Paham liberalisme dalam sejarah dunia – Istilah Liberalisme berasal dari kata “liberales” (bahasa Spanyol). Liberales adalah nama partai pada abad ke-19 yang memperjuangkan pemerintahan konstitusional untuk Spanyol. Akan tetapi, politik liberalisme sudah ada pada masa-masa sebelumnya. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai paham kebebasan.
Sebagai suatu gerakan, liberalisme dimulai pada masa Renaisans Yunani Kuno, yang memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan gereja atau agama. Kebebasan yang dimiliki manusia kemudian berkembang menjadi suatu gerakan dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain.
Kebebasan dalam bidang politik melahirkan konsepsi tentang negara yang demokratis. Di bidang ekonomi, liberalisme menentang monopoli atau campur tangan pemerintah dalam bidang berusaha. Di bidang moral, liberalisme menjunjung tinggi kebebasan individu dan menentang otoriterisme.
John Locke dianggap sebagai pelopor paham politik liberal. Menurut Locke, negara terbentuk dari perjanjian sosial antara individu yang hidup bebas dan penguasa.
Versi lain mengenai paham politik ini dikemukakan oleh Montesquieu (1689-1775). Dalam bukunya The Spirit of Law, Montesquieu mengemukakan teori pemisahan kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Setiap kekuasaan saling mengawasi dan mengimbangi satu dan yang lain. Apabila ke-3 kekuasaan pemerintahan berada dalam satu tangan, baik individu maupun lembaga, kesewenangan akan muncul.
Perkembangan liberalisme dalam prakteknya
Dasar politik liberalisme jelas tampak dalam Revolusi Inggris pada tahun 1688, ditandai dengan jatuhnya penguasa yang lalim dan diiterapkannya suatu sistem pemerintahan parlementer.
Kemudian, diikuti dengan beberapa perubahan konstitusi yang semakin membatasi kekuasaan raja antara lain dengan dikeluarkannya The Bill of Rights yang menjamin hak istimewa anggota parlemen dan hak-hak rakyat Inggris.
Perkembangan liberalisme juga terlihat dalam Revolusi Amerika pada tahun 1776 dengan adanya Declaration of Independence yang menyatakan bahwa tidak ada kekuasaan yang adil tanpa persetujuan (yang diperintah) rakyat.
Begitu pula dalam Revolusi Prancis pada tahun 1789. Revolusi Prancis adalah revolusi politik dan sosial. Di bidang politik, revolusi itu menjatuhkan monarki absolut dan mendirikan negara liberal yang berdasarkan konstitusi.
Di bidang sosial, revolusi itu menghapus feodalisme dengan mengambil alih tanah-tanah para bangsawan dan gereja. Tanah ini dibagi-bagikan kepada para petani dan golongan borjuis untuk membangun kebebasan berusaha.
Perkembangan liberalisme di bidang ekonomi dikenal dengan apa yang disebut ekonomi liberal. Prinsipnya berasal dari tulisan Adam Smith, David Ricardo, dan Robertt Malthus. Mereka mengembangkan paham bahwa individu memiliki kebebasan untuk mengembangkan kekuatan dan bakatnya dalam berusaha.
Baca juga: Tentang paham sosialisme
Oleh karena itu, liberalisme menolak campur tangan pemerintah dan membenarkan konsep perdagangan bebas. Liberalisme dapat pula dibedakan atas liberalisme lama dan liberalisme modern.
Liberalisme lama lebih memperhatikan kebebasan individu dari kesewenang-wenangan pemerintah. Sedangkan liberalisme modern mencari perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang organisasi swasta dan negara.
Kunjungi: Sejarah Dunia Lainnya