Sejarah Negara Com – Pelaksanaan Pelita 1 dimulai pada tanggal 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974. Tujuan Pelita 1 adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap-tahap berikutnya.
Sasaran yang hendak dicapai ialah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Pelita 1 lebih menekankan pada pembangunan bidang pertanian. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
Hasil pelaksanaan Pelita 1
Pelita 1 telah mencapai hasil cukup memuaskan di beberapa bidang yang ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut:
- Bidang pertanian, produksi beras mengalami kenaikan rata-rata 40% setahun.
- Bidang industri, terutama sektor industri pupuk, semen, dan tekstil.
- Bidang perhubungan, khususnya perbaikan jalan yang menunjukkan hasil cukup memuaskan.
- Bidang kelistrikan yang ditandai dengan berhasilnya pembangunan pusat-pusat tenaga listrik (PLTA Karangkates, Riam Kanan, Selorejo, serta pembangunan PLTU di Tanjung Priok dan Ujungpandang).
- Bidang pendidikan yang ditandai dengan indikator sebagai berikut:
- pembagian 63,5 juta buku bagi guru dan murid
- pembangunan 6.000 gedung SD
- mengangkat 57.740 guru
- pembangunan pusat-pusat pelatihan teknik
- merehabilitasi sekolah-sekolah kejuruan, dan
- penataran untuk tenaga pengajar
Pelita 1 merupakan rentetan dari Strategi pembangunan Orde Baru
Peningkatan Pembangunan Indonesia
Peningkatan di berbagai sektor pembangunan merupakan indikasi semakin baiknya kondisi perekonomian masyarakat jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi masa Orde Lama.
Pemerintah juga memberikan penghargaan kepada daerah yang berhasil dalam pembangunan dengan menganugrahkan Parasamya Purnakarya Nugraha. Anugerah tersebut merupakan penghargaan tertinggi yang dicapai oleh suatu daerah dalam pembangunan.
Seiring dengan pelaksanaan Pelita satu, pada tanggal 12 hingga 25 Maret 1973, MPR hasil pemilu 1971 melangsungkan Sidang Umum MPR. Dalam sidang tersebut MPR berhasil menetapkan GBHN berdasarkan Ketetapan No. IV/MPR/1973.
Disamping itu, MPR juga mengangkat Soeharto kembali sebagai Presiden RI/Mandataris MPR berdasarkan Ketetapan No. IX/MPRS 1973 dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil presiden berdasarkan Ketatapan No. XI/MPRS/1973. Keduanya dilantik pada tanggal 25 Maret 1973.
Pada tanggal 27 Maret, di Istana Negara, Presiden Soeharto mengumumkan susunan kabinet baru. Kabinet tersebut terdiri dari 17 menteri yang memimpin departemen dan lima menteri negara.
Demikian Pelaksanaan Pelita 1, semoga menjadi catatan Sejarah Negara Indonesia.