Periode modern Islam tahun 1800 Masehi – Setelah umat Islam mengalami Fase kemunduran (1700 sampai 180 Masehi), pada periode modern ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir pada tahun 1801 M. membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan barat.
Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan balance of power yang telah pincang dan membahayakan Islam. Kontak Islam dengan barat sekarang berlainan sekali dengan kontak Islam dengan barat Periode Klasik.
Pada waktu itu Islam sedang menaik dan barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam sedang dalam kegelapan dan barat sedang menaik. Kini Islam yang ingin belajar dari barat. Dengan demikian, timbullah apa yang disebut “pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam”.
Para pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana cara membuat umatnya maju kembali sebagaimana yang terjadi pada Periode Klasik. Usaha-usaha ke arah itu pun mulai dijalankan dalam kalangan umat Islam. Akan tetapi dalam hal itu ternyata barat juga bertambah maju.
Ide Baru Napoleon
Ide-ide baru yang diperkenalkan Napoleon di Mesir adalah sebagai berikut:
- Sistem negara republik yang kepala negaranya dipilih untuk jangka waktu tertentu.
- Persamaan (egalite).
- Kebangsaan (nation) (Harun Nasution, 1992; 31-2).
Raja dan para pemuka Islam mulai berfikir dan mencari jalan keluar untuk mengembalikan balance of power yang telah membahayakan umatnya. Timbullah gerakan pembaharuan yang dilakukan di berbagai negara, terutama Turki Utsmani dan Mesir.
Aliran pembaharuan di Turki
Para pembaharu di Turki melahirkan berbagai aliran pembaharuan, antara lain sebagai berikut :
- Utsmani Muda, dipelopori oleh Ziya Pasya (1825-1880 M) dan Namik Kemal (1840-18888)
- Turki Muda yang dimotori oleh Ahmed Reza (1859-1931 M)
- Mehmed Murad (1856-1912 M)
- Sabahuddin (1877-1948 M)
Disamping itu ada juga aliran pembaharuan lain, yaitu aliran barat yang dimotori oleh Tewfik Fikret (1867-1851 M) dan Abdullah Jewdat (1869-1932 M), aliran Islam yang dimotori oleh Mehmed Akif (1870-1936 M), dan aliran-aliran nasionalis yang dimotori oleh Zia Gokalp (1875-1924 M).
Aliran pembaharuan di Mesir
Di Mesir, pembaharuan digagas dan dilakukan oleh para pembaharu, antara lain Rifa’ah Badawi Rafi’ Ath-Thahthawi (1801-1873 M), yang menjadi redaktur surat kabar Al-Waqa’i Al-Mishriyyah, Jamaluddin Al-Afgani (1839-1897 M), Muhammad Abduh (1849-1905 M), dan Rasyid Ridha (1865-1935 M). Gagasan mereka juga dipelopori oleh ulama Indonesia yang sempat menuntut ilmu di Mesir.
Demikian sejarah Islam singkat yang pada kontak Islam dan barat pertama menampilkan keunggulan peradaban Islam atas barat. Sedangkan dalam kontak berikutnya menampilkan keunggulan peradaban barat atas Islam, dan peradaban Islam sekarang masih tertinggal dari barat.