Perang dingin terjadi sebagai akibat dari konflik ideologi antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet. Kemunculan dua blok ini semakin diakui eksistensinya yang ditandai dengan persaingan kepentingan yang tajam.
Pertentangan antara US dan AS inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Perang Dingin. Perang Dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan sebagai perwujudan dari konflik-konflik kepentingan, supremasi, perbedaan ideologi dan lain-lain.
Perang Dingin adalah ketegangan atau pertentangan antara dua blok untuk menyebarkan ideologi. Adapun tujuan menyebarkan ideologi adalah untuk mendapatkan dukungan dari negara lain.
Amerika dan Soviet yang berperan besar dalam mengakhiri Perang Dunia 2 sama-sama ingin berkompetisi untuk memperluas pengaruhnya ke seluruh dunia.
Seorang kolumnis bernama Walter Lipman memopulerkan pertentangan antara kedua blok tersebut dengan istilah cold war (Perang Dingin) dalam bukunya berjudul cold war.
Perang ini ditandai dengan adanya sikap ketidakpercayaan, kecuriagaan dan kesalahpahaman antara blok barat dan timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialisme untuk mempengaruhi dunia, sementara Soviet dianggap telah melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunis.
Selama tahun 1945-1946 Soviet tidak bersinggungan lagi dengan sekutunya dari barat dan sibuk mengonsolodasi kekuasaannya. Uni Soviet berusaha agar negara-negara yang didudukinya “steril” dari demokrasi kapitalis.
Semua sektor perekonomian dikuasai negara dengan tujuan menyejahterakan rakyat. Hal tersebut dapat dilihat dalam rencana lima tahun yang dijalankan secara tertutup, sehingga timbul julukan “Negara di balik tirai besi”.
Tirai besi diciptakan oleh Perdana Menteri Inggris Winston Churchill pada tahun 1946 untuk memberikan label kepada negara-negara komunis yang serba tertutup dan tidak dapat ditembus oleh pengaruh kapitalisme barat.
Pengaruh Uni Soviet dalam mengembangkan hegemoninya di Eropa telah berkembang dengan cepat. Dengan keadaan tersebut Amerika Serikat merasa berkewajiban mencegah berkembangnya gerakan komunis. AS menyusun strategi politik global yang dikenal dengan containment policy.
Tujuan containment policy adalah untuk mencegah berkembangnya pengaruh suatu negara atau suatu sitem politik dari pihak lawan. Sistem politik yang menjadi lawan Amerika adalah komunisme. Oleh karena itu containment policy dikenal pula sebagai containment of communism.
Strategi politik containment of communism
Berikut strategi politik containment of communism yang dikembangkan melalui pemberian bantuan ekonomi dan militer:
Truman Doctrine
Yaitu bantuan ekonomi dan militer pada tahun 1947 kepada Turki dan Yunani. Tujuannya untuk mempertahankan kedua negara tersebut dari pengaruh komunis, serta untuk menghambat jalur Uni Soviet menuju ke selatan yang dapat mengancam negara-negara barat.
Truman Doctrine adalah sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh presiden Harry S. Truman pada tanggal 12 Maret 1947. Truman Doctrine dicanangkan berdasarkan pertimbangan teori domino, yaitu jika salah satu negara jatuh ke dalam paham komunisme, maka negara tetangganya juga akan jatuh ke dalam paham tersebut.
Marshall Plan
Yaitu bantuan ekonomi dan militer untuk pembangunan kembali Eropa yang rusak akibat Perang Dunia II. Amerika menyadari bahwa rapuhnya ekonomi negara-negara Eropa merupakan jalan mudah bagi komunisme untuk mengembangkan hegemoninya.
Untuk menyaingi Truman Doctrine dan Marshall Plan, Uni Soviet membuat Molotov Plan dengan tujuan untuk menata kembali perekonomian negara-negara Eropa Timur dan badan kerja sama Ekonomi Comicon (Comintere Economic).
Adapun penyebab utama Perang Dingin baca selengkapnya di 3 penyebab utama Perang Dingin