Penduduk Eropa yang Kompleks dan Asal Usulnya

Penduduk Eropa – Dalam sejarah Eropa, termasuk bagian Uni Soviet, berpenduduk kira-kira 692.000.000 jiwa. (Kira-kira 180.000.000 warga negara Soviet tinggal di barat Pegunungan Ural.) Jumlah ini kira-kira 14% dari penduduk dunia yang memenuhi kira-kira 7% luas daratan bumi.

Selain itu, penduduk Eropa dibagi menjadi beberapa kelompok keturunan, yang mempunyai perbedaan bahasa, kebudayaan, dan adat. Kenyataannya, peta kelompok-kelompok keturunan Eropa yang terinci tampak seperti sambungan potongan tak beraturan.

Kunjungi Peta Eropa atau di google map

Perubahan batas seringkali tidak hanya mempunyai arti perubahan dalam hal bahasa saja, tetapi juga dalam hal agama. Asal-usul bangsa-bangsa Eropa dan cara mereka berkembang menjadi berbagai bangsa yang berbeda merupakan sejarah yang amat panjang, yang dimulai pada zaman prasejarah.

Dalam sejarah manusia, Asia bertindak sebagai gudang tempat penduduk pindah ke segala penjuru. Penyebab perpindahan penduduk itu belumlah jelas. Mungkin karena perubahan iklim-seperti pada periode kemarau yang panjang, yang menyebabkan penduduk mengembara.

Baca juga: Apakah Eropa itu benua?

Perpindahan ke Eropa adalah agak mudah karena perbatasan timur, yang berupa dataran Rusia, merupakan daerah luas yang terbuka. Semakin jauh masuk ke Eropa, terjadilah berbagai hal. Bentuk tanah Eropa yang kompleks telah meretakkan bentuk yang masif menjadi unit-unit yang lebih kecil.

Keadaan para penduduk dipecah-belah atau diasimilasikan. Akhirnya, tentu saja, terdapat Atlantik, yang membendung perkembangan selanjutnya. Beberapa penghuni yang terawal terlepas dari gelombang imigrasi yang terjadi kemudian, dengan cara mengasingkan diri ke lingkungan yang kurang menyenangkan.

Orang Basque mendiami utara Pyrenee; masyarakat Keltik di Wales, Irlandia, baratlaut Skotlandia, dan Britania di Prancis. Di sudut-sudut Eropa yang terisolasi, mereka yang tinggal di daerah itu mempertahankan bahasa dan adat istiadat mereka.

Pada abad ke-4 Masehi, orang dari Asia datang di bawah pimpinan Huns dan lalu disusul oleh bangsa Tartar. Kedua arus pendatang itu telah dihentikan dan secara praktis telah binasa.

Bangsa Magyar, yang mendiami Dataran Donou, yang sekarang menjadi Hongaria, serta bangsa Bulgar, yang membuat dataran itu disebut Bulgaria, adalah lebih beruntung karena mampu bertahan membentuk bangsa-bangsa.

Kemudian, datanglah orang Turki, yang selama berabad-abad mengendalikan Balkan dan berkembang dua kali lipat hingga mencapai tembok Wina. Lalu dari Asia, melalui Afrika Utara, datanglah orang Arab memenuhi Semenanjung Iberia.

Eropa masa kini mencerminkan hasil perpindahan berbagai penduduk. Berbagai kelompok itu berbaur dan akhirnya berkonsolidasi menjadi kelompok-kelompok nasional dan negara-negara.

Di bawah pengaruh peradaban yang ada, agama Katolik Roma, dan kemudian Kristen, keduanya menjadi bagian Eropa yang, meskipun berbeda-beda sesuai dengan daerahnya, namun tetap merupakan bangsa Eropa.

Salah satu migrasi yang besar, tetapi tidak disebutkan sebelumnya, memerlukan perhatian khusus sebab mempengaruhi sejarah Eropa yang berkembang hingga sekarang.

Orang-orang ini merupakan perpindahan ke barat suku Germanik dari Eropa tengah bagian timur menuju Kekaisaran Roma yang mulai runtuh pada abad ke-5 Masehi. Sungai Rhein dan Sungai Donou membatasi negara Romawi. Sebelah timur sungai ini tinggallah suku Germanik yang kebebasannya terlindungi oleh hutan-hutan Eropa tengah yang lebat.

Ketika Romawi mulai hancur pada akhir abad ke-2 Masehi, suku-suku ini menyerbu daerah teritorial Romawi. Satu kelompok, yaitu kelompok Lombard, menempati Italia dan tinggal di sebelah utara-yang sekarang ini disebut Lombardia.

Suku Germanik lainnya, yaitu suku Cot, menempati Spanyol; dan suku Cermanik lainnya lagi, yaitu suku Vandal, bahkan pindah ke Afrika, sedangkan suku Frank mengambil alih daerah Prancis, yang namanya diambil dari nama suku tersebut.

Suku-suku lainnya, seperti suku Jute dan suku Danes menyeberangi Kepulauan Inggris. Mereka relatif berjumlah sedikit dan lama-kelamaan berasimilasi dengan penduduk setempat. Sungai Elba menjadi batas sebelah timur orang-orang Germanik; di seberang sungai tersisa semacam daerah kosong, yang semula didiami oleh orang Slavia.

Pada abad ke-12, saat keadaan di Eropa barat telah stabil, masyarakat Germanik memutar haluan mereka menuju ke arah timur melintasi Sungai Elba, dengan maksud memperoleh kembali tanah tersebut.

Mereka pergi ke timur, ke daerah yang kemudian disebut Slavia dan menempati daerah yang luas-yang merupakan suatu proses yang berjalan terus hingga abad ini. Semua daerah yang besar merupakan daerah bangsa Jerman; di daerah lainnya, suku Slavia, yang merupakan penduduk pedalaman, tinggal sendirian, sedangkan orang-orang Jerman mengendalikan kota-kota.

Polandia merupakan negara penting pertama yang menghalangi pengembangan ke daerah timur, tetapi akhirnya pada abad ke-18 ditaklukkan dan dibagi di antara Jerman, Austria, dan Rusia.

Orang Rusia merupakan penghalang terakhir dan beberapa sarjana menganggap bahwa penaklukan Jerman atas bagian barat dan selatan Rusia dalam kedua perang dunia sebagai bagian ambisi bangsa Jerman.

Namun, dalam kedua perang itu, bangsa Jerman ditaklukkan dan kehilangan sebagian besar teritorial yang mereka ambil dari bangsa Slavia. Setelah Perang Dunia I, Polandia bergolak kembali, dan setelah Perang Dunia II Uni Soviet bertambah besar.

Sungai Oder dan Neisse menjadi perbatasan antara bangsa Jerman dan bangsa Slavia. Hampir semua bangsa Jerman yang pernah tinggal di timur Sungai Oder melarikan diri ke barat.

Bersama bangsa Jerman dari negara-negara lainnya, seperti Cekoslowakia, kira-kira 10.000.000 orang Jerman menuju ke tempat yang terlindung dan sekarang tinggal pada bagian yang lebih besar, di Jerman Barat.

Kelompok Slavia yang terbesar-bangsa Slavia Timur-diperkirakan pindah dari tempat tinggal mereka yang asli di dekat perbatasan Polandia-Soviet sekarang menuju Rusia bagian Eropa dan Ukraine. Gerak maju mereka ke timur terjadi berkali-kali.

Pada awal abad ke-16 bangsa Rusia mulai mengadakan ekspansi ke barat ke arah bagian Eropa yang sebenarnya. Pergerakan ini dirintangi oleh sederet negara yang secara bertahap jatuh di bawah kendali Rusia.

Sebelum Perang Dunia I, Rusia mencakup juga Finlandia, negara-negara Baltik (Estonia, Latvia, Lithuania), bagian timur Polandia, dan bagian Rumania. Semua teritorial ini telah terlepas pada akhir perang.

Baca juga: Eropa dan Pengaruhnya Bagi Dunia Modern

Polandia muncul kembali sebagai negara Baltik bersama Finlandia, sedangkan Rumania memperoleh kembali teritorialnya yang hilang. Namun, Uni Soviet, dalam menghadapi Nazi Jerman pada tahun 1939, mendapatkan kembali sebagian besar teritorialnya, kecuali Finlandia.

Finlandia kehilangan beberapa daerahnya, tetapi tetap merupakan negara yang bebas. Setelah Perang Dunia II, Polandia mendapatkan bagian timur Jerman (sebelah timur Sungai Oder-Neisse); sedangkan Uni Soviet menarik bagian timur Polandia, yang dahulu dikuasai oleh kekaisaran Rusia.

Meskipun orang Rusia sendiri (termasuk orang Ukrainie dan orang Rusia Putih) selalu membentuk mayoritas yang kuat, ekspansi yang sangat besar telah mengakibatkan sejumlah besar bangsa non-Rusia dikendalikan oleh Rusia.

Baca juga: Eropa Dalam Sejarah Panjangnya

Negara Uni Soviet memecahkan kesulitan ini dengan mendirikan Uni Republik-Republik Sosialis Soviet, dengan masing-masing republik menunjukkan suatu nasionalitas pokok. Fungsi utama republik-republik pokok adalah semata-mata dalam segi kultural saja, yaitu menjaga berbagai kebiasaan keturunan dan bahasa.

Dalam teori, badan utama yang memerintah di Uni Soviet adalah Lembaga Tertinggi Soviet, yang diharuskan mewakili semua masyarakat yang berbeda-beda dalam negara. Dalam praktiknya, Uni Soviet diperintah oleh para anggota tertinggi Partai Komunis.

Pos terkait