Perdagangan dan pelayaran di Indonesia sekitar tahun 1500 Masehi – Nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal pelayaran sejak awal kedatangannya dari daratan Asia. Mereka telah mengenal ilmu perbintangan secara sederhana sebagai petunjuk arah. Perdagangan dan pelayaran di Indonesia sudah berkembang sejak masa kuno.
Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia yang strategis dalam jalur perdagangan di Asia sampai sekitar tahun 1500 Masehi.
Bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia (Yunan). Mereka datang di kepulauan nusantara sekitar tahun 2000-300 sebelum Masehi dengan menggunakan perahu bercadik. Mereka berlayar mengarungi lautan luas dan sampailah di perairan Indonesia. Pelayarannya dilakukan sampai ke Pulau Madagaskar, Selandia Baru, Pulau Paska dan Jepang.
Baca juga: Hubungan perdagangan antar pulau di Indonesia
Ilmu perbintangan nenek moyang
Untuk mengetahui arah, nenek moyang kita mengenal ilmu perbintangan (astronomi) sebagai kompas. Rasi bintang yang digunakan sebagai petunjuk arah, biasanya rasi Bintang Pari dan bintang Biduk.
Setelah sampai di kepulauan nusantara, mereka hidup menetap dengan membentuk kelompok masyarakat. Sebagian besar menempati daerah yang dekat dengan perairan, misalnya daerah pantai atau tepi sungai. Kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain menjadi saling membutuhkan, sehingga timbul usaha perdagangan dan pelayaran di kawasan nusantara.
Nenek moyang kita telah mampu memanfaatkan arah angin. Dengan pengetahuan tentang arah angin, mereka melakukan pelayaran dan perdagangan antar pulau nusantara. Bahkan telah sampai di negara-negara lain. Sekitar bulan Mei, Juni dan Juli angin bertiup dari Barat Daya di daerah perairan Laut Arab dan Teluk Benggala. Pada saat yang sama di perairan Asia Tenggara bertiup angin Tenggara dari Benua Australia.
Pada periode ini, kapal-kapal Indonesia berlayar dari perairan Australia Utara dan Maluku menuju ke Selat Malaka. Dari selat Malaka pelayaran diteruskan ke negara Cina, Jepang dan Korea, Kapal dari Afrika Timur menuju ke India dan Asia Tenggara.
Pada bulan Desember dan Januari, angin bertiup dari Asia Tengah menuju ke Benua Australia dan Afrika. Pada masa ini kapal-kapal Indonesia berlayar dari perairan Malaka menuju ke Maluku dan perairan Australia Utara.
Mereka mencari barang-barang niaga, seperti rempah-rempah, kayu cendana dan teripang. Kapal-kapal asing berlayar dari negara Cina menuju ke Asia Tenggara (Selat Malaka) terus ke India, Teluk Persia, Laut Merah dan Afrika Timur.
Baca juga: Sumber bahan dan sistem perdagangan Indonesia abad 11 sampai 16