Malawi negeri indah di Afrika Tenggara

Malawi adalah sebuah negeri yang indah dengan pegunungan yang tinggi, danau-danaunya yang kemilau, dan ladangnya yang menghijau segar. Nama negeri ini berkaitan dengan awal sejarah negeri ini. Pada suatu masa kira-kira pada abad ke-16, suatu bangsa terbawa arus ke dalam wilayah Malawi yang sekarang.

Lambat laun mereka bermukim di sana dan menamakan wilayah itu ”Maravi’. Nama ini yang ejaan modernnya adalah ”Malawi” berarti ”lahan nyala api”. Beberapa ahli sejarah menyatakan bahwa kata ini mulai digunakan tatkala bangsa tersebut menyaksikan perairan Danau Malawi yang merah membara di kala senja.

Ada pula yang menyatakan bahwa kata itu berasal dari suatu acuan kepada nyala tungku peleburan besi. Peleburan besi merupakan suatu bidang kegiatan penting di kalangan penduduk kuno yang berkelana di wilayah tersebut.

Geografi Malawi

Republik Malawi, yang dahulu dikenal dengan nama Nyasaland, terletak di Afrika Tenggara. Negeri ini dibatasi oleh Zambia di sebelah baratlaut, oleh Tanzania di sebelah timurlaut, dan oleh Mozambik di sebelah selatan, tenggara, dan baratdaya. Luas wilayah negeri ini seluruhnya adalah 118.484 km2 karena pertumbuhan penduduk yang cepat.

Pemandangan, pegunungan, dan danaunya yang indah menyebabkan negeri ini disebut sebagai Swissnya Afrika. Sebagian dari Lembah Celah Besar melintasi negeri ini dari utara ke selatan. Danau Malawi (dahulu Danau Nyasa) terletak di celah yang dalam ini.

Dataran tinggi yang menjulang tinggi di kedua sisi celah ini membentuk pemandangan yang megah. Gunung Mlanje yang menjulang setinggi 3.000 m itu merupakan titik tertinggi di Malawi. Gunung ini sangat menarik bagi para wisatawan dan pendaki gunung.

Iklim

Malawi adalah negeri tropis, tetapi karena sebagian besar lahannya berupa pegunungan dan dataran tinggi, iklimnya sedang dan menyenangkan. Pada umumnya suhu udara berkisar antara 18°-30°C dan terkadang terjadi kebekuan.

Akan tetapi, di daerah lembah Sungai Shire iklimnya cukup panas. Musim hujan di negeri ini hanya berlangsung sekali dalam setahun, yakni pada bulan November sampai April.

Peta wilayah Malawi

Kunjungi Peta Malawi atau di google map

Kota Besar

Karena letaknya yang dikelilingi oleh dataran, Malawi tidak mempunyai pelabuhan samudra sendiri. Pelabuhan terdekat adalah Sofala dan Nacala di Mozambik. Ibu kota negara yang sekarang adalah Lilongwe.

Kota yang sedang tumbuh dengan penduduk 105.000 jiwa ini terletak di daerah pertanian bagian tengah; pada tahun 1975 kota ini menjadi pusat pemerintahan. Ibu kota lama Malawi adalah Zomba.

Di Tanah Tinggi Shire terdapat kota Blantyre dan Limbe, yang telah dipersatukan menjadi pusat perdagangan dan industri utama di negeri ini. Kedua kota itu disatukan pada tahun 1959 untuk memperlancar pemerintahan lokal.

Kota yang sekarang disebut Blantyre ini berpenduduk lebih dari 230.000 jiwa. Blantyre yang merupakan daerah perbelanjaan utama di Malawi ini mempunyai jaringan jalan yang cukup ramai, sejumlah toserba, gedung modern, dan pabrik.

Penduduk Malawi

Sebagian besar penduduk Malawi adalah orang Afrika keturunan Bantu, yang sebagian di antaranya masuk ke daerah tersebut pada berbagai masa antara abad ke-16 dan ke-19. Kelompok utamanya adalah suku Chewa, Lomwe, Ngonde Yao, Ngoni dan Tumbuka.

Di sana terdapat pula beberapa ribu orang Eropa dan Asia serta sejumlah kecil penduduk berdarah campuran. Kebanyakan orang Eropa tinggal di kota besar dan bekerja di sektor pemerintahan, misi Kristen, perindustrian dan perkebunan teh. Orang Asia juga bermukim di kota dan bekerja di berbagai toko kecil.

Karena sempitnya lapangan pekerjaan, ribuan penduduk Malawi telah meninggalkan negeri ini untuk bekerja di berbagai tambang tembaga di Zambia dan Zimbabwe atau di lahan pertanian dan tambang di Afrika Selatan.

Pada umumnya mereka merantau selama 2 sampai 3 tahun. Pendapatan yang mereka kirimkan ke kampung halaman memberikan sumbangan yang berarti kepada perekonomian negara ini.

Bahasa

Dua bahasa utama yang digunakan di Malawi adalah bahasa Chichewa dan Chitumbuka. Bahasa Chitumbuka digunakan oleh penduduk di wilayah utara, sedangkan bahasa Chichewa digunakan oleh penduduk di wilayah selatan.

Akan tetapi bahasa Inggris dan Chichewa merupakan dua bahasa resmi. Bahasa Inggris digunakan di kalangan pemerintahan, pengadilan, penerbitan resmi, dan di sekolah.

Sebagian besar penduduk Republik Malawi menganut kepercayaan animisme, sedangkan penduduk pribumi lainnya beragama Kristen atau Islam.

Pendidikan

Karena Malawi membutuhkan banyak tenaga terlatih untuk membangun negara dan untuk memecahkan berbagai problemanya yang mendesak, pendidikan merupakan segi yang paling penting. Berbagai upaya tengah ditempuh untuk menyekolahkan semua anak usia sekolah. Semakin banyak sekolah yang lebih lengkap peralatannya dibangun setiap tahunnya.

Kira-kira 3 di antara S anak usia sekolah dasar di Malawi telah bersekolah. Akan tetapi, persentasenya lebih rendah di kalangan anak usia sekolah lanjutan, dan hanya sejumlah kecil penduduk yang belajar di perguruan tinggi.

Kemajuan penting dalam bidang pendidikan adalah dengan didirikannya Universitas Malawi pada tahun 1965. Rektor pertama universitas tersebut adalah mantan presiden negara ini, yaitu Dr. H. Kamuzu Banda.

Ekonomi Malawi

Malawi adalah negeri pertanian dengan berbagai problema yang gawat. Hanya sekitar 26.000 km2 dari wilayah lahan seluruhnya yang cocok untuk pertanian. Kepadatan penduduk rata-rata adalah 45 jiwa per km2. Angka ini hanya diungguli oleh tiga negara Afrika lainnya, yakni Burundi, Nigeria, dan Rwanda.

Semuanya itu berarti bahwa wilayah lahan Malawi yang sempit itu harus mendukung penduduk yang sangat banyak. Hal ini menuntut diterapkannya berbagai metode bertani yang lebih baik, peningkatan penggunaan pupuk yang efektif, fasilitas pemasaran yang lebih baik, serta peningkatan sarana komunikasi dan transportasi. Untungnya, lahan yang layak tanam di negeri ini sangat subur.

Di zaman dahulu, jagung, singkong, bulgur, buncis, waluh, ubi, kacang tanah, tomat, dan padi ditanam untuk konsumsi lokal. Perekonomiannya sudah cukup swasembada. Akan tetapi, dewasa ini berbagai tanaman budidaya tersebut justru tidak begitu berdaya untuk mendukung perekonomian.

Pertanian

Tanaman keras seperti tembakau, kapas, kacang tanah, dan teh, masih harus digalakkan dan dikembangkan. Hasil tanaman tersebut harus diekspor untuk memperoleh devisa yang sangat dibutuhkan oleh Malawi.

Segera setelah mencapai kemerdekaan, gerakan Perintis Muda dibentuk oleh pemerintah. Gerakan ini dimaksudkan untuk mendidik para pemuda Malawi dalam berbagai metode pertanian maju. Para pemimpin pemerintahan memandang pusat-pusat pelatihan Perintis Muda sebagai lembaga yang amat sangat penting bagi masa depan perekonomian negara.

Gerakan Perintis Muda membantu mewujudkan kecenderungan baru di sektor pertanian ke arah penanaman tanaman keras. Setelah mengikuti latihan selama 14 bulan, para pemuda itu ditugaskan ke berbagai desa untuk memperkenalkan berbagai cara bertani baru kepada penduduk.

Kebanyakan tanaman untuk komoditi ekspor ditanam di perkebunan besar yang mencakup kira-kira 15% dari seluruh lahan pertanian yang ada. Lahan pertanian sisanya digarap dalam petak kecil di bawah pengawasan para pemimpin desa tradisional, atau kepala suku.

Pada keadaan normal Malawi dapat berswasembada di bidang produksi pangan. Apabila terjadi paceklik, bahan pangan terpaksa harus didatangkan dari luar negeri.

Pemerintah masih menjalankan peranan yang aktif. Badan Pemasaran Tani, yang merupakan badan pemerintah, telah membuka cabang-cabangnya di seluruh negeri untuk membantu para petani memasarkan hasil pertanian mereka.

Sejumlah industri kecil telah mulai beroperasi di Blantyre. Industri tersebut memanufaktur sandang, barang keramik, semen, minuman keras, dan minuman ringan. Satu-satunya industri yang terletak di luar kota itu adalah pabrik gula di Chikwawa, di tepi Sungai Shire di dekat perkebunan tebu.

Sejarah Malawi

Hanya sedikit sekali yang diketahui tentang sejarah kuno Malawi. Pada suatu masa penduduk yang berpindah mulai memasuki wilayah Afrika yang mahaluas di sebelah selatan khatulistiwa. Mereka disebut orang Bantu. Sebutan yang menunjuk kepada orang-orang yang mempergunakan bahasa yang sama.

Jadi, sebagai contoh, orang yang bermukim di Malawi, Zambia, atau Afrika Selatan dapat disebut bangsa-bangsa yang berbahasa Bantu. Suku Maravi, yang kemudian menjadi Malawi, adalah salah satu di antara berbagai kelompok tersebut.

Orang Maravi menyeberang masuk ke Zambia dan Tanzania dari Kongo bagian selatan pada suatu saat pada abad ke-16. Keturunan langsung mereka, yakni suku Chewa, sekarang tinggal di daerah tengah dan selatan Malawi.

Selama abad ke-17 dan ke18 para penjelajah Portugis melakukan sejumlah perjalanan melintasi ujung selatan negeri ini. Akan tetapi, para penjelajah ini tidak sampai mendirikan permukiman tetap, dan saat ini hanya sedikit sekali ditemukan bekas-bekas ekspedisi mereka.

Sejarah modern negeri ini diawali pada tahun 1859. Pada bulan September tahun itu, penjelajah kenamaan David Livingstone pertama kali tiba di daerah yang sekarang dinamakan Danau Malawi.

Dia menyebut danau raksasa dan yang terbesar ketiga di Afrika itu Danau Nyasa. Penemuan Livingstone dan penjelajahannya lebih lanjut membuka jalan bagi perembesan Inggris ke wilayah tersebut.

Livingstone, anggota misi Skotlandia, memberontak terhadap kondisi perdagangan budak di daerah tersebut. Setelah kematiannya sejumlah misi dibentuk untuk mendidik penduduk Malawi. Untuk mengakhiri perdagangan budak dan meningkatkan derajat rakyat, pada 1891 Pemerintah Inggris membentuk sebuah protektorat, yang dikenal sebagai Protektorat Nyasaland.

SekaIi-sekali kekuasaan Inggris atas Nyasaland mendapat tantangan. Pada 1915 pasukan Inggris berhasil mematahkan pemberontakan sebuah kelompok yang menghendaki kemerdekaan nasional.

Tahun 1953 Nyasaland dipersatukan dengan Rhodesia Utara dan Rhodesia Selatan ke dalam Federasi Rhodesia dan Nyasaland. Setelah 10 tahun, federasi tersebut dibubarkan atas permintaan Nyasaland.

Pada tanggal 6 Juli 1964 negeri ini menjadi anggota merdeka Persemakmuran Inggris. Namanya menjadi Malawi dengan Dr. H. Kamuzu Banda sebagai perdana menteri yang pertama. Dengan undang-undang dasar baru tahun 1966 negara ini menjadi republik dengan Banda sebagai presidennya.

Pemerintahan

Malawi adalah sebuah republik di lingkungan Persemakmuran. Kepala Negara dan pemerintahannya adalah presiden, yang bermasa jabatan 5 tahun. Berdasarkan amandemen undang-undang dasar tahun 1970, Banda diangkat menjadi presiden seumur hidup.

Kekuasaan legislatif berada di Majelis Nasional, yang sebagian besar anggotanya dipilih secara langsung oleh rakyat, dan yang lainnya ditunjuk. Tahun 1992 timbul oposisi terhadap pemerintahan Banda yang diktatorial.

Dalam tahun 1993 Banda mengadakan referandum untuk mengesahkan pemerintahan berpartai tunggal, tetapi ia kalah. Dalam pemilihan presiden dan anggota Majelis tahun 1994. Bakili Mulizi dari Front Persatuan Demokrasi (UDF, United Democratic Front) terpilih sebagai presiden pemerintahan koalisi.

Artikel Terkait

Diulas oleh: BRIDGLAL PACHAL, Universitas Malawi
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait