Pengantar Kerajaan Inggris Serikat – Apakah arti istilah ”Inggris” bagi orang Inggris? Inggris bukanlah pulau yang biasa disebut orang dengan Britania yang lebih merupakan istilah politis daripada istilah percakapan, tetapi Inggris disebut hanya untuk mengacu kepada suatu hamparan tanah yang terbentang dari Selat Inggris hingga perbatasan Skotlandia.
Hamparan tanah tersebut sangat kecil untuk ukuran bangsa modern. Saya berpendapat bahwa orang Inggris tidak merasakan istilah tersebut sebagai suatu keterikatan emosional, penuh semangat membara seperti apa yang dirasakan oleh orang Prancis terhadap istilah pay sacré de Ia France, ”tanah suci Prancis”, atau orang Rusia terhadap istilah ”Ibu Negeri Rusia”.
Kunjungi Peta Inggris atau di google map
Sekembali ke kampung halaman dari negeri seberang, orang Inggris akan memandangi negerinya dengan perasaan bangga akan tanah leluhurnya-karena Inggris indah melebihi keindahan lukisan.
Meskipun Inggris, tentu saja termasuk satu di antara empat atau lima negara industri besar, di sana tetap masih banyak dijumpai pemandangan rumput hijau lembut yang terpelihara dengan baik.
Bahkan batas-batas kota industri besar, termasuk London, hijau dengan dedaunan. Kecintaan orang Inggris terhadap berkebun dan iklim yang lembut mengenyahkan sifat kekerasan; seluruh negeri tampak seakan-akan telah dipelihara dengan cinta kasih dan dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Ini memang benar.
Hampir sebagian besar pemandangan di Inggris dibuat oleh manusia sejak 1.400 tahun sebelum tapal batas Allegheny berakhir sebagai hutan perawan.
Tidak lama setelah tahun 400 Masehi bangsa Saxon, yang merupakan petani dengan teknologi yang lebih baik dibanding bangsa Romawi, menebangi pepohonan dan mempergunakan bajak-bajak berat mereka di tanah-tanah berlempung.
Hanya sedikit saja tanah pedalaman yang belum dibentuk, diubah, dan diolah oleh manusia. Sehingga orang akan merasakan semua itu bukan suatu pemborosan yang tidak berarti, tetapi sesuatu bentuk kecintaan untuk memanjakan kekayaan yang menjadi miliknya.
Orang Inggris tidak merasa kehilangan bahasanya seperti apa yang dirasakan oleh kebanyakan bangsa lain. Hal ini mungkin karena bahasa Inggris, yang melebihi bahasa apa pun sebelumnya, telah menjadi milik dunia sehingga orang lain yang memakainya menurut cara mereka memiliki hak yang sama banyaknya atas bahasa Inggris sebagaimana bangsa Inggris asli.
Bentuk bahasa Inggris yang dipakai di Amerika (disebut bahasa Inggris-Amerika) sedikit berbeda dari bentuk bahasa Inggris yang dipakai di Inggris (disebut bahasa Inggris-Inggris dan bukan Inggris-Britania yang tidak mempunyai arti apa pun).
Sebutan itu hanya semata-mata untuk membedakan. Demikian seterusnya dengan bahasa Inggris Australia dan bahasa Inggris yang lain. Keunikan yang menonjol pada bahasa Inggris adalah para pemakainya, yang setelah 20 atau 30 generasi menggunakan bahasa tersebut, mengadaptasikan diri, dengan tidak sadar, menjadi bahasa yang lebih rumit dalam hal tata kalimatnya dibanding dengan bahasa Inggris yang lainnya.
Bandingkanlah kalimat pengandaian rumit di dalam bahasa Inggris berikut. Bentuk ”I suppose you wouldn’t happen to have a match?” akan kedengaran sangat aneh di New York meskipun Anda dapat mendengar ungkapan tersebut hampir setiap malam di kedai minum di Inggris.
Dengan demikian, baik tanah air maupun bahasa bukanlah merupakan tuntutan yang utama bagi orang Inggris. Demikian pula halnya, secara langsung, dengan sejarahnya.
Kebanyakan orang Inggris hidup sebagai pekerjapekerja industri di kota-kota besar. Pengetahuan mereka tentang sejarah bangsanya tidaklah begitu mendalam dibandingkan dengan pengetahuan mereka tentang kesebelasan setempat.
