Jerman dalam pandangan WILLY BRANDT

Jerman dalam pandangan WILLY BRANDT (Mantan Kanselir Republik Federal Jerman) – Belajar sejarah termasuk sejarah suatu bangsa tertentu merupakan prasyarat dalam memahami zaman kita. Khususnya dalam hal ini adalah Jerman, dimana kejadian-kejadian dramatis yang terjadi selama beberapa tahun terakhir ini telah membantu kita untuk menegaskan sifat alami perubahan-perubahan drastis pada dunia yang terjadi di sekitar kita.

Runtuhnya tembok Berlin di tahun 1989 merubah posisi kekuatan secara simbolis dan substansinya, dalam jangka beberapa bulan, setelah 40 tahun sejarahnya dan mengantarkan pada akhir babak sebuah periode yang disebut Perang Dingin.

Orang Jerman selalu memperhatikan tentang sejarah. Selama bertahun-tahun setelah Perang Dunia II, seluruh generasi bangsa Jerman khususnya yang tinggal di bagian barat merasa bertanggung jawab atas kekerasan perang. Pembagian negara ini dengan Tirai Besi merupakan pengalaman pahit yang tak terelakkan bagi warga negara di kedua bagian negara.

Tetapi rakyat Jerman menyeimbangkan memori yang menyakitkan ini dengan masa kejayaannya, sebagai contoh seperti ketika berabad-abad yang lalu kekaisaran Romawi Suci dari bangsa Jerman menawarkan rencana untuk hidup berdampingan secara damai kepada seluruh rakyat di Eropa. Rakyat Jerman juga bangga pada warisan budaya, kekayaan kesusastraan, ahli filsafat, ilmuwan-ilmuwan, dan terutama musik mereka.

Sejak tahun 1949 Republik Federasi Jerman (Jerman Barat) dibangun di atas tradisi sejarah Jerman terbaik dan menciptakan demokrasi yang makmur yang menyumbang sebagian besar stabilitas di wilayah Eropa pada masa pasca perang.

Sebagai pendukung setia Amerika Serikat, Jerman Barat menjadi penyokong utama atas penyatuan Eropa baru dan menjadi anggota terkuat dari Masyarakat Eropa (EC).

Sepanjang periode Perang Dingin, Jerman Timur adalah sekutu dekat dari Uni Soviet, dan secara umum dianggap bahwa rezim ini akan menjadi bagian yang terakhir yang akan menyerah untuk menekan liberalisme. Meskipun secara signifikan dibawah standard hidup Jerman Barat, standar hidup Jerman Timur termasuk yang tertinggi di Blok Timur, dan militernya adalah salah satu dari beberapa komponen yang dapat diandalkan oleh Pakta Warsawa.

Tetapi stabilitas sistem Jerman Timur terbukti tanpa dasar yang kuat. Semua hal ini berubah pada tahun 1989, ketika puluhan ribu warga Jerman Timur pindah ke barat dengan terbukanya Tirai Besi yang diberikan oleh Hongaria dan Cekoslovakia.

Karena konstitusi Jerman Barat menganggap semua orang Jerman adalah warga negaranya, maka pemerintah Jerman Barat menyediakan pelayanan penampungan dan kepentingan-kepentingan sosial bagi para pelarian dari Jerman Timur. Banyak kegembiraan di Jerman Barat ketika keluarga yang terpisah dapat berkumpul kembali dan warga Jerman Timur merasakan kebebasan untuk pertama kalinya.

Sementara itu, gelombang demonstrasi yang meluas di setiap kota di Jerman Timur mengakibatkan jatuhnya Pemerintahan Komunis. Erich Honecker, ketua partai sejak tahun 1971 , mundur di bulan Oktober, dan beberapa minggu kemudian tembok Berlin dibuka.

Gagasan untuk menyatukan Jerman, yang beberapa bulan sebelumnya merupakan hal yang mustahil, tiba-tiba menjadi kenyataan. Tidak sampai setahun untuk melaksanakan rinciannya, dan pada tanggal 3 Oktober 1990, Jerman kembali menjadi satu negara.

Baca juga: Proses bersatunya Jerman

Tetapi ketika penyatuan politik secara resmi selesai, suasana hati sebagian besar bangsa Jerman menjadi lebih muram dari pada sebelum runtuhnya Tembok Berlin. Jelaslah bahwa bergabungnya 16 juta bekas orang Jerman Timur ke dalam ekonomi dan masyarakat Jerman Barat merupakan tugas yang tidak mudah.

Penyatuan Konstitusi dari kedua bagian negara Jerman ini relatif lebih mudah, namun secara ekonomi harga penyatuan menjadi sangat besar.

Pada tahun 1989, Kanselir Kohl berjanji bahwa tidak akan ada kenaikan pajak untuk membiayai penyatuan Jerman kembali, namun ia tidak dapat memenuhi janjinya tersebut. Biaya yang diperlukan lebih kurang 200 juta Mark Jerman setiap tahunnya, diambil dari ”pajak solidaritas” yang harus dibayar oleh Jerman Barat. Namun pada tahun 1997 biaya tambahan ini menurun, dari 7,5 persen menjadi 5 persen.

Dari beberapa segi lainnya ternyata penyatuan ini sangat mengecewakan. Orang Jerman Timur yang telah hidup selama 45 tahun dibawah Blok Soviet, telah terpengaruh secara mendalam oleh ideologi dan praktik komunis.

Namun tiba-tiba mereka menjadi warga negara kapitalis, demokratis, tanpa memiliki pengalaman pada pasar bebas atau biasa berdebat terbuka secara demokratis. Sehingga pada akhir tahun 1995, sekitar dua pertiga bangsa Jerman Timur menganggap bahwa ”sosialisme yang dikelola dengan baik” akan lebih baik untuk ekonomi pasar.

Dalam rangka menyelamatkan peninggalan komunis, pemerintah Jerman menyusun semua file bekas polisi rahasia Jerman Timur yang dikenal sebagai Stasi secara sistematis, dan membuatnya berguna bagi 6 juta penduduk sumber informasi Stasi.

Karena file-file tersebut kebanyakan berisikan tentang pecahnya persahabatan dan terpisahnya hubungan keluarga yang dilaporkan oleh orang-orang yang kehilangan mereka yang dikasihinya.

Pemerintah juga menyeret beberapa bekas warga Jerman Timur ke pengadilan bahkan menjebloskan mereka ke penjara. Beberapa diantaranya, adalah penjaga perbatasan yang menembaki orang yang menyeberangi Tembok Berlin.

Erich Honecker, pemimpin terakhir Jerman Timur pun, diadili pada tahun 1992, tetapi karena alasan penyakit kanker yang parah ia diijinkan meninggalkan negerinya, hingga akhir hayatnya di tahun 1994.

Sejak tahun 1990, Jerman menangani konsekuensi lain dari berakhirnya Perang Dingin; yaitu gelombang pengungsi. Hal ini terjadi ketika perbatasan dibuka dan perang berkecamuk di negara-negara bekas Yugoslavia dan di tempat-tempat lain, ribuan orang mulai pindah ke dunia barat yang kaya. Banyak dari mereka menyeberangi perbatasan Jerman secara ilegal.

Hingga tahun 1994, Jerman menerima lebih dari 800.000 imigran setiap tahunnya, sehingga membuatnya mirip Amerika di awal abad ke-20. Pendatang baru tersebut tidak selalu dapat diterima, akibatnya kekerasan anti-imigran pun meningkat.

Sebagai tambahan pada masalah kenegaraan tersebut, pada permulaan tahun 1998, terdapat sekitar 4,4 juta warga menganggur; dan kerukunan, kedamaian antara; serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan pemerintah mulai menunjukkan tanda-tanda keretakan.

Meskipun mengalami berbagai kesulitan, Jerman tetap memegang kehormatan sebagai raksasa ekonomi Eropa. Berbeda dengan beberapa dekade sebelumnya, negara ini mulai menekankan kembali peran kepemimpinannya dalam mengambil keputusan luar negeri Eropa.

Namun kebanggaan barunya ini seringkali menimbulkan kekhawatiran diantara negara-negara tetangga Eropa lainnya. Catatan rekaman pasca perang masih menunjukkan dengan jelas bahwa negara ini telah mendapatkan haknya untuk berada diantara bangsa-bangsa yang berkuasa dan demokratis di dunia. Meskipun dilanda berbagai kesulitan, Jerman tetap sebagai bangsa dengan masa depan yang menjanjikan.

Kunjungi Peta Jerman atau di google map

Pos terkait