Negara Bagian Selatan Tengah Amerika Serikat

Negara bagian Selatan Tengah Amerika Serikat – Ketika penulis novel Mississippi kenamaan, William Faulkner, berucap tentang kampung halamannya, ”Anda tidak dapat memahaminya. Anda harus dilahirkan di sini”, dia sebenarnya mengungkapkan suatu sikap yang dianut oleh sebagian besar penduduk yang aslinya berasal dari Negara Bagian Selatan Tengah yaitu Alabama, Mississippi, Louisiana, dan Arkansas.

Sikap tersebut adalah perpaduan antara kebanggaan dan sikap mempertahankan diri. Diyakini bahwa Pedalaman Selatan julukan yang sering diberikan untuk daerah ini-merupakan suatu dunia yang khas dan unik, yang berbeda dengan bagian lain Amerika Serikat.

Pihak luar secara tradisional membayangkan daerah tersebut dalam citra stereotipnya, yaitu bunga-bunga magnolia putih berlilin, semerbak harum bunga honeysuckle meliputi udara malam yang hangat di jalan-jalan pedesaan, lagu ”Ole Man River”, anjing-anjing pemburu melolong mengikuti lolongan cerpelai di malam bulan purnama.

Di tebing Natchez yang menghadap Sungai Mississippi dan di sepanjang paya-paya Louisiana, gedung-gedung berpilar putih dari zaman pra Perang Saudara mengingatkan kita kepada masa yang telah silam.

Di medan yang permai itu pula orang luar kadang-kadang menyaksikan citra yang mirip dengan impian buruk, yaitu anak-anak yang kelaparan sedang bermain-main di sekitar gubuk buruh tani bagi-hasil yang telah berantakan.

Mereka mengingatkan kita kepada pembantaian orang kulit hitam yang menyanggah dogma supremasi kulit putih yang untuk sekian lamanya menghantui Pedalaman Selatan. Mereka menyaksikan korupsi politik yang diakibatkan oleh sistem satu partai yang tidak menjamin pengendalian dan perimbangan yang efektif.

Baik kenangan nostalgia penduduk selatan yang menoleh ke masa lalu maupun gambaran menggiurkan yang sering dibayangkan oleh penduduk utara itu tidak merupakan citra sebenarnya dari Selatan yang modern. Dalam banyak hal Pedalaman Selatan telah beranjak lebih dekat ke situasi di bagian |ain negara ini. Meskipun demikian, masih ada banyak ciri khas penduduk selatan yang sangat berlainan dengan ciri khas penduduk utara sehingga pengamatan Faulkner itu masih dapat dibenarkan.

Peta Negara bagian Selatan Tengah Amerika Serikat

Selengkapnya kunjungi peta Amerika Serikat atau di google map

Geografi Negara Bagian Selatan Tengah

Peradaban tradisional Pedalaman Selatan sebagian besar terpusat di Sabuk Hitam Alabama tengah dan Mississippi dan di Delta Mississippi. Sebutan Sabuk Hitam diambil dari warna tanah liat yang subur, yang sangat cocok untuk menanam kapas. Delta tersebut merupakan daerah yang sangat luas tempat Sungai Mississippi mulai terbelah menjadi cabang-cabang yang tak terkira banyaknya, yang disebut bayou, karena delta itu terentang seperti kipas menuju ke Teluk Meksiko.

Daerah luapan sungai yang subur itu membentang sepanjang kira-kira 645 km melintasi Mississippi, Arkansas, dan Louisiana. Dataran itu lebarnya berkisar antara 65-115 km. Lahan yang terdiri atas banyak tanggul, paya-paya, dan sawah yang sering dilanda banjir besar ini merupakan suaka terakhir segala sesuatu yang bersifat paling tradisional Selatan.

Di Louisiana, Teluk Meksiko dibatasi oleh lahan-lahan rendah yang berpaya dan merupakan daerah yang sangat cocok untuk perkebunan tebu, unggas air, dan penangkapan ikan. Di sini dan di prairi Louisiana baratdaya terletak kawasan Cajun, tempat tinggal orang Acadia, atau orang Cajun, yang meninggalkan Nova Scotia pada abad ke-18.

Di sebelah baratlaut kawasan Cajun, melintasi Louisiana dan terus sampai ke Arkansas, terdapat hutan-hutan yang bergelombang, yang kadang-kadang disebut Hutan Piney. Jauh ke utara lagi, di Arkansas, lahan menanjak ke Tanah Tinggi Ouachita dan Plato Ozark.

Musim panas yang panas merupakan ciri khas seluruh Negara Bagian Selatan Tengah, sedangkan musim dinginnya sedang, kecuali di kawasan Ozark di Arkansas. Tanah rendah di sepanjang Pesisir Teluk beriklim subtropis yang sangat lembap. Curah hujan rata-rata 1.525 mm per tahun.

Di daerah-daerah berpaya, pohon-pohon khasnya adalah cypress, sweet gum, dan tupelo. Lebih ke hulu lagi, yang kelembapannya lebih rendah, terdapat pohon-pohon loblolly dan pinus berdaun pendek serta tumbuh pohon ek pijar.

Penduduk Negara Bagian Selatan Tengah

Bagi orang Selatan sangatlah mudah untuk mempertahankan perasaan ”kekhususan” karena mereka itu lebih layak disebut penduduk asli daerah itu daripada penduduk Amerika lainnya. Misalnya, pada tahun 1980 lebih dari 95% warga negara Mississippi lahir di Mississippi.

Dalam kurun waktu yang sama, penduduk Alabama kelahiran negara bagian itu lebih dari 90%, sedangkan negara-negara bagian Selatan lainnya mempunyai penduduk yang sebagian besar lahir di negara-negara bagian itu sendiri. Kota-kota industri yang besar seperti New Orleans dan Shreveport terus-menerus dibanjiri pendatang baru; tetapi di daerah-daerah pedesaan penduduk masih cenderung lahir, hidup, dan mati di lingkungan yang sama, bahkan sering di rumah atau lahan pertanian yang sama.

Dengan perkecualian orang Prancis di Louisiana, sebagian besar penduduk Negara Bagian Selatan Tengah, baik yang berkulit hitam maupun yang berkulit putih, berasal dari negara-negara bagian selatan lama di daerah pesisir timur atau di dekatnya. Hanya sebagian kecil yang langsung datang dari Eropa atau Afrika.

Daerah tersebut juga menarik para pemuda yang ambisius tetapi berkantong kosong dari Negara Bagian Inggris Baru dan Atlantik Tengah yang ingin mengadu untung. Banyak pekebun yang membawa serta budak-budak mereka. Kemudian, ketika Raja Kapas berada di puncak kejayaannya, ribuan budak lagi diangkut dari pesisir timur, terutama dari Virginia dan Maryland.

Tidak semua migran ke Pedalaman Selatan pada abad ke-19 itu pekebun besar. Petani dari Kentucky, Tennessee, dan Pegunungan Appalachia bermukim di lahan-lahan pertanian kecil, kebanyakan di daerah tanah tinggi utara. Mereka adalah petani-petani pangan, yang menggarap lahan mereka tanpa budak dan yang meskipun tidak kurang sifat selatannya daripada kelas pekebun, masih mempertahankan gaya kehidupan yang berbeda.

Penduduk tanah tinggi Ozark, seperti halnya nenek moyang mereka yang berasal dari Pegunungan Appalachia di Kentucky dan Virginia barat, telah melestarikan kebiasaan ujaran bahasa Inggris, adat istiadat, dan lagu-Iagu rakyat dari zaman Ratu Elizabeth I. Keterpencilan mereka, seperti halnya penduduk Pegunungan Appalachia, telah memungkinkan mereka memegang teguh gaya kehidupan tradisional mereka jauh lebih lama daripada yang dapat dilakukan oleh kelompok lainnya. Meskipun demikian, sekarang mereka semakin tertarik ke dalam arus kehidupan Amerika.

Penduduk New Orleans dan Louisiana selatan dengan teguh telah mempertahankan keprancisannya meskipun daerah tersebut belum benar-benar berdwibahasa selama lebih dari seabad. New Orleans, khususnya, sejak semula telah memperlihatkan ciri khas Eropanya dalam hal arsitektur, makanan, dan adat kebiasaan sosial.

Masakan Creol adalah berdasarkan resep Spanyol atau resep Prancis yang disesuaikan dengan bahan-bahan setempat, terutama makanan laut. Banyak jalan yang mempunyai nama Prancis. Wisma-wisma anggun di Bilangan Prancis (Vieux Carre) kota itu dengan halaman yang berpagar tembok, kebun tropis, dan kisi-kisi besinya yang rumit itu sebenarnya mengingatkan kita kepada pendudukan Spanyol atas kota itu, di samping napas Prancisnya.

Contoh lainnya yang menonjol dari pengaruh Prancis di daerah itu adalah menonjolnya Gereja Katolik Roma di New Orleans dan kawasan Cajun. Penganut Katolik Roma merupakan satu-satunya kelompok agama terbesar. Bagian-bagian lain Louisiana dan Negara Bagian Selatan Tengah lainnya didominasi oleh penganut Protestan.

Orang Cajun

Orang Cajun Louisiana dengan teguh mempertahankan gaya kehidupan khas mereka sejak mereka bermukim di Louisiana baratdaya pada tahun 1755, ketika orang Inggris mengusir mereka keluar dari Acadia, yang sekarang bernama Nova Scotia. Setelah mengalami penderitaan yang tak terperi yang diabadikan oleh Henry Wadsworth Longfellow dalam sajak narasinya yang panjang berjudul Evangeline mereka berhasil mencapai Louisiana, yang pada waktu itu dikuasai Prancis.

