Galapagos wilayah ratusan pulau di Pasifik

Galapagos – “Tampaknya seperti Tuhan yang menyebabkan terjadinya hujan batu di sana”, demikianlah ucapan Tomas de Berlanga, Uskup Panama, ketika ia menemukan kepulauan ini pada tahun 1535. Bagi Pelaut bangsa Spanyol yang terbawa arus ke situ dan hampir berputus asa untuk mendapatkan air bersih, kepulauan ini merupakan suatu pemandangan yang tidak menyenangkan-sebuah pulau yang tandus dan hampir sama sekali tidak memiliki dedaunan hijau yang dapat dilihat.

Kepulauan Galapagos atau Galapagos adalah sebuah kepulauan yang terdiri dari 13 pulau-pulau berapi dan bebatuan. Galapagos terletak di Samudra Pasifik sekitar 1.000 kilometer sebelah barat pesisir Amerika Selatan. Secara politis, Galapagos merupakan bagian dari Ekuador.

Binatang besar dan aneh merangkak perlahan-lahan pada batu hitam yang pecah berhamburan. Namun, cairan pada pohon kaktus yang tumbuh di kepulauan ini mampu melenyapkan dahaga para pelaut sehingga mereka dapat bertahan untuk menuturkan kisah mereka tentang Las Islas Encantadas, yaitu pulau yang mempesona.

Kepulauan ini yang terdiri atas kira-kira 13 pulau induk dan beratus-ratus pulau kecil dan pulau karang-terletak terpencar-pencar di Samudra Pasifik kira-kira 965 km sebelah barat Ekuador dan 1.600 km baratdaya Panama.

Kepulauan ini telah menjadi milik Ekuador sejak tahun 1832 dan nama resminya adalah Archipiélago de Colon. Hampir separuh jumlah daerahnya yang lebih kurang 7.800 km2 luasnya itu berada di Pulau Isabela yang panjangnya 130 km. Isabela, atau Albermarle (nama Inggrisnya), mempunyai 5 puncak gunung berapi yang besar dengan puncak tertingginya mencapai 1.500 m.

Semua kepulauan ini mempunyai nama Spanyol dan nama Inggris, yang pertama-tama diberikan oleh para perompak dan para pengusaha perkapalan swasta, kebanyakan adalah orang Inggris yang pada abad ke-17 dan ke-18 menggunakan pulau-pulau ini terutama untuk tempat persembunyian. Kemudian pada tahun 1892 Ekuador memberi nama kembali sebagian besar pulau ini dengan nama Spanyol.

Selama abad ke-19, banyak kapal Amerika menganggap pulau-pulau ini sangat penting bagi tempat persinggahan mengisi bahan bakar, sebagaimana dilakukan oleh armada ikan paus, kapal penangkap anjing laut, dan kapal pedagang bangsa lain. Boleh dikatakan tak seorang pun, kecuali beberapa gelintir tahanan politik yang diasingkan ke pulau itu oleh pemerintah Ekuador, hidup di kepulauan itu sekarang.

Selain itu, pulau-pulau ini dihuni oleh kura-kura raksasa, yang nama Spanyolnya-Galzipagos diambil sebagai nama kepulauan ini. Beribu-ribu kura-kura dibunuh, Sedangkan yang masih hidup disimpan di bagian bawah kapal dan, karena dapat hidup dalam waktu yang lama tanpa makanan dan minuman, maka dapat dijadikan persediaan daging segar untuk para pelaut.

Para penangkap anjing laut mendapat kekayaan dari bulu anjing laut, yang seperti binatang kepulauan Galapagos lainnya, tidak takut pada manusia sehingga mudah ditangkap. Sifat mudah untuk dijinakkan itu masih berlangsung hingga sekarang. Namun anehnya, binatang yang seharusnya dijinakkan-seperti kambing, sapi, babi, anjing, dan kucing yang kemudian dibawa ke kepulauan ini-malahan menjadi buas bagaikan angin.

