Sistem Pemerintahan dan Perekonomian Arab Saudi – Raja di Arab Saudi memegang fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ia juga memiliki hak istimewa untuk membentuk dan membubarkan Dewan Menteri, dan calon anggota dewan harus bersumpah setia kepadanya sebelum diangkat. Kendati Dewan Menteri sebenarnya bertanggung jawab atas masalah pemerintahan, badan ini juga menjadi badan legislatif.
Pergantian raja tidak terjadi dengan sendirinya. Putra mahkota ditunjuk oleh keluarga raja dengan dukungan para ulama dan Dewan Menteri. Dewan Menteri juga bertugas mengawasi pemerintahan daerah.
Kerajaan di bagi atas empat belas daerah pemerintahan distrik. Di tiap daerah ditempatkan pejabat dari pusat, yang memberi laporan secara langsung kepada Dewan Menteri. Para Gubernur bertanggung jawab atas masalah keuangan, kesehatan, pendidikan dan pertanian.
Dalam bidang pengadilan, banding terakhir diajukan kepada raja, dan raja berkuasa memberikan grasi.
Perekonomian
Penopang perekonomian utama Arab Saudi adalah sumber alam. Sumber alam terpenting Arab Saudi adalah minyak. Ladang minyak negeri ini diperkirakan mengandung sekitar seperempat dari persediaan minyak dunia. Ladang minyak tersebut terletak di bagian timur dan di Teluk Persia.
Berkat pertambangan minyak, ekonomi Arab Saudi berkembang pesat. Sekitar sepertiga (32%) dari pendapatan nasional diperoleh dari pertambangan, kendati hanya 6 persen tenaga kerja yang dapat diserap sektor ini.
Di luar industri minyak, tidak ada banyak industri di Arab Saudi. Barang industri utama dari negeri ini adalah semen, metanol, pupuk, dan bahan pangan. Pemerintah berusaha mengembangkan industri baru, sekalipun industri minyak telah berkembang begitu pesat. Untuk itu pemerintah mendatangkan banyak tenag ahli, terutama dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Hasil pertanian di Arab Saudi sangat terbatas, tanaman utama di sini adalah kurma. Sebagian besar tanah pertanian di oase-oase ditanami kurma, tanaman serba guna, bijinya dan tampuk bunganya digunakan untuk makanan ternak, seratnya untuk tali dan tikar, daun dengan tangkainya untuk kayu bakar, dan batangnya untuk bahan bangunan. Berbagai hasil pertanian lain, diantaranya gandum, padi, jagung, dan sorgum tidak dapat mencukupi kehidupan dalam negeri.
Akibat terbatasnya hasil pertanian Arab Saudi, negeri ini harus mengimpor banyak bahan pangan, terutama untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota. Memang pemerintah terus berusaha untuk mengembangkan sektor pertanian, antara lain dengan menyediakan tempat menetap bagi suku-suku pengembara, memperluas daerah pertanian dan meningkatkan teknik pertanian.
Namun, hingga kini, dari sekitar 15% tanah yang dapat dibudidayakan baru sekitar 3% yang ditanami. Hal ini disebabkan oleh kesulitan irigasi. Sebagian besar dari tanah pertanian tersebut diairi dengan air sumur atau air yang didatangkan dari tempat lain. Dan pertanian dengan cara tradisional masih banyak dilakukan penduduk.
Kurangnya sumber air juga menyebabkan terbatasnya hasil peternakan. Ternak utama di Arab Saudi adalah unta, yang masih banyak digunakan sebagai sarana transportasi digurun selain berfungsi sebagai sumber daging, susu, dan kulit. Biri-biri dan kambing juga banyak diternakkan di negara ini.
Barang ekspor satu-satunya dari Arab Saudi adalah minyak, sebagian besar diekspor ke Jepang, amerika Serikat, dan negara-negara Eropa Barat. Sedangkan barang-barang impor antara lain: mesin, bahan pangan, tembak*u, peralatan transportasi dan tekstil, didatangkan terutama dari Amerika Serikat, Jepang dan Jerman Barat.
Sebagian besar minyak ekspor dikirim ke luar negeri lewat pelabuhan Ras Tannurah di Teluk Persia. Hubungan udara dalam negeri dilayani oleh sebuah maskapai penerbangan milik pemerintah. Di Dhahran, Jiddah, dan Riyadh terdapat bandara internasional.