Perkembangan Hindu Buddha di Kerajaan Ho ling atau Kaling – Pada abad ke-5, di Jawa Tengah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Kaling yang dipengaruhi kebudayaan Hindu.
Jadi di Jawa Tengah pun terdapat pemukiman bangsa India dari negeri Kalingga, yang kemudian berpadu dengan masyarakat Indonesia. Kebudayaan mereka berpengaruh kepada masyarakat Indonesia di Jawa Tengah khususnya.
Pada abad ke-7, kerajaan itu pun berkembang dan masyhur karena kesuburan tanahnya dan hasil pangannnya.
Banyak para pedagang Cina pada abad ke-7 menyebutkan bahwa di She-po (Jawa) ada kerajaan Ho-ling (Kaling) yang rakyatnya hidup makmur dan tenteram.
Pada tahun 674, Kaling diperintah oleh seorang ratu bernama Ratu Sima. Pemerintahan ratu Sima sangat keras, tetapi berdasarkan kejujuran. Rakyat tidak ada yang berani berbuat jahat, sebab hukumannya sangat berat.
Hal ini semata-mata untuk memelihara ketenteraman dan kehidupan rakyat. Tidak seorangpun yang berani melanggar hak dan kewajiban masing-masing. Ratu Sima mencoba kejujuran rakyatnya dengan meletakkan kantung berisi emas di tengah jalan. Tak ada seorangpun yang berani mengambilnya, hingga 3 tahun kantung tersebut terletak di sana.
Kemudian putra mahkota menyepak kantung itu ke tepi jalan. Ketika diketahui oleh ratu bahwa putra mahkotalah yang menyepak kantung emas tersebut, maka putra mahkota itu mendapat hukuman.
Mengenai kerajaan Ho-ling, dituliskan pula dalam dokumen Cina bahwa di Ho-ling banyak diam oprang Keling dari India, yang makanannya tidak memakai sumpit atau sendok. Mereka makan dengan mempergunakan jari saja.
Orang-orang tersebut telah pandai menulis. Rupanya kerajaan Kaling terletak di lembah Gunung Merbabu, sebab lembah tersebut tepatnya di sebuah kampung bernama Tukmas tempat ditemukannya sebuah batu bertulis. Tulisan pada batu bertulis itu menggunakan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta.
Penulisan pada batu terrsebut dilakukan kira-kira tahun 650 Masehi. Isinya menerangkan tentang adanya sebuah mata air yang jernih di Sungai Gangga.
Pada batu tersebut terdapat pula gambar-gambar trisula (tombak bermata tiga), kendi, kapak, bunga teratai dan sebagainya. Gambar-gambar itu ialah lambang-lambang pada agama Hindu.
Namun, agama Buddha pun berkembang di kerajaan Kaling. Seorang pendeta Buddha bangsa Cina, Hui-hing telah telah datang ke Ho-ling mengunjungi pendeta Buddha Kaling yang bernama Inanabhadra.
Nama itu ialah nama India, tetapi orangnya adalah orang Jawa. Dengan bantuan Inanabhadra, Hui-hing dapat menterjemahkan kitab agama Buddha ke dalam bahasa Cina. Rupanya Kerajaan Ho-ling atau Kaling juga merupakan pusat pengajaran agama Buddha.
Kemunduran Kerajaan Kaling diperkirakan akibat serangan Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan yang lebih besar sekitar tahun 742-755 Masehi.
Namun, dari yang pernah kami baca dari beberapa sumber keberadaan Kerajaan Kaling masih diperdebatkan keberadaannya.
Artikel sejarah selanjutnya: Perkembangan Hindu Buddha di Kerajaan Sriwijaya
Demikian Perkembangan Hindu Buddha di Kerajaan Ho ling atau Kaling, terima kasih atas kunjungan anda para pecinta sejarah.