Sejauh yang mereka ketahui tentang tokoh-tokoh bangsanya, mereka tidak pernah mengagung-agungkannya (kecuali kalau tokoh-tokoh tersebut berkaitan dengan kharisma tertentu dengan keluarga kerajaan). Catatan sejarah tentang Winston Churchill menunjukkan bahwa ia adalah seorang keturunan Amerika bukannya Inggris.
Penduduk asli kota Stratford-on-Avon, apabila mereka memalingkan perhatiannya semata-mata pada Shakespeare, mereka menganggapnya biasa seperti halnya mereka terbiasa dengan pemandangan alam Inggris.
Akhirnya, sesuatu telah menyaring diri kita. Seandainya saya harus mengatakannya dengan satu kata, maka kata tersebut adalah ”kenyamanan”.
Namun, Inggris sedang mengalami hambatan-hambatan dalam negerinya sama dengan dunia maju yang lainnya-yaitu kejahatan, kenakalan remaja, protes, dan ketidakpastian.
Walaupun demikian, Inggris tetap merupakan salah satu negara maju yang paling nyaman untuk dihuni. Sebagian, mungkin, karena negeri ini telah ada dalam kurun waktu lama dan penduduknya telah, dalam batas-batas kemanusiaan yang dapat diperdebatkan, menjadi lebih tenang dibandingkan dengan kebanyakan orang.
Akan tetapi, sebagian lagi, saya yakin, ada alasan lain yang dapat menimbulkan keingintahuan.
Kenyamanan, yaitu tingkat kesantaian di dalam kehidupan orang Inggris, tidak selalu ada di masa lampau. Kenyamanan ini relatif masih baru. Di dalam beberapa hal kenyamanan ini meningkat sejak Perang Dunia II.
Bangsa-bangsa lain memberi kepada kita rasa simpati karena kita telah ”kehilangan” sebuah imperium. Rasa simpati itu hampir-hampir salah tempat. Beberapa orang Inggris (termasuk diri saya) mungkin lebih menyukai agar negeri ini melaksanakan tanggung jawab yang maksimum.
Hal itu bukanlah pilihan umum. Menjadi bangsa yang terkenal selama abad ke-19 ternyata telah meninggalkan rahmat tunggal-yang tidak disadari tetapi dapat dirasakan di kemudian hari.
Ada perasaan betapa kecilnya semua itu. Negeri ini beberapa waktu yang lampau adalah sebuah negeri adikuasa, yang relatif lebih adikuasa daripada Amerika Serikat atau Uni Soviet sekarang.
Apakah artinya semua itu dalam kaitannya dengan kepuasan manusiawi pada umumnya? Pada waktu itu orang-orang yang aktif, beruntung, dan istimewa menikmati arti keadikuasaan negeri ini.
Sedangkan sisanya, yaitu 95% lebih dari seluruh rakyat Inggris mendapatkan bagian yang kecil saja bahkan tidak mendapatkan apa-apa dari keadikuasaan tersebut.
Warna merah pada peta, lagu-lagu kepahlawanan berbagai parade dan upacara (orang Inggris selalu menunjukkan kemampuannya dalam hal-hal ini) yang semua itu mungkin nikmat untuk dialami. Kini, kepuasan semacam itu dapat dialami secara merata oleh seluruh warga.
Disadari atau tidak, sejarah yang panjang memberi pelajaran bagi seseorang. Paham Stoa, yang berupaya membuat diri merasa senyaman mungkin, berlangsung bersamaan dengan paham-paham lain pada kondisi yang sama.
Segala sesuatu berlalu, sedangkan yang lain menggantikannya. Begitu banyak terjadi kehidupan, ciptaan, dan tidak akan berhenti dengan diri kita. Kehidupan berjalan terus.
Perasaan itu adalah bagian dari apa yang pada umumnya ada di Inggris. Perasaan itu memberi aroma khusus dan merupakan sesuatu yang lepas dari hasrat kami untuk menuliskan setiap emosi tentang negeri kami-benar-benar kami junjung tinggi.
Diulas oleh: C.P. Snow Penulis, Strangers and Brothers
Editor: Sejarah Negara Com