Sejarah Negara Com – Para ahli sejarah tampaknya sependapat bahwa penyebar agama Islam di Jawa adalah para Wali Songo. Mereka tidak hanya berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahan dan politik. Bahkan seringkali seorang raja seakan-akan baru sah sebagai raja jika ia sudah diakui dan diberkahi oleh Wali Songo.
Malik Ibrahim dan Maulana Ishak
Islam telah tersebar di Pulau Jawa, paling tidak sejak Malik Ibrahim dan Maulana Ishak yang bergelar Syaikh Awal Al-Islam diutus sebagai juru dakwah oleh raja Samudera Pasai Sultan Zaenal Abidin Bahiyah Syah tahun 1349 – 1406 M di Gresik, Jawa Timur.
Dalam percaturan politik, Islam mulai memosisikan diri ketika melemahnya kekuasaan Majapahit yang memberi peluang kepada penguasa Islam di pesisir untuk membangun pusat-pusat kekuasaan yang independen.
Silahkan baca : Islam sudah ada sebelum keruntuhan Majapahit
Kerajaan Islam Demak
Di bawah pimpinan Sunan Ampel, Wali Songo bersepakat untuk mengangkat Raden Patah sebagai raja pertama kerajaan Islam Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Raden Patah dibantu oleh para ulama dan Wali Songo, terutama dalam masalah-masalah keagamaan. Selengkapnya mengenai Demak, baca di: Kerajaan Demak Bintoro
Kerajaan Demak berlangsung kira-kira abad ke-15 dan abad ke-16. Disamping itu, berdiri pula Kerajaan Mataram Islam, Cirebon, dan Kerajaan Banten. Dalam mendirikan negara Islam tersebut, peranan Wali Songo sangat besar.
Misalnya Sunan Gunung Jati mendirikan Kerajaan Islam Banten, Sunan Giri di Kerajaan Mataram yang pengaruhnya sampai ke Makasar, Ambon, dan Ternate.
Disamping kekuatan politik Islam yang memberi kontribusi besar terhadap perkembangannya, Islam yang hidup di masyarakat dapat memberi dorongan kepada penguasa non-muslim untuk memeluknya. J.C. Van Leur menyebutkan bahwa motivasi bupati pantai utara Jawa memeluk Islam bertujuan untuk mempertahankan kedudukannya.
Dengan kata lain, para bupati telah menjadikan agama Islam sebagai instrumen politik untuk memperkuat kedudukannya.
Kesimpulan
Keterangan ini memberikan gambaran kepada kita bahwa agama Islam di Jawa pada masa kerajaan Islam telah menjadi agama rakyat. Para penguasa/bupati pesisir memeluknya karena tanpa ada konversi agama, tampaknya kedudukan mereka tidak dapat dipertahankan.