Pembangunan Nasional yang juga dipilih untuk masa bakti selama 5 tahun. Rwanda mempunyai satu partai politik, yaitu Gerakan Revolusioner Nasional untuk Pembangunan yang diketuai oleh presiden.

Diulas oleh: EDOHO BASSEY EDOHO, Universitas Negeri New York di Albany
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait