Propinsi Atlantik permukiman tertua di Kanada

Empat propinsi terkecil Kanada yang dikenal sebagai Propinsi Atlantik, terletak di bagian timur negara tersebut, menghadap ke teluk besar di muara Sungai St. Lawrence.

Daerah tersebut telah dikenal oleh orang Viking pada abad ke-11 dan di Port Royal (sekarang Annapolis Royal) mereka telah memiliki permukiman tetap tertua di Kanada. Desa-desa tua yang molek serta berbagai adat-istiadat dan tradisi yang penuh dinamika mengingatkan kita kepada masa silam yang penuh pesona dan bhineka.

Ketiga propinsi terkecil tersebut yaitu Pulau Prince Edward yang mungil, Nova Scotia, Brunswick Baru (New Brunswick) sejak lama telah dikenal sebagai Propinsi Maritim.

Ketika Newfoundland, yang dulunya koloni Inggris, dimasukkan ke wilayah Kanada sebagai sebuah propinsi pada tahun 1949, namanya yang lebih baru, yaitu Propinsi Atlantik, mulai umum digunakan untuk wilayah tersebut.

Peta Propinsi Atlantik

Kunjungi Propinsi Atlantik di google map

Bangsa Viking dan lahan yang baru ditemukan

Newfoundland lebih dekat dengan Eropa dibandingkan dengan propinsi Kanada lainnya yang mana pun. Propinsi ini pun merupakan yang pertama kali dikunjungi oleh orang Eropa dan hal itu terungkap pada tahun 1960 ketika para ahli arkeologi menyeruak sebuah permukiman Viking (Norse) kecil di L”Anse-aux-Meadows, di ujung utara pulau itu.

Letak permukiman kecil abad ke-11 ini, yang disanjung dalam prosa-prosa Norse kuno, kemudian terlupakan ketika koloni-koloni Viking lainnya di Pulau Hijau sirna.

Pada tahun 1497, John Cabot, dalam pelayarannya ke England, menemukan bandar terlindung St. John’s dan menamakan pulau itu ”the new founde land” (lahan yang baru ditemukan).

Para nelayan dari Grand Banks telah sering singgah di bandar tersebut sejak abad ke-16. Pada mulanya mereka datang hanya pada musim panas untuk memperbaiki kapal-kapal mereka sebelum pulang pada musim dingin dan untuk mengeringkan hasil tangkapan mereka berupa ikan cod.

Pada tahun 1583, Sir Humphrey Gilbert mengklaim lahan itu atas nama Ratu Elizabeth I dari Inggris, tetapi permukiman permanen masih belum diijinkan sampai tahun 1811 oleh para saudagar Inggris yang gigih mempertahankan hak-hak dan keuntungan-keuntungan perikanan mereka.

Beberapa perintis yang bandel mengabaikan larangan itu dan bermukim di teluk-teluk terpencil di sepanjang pesisir yang berbatu-batu. Di sana, dalam keadaan terkucil dari dunia luar, mereka melestarikan tata cara lama mereka dan mewariskan kepada keturunan mereka logat dan kosa kata kuno yang berasal dari Inggris bagian selatan dan Irlandia di masa silam.

Acadia

Para pendatang Prancis adalah orang Eropa pertama yang bermukim di Nova Scotia (bagian dari Acadia). Para pendatang itu disebut orang Acadia. Namun, penghuni pertama yang dikenal di wilayah itu adalah orang Micmac, yaitu bangsa Indian yang percaya kepada dewa atau adi-insan yang bernama Glooscap, yang dituturkan memiliki dunia ini, menciptakan orang Indian pertama dari abu pohon, dan hidup di alam antah berantah di atas awan. Orang Micmac masih hidup di Nova Scotia.

Pada tahun 1605, bangsa Prancis membangun permukiman tetap pertama di Kanada di Port Royal, beberapa mil jaraknya dari kota yang sekarang bernama Annapolis Royal. Bangsa Prancis menamakan Port Royal itu Acadia dan juga berbagai permukiman Prancis berikutnya di pesisir Atlantik.

Perbatasan Acadia tidak pernah ditentukan dengan jelas, tetapi orang Acadia menghuni seluruh wilayah yang sekarang adalah semenanjung Nova Scotia, Brunswick Baru, Pulau Prince Edward serta bagian-bagian dari Maine dan Quebec yang berdekatan.

Orang Inggris juga mengklaim lahan tersebut sebagai Nova Scotia tetapi permukiman kecil mereka yang pertama, yang didirikan pada tahun 1620-an, mengalami kegagalan.

