Peninggalan Sejarah Kebudayaan Hindu Buddha – Seperti telah kita ketahui, bahwa di Indonesia sampai sekarang masih banyak terdapat peninggalan yang mencatat sejarah masa lampau atau zaman kerajaan.
Kali ini Sejarah Negara akan mengulas berbagai peninggalan bersejarah bercorak Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia.
Peninggalan bersejarah tersebut berupa benda, tulisan, maupun sistem pemerintahan. Peninggalan tersebut antara lain agama, seni bangunan, karya sastra, tulisan dan bahasa, sistem penanggalan, dan sistem pemerintahan. Berikut ini pembahasan secara rincinya.
Peninggalan sejarah kebudayaan Hindu Buddha Bidang Agama
Peninggalan sejarah di bidang keagamaan yang muncul sejak abad ke-2 adalah agama Buddha dan Hindu. Agama Buddha mungkin telah memasuki Indonesia sekitar abad ke-2 sampai ke-5 Masehi berdasarkan penemuan beberapa arca Buddha di Sempaga, Jember, Jawa Timur, dan di Bukit Siguntang.
Agama Buddha mengalami perkembangan yang pesat sejak abad ke-7 ketika Kerajaan Sriwijaya berperan sebagai pusat penyebaran agama Buddha. Sedangkan agama Hindu pertama kali muncul di Kerajaan Kutai sekitar awal abad ke-5, kemudian berkembang di kerajaan-kerajaan lainnya di Indonesia.
Semenjak dahulu, para penganut Hindu dan Buddha Nusantara telah mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai antar umat beragama. Mereka bahkan saling membantu dalam pembuatan tempat peribadatan, saling menghormati dalam melaksanakan ibadah masing-masing, dan merayakan hari raya besar keagamaan.
Kerukunan umat Hindu dan Budha masa Kerajaan patutlah dicontoh bagi umat beragama di era modern ini.
Peninggalan sejarah kebudayaan Hindu Buddha Bidang Seni bangunan
Peninggalan sejarah di bidang seni bangunan (arsitektur) bercorak Hindu Buddha di Indonesia berupa candi, stupa, arca, wihara,keraton, petirtaan, gapura, dan pertapaan.
- Candi adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau penanaman abu jenazah seorang raja. Misalnya: candi Sumberjati di Blitar tempat pemakaman Raden Wijaya dan candi Rara Jonggrang di desa Prambanan.
- Stupa adalah bangunan yang berkaitan dengan agama Buddha yang berfungsi dhatugarbha (tempat menyimpan peninggalan keramat Buddha Gautama) dan caitya (tempat untuk memperingati kejadian penting dalam kehidupan Buddha Gautama). Misalnya : stupa Borobudur dan Stupa Kalasan di Yogyakarta.
- Arca adalah patung yang terutama dibuat dari batu yang dipahat menyerupai bentuk manusia atau binatang. Misalnya: arca Joko Dolok di Surabaya dan Arca Amoghapasa di Padang Roco.
- Wihara adalah tempat tinggal para bhiksu yang dibuat dari kayu. Misalnya Wihara yang diduga pernah berada di dekat stupa Kalasan.
- Keraton adalah bangunan rumah tempat tinggal raja atau ratu. Misalnya Keraton kuno Majapahit di daerah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
- Petirtaan adalah tempat pemandian suci yang sering digunakan oleh kalangan istana kerajaan. Misalnya: petirtaan di Jolotundo dan Tirta Empu di Bali.
- Gapura adalah bangunan yang berupa pintu gerbang, ada yang beratap serta berdaun pintu dan ada yang menyerupai candi yang terbelah dua.
- Pertapaan adalah bangunan yang dicerukkan pada suatu gua batu dan difungsikan sebagai tempat tinggal para pertapa. Misalnya: Goa Selomangleng di Kediri, Jawa Timur yang menjadi tempat wisata, dan Goa Gajah di Bedudu, Bali.
Karya sastra
Peninggalan karya sastra yang dihasilkan para pujangga Nusantara sampai abad ke-15 antara lain sebagai berikut:
- Arjuna Wiwaha, karya Empu Kanita
- Sutasoma, karya Empu Tantular
- Negarakertagama, karya Empu Prapanca
- Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Empu Panuluh
- Smaradhana, karya Empu Dharmaja
- Lubdaka dan Wertasancaya, karya Empu Tanakung
- Kresnayana, karya Empu Triguna
- Sumanasantaka karya Empu Monaguna
Tulisan dan bahasa
Peninggalan sejarah dalam bidang tulisan dan bahasa yaitu tulisan Palawa dan bahasa Sansekerta. Saat ini, tulisan Pallawa tidak lagi digunakan oleh masyarakat Indonesia, karena terdesak oleh penggunaan tulisan Latin dan Arab. Namun, bahasa Sansekerta masih banyak digunakan dan ikut memperkaya kosakata dalam bahasa Indonesia.
Sistem penanggalan
Di India, dikenal perhitungan tahun berdasarkan peredaran bulan, yaitu 1 tahun sama dengan 12 bulan, 1 tahun sama dengan 29 1/2 hari (tidah). Juga perhitungan tahun berdasarkan peredaran matahari yang terkenal dengan nama tarikh saka, yang digunakan semenjak kekuasaan Raja Kaniskha.
Perbedaan waktu tahun saka dengan tahun Masehi adalah 78 tahun. Misalnya Prasasti Canggal berangka tahun 654 saka, maka akan dibaca dengan tahun masehi yaitu 654 + 78 = 732 Masehi.
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan berbentuk kerajaan telah dikenal orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan.
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di wilayah Nusantara, seperti: Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Singasari ataupun Majapahit, adalah kerajaan-kerajaan yang menerapkan sistem pemerintahan yang berasal dari tradisi bangsa India. Sistem kerajaan itu diambil dan digunakan karena sistem tersebut dianggap cocok.
Demikian 6 peninggalan sejarah kebudayaan Hindu Buddha Indonesia yang dapat kami sampaikan, semoga menambah catatan sejarah kita semua.