Pekerjaan adalah Kehormatan, masihkah anda ingin Resign

Sejarah Negara Com – Sebagian orang berpendapat bahwa mundur dari pekerjaan adalah sebuah bentuk tanggung jawab terhadap kesalahan. Meski dengan berat hati, langkah ini diyakini lebih terhormat daripada diberhentikan karena kesalahan vatalnya.

Bayangan pemecatan selalu menghampiri dalam mimpi buruk setiap malam, rasa bersalah yang seolah selalu mengikuti langkah, adalah beberapa faktor pendorong seseorang berfikir sempit.

Bacaan Lainnya

Namun pendapat ini tentu tidak selalu benar. Lari dari tanggung jawab jelas bukanlah sikap seorang ksatria. Terlebih apabila pimpinan masih menghendakinya dan memberikannya kesempatan untuk lebih lama mengabdi, untuk memperbaiki kesalahan, maka meningkatkan kinerja, meningkatkan kehati-hatian, meningkatkan kewaspadaan terhadap segala resiko yang dihadapi, mestinya merupakan langkah yang lebih bijak.

Meninggalkan pekerjaan dan mewariskan lubang besar masalah pada suksesor bisa menjadi kerugian ganda bagi yang ditinggalkan.

Pekerjaan adalah Kehormatan

Pertama, dia mesti menyeleksi ulang untuk menemukan seseorang yang minimal sepadan dengan dirinya. Tentu ini butuh waktu, butuh tenaga, dan butuh biaya. Sementara pekerjaan mesti segera dikerjakan mengingat pepatah yang mengatakan “waktu adalah kerja, waktu adalah uang, waktu adalah pedang.” Kedua, lebih pada faktor efisiensi waktu.

Sehari saja pekerjaan terhenti, atau dibiarkan terbengkalai, bisa menyebabkan terputusnya relasi, kehilangan kesempatan yang lebih besar, dan berujung pada kerugian yang mungkin tak pernah terpikirkan. Jika dikerjakan oleh seseorang yang bukan ahli pada bidang tersebut, sama saja dengan membangun rumah tanpa pondasi.

Kita bisa belajar dari pengalaman bangsa Jepang dalam mengemban tanggung jawabnya. Selama berabad-abad, prajurit Samurai di Jepang menggunakan metode Harakiri, yakni mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri ketika kalah dalam peperangan.

Baca juga: 15 pekerjaan yang cocok bagi Introvert

Ia rela mengakui kekalahan dengan menusukkan pisau ke lambung sendiri. Semua dilakukan atas nama kehormatan dan tanggung jawab. Jika sudah merasa kalah dan tak mungkin memenangkan pertempuran, bunuh diri menjadi pilihan ketimbang menyerahkan diri kepada lawan. Sebagai sebuah prinsip leluhur, tindakan ini adalah tindakan yang tepat.

Sebab, modernisasi di Jepang ala Meiji telah meninggalkan adat-adat ketimuran Jepang yang dijunjung tinggi. Di bawah Katsumoto, Samurai menyadarkan Kaisar, bahwa modernisasi besar-besaran yang meliputi teknologi, edukasi, dan sistem militer, tak boleh menggerus kebudayaan asli Jepang.

Pos terkait