Pada saat merosotnya pamor kekaisaran Turki Usmani sebagai negara besar yang berkuasa di Balkan, seorang negarawan Turki Khamil Pasha menjabat sebagai perdana Menteri.
Pada tahun 1890, dia menyarankan kepada Sultan Hamid II untuk mengadakan perubahan ketatanegaraan, dengan memberlakukan Undang-Undang Dasar yang telah diselesaikannya pada tahun 1876. Sultan menolak dan justru memecatnya pada tahun 1896.
Akibat pemecatan Khamil Pasha
Sementara itu lahirlah nasionalis radikal bernama Turki Muda. Organisasi ini melakukan gerakan bawah tanah dan propaganda secara tersembunyi, khususnya pada Angkatan Darat Turki. Tujuannya adalah mempersiapkan revolusi, untuk mengubah sistem negara kerajaan menjadi negara nasional yang maju dan modern.
Peta Wilayah Turki
Aktivis gerakan Turki Muda adalah Anwar Bey, seorang Letnan. Dia membentuk Komite Persatuan dan Kemajuan. Pada bulan Juli 1908 komite tersebut melakukan kudeta di Salonika. Mereka memproklamasikan berlakunya Undang-undang Dasar 1876, dan mengancam akan memecat Sultan.
Sultan menerima bentuk pemerintahan baru. Pada bulan Desember 1908, parlemen terpilih bersidang di Konstantinopel. Parlemen membahas rencana pembaharuan.
Perebutan Kekuasaan
Pada bulan April 1909, Anwar bersama Komite Persatuan dan Kemajuan dengan dibantu oleh angkatan bersenjata melakukan perebutan kekuasaan. Sultan Hamid II dipenjarakan, kemudian digantikan oleh adiknya yang bergelar Muhammad V.
Kabinet baru di bawah Khamil Pasha dibentuk parlemen diubah menjadi Majelis Nasional (National Assemblt), dan Undang-undang Dasar 1876 diberlakukan.
Sejak saat itu pemerintahan Kerajaan Turki Usmani berada di bawah kekuasaan Turki Muda dan Komite Persatuan dan Kemajuan. Tujuan pokok Turki Muda adalah regenerasi kerajaan berdasarkan nasionalisme, persamaan antara seluruh warga negara, orang arab sejajar dengan orang Turki, dan orang Kristen sejajar dengan Muslim.
Pemerintah Turki Muda ini mendapat tantangan dari orang yang bukan Turki. Beberapa provinsi Turki di Balkan menghendaki kemerdekaan lepas dari kekuasaan Turki.
Di samping itu, negara-negara Eropa lainnya seperti Italia menggerogoti wilayah Turki dengan mencaplok provinsi Turki di Afrika Utara, Tripoli (Libya) dan Cyrenaica (Tunisia). Pemerintahan Turki Muda ini juga terlibat dalam Perang Dunia I.
Setelah Sultan Muhammad V meninggal pada bulan Juli 1918, Anwar Pasha mengundurkan diri. Dengan bantuan Jerman, Mustafa Kemal, seorang tokoh muda yang pemberani dan cakap serta terkenal sebagai pengeritik kebijakan pemerintah Anwar Pasha muncul sebagai penguasa baru.
Mustafa Kemal sangat menentang pemecahan Kerajaan oleh Sekutu sebagai akibat kekalahan Turki dalam Perang Dunia I. Pada tahun 1919 dia membentuk pemerintahan baru di Anatolia. Mustafa Kemal berhasil memulihkan pamor Turki, mempersatukan kembali wilayah kerajaan yang terpecah.
Pada tahun 1923 dia menurunkan Sultan Muhammad VI dan membentuk negara nasional Republik Turki dengan ibu kota Ankara.