Nauru adalah sebuah Republik kecil yang terletak persis di selatan khatulistiwa, adalah salah satu pulau yang paling terpencil di Pasifik. Negeri ini mendapatkan kemakmuran yang memadai dan kemerdekaannya oleh karena adanya cadangan fosfat yang berkualitas tinggi yang hampir menutupi empat perlima bagian pulau itu.
Namun, fosfat yang digunakan untuk pembuatan pupuk itu terkuras dengan cepat. Diperkirakan bahwa deposit itu akan habis menjelang tahun 2000. Bila saat itu tiba, sumber penghasilan orang Nauru yang ada sekarang ini akan lenyap.
Lebih dari itu, pulau itu akan menjadi kosong tidak dapat didiami sebab tempat ini tidak memiliki lahan maupun sumber lainnya, kecuali kalau lahan dan sumber itu dibawa ke pulau dengan kapal.
Pulau itu bahkan tidak memiliki sungai, ataupun sungai kecil, dan hanya menerima curah hujan yang sedikit setiap tahunnya sehingga air pun harus diimpor pada tahun-tahun kering.
Kunjungi di google map
Penduduk Nauru
Orang Nauru dapat dipastikan merupakan campuran dari bangsa-bangsa di Pasifik. Sama sekali tidak diketahui tentang asal-muasal bangsa ini atau bagaimana nenek moyangnya datang ke wilayah ini.
Bahasa mereka tampaknya tidak berhubungan dengan satu pun bahasa di pulau-pulau Pasifik lainnya. Misionaris Jerman menerjemahkan Injil ke dalam salah satu dialek yang paling banyak dipakai, yang memberikan dasar bagi bahasa baku Nauru.
Pendidikan, yang bebas biaya dan diwajibkan bagi anak-anak yang berumur antara 6-17 tahun, juga membantu mempersatukan penduduk pulau itu. Banyak siswa melanjutkan belajar ke pendidikan tinggi atau sekolah teknik di Australia.
Industri fosfat memberikan pekerjaan kepada sebagian besar penduduk. Penghasilan dari fosfat juga membiayai maslahat kesejahteraan dan pelayanan sosial bagi mereka yang membutuhkannya.
Sejarah Nauru
Bangsa Eropa pertama kali mengenali Nauru pada tahun 1798 ketika kapten pemburu ikan paus, John Fearn, mengunjunginya. Oleh karena amat terkesan oleh keindahan pulau itu, Kapten Fearn menyebutnya Pulau Kenyamanan.
Pada tahun-tahun berikutnya, negeri ini menerima bagiannya sebagai tempat para pedagang dan petualang. Pada tahun 1886, sebagai akibat dari Konvensi Anglo-Jerman, pulau itu digolongkan ke dalam lingkungan pengaruh Jerman di Pasifik.
Akan tetapi, baru pada akhir abad itu, yaitu ketika seorang bangsa Inggris menemukan cadangan fosfat yang melimpah, Nauru mulai mempunyai arti ekonomis bagi orang Eropa. Sebuah perusahaan Inggris mendapatkan aktiva dari perusahaan fosfat. Royalti dibayarkan kepada pemilik pada tahun 1906.
Pada tahun 1920 Nauru menjadi daerah mandat Liga Bangsa-Bangsa dan diurus oleh Australia, Inggris, dan Selandia Baru. Ketiga negara ini juga mendapatkan aktiva dari perusahaan fosfat.
Royalti dibayarkan kepada pemilik tanah dan ke dalam dana perwalian yang beragam untuk digunakan bagi keperluan masyarakat atau disimpan buat dipakai oleh orang Nauru kelak jika persediaan fosfat habis.
Dalam Perang Dunia II Nauru diduduki oleh tentara Jepang. Selama pendudukan itu, yaitu tahun 1943, 1.200 orang secara paksa dipindahkan ke pulau Truk di Kepulauan Karolina.
Pada akhir perang, 743 orang yang masih hidup kembali ke Nauru. Mereka tiba pada tanggal 31 Januari 1946. (Tanggal 31 Januari diingat sebagai Hari Pembebasan yang nantinya akan dipilih sebagai tanggal Hari Kemerdekaan pada tahun 1968).
Seusai Perang Dunia II, Nauru menjadi daerah perwalian Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diurus bersama oleh Australia, Selandia Baru, dan Inggris. Sekali lagi seperti ketika di bawah Liga Bangsa-Bangsa, Australia mengurus wilayah itu atas nama kedua negara lainnya.
Hasrat negeri ini untuk merdeka merupakan suatu langkah yang menimbulkan keheranan bagi sebagian besar pengamat. Karena selama bertahun-tahun pemerintah Australia telah memikirkan masa depan Nauru dalam hal mencarikan tempat tinggal baru bagi rakyatnya.
Meskipun telah berulang kali ditemukan kemungkinan permukiman baru bagi orang Nauru, mereka selalu tidak puas karena tempat itu merupakan wilayah negara lain. Hal ini berarti bahwa orang akan kehilangan identitasnya sebagai suatu bangsa.
Orang Nauru juga merasakan bahwa mereka tentu akan dapat memperoleh harga yang lebih baik buat fosfatnya jika mereka mengelola sendiri industri itu. Oleh sebab itu, mereka mendesak bahwa pengendalian harus dikembalikan kepada mereka sebagai bagian dari kemerdekaan mereka.
Akhirnya, ketiga pemerintah itu menyetujui untuk menjual pengendalian industri fosfat itu kepada Pemerintah dan Nauru pun mendapatkan kemerdekaannya.
Pemerintahan dan Masa Depan
Sejak merdeka pada tahun 1968, Nauru telah memiliki lembaga perwakilan rakyat dan kabinet yang dipimpin oleh seorang menteri utama yang diambil dari badan legislatif.
Menteri utama, yang merangkap sebagai presiden dan kepala pemerintahan, dipilih oleh dewan perwakilan. Oleh karena itu, terjadi pencampuran yang sempurna antara fungsi eksekutif dan legislatif pemerintah yang di negara lain biasanya terpisah.
Orang Nauru optimis terhadap masa depan mereka. Kaum mudanya terdidik dengan baik dan pemimpin mereka giat dan ingin membuat keputusan yang penuh fantasi. Kesadaran bahwa pulau itu pada suatu waktu tidak akan mampu lagi menopang mereka tampaknya tidak mencemaskan orang di negeri ini.
Tugas mereka adalah menemukan cara, jika mungkin, untuk mengisi wilayah yang fosfatnya telah terkuras itu dengan tanah. Pemerintah juga telah membeli sejumlah kapal kargo, sebagai modal bagi suatu armada laut, dan mencoba menarik turis dan perusahaan dagang.
Negeri itu menanam beberapa pendapatan fosfatnya dalam pengusahaan dan perdagangan tanah di Australia dan di mana saja. Bangsa Nauru mencoba dengan segala cara untuk menjamin masa depan mereka di atas pulau mereka.
Ringkasan
Nama resmi: REPUBLIK NAURU
IBU KOTA: Tidak ada ibu kota resmi. Tempat pemerintahan berkedudukan di distrik Yaren.
LETAK GEOGRAFIS: Samudra Pasifik baratdaya.
- Garis lintang: 0° 31′ S.
- Garis buiur: 165° 56′ T.
WILAYAH: 21 km2.
PENDUDUK: 9.000 jiwa (perkiraan terakhir).
BAHASA: Nauru, Inggris.
AGAMA: Gereja Protestan Nauru, Katolik Roma.
PEMERINTAHAN: Republik.
- Kepala pemerintahan presiden.
- Badan legislatif: dewan perwakilan rakyat.
- Kerja sama internasional: Negara-Negara Persemakmuran.
EKONOMI:
- Mineral utama-fosfat.
- Produk pertanian utama: tidak ada.
- Produk industri: penambangan fosfat.
- Ekspor utama: fosfat.
- Impor utama: makanan, bahan bangunan, mesin.
MATA UANG: Dolar Australia.
HARI LIBUR: 31 Januari, Hari Pembebasan (1946) dan Hari, Kemerdekaan (1968).
Diulas oleh:
JOHN MILES, Petugas Urusan Politik Senior, Perserikatan Bangsa-Bangsa
Editor: Sejarah negara Com
Baca juga: