3 jenis Pithecanthropus – Pithecanthropus disebut juga manusia kera. Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan Pithecanthropus merupakan jenis manusia purba yang paling banyak jenisnya di Indonesia. Fosil Pithecanthropus ditemukan di Trinil, Perning daerah Mojokerto, Sangiran, Kedung Brubus, Sambung Macan, dan Ngandong.
Dengan cara stratigrafi, diketahui Pithecanthropus berada pada lapisan pucangan dan kabuh. Berdasarkan umur lapisan tanah, diperkirakan fosil Pithecanthropus sangat bervariasi umurnya antara 30.000 sampai dengan dua juta tahun.
Ciri Pithecanthropus
Ciri-ciri Pithecanthropus adalah sebagai berikut :
- Tinggi tubuhnya kira-kira 165-180 cm.
- Badannya tegap, namun tidak setegap Meganthropus.
- Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
- Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus.
- Volume otaknya 900 cc.
- Hidung lebar dan tidak berdagu.
- Makanannya bervariasi, yaitu tumbuhan dan daging hewan buruan.
Jenis Pithecanthropus
Jenis-jenis Pithecanthropus adalah sebagai berikut :
1. Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus mojokertensis berarti manusia kera dari Mojokerto. Fosil ini diteliti dan ditemukan oleh von Koenigswald tahun 1936-1941 di daerah Perning, Mojokerto.
Hasil penemuan Von Koenigswald berupa tengkorak anak-anak yang diperkirakan tengkorak anak-anak tersebut berasal dari anak-anaknya Pithecanthropus.
2. Pithecanthropus soloensis
Pithecanthropus soloensis merupakan Pithecanthropus yang bertahan hidup sampai dengan akhir pleistosen tengah. Fosil pertama ditemukan di Ngandong, di tepi Sungai Bengawan Solo pada sekitar tahun 1931-1934. Para peneliti Pithecanthropus soloensis diantaranya Von Koenigswald, Oppernooth dan Ter Haar.
Hasil penemuan manusia purba dari Solo ini di lapisan plesistosen tengah mempunyai arti penting, karena menghasilkan satu seri tengkorak berjumlah besar dalam waktu singkat pada satu tempat.
Hasil penemuan itu berupa bagian atas tengkorak, tulang dahi, fragmen tulang pendinding, dan tulang kering. Dari penemuan tersebut dapat diperkirakan jenis kelamin, usia, dan bahkan kapasitas otaknya.
3. Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus erectus adalah manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak. Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di Trinil, lembah sungai Bengawan Solo, berasal dari pleistosen tengah.
Penelitian ini didasarkan pada penemuan tulang rahang, dua geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri. Volume otaknya berada di antara volume otak kera dan manusia. Tulang paha menunjukkan bahwa makhluk itu sudah berjalan tegak.
Itulah sebabnya Eugene Dubois menyimpulkan bahwa hasil temuannya itu disebut Pithecanthropus erectus, yang berarti manusia kera yang sudah berjalan tegak.
Penemuan fosil ini sangat terkenal dan menggemparkan dunia ilmu pengetahuan pada waktu itu. Bahkan, penemuan tersebut dihubungkan dengan teori evolusi Charles Darwin.
Bila dihubungkan dengan teori Darwin, Pithecanthropus erectus dianggap sebagai missing link atau makhluk peralihan dari kera ke manusia.
Penemuan fosil ini merupakan penemuan yang paling banyak dan paling luas penyebarannya di Indonesia. Fosil Pithecanthropus di Asia ditemukan di gua daerah Chou-Kou-Tien, Cina yang dikenal dengan sebutan Pithecanthropus (sinanthropus) pekinensis (manusia kuno dari Peking/Beijing).
Pithecanthropus di Afrika ditemukan di Kenya yang dikenal dengan sebutan Australopithecus africanus. Di Eropa Barat dan Eropa Tengah disebut manusia Piltdown dan Heidelberg.
Menurut para ahli, jenis makhluk ini kemudian berevolusi menjadi Homo neanderthalensis. Menurut Teuku Jacob Pithecanthropus sudah bisa bertutur.
Artikel Pithecanthropus Lainnya
Baca juga artikel lainnya mengenai Pithecanthropus di bawah ini: