Pendidikan di Amerika Latin dahulu hanya bagi kaum intelektual elit

Amerika Latin juga menghadapi kekurangan fasilitas pendidikan. Terbelakangnya pendidikan merupakan masalah yang pelik karena industri memerlukan tenaga pekerja dan teknisi yang tidak buta huruf. Meskipun pemerintah di negara-negara Amerika Latin membangun gedung-gedung sekolah, melatih guru-guru, dan memperbanyak jumlah sekolah teknik serta universitas, itu semua tidak mencukupi kebutuhan penduduk yang berkembang sangat pesat melebihi wilayah mana pun di dunia.

Di seluruh Amerika Latin terdapat banyak sekolah teknik dan universitas besar. Di antaranya adalah Universitas Sao Paulo di Brasilia; Universitas San Marcos di Lima, Peru; dan sekolah-sekolah pertanian di Turialba, Kosta Rika; serta di Vicosa, Minas Gerais, Brasilia.

Pada masa lampau sistem pendidikan Amerika Latin hanya diperuntukkan bagi kaum intelektual elit. Pendidikan dipusatkan pada seni dan sastra, hukum, dan dalam batas-batas tertentu, pada teknik sipil dan kedokteran. Sistem pendidikan tidak mengutamakan para agronomi, kimia teknik, dan teknik pertambangan serta jurusan-jurusan teknik lain yang diperlukan dalam pembangunan ekonomi serta pengolahan sumber alam.

Dewasa ini semua negara Amerika Latin mempunyai program sekolah umum yang menyediakan pendidikan cuma-cuma dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat universitas. Namun, di antara negara-negara itu terdapat banyak perbedaan besar dalam hal jumlah siswa yang dapat ditampung oleh sarana pendidikan yang ada.

Pendidikan di Amerika Latin

Argentina, Uruguay, dan Kosta Rika merupakan pelopor dalam pembangunan sekolah umum sehingga dapat dengan cepat meningkatkan jumlah penduduk yang dapat membaca sampai 90%. Sebaliknya, Brasilia dengan wilayah yang sangat luas serta relatif terbelakang dalam sistem transportasi lokal, jumlah penduduk yang melek huruf hanya lebih sedikit dari 65%. Seluruh penduduk Amerika Latin yang dapat membaca dan menulis berjumlah kurang dari 60%.

Rakyat Amerika Latin sadar akan perlunya pendidikan, tetapi banyak rintangan. Di beberapa negara, seperti Ekuador dan Bolivia, sejumlah besar penduduk hanya dapat berbicara dalam bahasa atau dialek setempat. Anak-anak tidak hanya harus diajak membaca dan menulis, tetapi juga harus diajar bahasa ”asing”, terutama bahasa Spanyol.

Terkadang sekolah-sekolah di daerah pedesaan letaknya terlalu jauh sehingga sulit dijangkau oleh anak petani miskin. Sekolah-sekolah yang tersedia di mana pun selalu penuh. Di kota jumlah anak sekolah sering melebihi jumlah bangku yang tersedia. Di $50 Paulo, misalnya, dalam satu hari sebuah SD melaksanakan 4 kali giliran kelas, masing-masing 3 jam, tetapi masih tetap tidak dapat menampung seluruh anak usia sekolah.

Sekolah-sekolah lanjutan pertama lebih sedikit jumlahnya daripada sekolah dasar dan pada umumnya hanya terdapat di kota-kota. Dengan begitu, sekolah menengah tidak dapat melayani keperluan penduduk pedesaan, kecuali kalau orang tua sanggup menyekolahkan anak mereka di kota. Bahkan di kota pun banyak orang tua harus mengirimkan anak-anaknya ke sekolah swasta karena sekolah-sekolah negeri tidak cukup mempunyai ruangan.

Demikian juga dengan universitas yang dipenuhi mahasiswa sampai melampaui kapasitas tampungnya. Kampus universitas Autonomous di Meksiko telah menjadi terlalu kecil untuk demikian banyak mahasiswa. Universitas Buenos Aires di Argentina juga mempunyai masalah yang sama dalam menyediakan ruangan bagi banyak mahasiswanya.

Negara-negara Amerika Latin menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan anak usia sekolah yang berkembang sangat pesat. Amerika Latin mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi di dunia. Dengan laju pertumbuhan penduduk seperti sekarang ini, pada akhir abad ke-20 diperkirakan jumlah penduduk akan mencapai 60.0000.000 jiwa.

Salah satu akibat dari tingginya angka kelahiran ialah bertambahnya pendududuk usia muda. Lebih dari separuh jumlah penduduk berumur di bawah 20 tahun, tetapi dengan ragam umur yang memerlukan berbagai tingkat sekolah.

Ledakan penduduk melahirkan tantangan lain. Di seluruh Amerika Latin pertumbuhan ekonomi dan produksi pangan tertinggal oleh tingkat pertumbuhan penduduk. Beberapa negara agraris yang tradisional terpaksa harus mengimpor bahan makanan. Dengan demikian, dua masalah pokok yang dihadapi oleh Amerika Latin ialah mendesaknya perluasan sarana pendidikan dan cara mengatasi pertumbuhan penduduk.

Pos terkait