Pada akhir abad ke-15 pelaut Portugis Vasco da Gama mencapai pesisir Mozambik yang penuh dengan jajaran pohon kelapa itu. Selama hampir 500 tahun hubungan antara negeri Afrika ini dengan Portugal selalu berkesinambungan sampai tahun 1975 tatkala negeri ini mencapai kemerdekaan.
Mozambik terbentang pada suatu jalur yang panjang dan sempit di sepanjang pesisir Samudra Hindia, tepatnya di pesisir selatan Afrika Timur. Sejumlah bandar alam yang amat bagus berjajar di garis pantainya.
Dalam kira-kira 30 tahun terakhir ini bandar-bandar tersebut telah dikembangkan dan suatu jaringan jalan kereta api telah dibangun untuk melayaninya. Hasilnya adalah pertumbuhan yang cukup tinggi dalam perekonomian Mozambik.
Beberapa negara tanpa laut yang terletak di pedalaman Afrika bagian selatan biasanya mengangkut berbagai produk ekspor mereka dengan kereta api melintasi Mozambik ke berbagai bandar di Mozambik. Di sini barang tersebut dipindahkan ke kapal dan’diangkut ke pasar di seluruh dunia.
Geografi Mozambik
Pada peta, Mozambik tampak seperti huruf Y yang diperpanjang, terbelah oleh Sungai Zambezi dari laut menuju ke jantung Afrika tepat di bawah percabangan huruf Y itu. Negara ini berwilayah 801.590 km2.
lklim
Mozambik ditandai dengan dua musim, yaitu musim hujan yang hangat dari bulan Oktober sampai Maret dan musim kemarau yang sejuk dari bulan April sampai September. Sejumlah sungai dan riam mengalir melintasi bagian utara dan tengah negara ini dan curah hujan tertinggi tercatat di sebelah utara. Sebagian besar wilayah selatan amat sangat kering.
Secara keseluruhan negeri ini terbagi atas tiga kawasan fisik. Di sepanjang bentangan garis pantainya terletak kawasan tanah rendah berpasir. Tanah rendah tersebut membentang ke pedalaman sepanjang daerah yang subur dan produktif pada kedua sisi Sungai Zambezi, Save, Limpopo, serta berbagai sungai lainnya yang bermuara di laut. Pohon jambu mede dan pohon kelapa tumbuh subur di tanah rendah itu. Padi dan tanaman pangan lainnya ditanam di daerah rawa.
Di pedalaman, lahan meninggi membentuk plato yang ketinggiannya berkisar antara 150-610 m. Lebih jauh ke pedalaman terdapat kisaran pegunungan. Perkebunan teh telah dikembangkan di dekat garis perbatasan Malawi.
Di sebelah utara, kawasan yang diapit oleh Danau Malawi dan jalur pesisir merupakan plato tinggi dan berbatu-batu. Kapas ditanam di wilayah ini. Meskipun wilayah di sekitar Maputo di selatan paling padat penduduknya, wilayah utara semakin penting kedudukannya dalam perekonomian berkat adanya produksi kapas.
Suatu usaha pencarian besar-besaran untuk menemukan sumber alam yang berharga antara lain telah berhasil menggali tantalit (yang digunakan dalam pembuatan baja), beryl, tembaga, dan boksit. Terdapat sejumlah tambang batu bara di kawasan dataran tinggi dan endapan gas alam yang besar telah ditemukan di kawasan lepas pantai.
Negeri ini kaya dengan kayu. Di antara berbagai kayu yang bernilai komersial adalah eboni, mahoni, jati Afrika, cendana Afrika, dan kayu besi. Kekayaan fauna telah menjadikan Mozambik surga bagi para juru foto, pemburu, dan wisatawan. Di Suaka Nasional Corongoza ribuan satwatermasuk gajah, singa, dan banteng-berkeliaran dengan bebasnya.
Kota Besar
Ibu kota Maputo yang amat sangat anggun dan kosmopolitan, terletak di ujung paling selatan negeri ini. Maputo tidak saja merupakan kota terbesar di Mozambik, melainkan juga bandar utamanya.
Selain itu, Maputo merupakan pusat perkeretaapian yang melayani jantung perekonomian Afrika Bagian Selatan dan sedang tumbuh menjadi pusat perindustrian. Kilang minyak pertama Mozambik dibangun di Maputo.
Beira, yang terletak di pinggang sempit negeri ini, merupakan bandar terbesar kedua dan juga pusat perkeretaapian yang penting. Beira menampung muatan yang berasal dari dan diangkut ke Afrika bagian tengah. Kota pelabuhan lainnya adalah Nacala, Mozambik, Quelimane, dan Inhambane. Tete dan Mutarara yang terletak di tepi Sungai Zambezi, adalah kota pedalaman yang penting.
Selengkapnya kunjungi Peta Mozambik atau di google map
Penduduk Mozambik
Sebagian besar penduduk Mozambik terdiri atas orang Afrika, terutama keturunan suku Bantu. Penduduknya juga mencakup sejumlah pemukim Eropa serta Asia (India, Pakistan, dan Cina) dan kelompok masyarakat yang berdarah campuran.
Bahasa resmi negara adalah Bahasa Portugis. Kelompok masyarakat Afrika berbahasa Bantu. Agama utama di kalangan penduduk Eropa adalah Katolik Roma. Banyak di antara penduduk Afrika yang beragama Katolik; sebagian beragama Protestan, dan sebagian lagi mengikuti berbagai agama tradisional. Banyak penduduk kawasan sebelah utara Mozambik memeluk agama Islam.
Cara Hidup
Terdapat dua cara hidup yang sangat mencolok perbedaannya di Mozambik. Terdapat suasana Portugis di berbagai kota lama yang terletak di pesisir dan di berbagai kota baru di pedalaman. Rumah, taman, lapangan, dan kebunnya masih menunjukkan pengaruh Portugis yang kuat.
Di samping itu, dari dahulu sampai sekarang terdapat cara hidup desa kecil dan pedesaan tradisional Afrika yang berirama tenang itu.
Rumah di desa yang kecil biasanya terbuat dari lumpUr dan jerami dan beratap kerucut. Kebanyakan keluarga bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Jagung tumbuh subur dan merupakan tanaman utama di bagian utara dan tengah Mozambik.
Jagung yang telah ditumbuk menjadi tepung kemudian direbus dan dibentuk menjadi gumpalan bulat merupakan makanan pokok. Bagi penduduk yang hidup di sepanjang tepi riam dan danau atau di sepanjang pesisir, ikan dan kerang-kerangan merupakan bagian utama menu mereka.
Wanita dan anak lelaki membantu menangkap ikan. Penangkapan ikan biasanya dilakukan dengan kail dan pancing yang sederhana atau dengan tongkat bambu.
Pendidikan
Dahulu hanya sedikit penduduk Afrika Mozambik yang dapat membaca dan menulis. Sebelum kemerdekaan, Portugal telah memulai suatu program pembaharuan pendidikan. Pemerintah baru di Mozambik juga menitikberatkan pendidikan, terutama pemberantasan tuna aksara. Dewasa ini diperkirakan 1/3 penduduk dewasa Mozambik dapat membaca dan menulis dan ratusan ribu mengikuti berbagai kelompok belajar.
Pada dasarnya pendidikan merupakan hal yang wajib bagi warga negara yang berumur antara 6-14 tahun. Kira-kira seperdua dari semua anak usia sekolah dasar telah bersekolah dan banyaknya anak yang bersekolah terus meningkat setiap tahun.
Lembaga pendidikan tinggi yang terkemuka di Mozambik, yang kini bernama Universitas Eduardo Mondlane, didirikan pada tahun 1963 dan terletak di Maputo.
Ekonomi
Ekspor berbagai produk pertanian merupakan sumber pendapatan nasional utama. Kapas kini merupakan komoditi ekspor yang paling utama. Setelah kapas, komoditi ekspor yang utama adalah gula, jambu mede, produk kelapa, sisal (bahan pembuatan tali), dan teh. Mozambik adalah produsen biji jambu mede terbesar di dunia dan pemrosesan jambu mede untuk ekspor sedang berkembang menjadi industri utama di negara ini.
Nilai seluruh ekspor Mozambik bernilai jutaan dolar dan sedikit lebih rendah daripada nilai impornya per tahun-terutama berbagai mesin. Sebagian besar defisit tersebut ditutup dengan pemasukan dari sektor angkutan yang sudah cukup maju di Mozambik.
Sektor ini terpusat pada perkeretaapian internasional yang membentang di seluruh wilayahnya. Sumber pendapatan nasional lainnya adalah uang yang dikirimkan kepada keluarga di rumah oleh para buruh migran dari sejumlah negara tetangganya.
Para wisatawan yang mendatangi berbagai pantai Mozambik yang molek itu cukup besar sumbangannya bagi perekonomian, tetapi kepariwisataan dewasa ini tidak lagi digalakkan.
Dalam rangka rencana pembangunannya yang ketiga (1968-1973), Portugal telah menanamkan modalnya senilai ratusan juta dolar di Mozambik. Sejumlah proyek untuk memperluas pertanian dan industri serta sistem angkutan dan fasilitas pelabuhan telah dilaksanakan.
Salah satu proyek yang paling penting adalah program pembangunan sebuah pusat listrik tenaga air raksasa. Proyek tersebut mencakup pembendungan Sungai Zambezi di teriunan Jurang Cahora Bassa yang berarus deras, yang terletak di sebelah baratlaut kota Tete.
Proyek bendungan setinggi 152 m dan stasiun pembangkit tenaga listrik yang berhasil dirampungkan pada tahun 1975 itu merupakan yang paling besar di Afrika. Danau buatannya sepanjang 241 km. Proyek tersebut menyediakan tenaga Iistrik bagi negara, sedangkan kelebihannya di ekspor.
Sejarah Mozambik
Dalam pelayarannya yang pertama ke India (1497-1498), penjelajah Portugis Vasco da Gama menemukan sejumlah permukiman Arab di sepanjang pesisir Samudra Hindia di seluruh Afrika.
Selama berabad-abad bangsa Arab telah menguasai jalur perdagangan emas dari Afrika ke India. Sofala, yang teletak di dekat Beira yang sekarang, adalah pusat perdagangan tersebut.
Da Gama memamerkan keunggulan kekuatannya atas orang Arab. Menjelang peralihan abad itu berbagai pos perdagangan dan benteng yang terletak di muara sungai utamamerupakan pelabuhan persinggahan utama pada jalur baru ke India tersebut.
Menjelang tahun 1510 hampir semua kota di sepanjang pesisir mengakui kewenangan orang Eropa; Ribuan kilo gading dibeli dan diangkut dengan kapal Portugis setiap tahun dan perdagangan budak berkembang pesat sejalan dengan semakin besarnya kebutuhan tenaga kerja di Brasilia-koloni Portugis di Amerika Selatan.
Menjelang tahun 1700 Portugal telah kehilangan sebagian besar imperium sebelah timurnya yang jatuh ke tangan Belanda dan Inggris sehingga arus perdagangan melalui berbagai bandar Mozambik telah merosot dengan tajam. Mozambik telah memasuki suatu periode kemerosotan yang akan berlangsung selama 200 tahun.
Perbatasan negara yang ada sekarang ini disepakati dalam Konferensi Berlin (1884-1885), ketika berbagai kekuatan Eropa mengukur Afrika menjadi berbagai lingkaran pengaruh. Suatu perjanjian yang kemudian dibuat antara Inggris dan Portugal lebih merinci lagi perbatasan tersebut.
Impian Lisabon untuk mewujudkan sebuah kerajaan agung di Afrika yang terbentang dari pesisir barat ke pesisir timur benua itu berbenturan dengan ambisi Inggris di bagian tengah dan tenggara Afrika.
Itulah sebabnya maka Mozambik Portugis di Samudra Hindia dan Angola Portugis di Samudra Atlantik dipisahkan oleh wilayah Inggris. Wilayah bekas jajahan Inggris itu kini mencakup Zimbabwe, Malawi, dan Zambia serta kawasan Transvaal di Afrika Selatan.
Mozambik di Bawah Kekuasaan Portugis
Semasa di bawah kekuasaan Portugis, Mozambik dianggap sebagai propinsi seberang laut Portugal. Masalah negeri itu diurus oleh seorang gubernur jendral yang ditunjuk di Lisabon. Kebijaksanaan Portugal di Mozambik sama dengan kebijaksanaannya di berbagai wilayah Afrikanya yang lain yang masih berada di bawah naungan bendera Portugal.
Tujuan yang tersurat dalam kebijaksanaan ini adalah melebur seluruh penduduk menjadi satu kelompok masyarakat budaya, ekonomi, dan politik. Dalam teori, berbagai faktor yang seharusnya dapat merangkum seluruh penduduk Mozambik adalah bahasa Portugis, agama Katolik Roma, dan kebanggaan yang kuat terhadap kebudayaan Portugis.
Akan tetapi, sebagaimana yang dibuktikan oleh sejarah, faktor-faktor tersebut belum cukup untuk melestarikan kekuasaan Portugal untuk selama-lamanya.
Diawali pada tahun 1960 orang Portugis telah mengambil langkah untuk menjadikan bentuk kolonialismenya lebih dapat diterima oleh kelompok masyarakat Afrika yang semakin resah.
Sebelum tahun 1961 suatu kaidah yang disebut indigenato memuat langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh orang Afrika untuk memperoleh status hukum dan hak-hak istimewa sebagai warga negara Portugal yang sepenuhnya telah berasimilasi.
Pada tahun 1961 kaidah tersebut diganti dengan perundang-undangan yang baru. Secara teoretis hal itu memberikan kepada semua warga Afrika hakhak sipil dan kesempatan kerja yang sama dengan bangsa Portugis.
Kenyataannya, penduduk Afrika yang kritis terhadap kebijakan Portugal itu memandang seluruh situasinya dengan cara yang agak berbeda. Setelah menyaksikan lenyapnya semua kekuasaan kolonial utama lainnya, mereka mencampakkan gagasan bahwa orang Afrika dapat atau seharusnya disulap menjadi orang Portugis.
Para kritikus Afrika menyatakan bahwa kekuasaan satu bangsa atas bangsa lain merupakan hal yang tidak dapat diterima dalam abad ke-20 ini.
Gerakan Nasionalis dan Kemerdekaan
Pada tahun 1964 suatu pemberontakan bersenjata melawan kekuasaan Portugal dilancarkan oleh serikat gerakan kebangsaan Mozambik yang disebut Frelimo, singkatan dari Frente de Libertagao de Moqambique (Front Pembebasan Mozambik).
Tahun demi tahun semakin banyak orang Afrika yang memberikan dukungan kepada apa yang disebut gerakan pembebasan itu. Dana untuk melengkapi kekuatan militer Frelimo sebagian besar berasal dari berbagai negara Afrika yang telah merdeka.
Frelimo melaksanakan aksi militer dan kemasyarakatan bawah tanahnya di wilayah Mozambik dari sejumlah markas besarnya di negara tetangganya Tanzania. Kekuatan tersebut aktif di sepertiga wilayah bagian utara Mozambik.
Untuk menangkis pemberontakan tersebut. Portugal meningkatkan kekuatan militernya di Mozambik dan membangun berbagai fasilitas komunikasi dan lapangan terbang baru.
Pemimpin pertama Frelimo adalah Eduardo Mondlane, seorang doktor filsafat Mozambik yang dinamis dan memperoleh pendidikan di Afrika Selatan, Portugal, dan Amerika Serikat. Dr. Mondlane terbunuh di Tanzania pada tahun 1969. Jabatannya sebagai pemimpin Frelimo digantikan oleh Samora Machel.
Sementara itu, perdana menteri baru Portugal Marcello Caetano menggantikan Antonio de Oliveira Salazar pada tahun 1968. Caetano mengikuti garis kebijaksanaan terdahulu negara itu di Afrika dan kemelut di Mozambik terus berlanjut.
Beban berat berupa perang yang berlangsung lama itu akhirnya dirasakan terlampau berat oleh Portugal. Tahun 1974 pemerintah Caetano digulingkan dan para pemimpin baru Portugal mengakui hak rakyat Mozambik untuk merdeka.
Sebuah pemerintahan peralihan dibentuk, terdiri dari baik orang Portugal maupun Mozambik, yang memerintah negara itu sampai 25 Juni 1975, ketika negara itu secara resmi menjadi negara merdeka.
Undang-undang Mozambik menyatakan bahwa Frelimo merupakan “kekuasaan yang mengarahkan negara dan bangsa” Republik Rakyat Mozambik. Presiden Frelimo, Samora Machel, juga menjadi presiden republik itu.
Setelah tewas dalam kecelakaan pesawat pada 1986, ia digantikan oleh Joaquim Chissano. Kemerdekaan Mozambik diganggu dengan adanya kelompok pemberontak yang didukung oleh pemerintahan kulit putih Rhodesia (kini Zimbabwe), dan kemudian Afrika Selatan.
Sampai 1992, lebih sejuta orang Mozambik mati dalam perang itu. Lebih 5 juta orang mengungsi dan ekonomi negara berantakan.
Tahun 1990 berdasarkan konstitusi baru bersistem multipartai dan pemilihan langsung presiden dan dewan perwakilan, negara ini menjadi Republik Mozambik. Pemilihan demokratis yang pertama pada 27-29 Oktober 1994 menjaring 90% pemilih untuk memberikan suaranya. Chissano dan Frelimo terpilih sebagai presiden dan perwakilan rakyat secara meyakinkan.
Diulas oleh: HELEN KITCHEN, Mantan Kepala Penyunting, Africa Report.
Editor: Sejarah Negara Com