Perang Teluk: Sebuah Ambisi Saddam Hussein menguasai Teluk

Sejarah Negara Com – Perang Teluk merupakan salah satu perseteruan terbesar yang melibatkan Saddam Hussein, pemimpin Iraq saat itu. Berikut ulasan ambisi Saddam Hussein untuk menguasai wilayah Teluk.

Kawasan Teluk merupakan kawasan yang kaya akan minyak. Hal ini menyebabkan sumber terjadinya konflik di kawasan tersebut. Dalam Sumatno, 1990, Jauh sebelum perang terjadi, menurut seorang analisis militer, krisis teluk akan melibatkan banyak Negara jika betul-betul terjadi perang nantinya. Perang itu akan berlangsung lama meskipun akhirnya akan dapat diketahui Irak akan kalah. Perang diperkirakan akan meluas ke berbagai Negara Timur Tengah.

Bacaan Lainnya

Jika berbicara tentang akar permasalahan Krisis teluk, tidak akan terlepas dari ambisi Saddam Hussein. Kemenangan partai Ba’th secara mutlak di Irak, merubah Irak menjadi sebuah Negara Republik.

Dalam perkembangannya, Irak mengalami beberapa kali pertempuran untuk mewujudkan ambisi Saddam Hussein untuk menguasai minyak bagi kemakmuran rakyatnya. Dalam hal ini, Saddam juga berambisi menggusur kedudukan mesir sebagai Pemimpin Arab (Sumatno, 1990, 15).

Krisis teluk

Latar Belakang Kehidupan Saddam Hussein

Saddam Hussein lahir 28 April 1937 menjelang perang dunia II di Tikrit, tepi sungai Tigris di bagian utara Baghdad. Lahir dalam keadaan tidak berayah, dari seorang ibu yang merupakan petani miskin. Saddam dibesarkan oleh pamannya yang pada tahun 1941 ikut berkudeta menggulingkan monarki Irak dibawah dukungan Inggris yang gagal. Karena kegagalan ini, pamannya dipenjara.

Keadaan ini membuat Saddam harus mandiri. Sejak berumur 18 tahun, Saddam meneruskan sekolah hukumnya di Baghdad. Saat itu pula Saddam bergabung ke dalam partai Ba’th yang berhaluan sosialis. Saddam yang nampak biasa-biasa saja dalam sekolahnya, ternyata amat menonjol dalam kegiatan partainya (Sumatno, 1990, 13). Hal ini membuat Saddam begitu populer dalam partai tersebut.

Partai Ba’th gagal dalam mengkudeta Raja Faisal II tahun 1956. baru dua tahun kemudian kudeta berhasil di bawah pimpinan militer Abdul Karim Kassem. Sayangnya, penguasa baru itu tidak menciptakan pembaruan seperti yang diharapkan rakyat. Saddam dipilih untuk memimpin makar terhadap Karim Kassem.

Celakanya, Saddam gagal dalam melaksanakan tugasnya. Ini yang menyebabkan Saddam harus menyingkir ke Kairo, Mesir untuk melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi Hukum tahun 1962. Disitu Saddam banyak terpengaruh oleh nasionalisme buah pemikiran Gamal Abdul Nasser. Sekembalinya dari Mesir, Nasionalisme Saddam tumbuh lagi.

Kemenangan partai Ba’th dalam perpolitikan Irak tahun 1968 memunculkan Ahmed Hassan al Bakr sebagai presiden. Tahun 1976 Ahmed Hassan sakit parah yang menyebabkan kekuasaan beralih kepada Saddam. Dalam kepemimpinannya, Saddam sangat dicintai rakyatnya.

Hal ini dibuktikan dengan pemasangan potret dirinya disetiap dinding rumah rakyatnya. Terutama saat hari kemerdekaan, posternya di buat besar besar dan dipasang dimana-mana. Saat itu pula ambisi Saddam dimulai.

Ambisi Saddam Hussein menguasai Teluk

Ambisi Saddam tidak terlepas dari masa kecilnya yang suram. Kebenciannya terhadap bangsa Barat berawal dari sakit hatinya ketika pamannya harus dipenjara karena usaha kudeta monarki Irak dibawah pengaruh Inggris saat Saddam berusia 4 tahun.

Saat itu pula Saddam mulai memimpikan untuk mendepak kolonialisme. Bahkan, Saddam bermimpi membersihkan bangsa Arab dari campur tangan asing.

Nasinalisme Saddam tumbuh setelah Saddam menimba ilmu di Mesir. Impian masa kecil mengusik dan memaksanya untuk berjuang kembali. Terutama dalam usahanya mempersiapkan bangsa arab yang tidak pernah rukun tersebut. Agitasi utamanya adalah ‘berjihad’ mengusir bangsa barat di negeri Arab.

Kemenangan mutlak partai Ba’th dalam pemilu 1980 menyeret Irak kedalam perang dengan Iran sebagai usaha untuk mewujudkan mimpinya menguasai teluk Hormuz (September 1980). Inilah awal pecahnya perang selama sewindu yang terkenal itu.

Perang Teluk I / Perang Irak-Iran (1980-1988)

Irak dan Iran adalah negara bertetangga, Iran negara yang dahulu disebut Persia selengkapnya baca di sini. Sedangkan Irak adalah negara merdeka akhir Perang Dunia I, latar belakangnya bisa anda baca di sini. Perang Irak dan Iran disebut juga Perang Teluk I disebabkan oleh dua hal utama, yaitu sebagai berikut:

Penyebab Perang Teluk I

1) Minoritas Syi’ah Irak (suku Kurdi)

Hubungan Irak-Iran yang semula bertetangga baik mulai terusik setelah revolusi kaum Syi’ah Iran dibawah Ayatollah Khomaeni menumbangkan raja Iran, Syah Reza Pahlevi, Januari 1979. Ketegangan muncul akibat perbedaan paham agama yang dianut kedua Negara. Saddam Hussein dan mayoritas Irak menganut paham Sunni, sedangkan Ayatollah berpaham Syi’ah. Sedangkan Syi’ah di Irak adalah sebagai kaum minoritas.

Paham Syi’ah di Irak dianut oleh sebagian besar suku Kurdi di Irak selatan. Mereka selalu mendapatkan tekanan dari Saddam karena beberapa kali mereka melakukan pemberontakan. Dalam pandangan mereka,

Pemerintah Baghdad mengabaikan tuntutan mereka untuk memberikan otonomi daerah dan persamaan hak dengan kaum Sunni. Kaum Syi’ah tidak diberikan kesempatan untuk menduduki jabatan penting dalam pemerintahan. Ayatollah Khomaeni mencoba membantu permasalahan kaum Syi’ah. Dan inilah sumber masalah itu.

2) Pelanggaran kesepakatan Aljazair 6 Maret 1975

Kesepakatan Aljazair 1975 adalah kesepakatan tentang batas wilayah Irak-Iran. Mereka saling tuduh melanggar batas kesepakatan tersebut. Akibatnya, Saddam mencabut kesepakatan tersebut pada 17 September 1980 dengan alasan Iran telah banyak menduduki daerahnya. Bermula dari peristiwa ini maka pecah perang pada tanggal 21 September 1980.

Penyebab perang teluk 1 juga bisa anda baca di sini

Jalannya Perang

Pada awal perang, Irak berhasil merebut kembali wilayah yang diduduki Iran. Bahkan mampu menduduki kota Khuramshar. Adanya kekhawatiran bakal terjadi serangan balasan, membuat Irak menarik mundur pasukannya. Dalam perkembangannya, Iran mendapatkan bantuan dari Israel, Amerika dan Uni Sovyet.

Hal ini menyebabkan dalam setiap pidato, Saddam berusaha membangkitkan bangsa Arab untuk membantunya. Saddam mempropagandakan, bahwa pendudukan kaum Syi’ah dalam pemerintahan merupakan ancaman bagi dunia Arab.

Di lain pihak, Ayatollah membangkitkan semangat tentaranya dengan mengatakan bahwa perang ini adalah perang suci untuk membebaskan kaum tertindas (Syi’ah Kurdi) di bawah rezim Saddam Hussein.

Irak kemudian mendapat bantuan peralatan perang dan suku cadang pesawat terbang dari Brazil. Hal ini disebabkan karena 50 persen cadangan minyak Brazil dipenuhi oleh Irak. Perang yang berlangsung lama kemudian diakhiri dengan perundingan tahun 1988. Perundingan tersebut menyebutkan bahwa tidak ada pihak yang kalah dan menang.

Perang Teluk II Irak-Koalisi

Penyebab Perang Teluk II

Penyebab Perang Teluk II adalah karena didudukinya Kuwait oleh Irak yang sebenarnya merupakan Negara tetangganya. Invasi Militer Irak ke Kuwait disebabkan beberapa hal, (dalam Sumatno, 1990) :

1. Ketakutan terhadap Turki tahun 1899 menyebabkan Kuwait meminta perlindungan Inggris. Tahun 1914, Kuwait menjadi protektorat Inggris. Kemerdekaan yang diberikan kepada Kuwait tahun 1961 mengundang tuntutan Irak dan mengklaim bahwa Kuwait adalah wilayah Irak.

2. Hutang Irak yang begitu besar terhadap Kuwait akibat pecah perang dengan Iran yang dalam hal ini Irak tidak bersedia membayar hutang.

3. Dalam angan-angan Irak, harga minyak Irak akan melambung naik dengan jatuhnya Kuwait. Selama ini Kuwait adalah penghalang naiknya harga minyak Irak.

4. Kekesalan Irak melihat kesewenangan Israel terhadap Palestina dan beberapa Negara Arab lainnya dibawah bangsa barat. Irak menjadikan Kuwait sebagai alat untuk membebaskan bangsa arab dari campur tangan asing, yaitu dengan menguasainya.

5. Pintu masuk ke Teluk Persi dan jalur Shat El Arab merupakan pintu keluar yang vital bagi Irak untuk mencapai dunia bebas. dan teluk ini dimiliki oleh Kuwait. Dengan memiliki atau menguasai pintu yang lebar ini, Irak bakal memiliki kebebasan untuk memperoleh semua bahan makanan yang diperlukan. Selain itu dapat mengekspor minyak dengan leluasa, menggunakan laut itu sendiri sebagai proyek-proyek kelautan tanpa harus tergantung kepada Negara tentangga.

Selain itu terdapat tuduhan Irak terhadap Kuwait sbb (Habib Mustopo, 2005);

  1. Menteri Luar negeri Irak tariq Azis menuduh terdapat konspirasi antara Kuwait dan Uni Emirat Arab dengan Amerika untuk menurunkan harga minyak.
  2. Tuduhan bahwa Kuwait dan Uni Emirat Arab melanggar kesepakatan kuota produksi minyak yang ditetapkan OPEC.
  3. Tuduhan Kuwait mencuri minyak Irak di kota Rumaillah dengan bantuan teknologi Negara-negara barat.

Tindakan Irak mengundang reaksi dunia yang diwujudkan dengan kecaman, Resolusi PBB, dan embargo ekonomi. Kemudian Amerika Serikat membentuk koalisi (tentara gabungan) yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Arab Saudi, dan Jepang yang memberi bantuan dana.

Penyebab perang teluk 2 juga bisa anda baca di sini

Jalannya Perang

Irak secara sepihak menduduki Kuwait pada 2 Agustus 1990. hal ini menyebabkan Dewan Keamanan PBB memberikan resolusi agar Irak menarik pasukannya sampai batas waktu 15 Januari 1991. selain itu DK menggimbau untuk mengembargo ekonomi terhadap Irak.

Jika sampai pada batas waktu Irak tidak menarik pasukannya,maka DK mengamanatkan Amerika untuk memimpin koalisi dan memaksa Irak secara militer. Irak yang tidak mengindahkan resolusi itu kemudian diserang secara besar-besaran dengan operasi yang disebut badai Gurun (Desert Storm).

Akibat kekuatan militer multinasional, tentara koalisi berhasil memaksa Irak menyerah pada 28 Februari 1991 setelah berlangsung perang selama 50 hari.