Mereka bermukim di dekat kota yang sekarang bernama St. Martinsville, Iberville, dan New Iberia dan menjadi petani kecil, nelayan, dan peternak. Di samping mengembangkan logat bahasa Prancis mereka sendiri yang khas, mereka pun mengembangkan berbagai resep masakan yang termasyhur; sekarang ini, masakan Cajun, yang terkenal karena gumbo dan jambalaya-nya itu, dikagumi di seluruh negara. Musik Cajun termasuk kategori musik country dan western yang khas.

Ekonomi Negara Bagian Selatan Tengah

Kapas tidak lagi menjadi raja di Pedalaman Selatan. Kedelai merupakan hasil pertanian utama di Alabama dan Mississippi. Ternak dan unggas adalah sumber pemasukan pertanian utama di Arkansas, sedangkan peternakan menonjol di Louisiana.

Meskipun demikian, kapas masih saja merupakan hasil pertanian penting di keempat negara bagian itu. Padi ditanam di Louisiana, Arkansas, dan Mississippi. Tebu merupakan hasil perkebunan utama Louisiana, dan kayu (termasuk bubur kayu) merupakan sumber pendapatan yang penting.

Louisiana adalah produsen minyak bumi dan gas alam utama, sedangkan belerang serta garam adalah produk mineral yang berharga. Arkansas menghasilkan sedikit minyak bumi, sedangkan Alabama memiliki cadangan besar batubara.

Pemanufakturan dan Perindustrian di Negara Bagian Selatan Tengah

Sekarang ini Negara Bagian Selatan Tengah, sebagaimana halnya tetangganya yang lain di Selatan, telah berhasil mengejar daerah lain di negara ini dalam hal tingkat industrialisasinya. Jarang ada kota dengan penduduk dua atau tiga ratus jiwa yang tidak memiliki jenis industri tertentu, yang seringkali merupakan cabang perusahaan manufaktur nasional.

Pola tahun 1930-an, ketika empat di antara lima penduduk bekerja di sektor pertanian, telah berbalik. Saat ini proporsi buruh pertanian di Pedalaman Selatan adalah kurang dari satu di antara lima penduduk.

Pengembangan cadangan minyak dan gas alam merupakan suatu faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi negara-negara bagian itu meskipun masih merupakan industri kecil di Alabama. Minyak sekarang merupakan industri terbesar di Louisiana, meluas sampai ke industri petrokimia, yang tersebar di sepanjang Jalur Air Pesisir Dalam dan Sungai Mississippi sampai jauh ke utara di Baton Rouge. Berbagai industri kimia penting juga terdapat di sepanjang jalur-jalur air di ketiga negara bagian lainnya.

Adanya Sungai Mississippi dan Sungai Merah, serta Teluk Meksiko dan Jalur Air Pesisir Dalam, membuat perkapalan sebagai kegiatan ekonomi penting. New Orleans dan Mobile adalah pelabuhan internasional yang ramai. Shreveport dan Baton Rouge merupakan pelabuhan sungai yang sibuk. Rampungnya pembangunan Jalur Air Tennessee-Tombigbee akan memperbanyak jalur bagi produk-produk Barat Tengah untuk mencapai pasar internasional melalui Teluk Meksiko.

Kota Besar di Negara Bagian Selatan Tengah

New Orleans, Louisiana, yang merupakan salah satu kota pelabuhan besar di dunia dan kota terbesar di Negara Bagian Selatan Tengah.

Baton Rouge (penduduk 219.486) adalah ibu kota negara bagian Louisiana dan kota terbesar kedua di negara bagian tersebut. Kota ini mempunyai banyak pabrik penyulingan minyak dan petrokimia yang besar.

Antara tahun 1833 dan 1839, Henry Miller Shreve, seorang kapten kapal uap, telah berhasil menggusur Onggokan Besar Sungai Merah, yakni tumpukan raksasa kayu gelondongan dan serpihan lainnya yang menghalangi semua pelayaran di hulu Sungai Merah.

Begitulah, maka Shreveport, kota yang mengabadikan namanya itu, menjadi pelabuhan sungai utama. Sekarang kota itu adalah kota terbesar ketiga di Louisiana (penduduk 205.815) serta merupakan pusat perperniagaan dan perindustrian Louisiana utara. Pelabuhan itu pun merupakan pasar kapas utama dan pusat industri minyak dan gas.

Alabama, Arkansas, dan Mississippi

Birmingham, Alabama, (penduduk 284.413) adalah satu-satunya produsen baja utama dan kota terbesar di negara bagian itu. Mobile, kota terbesar kedua di negara bagian tersebut (penduduk 200.452), adalah satu-satunya pelabuhan laut Alabama dan salah satu pelabuhan utama di Pesisir Teluk.