Walaupun kepulauan ini berada di khatulistiwa, tetapi tidak berciri khas daerah tropis. Daerah pesisir kepulauan ini, yang tersapu oleh arus Peru atau arus Humboldt yang dingin, merupakan suatu pemandangan yang suram mengerikan dengan jurang terjal yang sukar dicapai dan gundukan liar lahar hitam yang hanya ditumbuhi tumbuh-tumbuhan gurun pasir, seperti tumbuh-tumbuhan jenis kaktus.

Kabut yang terus-menerus melingkupi puncak gunung kepulauan ini, membuat lereng gunungnya subur ditumbuhi pakis, tumbuh-tumbuhan merambat, dan hutan hujan tropis, yang di atas pepohonan yang besar-besar itu tumbuh subur bunga anggrek, lumut, dan lumut liar.

Percampuran iklim yang berbeda ini mengakibatkan kehidupan jenis binatang Antartika yang luar biasa, khususnya burung penguin, yang dapat hidup berdampingan dengan binatang reptilia tropis seperti biawak.

Permulaan Kehidupan Binatang

Kebanyakan ilmuwan sepakat bahwa kepulauan Galapagos terbentuk oleh letusan gunung berapi yang mendorong tanah keluar ke atas permukaan laut. Mula-mula tidak ada kehidupan di pulau itu. Kemudian burung datang, meninggalkan biji-bijian dalam kotorannya, atau mungkin melalui lumpur yang melekat di kakinya.

Tumbuh-tumbuhan, serangga, mamalia kecil, dan reptilia yang melekat pada batang pohon dan kayu yang terbawa oleh arus dari Amerika Selatan mencapai kepulauan itu selama terjadi badai. Kura-kura kemungkinan besar datang dari laut dan berevolusi menjadi binatang darat. Sewaktu jenis-jenis binatang itu berada di kepulauan, maka terjadilah penyesuaian diri dengan makanan, tumbuh-tumbuhan, dan kehidupan di daerah itu, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri menjadi binasa.

Peta Kepulauan Galapagos

Kunjungi Kepulauan Galapagos di google map

Setiap pulau mempunyai ciri khusus kehidupan binatangnya masing-masing. Singa laut, burung kutilang, burung laut yang tidak dapat terbang, burung penghibur, burung pergata, elang laut, burung penguin, burung flamingo, kura-kura, dan biawak adalah beberapa di antara penghuni yang beraneka warna.

Kebanyakan jenis binatang ini tidak lagi terdapat di tempat lain. Kura-kura darat raksasa, salah satu makhluk bumi yang tertua, dapat tumbuh lebih dari 1,2 m tingginya dan lebih dari 225 kilogram beratnya. Seperti halnya biawak darat, kura-kura darat ini hidup dari tumbuh-tumbuhan kaktus dan tampaknya tidak menjadi halangan baginya ketika duri-duri pohon kaktus memenuhi mulutnya.

Biawak darat yang langka itu adalah binatang reptilia yang besar, keriput, dan berbentuk kadal yang kadang-kadang panjangnya lebih dari 1,2 m. Biawak laut berbentuk lebih kecil dan lebih banyak serta hidup dari ganggang dan ganggang laut.

Biawak ini berbentuk seperti ular naga kecil dan lebih menakutkan lagi kalau hewan ini menyemburkan air melalui lubang hidungnya seakan-akan sedang mengeluarkan asap. Binatang ini tidak berbahaya sehingga beberapa penduduk memeliharanya sebagai binatang kesayangan.

Orang pertama yang mengatakan pentingnya kehidupan binatang kepulauan Galapagos adalah Charles Darwin. Dia mengunjungi kepulauan ini pada tahun 1835 sebagai seorang naturalis suka rela pada ekspedisi 5 tahun mengelilingi dunia yang diadakan oleh kapal penelitian H.M.S. Beagle.

Darwin, yang saat itu berumur 26 tahun, terpesona melihat banyaknya spesies kura-kura dan burung kutilang yang berbeda tetapi amat terkait yang hidup di berbagai pulau. Di salah satu pulau didapatinya burung kutilang memiliki paruh yang besar untuk menghancurkan biji-bijian; di pulau yang lain, paruhnya tebal dan pendek sehingga mudah untuk menangkap serangga; sedangkan di pulau yang lainnya lagi, paruhnya berbentuk sedemikian rupa sehingga mudah untuk mematuk buah-buahan dan bunga-bungaan.

Observasi ini membuktikan bahwa tingkah laku burung yang menyesuaikan diri dengan kehidupan di sekitarnya telah berlangsung dari satu generasi ke generasi lainnya sehingga Darwin mempertanyakan kejadian versi Kitab Suci.

Dua puluh empat tahun kemudian dia menerbitkan bukunya yang terkenal, yaitu On the Origin of Species by Means of Natural Selection, sedangkan pandangan manusia atas dunia tidak pernah sama. Burung kutilang yang dipelajarinya disebut burung kutilang Darwin.

Kepulauan Galapagos Sekarang

Kini, lebih dari 6.000 orang dari berbagai kebangsaan hidup di kepulauan itu. Telah diadakan beberapa kali percobaan selama tahun 1800-an untuk mengkolonisasi kepulauan itu dengan para tahanan politik dari Ekuador, tetapi pemukiman itu tidak mengalami banyak kemajuan sampai abad ke-20. Hanya pulau Santa Cruz (Tak Mengenal Lelah), Santa Maria (Charles), Isabela, dan San Cristdbal (Chatham) yang berpenduduk.

Penduduk tetap bermata pencaharian pas-pasan dari laut dan daratan. Usaha pokok penduduk adalah memancing udang, ikan tuna, dan ikan corbina, serta mengawetkan kulit sapi liar. Di antara hasil pertanian kepulauan itu adalah tebu dan kopi. Ekspor terdiri atas beberapa jenis kulit, kulit kadal, dan ikan.

Kota besar Galapagos adalah Puerto Baquerizo di San Cristébal. Di pulau Santa Maria ada sebuah peti surat khusus, yang melayani daerah persuratan di seantero kepulauan itu.

Kebiasaan ini telah berlangsung hampir 2 abad yang lalu ketika kapal penangkap ikan paus meletakkan surat-surat di situ agar dipungut oleh kapal yang berlayar pulang. Selama Perang Dunia II, melalui perjanjian dengan Ekuador, Angkatan Laut Amerika Serikat membangun pos di di Baltra (Seymor Selatan) untuk melindungi Terusan Panama.

Adanya permukiman di sana sungguh-sungguh telah mengancam kehidupan fauna unik kepulauan itu. Kura-kura pernah hidup di paling sedikit 10 pulau, tetapi kini populasi kura-kura hanya tumbuh subur di Santa Cruz dan Isabela, sedangkan kambing, keledai, babi, anjing, kucing, dan tikus membunuh anaknya yang masih lemah.

Namun, manusialah pengganggu utama yang sangat mengkhawatirkan. Mereka membunuh kura-kura untuk bahan makanan dan batoknya diambil, anjing laut untuk diambil bulunya, dan biawak darat hanya sekadar untuk kesenangan, sampai akhirnya mereka sadar akan bahaya musnahnya binatang ini. Namun, kini telah diusahakan tindakan penyelamatan.

Untuk menyelamatkan kekayaan warisan masa lalu dan demi kepentingan para naturalis masa depan, pemerintah Ekuador menyatakan bahwa daerah kepulauan ini adalah daerah taman nasional.

Sejak tahun 1959 Ekuador telah bekerja sama dengan Yayasan Charles Darwin, yang ditunjang oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) untuk mendirikan pos penyelidikan Charles Darwin.

Pos yang berlokasi di Teluk Akademi di pesisir selatan pulau Santa Cruz tersebut telah bekerja sejak tahun 1964. Demikian juga turisme sedang digalakkan. Sebuah kapal mewah yang ditambatkan di pelabuhan Baltra menyediakan fasilitas hotel untuk para turis; terdapat juga jadwal penerbangan teratur ke pulau-pulau itu.

Para pengunjung yang datang untuk mengagumi tetapi tidak untuk merusak disambut baik. Kura-kura, biawak, dan burung-burung yang langka pasti akan terjamin kelestariannya di pulau yang tiada habis-habisnya mempesonakan, kepulauan Galapagos.

Diulas oleh JOSE C. PONCE-LUQUE, Menteri Konsul Jenderal Ekuador
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait