Setelah Perang Dunia 2 berakhir, pada tanggal 2 Agustus 1945 melalui Perjanjian Potsdam wilayah Jerman dibagi-bagi oleh negara-negara Sekutu (pihak pemenang perang). Pihak Amerika Serikat, Inggris dan Prancis menguasai Jerman Barat, dan pihak Rusia (Uni Soviet) menguasai wilayah Jerman Timur.
Kedua negara tersebut dalam perkembangannya memiliki corak yang berbeda. Jerman Barat di bawah pengaruh Amerika berhaluan kapitalis, sedangkan Jerman Timur berhaluan sosialis-komunis.
Meskipun Jerman Barat dan Jerman Timur bertetangga, namun hubungan keduanya sering diwarnai ketegangan. Penduduk yang tinggal di Berlin Timur tidak dapat berhubungan dengan saudaranya yang tinggal di Berlin Barat karena dipisahkan oleh tembok Berlin.
Ketegangan antara keduanya memuncak ketika Konselir Jerman Barat yang pertama “Konrad Adeneur” mengklaim bahwa Jerman adalah satu bangsa dan ia lebih mengakui partai politiknya daripada pemerintahannya. Kemudian Jerman Timur dan Barat pada tahun 1972 menandatangani hubungan kedua negara.
Wilayah Jerman Timur menjelang tahun 1990-an mulai dilanda isu tentang keterbukaan dan restrukturisasi ekonomi. Hal tersebut dipicu oleh adanya kemerosotan ekonomi Jerman Timur dan daya tarik perkembangan perekonomian yang pesat di Jerman Barat. Dengan latar belakang tersebut kemudian melahirkan gerakan yang bertujuan untuk menyatukan kembali antara Jerman Timur dan Barat.
Proses Jerman bersatu
Konselir Jerman Barat Helmut Kohl pada tanggal 28 November 1989 menyerahkan “Rencana 10 Pasal” tentang penyatuan Jerman secara bertahap. Helmut Kohl merencanakan suatu konfederasi antara Jerman Barat dan Timur.
Usaha penyatuan Jerman tersebut direncanakan akan dilakukan beberapa tahun kemudian. Keadaan di Jerman Timur kembali bergolak setelah Egon Krenz mengundurkan diri dan diganti Hans Modrow. Kemudian Modrow segera mengadakan pertemuan dengan Konselir Helmut Kohl yang hasilnya adalah kesepakatan unifikasi Jerman.
Meskipun tembok Berlin telah dinyatakan terbuka, namun ide untuk penyatuan Jerman secara resmi pertama muncul pada Pertemuan Ottawa (Kanada) pada tanggal 13 Pebruari 1990. Pertemuan Ottawa tersebut diikuti oleh 4 menteri luar negeri dari negara-negara pemenang Perang Dunia II serta kedua menteri luar negeri dari Jerman Barat dan Jerman Timur.
Pertemuan Ottawa lebih dikenal dengan rumusan “Dua Plus Empat” yang terdiri dari Jerman Barat, Jerman Timur, dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Uni Soviet.
Pada tanggal 14 Pebruari 1990, Konselir Helmut Kohl dan Hans Modrow setuju untuk mempersiapkan penyatuan mata uang dan ekonomi kedua negara. Kohl dan De Meiziere pada tanggal 24 April 1990 akhirnya menetapkan ekonomi dan moneter yang dilanjutkan dengan menetapkan “deutsche mark” sebagai mata uang Jerman.
Sasaran penyatuan Jerman selanjutnya selain bidang ekonomi, adalah bidang militer. Pada awalnya Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Edward Shevardnadze dalam pertemuan “Dua Plus Empat” pertama di Bonn mengajukan usulan agar Jerman bersatu dalam lima tahun pertama tetap dalam Pakta Warsawa atau netral.
Akan tetapi, usul tersebut ditolak NATO. Akhirnya pada tanggal 16 Juli 1990 Moskow menyetujui Jerman bersatu bergabung dalam NATO dengan tidak lagi menilai Pakta Warsawa sebagai musuh.
Seiring dengan kesepakatan-kesepakatan tersebut, pada tanggal 13 Agustus 1990 parlemen Jerman sepakat menetapkan tanggal 3 Oktober 1990 sebagai hari yang tepat untuk menggabungkan Jerman Barat dan Jerman Timur.
Akhirnya setelah mengalami perjuangan yang panjang pada tanggal 3 Oktober 1990 kedua Jerman bersatu. Enam hariu kemudian tembok Berlin yang selama ini memisahkan kedua Jerman dirubuhkan.
Setelah itu, pada tanggal 2 Desember 1990 diadakan pemilu pertama dan koalisi Partai Demokrat (CDU/FDP) yang dipimpin Konselir Helmut Kohl berhasil memenangkan pemilu. Dengan demikian Helmut Kohl menjadi konselir pertama setelah Jerman bersatu.
Baca juga: Tentang negara Jerman Barat
Masalah yang timbul setelah itu adalah kesenjangan ekonomi antara kedua Jerman. Jerman Barat sudah sangat maju, sedangkan perekonomian Jerman Timur sangat lamban, inflasi tinggi dan banyak pengangguran.
Dengan bersatunya Jerman, timbul kekhawatiran negara lain akan bangkitnya kekuatan Jerman seperti pada masa lalu. Maka untuk itu perlu dilakukan pembatasan dalam hal senjata nuklir, biologi, kimia dan disepakati Jerman harus masuk NATO agar mudah diawasi.