Kota itu telah menjadi pusat industri, sebagian karena berbagai fasilitas perkapalannya. Montgomery (penduduk 178.157) adalah ibu kota negara bagian. Kota ini merupakan pusat pasar pertanian dan pusat regional untuk pemasaran ternak. Kota ini pun mempunyai banyak pabrik pemrosesan daging.

Sebagian besar Arkansas masih merupakan lahan pertanian dan daerah pegunungan. Little Rock, ibu kota negara bagian dan kota utamanya (penduduk 158.461), adalah pusat pemasaran produk pertanian negara bagian itu -terutama kapas dan beras. Fort Smith adalah kota terbesar kedua (penduduk 71.384).

Kota yang terletak di perbatasan Oklahoma di baratlaut Arkansas itu adalah pusat pemasaran pertanian dan peternakan, dan terdapat kegiatan pemanufakturan yang cukup besar.

Mississippi, seperti halnya Arkansas, masih sangat terkait dengan pertanian. Oleh karenanya, tidak ada kota yang sangat besar di negara bagian itu. Jackson, ibu kotanya, adalah kota terbesar (penduduk 202.895). Kota itu telah mengembangkan industri kimia dan mebel. Biloxi (penduduk 49.311) adalah pelabuhan Teluk utama di Mississippi. Kota itu adalah pusat kawasan wisata, sedangkan perikanan niaga merupakan kegiatan penting.

Sejarah Negara Bagian Selatan Tengah

Daerah Selatan Tengah adalah salah satu di antara bagian pertama dari benua Amerika Serikat yang di jelajahi oleh orang E ropa. Meskipun Hernando de Soto mengawali perjalanan besarnya dari sebuah basis di Florida, sebagian besar upaya pencarian emasnya yang berlangsung lama dan tak berhasil itu dilakukan di daerah yang sekarang mencakup Negara Bagian Selatan Tengah. De Soto pertama kali menemukan Sungai Mississippi pada tahun 1541. Dia kembali lagi ke sungai itu dan meninggal setahun kemudian.

Orang Eropa lainnya, Robert Cavelier, Sieur de La Salle, menjelajahi Mississippi hilir dan mengklaim daerah tersebut atas nama Raja Louis XIV dari Prancis pada tahun 1682 (dan menamakannya Louisiana). Permukiman tetap Prancis pertama adalah di Biloxi, Mississippi (1699), dan Mobile, Alabama (1702).

Meskipun demikian, New Orleans (didirikan tahun 1718), segera menjadi pos terpenting karena letaknya yang strategis di muara Sungai Mississippi. Baru bertahun-tahun kemudian para pemukim Inggris di pesisir Atlantik pindah jauh ke barat sampai ke Mississippi, sedangkan daerah itu sebagian besar tetap menjadi milik Prancis, diselingi dengan kekuasaan Spanyol, sampai Pembelian Louisiana pada tahun 1803.

Pembelian Louisiana

Pada zaman yang boleh dikatakan tanpa jaringan jalan-dan bahkan sebelum kereta api diciptakan-transportasi air mutlak perlu. Para pemimpin Republik Amerika yang baru itu tahu bahwa permukiman di Barat bergantung kepada kemampuan para pemukimnya untuk bebas menjangkau Sungai Mississippi.

Penyerahan wilayah pembelian Louisiana kepada Amerika Serikat berlangsung pada tahun 1803
Penyerahan wilayah pembelian Louisiana kepada Amerika Serikat berlangsung pada tahun 1803

Akan tetapi, New Orleans, yang berdiri di muara Sungai itu, telah berada di tangan Prancis yang diselingi dengan kekuasaan Spanyol. Kedua negara itu telah memperlihatkan kemampuannya mengabaikan berbagai fasilitas pelabuhan niaga Amerika di New Orleans.

Pada tahun 1800, Spanyol dipaksa untuk menyerahkan Louisiana, termasuk New Orleans, kepada Napoleon Bonaparte. Presiden Thomas Jefferson merasa prihatin karena dia khawatir kalau-kalau kekuasaan Napoleon atas muara Mississippi itu akan memaksa Amerika Serikat untuk meminta perlindungan Britania Raya. Arah tindakan tersebut akan besar sekali akibatnya sehingga dapat menihilkan dampak Revolusi Amerika.

Oleh karenanya, Jefferson mengirim suatu misi ke Prancis untuk mengupayakan pengaturan pembelian New Orleans. James Monroe dan Robert Livingstone, utusan Jefferson, terheran-heran mengetahui kesediaan Napoleon untuk menjual seluruh Wilayah Louisiana, dan bukan hanya New Orleans saja, kepada Amerika Serikat.