Sepanjang penghujung abad ke-17 dan awal abad ke-18, selagi Prancis dan Inggris berjuang untuk menguasai Amerika Utara dalam empat peperangan Prancis dan Indian, Acadia berpindah tangan beberapa kali.

Wilayah ini diserahkan secara permanen kepada Inggris, bersama-sama dengan sebagian besar pulau Newfoundland, pada tahun 1713 berdasarkan syarat-syarat Perjanjian Utrecht.

Sesudah tahun 1713 beberapa di antara orang Acadia itu bermukim kembali di Pulau Tanjung Breton. Di sana mereka membangun benteng raksasa Louisbourg, yang melindungi pulau itu sampai direbut oleh Inggris pada tahun 1763.

Orang Acadia lainnya tetap bermukim di permukiman lama mereka tetapi menolak menyerahkan kedaulatannya kepada Prancis atau menyatakan sumpah-setia kepada bangsa Inggris. Hal ini menjengkelkan Inggris.

Pada tahun 1755, banyak di antara orang Acadia itu, yang jumlahnya diperkirakan antara 10.000 sampai 14.000 diusir dari lahan mereka dan keluar dari seluruh wilayah itu.

Kejadian itu merupakan kisah memilukan yang diceritakan dalam sajak terkenal Evangeline karya penyair Amerika Henry Wadsworth Longfellow. Beberapa orang Acadia lolos dari pengusiran itu dengan jalan bersembunyi, dan beberapa di antara mereka yang telah meninggalkan wilayah itu kemudian kembali lagi ke sana.

Saat ini, semua orang Kanada yang berbahasa Prancis dari ketiga Propinsi Maritim itu dikenal sebagai orang Acadia (Acadiens dalam bahasa Prancis). Sebagian besar berdwibahasa, yaitu berbicara baik bahasa Prancis maupun Inggris.

Masa silam mereka diabadikan dalam sebuah museum di Grand Pre’ National Historical Park. FestivaI-festival tahunan mereka sering mencakup para pengunjung Cajun dari Louisiana, yaitu keturunan orang Acadia yang diusir ke Louisiana di zaman dahulu.

Dalam festival yang penuh rona itu para remaja putra dan putri mengenakan busana bergaya Prancis zaman kolonial dan menyanyikan lagu-lagu Prancis lama.

Kaum Loyalis dan Orang Dataran Tinggi di Propinsi Atlantik

Orang-orang Protestan keturunan Belanda, Jerman, dan Swiss bermukim di Lunenburg pada tahun 1753. Orang Inggris dan para pemukim lainnya kemudian berpindah ke lahan-lahan pertanian yang bagus sekali yang ditinggalkan oleh orang Acadia.

Banyak di antaranya berasal dari koloni-koloni Inggris di Inggris Baru (New England) ke selatan. Di antara mereka adalah kaum loyalis Kerajaan Serikat yang tetap setia kepada Inggris selama dan

seusai Revolusi Amerika. Selama awal tahun 1800-an para pemukim Inggris lainnya beremigrasi dari Skotlandia dan Irlandia. Mereka terutama berasal dari Dataran Tinggi Skotlandia dan membawa serta bagpipes (seruling khas Skotlandia) dan kilts (busana tradisional pria Skotlandia), dan tradisi-tradisi Celt lainnya dari tanah air mereka.

Bahasa kuno Gael masih dapat kita dengar dan kita pelajari di Pulau Tanjung Breton sekarang ini. Festival-festival Skotlandia (disebut cei/idhs), dengan tari-tarian Dataran Tinggi dan lagu-lagu rakyat Gael, merupakan peristiwa-peristiwa tahunan yang populer di seluruh Propinsi Maritim.

Pelaut dan Penebang Kayu Propinsi Atlantik

Sejak dulu perekonomian Propinsi Atlantik hampir seluruhnya terikat kepada laut. Sampai saat ini pun ketika perikanan telah semakin kecil kepentingan ekonomis relatifnya, ribuan orang masih bangun pada pukul empat pagi, mengenakan pakaian tahan-air, dan siap-arung.

Orang-orang inilah yang disebut nelayan pantai-dalam, yang memasang perangkap atau jala atau kail mereka dalam jarak 24 kilometer lepas pantai. Mereka menggunakan perahu-perahu kecil terbuka yang panjangnya 9-12 m.

Udang-galah merupakan andalan para nelayan pantai-dalam ini. Mereka pun juga menangkap sejumlah ikan cod, scallops, herring, dan salem sebelum kembali ke pelabuhan setiap siang hari.