Akibat Perang

Akibat perang tersebut Irak harus menandatangai pernyataan sebagai berikut :

a. Irak mengakui perbatasan Irak-Kuwait sesuai persetujuan tahun 1963
b. Irak harus membayar ganti rugi biaya perang koalisi, kerusakan perusahaan asing akibat invasi Irak 2 agustus 1990.
c. Irak harus mengizinkan tim inspeksi nuklir PBB untuk memeriksa instalasi nuklirnya
d. Irak harus menghancurkan instalasi nuklirnya

Perang di Era Mutakhir, Irak-Koalisi

Tahun 2003, konflik Irak-Amerika mencuat kembali. Melalui PBB Amerika menuduh Irak mengembangkan persenjataan nuklir dan persenjataan permusnah massal lainnya. Hal ini menyebabkan dibentuk tim penyelidik PBB (Unmovic-United Nations Monitoring Verivication and Inspection Commision) yang diketuai Hans Blix untuk membuktikan tuduhan tersebut. untuk itu PBB mengeluarkan resolusi agar Irak mengijinkan dan memberi akses sepenuhnya kepada Unmovic untuk meneliti. Tetapi sejauh itu tidak terbukti bahwa Irak memiliki persenjaaan nuklir.

Akan tetapi Amerika Serikat dan Inggris tetap melakukan penyerbuan ke Irak walaupun mendapatkan kecaman dunia, seperti PBB, Prancis dan Jerman. George W Bush menginstruksikan agresi militer ke Irak pada tanggal 21 Maret 2003. tujuan penyerbuan ini adalah :

  1. membentuk pemerintahan boneka di Irak
  2. menguasai ladang minyak Irak
  3. melindungi Israel dari ancaman Negara Arab, terutama Irak
  4. menggulingkan Saddam Hussein dengan tuduhan mengancam perdamaian dunia dan sebagai orang yang berkolaborasi dengan kaum teroris internasional pimpinan Usama Bin Laden.

Amerika kemudian berhasil menangkap Saddam Hussein. Tetapi Amerika tidak berhasil menemukan pusat pengembangan persenjataan pemusnah missal. Sampai disini persoalan belum dapat dikatakan selesai. Hingga kini pasukan Amerika mendapatkan perlawanan sengit dari para gerilyawan Irak.

Kesimpulan

Pada dasarnya krisis yang terjadi di teluk pada awalnya merupakan buah dari ambisi masa kecil Saddam Hussein untuk membebaskan bangsa Arab dari cengkeraman bangsa barat, dan merupakan bentuk solidaritas terhadap Palestina yang saat itu juga mengalami penindasan gerakan Zionisme Yahudi.

Tetapi seiring berjalan waktu motif ambisi Saddam adalah ingin menguasai aset dan potensi dari negeri tetangga Kuwait sebagai motif politiknya. Hal ini terkait dengan usahanya untuk memakmurkan rakyat Irak, yang menurut Saddam akan dapat dicapai jika mereka menguasai perdagangan minyak dunia.

Satu-satunya jalan adalah menghancurkan Kuwait yang merupakan penghalang melambungnya harga minyak Irak. Dalam hal ini juga terlihat motif politik dan kepentingan barat terutama Amerika yang menjadikan penindasan Irak atas Kuwait sebagai kamuflase untuk menguasai minyak Irak dan menjadi alasan mereka untuk menyerang Irak

Daftar Pustaka

  • Hasan, maimunah. 2003. Bara Semangat dari Titisan; Perjalanan mengungkap ……..kebenaran di negeri seribu satu malam. Yogyakarta : Penerbit Absolut.
  • Mustopo, Habib. Dkk. 2005. Sejarah SMA kelas XII. Malang: Yudhistira
  • Sumatno, dkk-Tim Metro Post. 1990. Saddam Hussein dan Krisis teluk. Jakarta; ……..Metro Post
  • Suwito, dkk. 1997. Sejarah Nasional dan Umum. Semarang : Aneka Ilmu

Pos terkait