Mereka cepat-cepat merundingkan pembelian tersebut, meskipun Presiden Jefferson sedikit ragu tentang kekuasaan konstitusionalnya untuk membuat persetujuan itu. Meskipun demikian, pembelian itu mendapat dukungan yang sangat besar dari rakyat dan perjanjian tersebut disahkan oleh Senat.

Wilayah Pembelian Louisiana mencakup seluruh daerah perairan alami Sungai Mississippi; batasnya samar-samar, tetapi ternyata mencakup sebagian besar dari Barat Tengah Amerika. Wilayah yang kelak menjadi Arkansas termasuk dalam pembelian tersebut.

Pengusiran Indian

Dengan terjaminnya jangkauan Amerika atas Sungai Mississippi dan Teluk Meksiko, masih ada lagi satu rintangan yang harus dituntaskan di Negara Bagian Selatan Tengah, yaitu suku-suku Indian yang menghuni daerah itu.

Ketika Georgia menyerahkan lahan-lahan sebelah baratnya yang kelak menjadi Alabama dan Mississippi kepada pemerintah federal pada tahun 1802, salah satu syaratnya adalah bahwa Amerika Serikat menjamin hak atas semua hak Indian di wilayah tersebut.

Pada tahun 1804, Kongres mengesahkan undang-undang yang memberi wewenang kepada Presiden untuk mempertukarkan lahan-lahan di sebelah barat Mississippi (yang sekarang ini dikenal sebagai Oklahoma) dengan lahan-lahan yang diklaim orang Indian di sebelah timur sungai. Karena suku-suku itu terutama suku Creek, Cherokee, Choctaw, dan Chickasaw-diusir atau ditundukkan, lahan itu pun menjadi terbuka bagi permukiman orang Amerika.

Raja Kapas

Lahan-lahan perawan yang subur di negara-negara bagian garis depan itu jauh lebih menarik bagi para penanam kapas daripada lahan di sebelah pesisir timur, yang sebagian besar telah tererosi dan terkuras karena adanya penanaman padi, tembakau, dan kapas.

Perekonomian Selatan Lama
Perekonomian Selatan Lama sebagian besar bergantung kepada kapas yang ditanam oleh para budak di berbagai perkebunan.

Louisiana, yang penting terutama karena lokasi strategis New Orleans, diterima sebagai negara bagian pada tahun 1812. Wilayah Mississippi dibagi menjadi 2 negara bagian, yaitu Mississippi (diterima pada tahun 1817) dan Alabama (diterima pada tahun 1819). Arkansas menjadi negara bagian pada tahun 1836.

Dalam periode tersebut, Negara Bagian Selatan Tengah sedang mengalami proses perubahan dari bagian lahan perintis Amerika menjadi inti Pedalaman Selatan. Penemuan Eli Whitney berupa mesin pemisah biji kapas dan penemuan mesin pemintal di Inggris telah mengangkat kapas sebagai bahan mentah paling berharga untuk perekonomian yang sedang tumbuh pesat.

Mesin pemisah biji kapas demikian mempercepat pemrosesan kapas sehingga produksi kapas dalam jumlah besar menjadi praktis. Pada saat yang sama pabrik-pabrik tekstil di Inggris merupakan pasar utama untuk apa yang serta-merta menjadi komoditi ekspor utama Amerika itu.

Kecuali penduduk Prancis di Louisiana selatan, kebanyakan di antara penduduk baru berasal dari negara bagian selatan lama. Banyak di antara para penanam kapas yang bermigrasi dalam kurun waktu tersebut membawa serta budak-budak mereka untuk menggarap lahan dan memulai produksi kapas.

Kawasan kapas baru itu menjadi pasar budak utama di Amerika, yang membeli budak-budak yang didatangkan baik secara tidak sah dari Afrika dan Hindia Barat maupun pembelian sah dari negara-negara bagian selatan lama, terutama Virginia dan Maryland.

Tidak semua petani di daerah yang baru dibuka itu adalah penanam besar. Petani-petani kecil bermukim di lahan pertanian, biasanya di daerah hulu yang kurang subur. Lahan pertanian keluarga ini paling-paling hanya memberikan keuntungan tipis dan menciptakan suatu masyarakat yang mencolok perbedaannya dengan perkebunan-perkebunan besar dan wisma-wisma berpilar putih di sepanjang hilir sungai yang subur.

Para penanam besar, saudagar, dan bankir daerah Raja Kapas itu biasanya beraliran politik konservatif. Keyakinan-keyakinan politik mereka sama dengan para penanam, saudagar, dan bankir di Selatan Lama-yaitu di Virginia, Karolina Utara, dan Karolina Selatan, misalnya.

Sewaktu masalah perbudakan ini menjadi pokok permasalahan nasional, mereka memihak kepada golongan yang berkeyakinan bahwa sistem perekonomian mereka tidak akan bertahan tanpa buruh budak. Kebergantungannya kepada Raja Kapas sedemikian rupa sehingga mereka yakin bahwa kapas mereka itu demikian vitalnya bagi Eropa terutama Inggris, sehingga negara-negara Eropa akan mendukung dan membantu sebuah negara merdeka penghasil kapas yang terbentuk dari bagian selatan Amerika Serikat.

Perang Saudara

Berbagai keyakinan ekonomi dan politik yang saling bertolak belakang antara Utara dan Selatan mencapai titik didihnya setelah terpilihnya Abraham Lincoln sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 1860. Lincoln telah bersumpah untuk mempertahankan Union.

Pada hari-hari penuh ketegangan menyusul pemilihan itu, terdapat tentangan yang relatif kecil terhadap pemisahan diri dari Union di Negara Bagian Selatan Tengah. Begitulah, maka Jefferson Davis, yang berasal dari Mississippi di jantung Pedalaman Selatan itu, pada akhirnya dilantik sebagai presiden Konfederasi Negara-Negara Bagian Amerika, sedangkan Montgomery, Alabama, yang juga terletak di Pedalaman Selatan itu dipilih sebagai ibu kota pertama Konfederasi.

Negara Bagian Selatan Tengah tidak sampai dijadikan ajang pertempuran paling sengit dalam Perang Saudara meskipun sebagian besar strateginya diarahkan untuk mempertahankan kekuasaan di Sungai Mississippi, yang vital bagi pertumbuhan pertanian Barat Tengah.

Hal tersebut tidak diragukan lagi mempengaruhi kebijaksanaan masa perang Lincoln, yaitu memecah Konfederasi dengan menguasai Mississippi. New Orleans dan Memphis, dua kota terbesar pada jajaran sungai tersebut, direbut dari tangan Konfederasi pada permulaan perang.

Kota-kota tersebut kemudian menjadi pos-pos pasok penting bagi Pasukan Union. Vicksburg, benteng pertahanan terakhir Konfederasi di sungai itu, baru jatuh setelah pengepungan cemerlang yang dipimpin oleh Jendral Ulysses S. Grant. Kemenangan di bulan Juli 1863 itu juga mengucilkan Louisiana, Arkansas, dan Texas dari bagian-bagian lain Konfederasi sehingga sangat menyederhanakan taktik Union pada paruh terakhir perang tersebut.

Rekonstruksi

Negara Bagian Selatan Tengah terhindar dari kehancuran yang diderita Virginia serta Karolina Utara dan Selatan selama Perang Saudara, tetapi perekonomian mereka sama porak-porandanya dengan bagian-bagian lain di Selatan. Emansipasi budak menghancurkan landasan perekonomian perkebunan dan biaya Perang Saudara telah melumpuhkan kalangan perbankan dan perniagaan.

Perubahan politik dan sosial yang ditimbulkan oleh perang itu memberikan harapan kepada para budak kulit hitam yang baru saja dimerdekakan. Penduduk kulit hitam, yang ditunjang oleh rekonstruksi pemerintahan yang diberlakukan atas negara-negara bagian tersebut, membentuk persekutuan dengan penduduk kulit putih yang bersedia menerima perubahan dan dengan para veteran Union yang datang ke selatan untuk mencari peluang politik dan ekonomi.

Kelompok-kelompok tersebut disebut Golongan Republik Radikal. Kaum loyalis Konfederasi yang mengalami kekecewaan menjuluki golongan Republik Selatan itu kaum urakan dan Yankee luntang-lantung.

Penduduk kulit putih yang mendukung Konfederasi dicopot hak pilihnya atau haknya untuk menduduki suatu jabatan, yang berarti bahwa kekuasaan politik hampir sepenuhnya berada di tangan penduduk kulit hitam, kaum urakan, dan kaum luntang-lantung. Serdadu federal ditempatkan di semua negara bagian selatan untuk menjamin dipatuhinya kebijakan-kebijakan rekonstruksi.

Langkah Mundur

Periode Rekonstruksi hanya berjalan selama 12 tahun. Segera setelah negara-negara bagian tersebut menerima ketentuan-ketentuan amandemen ke-13, ke-14, dan ke-15 dari Konstitusi Amerika Serikat, pemerintahan dipulihkan ke penguasa-penguasa lokal, dan pasukan federal ditarik mundur.

Meskipun ada amandemen-amandemen yang menjamin persamaan hak bagi penduduk kulit hitam yang baru dimerdekakan itu, pemerintah pemulihan negara-negara bagian selatan itu cepat-cepat bertindak untuk menjauhkan penduduk kulit hitam dari kotak-kotak pemberian suara.

Partai Republik, yang sepenuhnya diasosiasikan oleh penduduk kulit putih selatan dengan Rekonstruksi, boleh dikatakan lenyap dari gelanggang politik selatan. Periode panjang Selatan yang mantap telah dimulai, yang berarti bahwa partai Demokrat negara bagian pada kenyataannya merupakan penguasa politik di keempat negara bagian tersebut dan bahwa penduduk kulit hitam tidak diperkenankan ikut ambil bagian dalam kegiatan partai Demokrat.

Sanggahan terhadap hak penduduk kulit hitam itu bertentangan dengan jiwa amandemen ke-14 dan ke-15. Meskipun demikian, Mahkamah Agung Amerika Serikat memegang teguh prinsipnya untuk tidak ikut campur dalam proses politik.

Penyirnaan suara penduduk kulit hitam yang cepat dari kehidupan politik dan pemerintahan itu menutup segala peluang bagi mereka untuk menyesuaikan diri mereka dengan secepatnya dari status mereka sebelumnya sebagai budak ke peranan sebagai warga negara yang sepenuhnya sederajat.

Tidak ada upaya nyata yang ditempuh untuk meningkatkan pendidikan umum bagi penduduk kulit hitam selama hampir 50 tahun. Keadilan di hadapan hukum sepenuhnya ditentukan oleh para pejabat kulit putih, yang mengawasi agar sistem tersebut tidak akan pernah diubah.

Peluang ekonomi tidak hanya dipersempit oleh kemelaratan daerah itu, tetapi juga oleh tidak tersedianya pendidikan, latihan dalam berbagai ketrampilan lanjutan, dan pemerataan kesempatan untuk melindungi setiap modal atau hak milik yang mungkin diperoleh penduduk kulit hitam. Baik adat kebiasaan setempat maupun hukum telah mempertahankan suatu sistem pemisahan pada setiap tingkat kehidupan selatan.

Rekonstruksi Ekonomi

Rekonstruksi ekonomi Negara Bagian Selatan Tengah bahkan lebih tidak berhasil lagi daripada rekonstruksi politik. Petani selatan telah menjadi korban sistem produksi dan pemasaran kapas yang tidak adil bahkan sebelum Perang Saudara dan terus-menerus dihantam bencana yang menimpa perekonomian monokultur.

Seusai perang, dengan dihapuskannya sistem budak, perekonomian Selatan sama sekali lumpuh. Dengan hampir tanpa adanya modal di daerah tersebut, pertanian tanpa dukungan keuangan merupakan satu-satunya kemungkinan. Misalnya, para tuan tanah mungkin dapat membiayai penanaman pada tahun yang bersangkutan dengan menjadikannya jaminan untuk bank.

Jika panen gagal, lahan menjadi milik bank. Petani yang tak berlahan, baik yang berkulit putih maupun yang berkulit hitam, hanya dapat menawarkan tenaga kasar mereka. Hal itu mengakibatkan timbulnya sistem petani bagi-hasil sebagai bentuk utama ketenagakerjaan pertanian.

Sistem bagi-hasil menimbulkan lingkaran setan yang berupa perolehan terbatas dan seringkali hutang yang tak kunjung lunas. Sistem juga menghancurkan kesuburan tanah sebagai akibat penanaman tanaman keras yang menguras hara tanah secara terus-menerus-yaitu kapas, jagung, padi, dan tebu.

Pada tahun pertama setelah Perang Saudara, pada saat Selatan menderita kemelaratan pertanian yang mencekik, banyak pemimpin setempat mulai mengkampanyekan pembangunan industri. Mereka sebagian besar tidak berhasil. Sejumlah kecil pabrik pemintalan kapas yang dibangun hanya menghasilkan keuntungan sedikit, meskipun upah sudah ditekan sedemikian rendahnya.

Satu-satunya perkecualian adalah kota baru Birmingham, yang didirikan di Alabama, setelah Perang Saudara sebagai ”Pittsburgh dari Selatan”. Bijih besi yang ada di dekat endapan batubara di Alabama utara membuat kota baru itu lokasi yang mantap bagi produksi baja utama.

Awal Pemulihan

Usaha tani atau banyak perusahaan yang terkait dengan pertanian masih merupakan sumber penempatan tenaga kerja utama untuk sebagian besar penduduk Negara Bagian Selatan Tengah pada waktu terjadi Depresi Besar pada tahun 1930an. Sektor pertanian di selatan telah berada dalam keadaan depresi selama beberapa tahun sebelum runtuhnya pasar bursa pada tahun 1929, yakni ketika bagian lain negara ini sedang menikmati kemakmuran.

Tanah paling subur di daerah itu, yakni lahan-lahan delta Sungai Mississippi yang melintasi Arkansas, Mississippi, dan Louisiana, tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena adanya bahaya banjir yang terus-menerus. Upaya-upaya di tingkat lokal dan negara bagian untuk mewujudkan sarana pengendalian banjir selalu gagal.

Banjir maut tahun 1972 merupakan cambuk bagi kelompok pengamat politik untuk mengusahakan diperolehnya bantuan dari pemerintah federal. Meskipun demikian, program pengendalian banjir yang berhasil diwujudkan oleh pemerintah federal baru dapat dioperasikan sepenuhnya pada masa pelaksanaan Pengaturan Baru Presiden Franklin D. Roosevelt.

Manfaat yang dipetik dari program-program pengendalian banjir dan pelayaran itu berlipat ganda besarnya dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah federal.

Program-program Pengaturan Baru lainnya misalnya stabilisasi harga komoditi pertanian, langsung mendobrak kemiskinan di daerah itu dan mendapat dukungan luas dari rakyat.

Meskipun demikian, program yang paling spektakuler adalah Otorita Lembah Tennessee (Tennessee Valley Authority-TVA). Program pengendalian banjir dan pengadaan PLTA yang paling besar dalam sejarah Amerika Serikat telah berhasil menyulap seluruh wilayah tersebut. Program inilah yang membuat Alabama menikmati tingkat pendapatan tertinggi dibandingkan dengan bagian lain mana pun dari Negara Bagian Selatan Tengah.

Menjelang akhir Perang Dunia II, pertanian di Negara Bagian Selatan Tengah telah menjadi relatif makmur dan merupakan gaya kehidupan yang mantap bagi para petani besar. Akan tetapi, bagi buruh tani kasar, keadaannya malah semakin memburuk, dan bukannya membaik.

Mesin-mesin pertanian mutakhir yang efisien mempersempit peluang bagi buruh kasar sehingga keluarga buruh tani tetap dihantui kemelaratan. Penduduk kulit hitam, yang menjadi korban diskriminasi pendidikan dan ekonomi, tak ayal lagi merupakan golongan yang paling sengsara.

Meskipun demikian, kemiskinan daerah pedesaan juga meluas di kalangan penduduk kulit putih. Sektor pertanian selatan sama sekali tidak menyajikan peluang yang memadai bagi para petani kecil untuk memperoleh nafkah yang layak. Akibat wajarnya adalah terjadi perpindahan penduduk ke utara, baik kulit hitam maupun kulit putih.

Pindahnya penduduk kulit hitam itulah yang terutama membuahkan perubahan-perubahan penting. Sebelum Perang Dunia |, jumlah penduduk kulit hitam lebih banyak daripada penduduk kulit putih di Mississippi dan kirakira lebih dari sepertiga dari jumlah penduduk di ketiga negara bagian lainnya di daerah tersebut.

Penduduk kulit hitam mulai meninggalkan daerah itu selama Perang Dunia I, dan proses ini semakin gencar selama Perang Dunia II dan pada masa sesudah perang.

Gerakan Hak Azasi

Meskipun telah terjadi perpindahan besar-besaran tersebut, jumlah penduduk kulit hitam di Negara Bagian Selatan Tengah masih tetap merupakan yang tertinggi di seluruh negara. Daerah itu merupakan ajang beberapa di antara berbagai konfrontasi rasial paling sengit pada tahun 1950-an dan 1960-an.

Penduduk kulit putih dan para pejabat terpilih bersitegang untuk mempertahankan pemisahan masyarakat mereka yang kaku itu. Sewaktu tekanan pemerintah federal bagi pembauran memuncak, organisasi-organisasi semacam dewan warga negara kulit putih dan Ku Klux Klan yang bangkit kembali itu secara politis menjadi kuat.

Pada tahun 1963, Gubernur George Wallace dari Alabama menjadi lambang penganjur pemisahan selatan ketika dia berdiri di anak tangga Universitas Alabama untuk mencegah masuknya dua mahasiswa kulit hitam.

Tapi golongan pro pemisahan memang tidak ditakdirkan untuk menang. Undang-undang hak azasi yang disahkan semasa kepemimpinan Presiden Lyndon B. Johnson pada pertengahan tahun 1960-an, dibarengi dengan gerakan hak azasi besar-besaran yang efektif, telah berhasil merobohkan kubu-kubu pemisahan satu demi satu di Pedalaman Selatan.

Menjelang tahun 1980-an dalam banyak hal daerah itu lebih berhasil dalam berbaur dibandingkan dengan beberapa daerah utara. Pertanda telah terjadinya perubahan itu tampak jelas ketika George Wallace kembali memangku jabatan gubernur Alabama dari tahun 1983 sampai 1987. Dia terpilih sebagian besar karena dia merangkul dan memenangkan sejumlah besar suara dari penduduk kulit hitam.

Diulas oleh: Frank E. Smith, Direktur Otorita Lembah Tennessee
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait