Pakaian Adat Kalimantan Utara – Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling muda namun memiliki aneka ragam budaya dan adat yang khas. Kalimantan Utara disahkan menjadi provinsi sendiri yang sebelumnya bergabung dengan Kalimantan Timur.
Meskipun menjadi provinsi termuda namun provinsi ini telah memiliki produk kebudayaan yang khas, terutama pakaian adat Kalimantan Utara yang unik dan indah.
Kalimantan Utara dihuni sebagian besar oleh suku Jawa dengan jalur transmigrasi yang mencapai 40 persen. Selebihnya dihuni masyarakat “pribumi” asli Kalimantan Utara. Penduduk yang mendiami provinsi ini diantaranya Suku Dayak, Suku Bulungan, Suku Tidung, dan satu lagi Suku Kutai.
Bila kita mendengar nama suku Dayak bukan tidak mungkin masih banyak tersirat hal-hal yang bernuansa mistis, terutama menyangkut segala adat dan budaya.
Pakaian tradisional Kalimantan utara adalah salah satu produk kebudayaan yang sampai sekarang masih digunakan secara khusus pada acara-acara tertentu.
Kali ini, kami akan membahas secara khusus tentang pakaian adat Kalimantan Utara yang merupakan ikon budaya provinsi terbaru tersebut. Selain itu, beberapa perbedaan antara pakaian tradisional tersebut dengan pakaian adat Dayak dari Kalimantan Timur juga akan kami bahas secara rinci.
Suku Dayak yang tersebar di daerah Kalimantan terdiri dari banyak sub suku. Yang menjadi suku Dayak mayoritas di Kalimantan Utara yaitu suku Dayak Kenyah. Sub suku yang ciri fisik orangnya mirip keturunan Tionghoa ini mempunyai pakaian adat bernama Ta’a dan Sapei Sapaq.
1. Pakaian Adat Ta’a dan Sapei Sapaq
Ta’a dan Sapei Sapaq dikenal sebagai pakaian adat Kalimantan Timur. Meskipun begitu, provinsi Kalimantan Utara juga mengakui bahwa kedua pakaian tersebut juga sebagai pakaian tradisionalnya. Meski memiliki nama yang sama, yaitu Ta’a dan Sapei Sapaq khas Kalimantan Timur dan yang khas Kalimantan Barat sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.
Sebelum kita bahas mengenai perbedaan-perbedaan ini, lebih dahulu mari kita mengenal apa itu pakaian Ta’a dan Sapei Sapaq.
Baca juga: Pakaian adat Kalimantan Selatan
2. Baju Ta’a
Pakaian Ta’a merupakan pakaian adat yang khusus dipakai oleh para anita Dayak di Kalimantan. Busana ini dibuat dari kain beludru berwarna hitam dengan pernik atau hiasan berbentuk manik-manik yang dijahit.
Ta’a terdiri dari busana atasan dengan model mirip rompi (tanpa lengan), busana bawahan berbentuk rok dengan warna dan motif yang sama, serta penutup kepala berhias bulu burung enggang, dan perlengkapan lain seperti gelang, kalung, dan manik-manik.
Motif hias rompi dan rok Ta’a cukup kental dengan kombinasi warna-warna yang mencolok seperti putih, hijau, biru, merah, dan warna lain yang kontras dengan warna kain rompi. Pada bagian dada dan lengan dilengkapi rumbai-rumbai dengan warna motif yang sama.
Perbedaan utama antara baju Sapei Sapaq dan Taa terdapat pada motif. Untuk motif busana adat Kalimantan Utara, baik pada baju Ta’a maupun Sapei Sapaq sebenarnya terbagi menjadi tiga, yakni motif burung enggang, motif harimau atau hewan lain, serta motif tumbuhan.
Busana dengan motif burung enggang dan harimau pada umumnya digunakan para bangsawan, sementara busana bermotif tumbuhan dipakai oleh rakyat jelata.
Baca juga: Pakaian adat Kalimantan Tengah
3. Baju Sapei Sapaq
Pakaian adat Sapei Sapaq merupakan pakaian adat Kalimantan Utara yang dikenakan untuk pria. Bahan yang dibuat, model dan motifnya, baju tersebut mirip baju Ta’a. Bedanya untuk busana bawahan, pakaian yang dikenakan kaum pria hanya berupa gulungan selendang dengan bentuk mirip celana dalam.
Baca juga: Pakaian adat Kalimantan Barat
Meskipun begitu, busana bawahan seperti ini pada jaman sekarang biasanya sudah diganti dengan celana pendek hitam karena dinilai kurang elok dipandang.
Aksesoris baju Sapei Sapaq yaitu sebuah mandau yang terselip pada pinggang, perisai perang, dan kalung-kalung dari bahan alam misalnya tulang, taring babi, dan biji-bijian.
Pakaian adat pengantin
Pakaian adat kartun
Kunjungi pakaian adat lainnya