Lebih jauh lagi ke laut, yaitu 80 km dari pantai atau lebih, adalah perikanan lepas-pantai. Di sini kapal pukat-harimau, perahu penangkap ikan besar yang panjangnya sampai kira-kira 100 m beroperasi.

Daerah itu adalah daerah Tepian Besar, salah satu di antara wilayah perikanan paling besar di dunia, yang menarik armada-armada perikanan dari Amerika Serikat dan Eropa serta Kanada. Tepian Besar adalah bagian yang relatif lebih tinggi dari dataran tinggi bawah-air besar yang dikenal sebagai dangkalan benua.

Bagian yang paling luas dan paling banyak diusahakan untuk perikanan, yaitu Tepian Besar, yang lebih besar daripada negara bagian Maine, terletak di sebelah tenggara Pulau Newfoundland.

Banyak tebing lainnya yang mengelilingi ketiga propinsi maritim itu ada di Lautan Atlantik dan Teluk St. Lawrence. Perairan di Tepian Besar relatif dangkal. Perairan itu dalamnya berkisar antara kira-kira 45 sampai 180 m. Plankton dan makhluk laut dasar lainnya yang tumbuh melimpah-ruah menarik banyak sekali kerumunan ikan ke daerah tersebut.

Ikan cod haddock, flounder, dan herring merupakan hasil tangkapan utama di daerah tersebut. Bermiliar-miliar kilogram ikan ditangkap di Tepian Besar setiap tahunnya; kira-kira sepertiga dari hasil tangkapan itu dilakukan oleh kapal-kapal pukat-harimau Kanada.

Pada awal abad ke-19, berkembang industri perkayuan dan pembuatan kapal raksasa. Para penebang kayu dengan keterampilan yang legendaris itu bergulat mengangkut kayu-kayu gelondong raksasa ke penggergajian dan galangan kapal, tanpa bantuan kereta api atau truk.

Berbagai sungai dan riam di wilayah itu digunakan untuk mengangkut rakit-rakit kayu gelondong raksasa ke tempat-tempat penggergajian kayu. Di bagian yang tak terjangkau dari propinsi itu, saat ini para penebang kayu masih menggunakan sungai-sungai dan riam-riam untuk mengangkut kayu gelondong.

Pada mulanya para penebang kayu itu bekerja merobohkan kayu sepanjang musim dingin, dan kemudian di musim semi tiba saatnya mengangkutnya ke tempat-tempat penggergajian kayu, menelusuri sungai dan riam yang membengkak oleh es dan salju yang mencair.

Ketrampilan dan kecerdikan yang tinggi diperlukan untuk menjaga agar kayu-kayu gelondong itu tetap bergerak dan untuk mencegah kemacetan. Tugas mengawal kayu gelondong yang besar-besar itu pun juga amat berbahaya.

Salah sebuah lagu rakyat para penebang kayu yang paling terkenal, yaitu ”The jam on Gerry’s Rock”, mengisahkan tentang kematian beberapa penebang kayu Brunswick sewaktu mengawal kayu gelondong di masa silam.

Kapal tidak lagi dibuat dari kayu. Namun, hutan yang mahaluas itu menyajikan sumber daya kekayaan baru bagi Propinsi Atlantik dalam bentuk bubur kayu, kertas, dan ekspor kertas koran murah. Keanggunan dan meIimpah-ruahnya ikan serta margasatwa yang dimiliki propinsi itu juga menarik para nelayan, pemburu, dan pencinta alam Kanada dan Amerika ke wilayah itu setiap tahun.

Perubahan Zaman Propinsi Atlantik

Banyak di antara para nelayan dan pekerja hutan akan merasa senang meninggalkan cara hidup mereka yang serba-keras dan tradisional itu sekiranya mereka dapat memperoleh cara lain tertentu untuk mencari nafkah.

Meskipun demikian, langkanya bidang pekerjaan lain sejak dulu telah merupakan kendala utama bagi Propinsi Atlantik. Tidak ada wilayah lain yang menghadapi kendala seburuk itu selain Newfoundland dan Labrador, propinsi Kanada yang paling miskin.

Usaha-tani terkekang oleh tanahnya yang berbatu dan iklim sejuk hanya ada di beberapa daerah saja. Bahkan di daerah-daerah yang bertanah bagus, yang paling menonjol di antaranya adalah Pulau Prince Edward serta lembah-lembah Annapolis dan St. John, pendapatan dari usaha tani masih di bawah pendapatan di bagian-bagian lain Kanada.

Lowongan pekerjaan di sektor pertambangan dan hidroelektrik juga terbatas dan cenderung bersifat musiman. Sektor pembuatan barang kecil perkembangannya terhalang oleh jauhnya jarak dari pusat-pusat perindustrian Kanada yang lebih makmur yang menghadap Jalur-air Danau-Danau Besar-St. Lawrence jauh di sebelah timur.

Pemerintah Federal di Ottawa telah memulai berbagai program untuk meningkatkan perekonomian regional. Namun, selama bertahun-tahun Propinsi Atlantik telah menyaksikan terus merosotnya sumbangan mereka terhadap kekayaan dan kependudukan Kanada.

Pulau Prince Edward di Propinsi Atlantik

Sejauh ini Pulau Prince Edward adalah propinsi Kanada yang terkecil. Wilayah keseluruhannya 5.657 km2 dan hanya kira-kira sepersepuluh dari luas propinsi Kanada kedua terkecil, yaitu Nova Scotia. Dengan penduduk lebih dari 120.000 jiwa, Pulau Prince Edward mempunyai kepadatan penduduk tertinggi di antara semua propinsi Kanada.

Pulau itu terletak di sebuah teluk di dalam Teluk St. Lawrence. Pulau itu setengahnya dikelilingi oleh garis-pantai Nova Scotia dan Brunswick Baru. Letak Pulau Prince Edward adalah demikian terkurungnya sehingga orang Indian menyebutnya Abegweit, yang berarti ”terkurung di laut”.

Orang Prancis menyebut pulau itu Ile Saint Jean. Orang Kanada masa kini menyingkat nama pulau itu menjadi P.E.I. Penduduk pulau itu sendiri menyebutnya Pulau saja.

Para pemukim pertama adalah orang Acadia Prancis, yang sebagian besar dari mereka itu diusir oleh orang Inggris selama Perang Prancis dan Indian. Pulau itu secara resmi diserahkan kepada Inggris Raya oleh Prancis pada akhir perang tersebut pada tahun 1763.

Selanjutnya pulau itu didiami oleh orang Skotlandia dan orang Irlandia. Orang Inggris menamakan pulau itu Pulau Prince Edward pada tahun 1799. Nama tersebut diberikan sebagai penghormatan terhadap Pangeran Edward Augustus, Duke of Kent, yang adalah putra Raja George III dan komandan pasukan Inggris di Amerika Utara.

Ibu kotanya yang mungil itu dinamakan Charlottetown sebagai penghormatan kepada ibunda Pangeran Edward, Ratu Charlotte Sophia. Di kota Charlottetown inilah para utusan dari propinsi-propinsi Kanada untuk pertama kalinya bertemu pada tahun 1864 guna mempertimbangkan pembentukan konfederasi.

Sebuah pusat teater dan kesenian modern yang indah merupakan peringatan bagi pertemuan tersebut saat ini. Pulau Prince Edward menjadi propinsi Kanada pada tahun 1873.

Pulau tersebut mempunyai sedikit bukit dengan berbagai ukuran. Terdapat pula beberapa lahan berhutan, tetapi sebagian besar tanah merah tua di pulau itu dibudidayakan atau digunakan untuk lapangan penggembalaan.

Karena itulah daerah ini dijuluki Kebun Teluk. Kentang, hasil-hasil peternakan sapi perah, ternak, dan babi adalah produk-produk pertanian yang paling penting. Terdapat perikanan udang-galah yang menguntungkan, dan tiram dari Teluk Malpeque di pantai sebelah utara oleh sementara orang dianggap sebagai yang paling bermutu di seluruh dunia.

Pulau Prince Edward-seperti halnya dua pulau lainnya yang terkenal, yaitu Inggris Raya dan lrlandia-mempunyai reputasi bagi keramahtamahan dan kehangatannya dan juga cintanya kepada kuda dan pacuan kuda. Pulau

itu merupakan kota tetirah musim panas kesayangan penduduk pedalaman Kanada, yang sering mengunjungi pantai di sebelah utara, dengan bentangan pantainya yang berpasir lembut dan berwarna coklat.

Pulau itu terkenal di kalangan orang mancanegara berkat buku anak-anak Anne of Green Cables. Kediaman pengarangnya, yaitu Lucy Maud Montgomery, di Cavendish di pantai utara, terbuka bagi para pengunjung Taman Nasional Pulau Prince Edward.

THOMAS H. RADDALL, Penulis Halifax, Warden of the North
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait