Kilas Sejarah
Aceh merupakan daerah istimewa yang secara resmi disebut Nanggroe Aceh Darussalam atau disingkat NAD. Provinsi ini memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Aceh adalah daerah pertama yang mempunyai hubungan langsung dengan dunia luar.
Pada masa kejayaannya, tepatnya pada masa Kerajaan Samudera Pasai, provinsi ini memegang peranan penting bagi jalur perdagangan internasional, karena posisinya yang strategis.
Karena letaknya yang strategis pula, Kerajaan Samudra Pasai waktu itu berkembang menjadi kerajaan Islam yang kuat. Bertolak dari sejarah itulah, pantaslah kiranya provinsi ini memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi lain.
Provinsi Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Di Aceh Syariat Islam benar-benar diberlakukan kepada sebagian warganya yang menganut agama Islam. Islam memang agama yang dominan, sementara agama kristen, katolik, hindu, dan buddha dianut oleh sebagian masyarakat lainnya yang berketurunan Jawa, Cina, Batak, dan India.
Batas Wilayah
Secara geografis Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terletak pada posisi 2 derajat – 6 derajat LU – 95 derajat – 98 derajat BT. Provinsi yang terletak di sebelah ujung utara Pulau Sumatra ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan Laut Andaman
- Sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka.
- Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara, dan
- Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah (pasal 18), menyebutkan bahwa Provinsi Aceh juga memiliki wilayah laut, yaitu laut teritorial dan laut kepulauan. Luas wilayah daratan Aceh yang beribu kota di Banda Aceh adalah 57.365,57 km persegi atau 5.736,557 ha. Adapun rincian penggunaan lahannya, meliputi:
- Perkampungan/pemukiman seluas 110.715,55 ha
- Industri seluas 3.441,03 ha
- Pertambangan seluas 516,29 ha
- Persawahan seluas 289.122,47 ha
- Pertanian tanah kering seluas 136.530,00 ha
- Tanaman semusim seluas 329.852,03 ha
- Perkebunan besar seluas 308.053,11 ha
- Perkebunan kecil seluas 223.725,17 ha
- Hutan seluas 3.946.317,56 ha
- Perairan darat seluas 13.825,17 ha
- Tanah terbuka seluas 18.930,64 ha
- dan lain-lain seluas 13.825,17 ha
Provinsi Aceh juga memiliki 2 danau, 35 gunung, 73 sungai, dan 119 pulau.
Wilayah administrasi Daerah tingkat II Provinsi Aceh dibagi menjadi daerah kabupaten dan kota. Sejak tahun 1999, Provinsi Aceh telah mengalami beberapa pemekaran wilayah.
Sampai saat ini wilayah administrasi provinsi terbagi menjadi 18 kabupaten dan 5 daerah kota. Wilayah administrasi tersebut terbagi lagi atas 257 kecamatan, 693 mukim, 6335 gampong, dan 112 kelurahan. Wilayah administrasi yang berbentuk daerah kabupaten selengkapnya dapat anda baca di : Nama Kabupaten dan Kota
Peta Provinsi
Perhatikan peta Provinsi Aceh di bawah ini:
Baca juga: Peta Aceh Lengkap dengan nama Kabupaten dan Kota
Iklim
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan daerah beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau terjadi pada bulan Maret sampai dengan Agustus. Musim penghujan terjadi dari bulan September sampai dengan Pebruari.
Hal ini berkaitan erat dengan posisinya yang terletak di sekitar garis khatulistiwa. Curah hujan di pesisir timur dan utara berkisar antara 1.000 mm – 2.000 mm per tahun. Sementara itu, di bagian tengah, pesisir barat dan selatan curah hujannya lebih tinggi antara 2.000 – 3.000 mm pertahun. Adapun suhu maksimum rata-rata antara 23 – 35 derajat Celcius dengan kelembapan nisbi udara antara 65 – 75%.