Sejarah Negara Com – “Ketika saya muda, saya mengembara sekeliling tanah ini ke Timur dan ke Barat saya tak melihat orang lain kecuali orang Apache. Setelah beberapa kali musim panas, saya mengembara lagi dan menemukan pendatang yang ingin merebut tanah itu.
Bagaimana mungkin? Apakah orang Apache hanya berdiam saja dan seperti menanti kedatangan ajal kami di ujung kuku mereka? Orang putih itu meruak ke mana-mana, sepertinya berharap surga itu jatuh ke tangan mereka. Dulu orang Apache itu manusia besar, kini kami tinggal beberapa gelintir saja, karena kami relakan kematian dan nyawa, daripada kami seakan-akan berada di ujung kuku mereka dan begitu mudah dienyahkan.” (Cochise dari Chiricahua Apache)
“Saya tak mau lagi lari melintasi gunung … Saya memegang kata-kata ini sampai bebatuan itu meleleh … Tuhan menciptakan orang kulit putih itu. Tuhan juga menciptakan orang kulit putih itu, Tuhan juga menciptakan orang Apache … Kami, orang Apache memiliki hak yang sama terhadap negara ini seperti mereka juga” (Delshay dari Tonto Apache)
“Kalian telah mendesak kami dari Timur sampai ke tanah ini, padahal kami adalah pribumi di sini sejak dua ribu tahun atau lebih … Wahai kalian, kalau kalian menginginkan saya mengangkat kaki lagi dari sini, itu berat dan tak mungkin, saya lebih baik mati tertembus pelurumu. Saya tak berkeinginan memberikan sedikit pun bagimu Bapak Besar di Washington … terserah, putraku telah kamu tumpas.
“Si kulit putih itu berlutut hanya sepihak. Mereka hanya ingin enak sendiri. Terlalu banyak kata-kata dan itu tak benar. Semua yang diomongkan hanya kebaikan bagi mereka, sedangkan kami orang Indian hanya memperoleh yang busuk, tidak seperti kata janji orang kulit puth.” (Serigala Kuning dari Nez Perces)
“Wahai orang kulit putih, kalian melintasi samudera besar datang ke tanah kami hanya mengajarkan hal buruk saja. Kalian tak pernah berniat membeli tanah air kami yang kaya raya ini. Orang berkulit pucat, tanah yang kalian rebut ini adalah bumi yang terbaik … negara ini milik kami, saya dan lainnya dilahirkan dan dibesarkan di tanah ini. Kakek moyang kami yang dulu hidup kini telah mati, kami pun akan mempertahankan tanah ini.” (Bulu Gagak dari Teton Sioux)
“Saya tak akan mau meninggalkan kampung halaman ini. Semua keluarga dan kerabat sudah mati di sini, biar pun badan terancam hancur berkeping-keping di sini, saya memilih mati berserakan di tanah sendiri.” (Kalung Serigala dari Teton Sioux)
Baca juga: Sejarah Dasi Dimulai Sejak Zaman Batu