Kejutan pertama yang ditemui oleh wisatawan abad ke-20 yang sedang terbang menghampiri Inggris adalah bahwa ”Inggris benar-benar hijau.” Di bawah mereka terbentang tanah yang telah banyak mereka ketahui melalui beratus-ratus buku Shakespeare menyebutnya ”surga dunia” dan ”bintik penuh karunia”.
Penyair William Blake menamainya ”tanah hijau yang nyaman” dan Inggris memang tampak seperti apa yang mereka harapkan, yaitu suatu kejutan. Inggris selalu merupakan perpaduan yang menarik antara harapan-harapan yang terpenuhi dengan kejutan-kejutan yang tak terimpikan.
Inggris juga telah menjadi lahan yang penuh pertentangan. Negeri yang terpisah dari benua Eropa oleh aliran air selebar 34 km di bagian yang sempit ini merupakan bagian Eropa yang tidak terletak di Eropa.
Sejarahnya sama dengan sejarah Eropa meskipun Inggris menunjukkan perbedaan sejarah yang mencolok. Meskipun perairan memisahkannya, perairan itu justru menjadi pelindung. Ini terbukti dari kenyataan bahwa Inggris tidak pernah dijajah selama 9 abad.
Dari keamantenteraman kepulauan, yang oleh Shakespeare disebut, ”negeri yang berpagarkan air”, bangsa Inggris membangun dan memerintah selama beratus-ratus tahun suatu imperium yang luas terbentang sehingga kemudian oleh Inggris dapat mengatakan dengan pasti bahwa ”matahari tidak pernah terbenam” di sana.
Baca juga: Pengantar Tentang Kerajaan Inggris Serikat
Negara | Inggris |
Semboyan | Dieu et mon droit (Prancis) “God and my right” |
Bendera | Lambang |
Ibu kota | London |
Bahasa resmi | Inggris (de facto) |
Kelompok etnik (2009 | 87.5% Kulit putih, 6.0% Asia Selatan, 2.9% Kulit hitam, 1.9% Ras campuran, 0.8% Tionghoa, 0.8% Lain-lain |
Pemerintahan | Negara non-devolusi konstituen dengan monarki konstitusional |
Monarki | Elizabeth II |
Legislatif | Parlemen Britania Raya |
Luas wilayah | 130,395 km2 (50,346 sq mi) |
Population (2011) | 130,395 km2 (50,346 sq mi) |
Mata uang | Pound sterling (GBP) |
Zona waktu | GMT (UTC0) |
Format tanggal | hh/bb/tttt (AD) |
Lajur kemudi | Kiri |
Kode telepon | +44 |
Geografi Inggris
Inggris menempati separuh pulau Britania Raya bagian selatan. Skotlandia menempati bagian utara dan Wales bagian barat. Baik Skotlandia maupun Wales berpegunungan, tetapi Inggris terletak di dataran rendah, seakan-akan suatu tenaga raksasa telah mendorong ke bawah bagian tenggara pulau itu sehingga air dapat menggenangi tepiannya.
Kunjungi Peta Inggris atau di google map
Kecuali di bagian utara, tempat Bukit Cheviot memisahkannya dari Skotlandia, dan bagian barat di perbatasan Wales, Inggris benar-benar dikelilingi oleh air. Tidak ada tempat di Inggris yang jauhnya lebih dari 160 km dari pantai.
Inggris Selatan, yang bagian utaranya dibatasi oleh Sungai Thames dan lembah Sungai Severn dan bagian baratnya dibatasi oleh Sungai Exe, adalah wilayah hutan yang berbukit dan daerah aliran sungai yang berkelok.
Daerah ini adalah dusun pertanian dengan ladang-ladang yang dibatasi oleh barisan pepohonan yang menghijau tua. Daerah ini adalah daerah bukit batu putih terjal yang khayali (karena bukit itu baru tampak benar-benar berkilau putih hanya apabila permukaan batuan kapurnya tertimpa sinar matahari), yang dilatarbelakangi oleh bukit-bukit berumput yang disebut bukit berbulu. Inilah dataran tempat beradanya London, yaitu ibu kota Inggris yang merupakan salah satu kota terbesar di dunia.
Kesinambungan dataran Inggris termasuk Devon dan Cornwall yang terletak di seberang lain Sungai Exe dan berlanjut terbenam di Samudra Atlantik, disebut Daerah Barat. Di sini keadaan tanahnya tidak rata, penuh dengan lembah yang dalam, dataran tinggi cadas, dan hamparan padang yang luas sekali.
Di sini juga terdapat perkebunan apel dan tempat pengolahan hasil peternakan (seperti keju, susu, dan sebagainya), kampung pemancingan, dan pelabuhan besar Plymounth. Punggung batuan granit yang disebut Ujung Lahan yang menghadap ke barat berseberangan dengan kepulauan kecil Scilly, dengan suara deburan ombak Samudra Atlantik ke arah Newfoundland, juga termasuk wilayah Daerah Barat.
Daratan Inggris tengah adalah bagian daratan sejauh Sungai Trent, termasuk jajaran selatan pegunungan Pennine, yang sering disebut tulang punggung Inggris. Sejak akhir abad ke-18, akibat penambangan batubara di perut gunung dan tersedianya air yang berlimpah, daratan tengah menjadi pusat industri Inggris.
Di sana industri menciptakan pemandangan baru, yaitu asap hitam peleburan biji batubara dan cerobong asap pabrik. Tidak mengherankan bahwa orang Inggris menyebut dataran tengah sebagai ”desa hitam” meskipun wilayah ini tidak lagi benar-benar hitam.
Di seberang dataran tengah terletak Daerah Utara, yaitu sebaris tanah tinggi panjang yang membujur ke perbatasan Skotlandia. Batubara dan barang tambang lain juga mengubah wilayah ini. Di kota-kota industri besar di bagian utara, orang masih dapat melihat “bangunan pabrik kusam yang menakutkan” seperti yang digambarkan oleh Blake pada abad ke-19.
Daerah Utara juga memiliki pemandangan alam yang paling beragam di Inggris. Tidak terlalu jauh ke pedalaman dari Laut Irlandia dan Pulau Man terletak pegunungan Cumbrian, yaitu kelanjutan pegunungan Pennine ke arah baratlaut. Pegunungan Cumbrian mencakup pula puncak Scafell Pike, dengan ketinggian 978 m yang merupakan titik tertinggi di Inggris.
Di antara pegunungan itu terdapat 15 danau yang tampak kemilau seperti kaca hias, termasuk danau Derwentwater, Windermere, dan Buttermere. Air terjun yang berkilauan menambah kerimbaan daerah ini.
Distrik Danau, yang sekarang merupakan sebuah taman nasional, baru dioperasikan pada awal dekade1800-an. Kemudian penyair aliran romantik seperti William Wordsworth dan Samuel Taylor Coleridge menyanjung keindahan daerah tersebut sehingga mereka terkenal sebagai Penyair Danau.
Lebih jauh ke utara terletak daerah perbatasan Skotlandia yang amat ganas tetapi indah, dengan tanaman berhelai daun tiga berwarna kuning dan tanaman semak berbunga ungu di lereng dan lembah hijau tempat anak sungai ‘ mengalir dan terdengar suara gemericik air terjun. Ke arah tenggara, di seberang kaki pegunungan Pennine yang curam, terbentang padang Yorkshire.
Selama berabad-abad padang ini merupakan tempat penggembalaan biri-biri. Namun, kehidupan dunia modern bahkan telah dapat menjamah daerah Yorkshire yang amat terasing. Di musim dingin, di saat jalur setapak di ketinggian tertutup oleh salju, helikopter dikerahkan untuk menjatuhkan jerami bagi ternak.
Iklim
Di Yorkshire salju merupakan segi iklim yang sangat menakjubkan di Inggris; di Devon dan Cornwall pohon palem adalah pemandangan lain yang juga menakjubkan. Meskipun wilayah ini terletak jauh ke utara di Selat Labrador, angin dari aliran Arus Teluk Atlantik Utara membawa udara hangat dan kelembapan bagi daerah ini.
Musim dingin pada umumnya terasa lembut dan musim panasnya cukup hangat; baik badai salju maupun gelombang panas sama-sama jarang terjadi.
Angin barat juga ikut membentuk keanekaragaman iklim. Pada abad ke-1 sebelum Masehi sejarawan bangsa Romawi Tacitus menulis, ” Langit di Britania tertutup oleh hujan dan awan yang bersinambung.” Sekarang, banyak orang Inggris mengakui bahwa negeri mereka hanya memiliki cuaca, bukannya iklim. Pada hampir setiap musim, hujan, awan, dan matahari berkejaran di cakrawala Inggris.
Suatu pagi yang cerah tidak menjamin bahwa siang harinya akan cerah pula. Shakespeare menulis tentang ”kemegahan hari bulan April yang tak menentu”, sedangkan pada abad ke-20 T.S. Elliot menggambarkan bulan April sebagai ”bulan yang paling kejam”. Orang Inggris masa kini yang menganggap fungsi payungnya sama dengan sepatunya akan menyetujui pendapat kedua orang itu.
Pertanian, Industri dan Komunikasi Inggris
Sekarang tinggal sedikit saja hutan Inggris peninggalan masa lalu, yang dahulu penuh dengan pohon ek dan yew. Hampir setiap jengkal tanah yang dapat dibajak sekarang dalam kondisi terolah. Namun, Inggris masih harus mengimpor kira-kira separuh dari kebutuhan pangan dalam negerinya.
Di bagian timur, selatan, dan baratdaya, yang biasanya beriklim paling lunak, petani-petani menanam segala macam sayuran. Di bagian ini pula banyak dijumpai kebun buah-buahan.
Di Kent, tanaman hop ditanam untuk keperluan industri pembuatan bir. Gandum ditanam di bagian yang lebih kering, demikian pula jewawut, yang merupakan hasil pertanian yang utama. Kentang tumbuh subur di daerah berawa di sebelah baratlaut.
Peternakan mencakup pengelolaan itik, ayam, babi, kuda, biri-biri, dan sapi. Walaupun Inggris harus mengimpor banyak daging, peternakan di Jersey, Guernsey, dan Friesian kaya akan hasil susu dan krem. Metode pertanian dengan mesin yang mutakhir dipakai di seluruh Inggris dan kini hanya 2% dari seluruh penduduknya bekerja di bidang pertanian.
Perubahan besar dari sektor pertanian ke sektor industri urban ekonomi mulai pada sekitar tahun 1800. Kini walaupun terjadi penurunan sumber mineral, sumber energi baru, seperti minyak dan gas dari Laut Utara, membantu mempertahankan posisi negeri ini sebagai negara industri utama.
Kapal-kapal tanker membawa minyak mentah untuk diproses di pengilangan minyak yang besar dan mutakhir. Pembangkit tenaga nuklir telah dibangun dan banyak yang akan dibangun. Industri baja memerlukan bijih besi impor, sedangkan bahan mentah dasar untuk industri diimpor dan diolah menjadi barang jadi, mulai dari mobil dan pesawat terbang hingga sandang dan film.
Inggris memiliki jaringan transportasi yang mutakhir untuk membawa hasil produksinya ke pasaran. Kira-kira terdapat 4.020 km kanal dan sungai yang dapat dilayari dan banyak jalan raya yang sangat memadai untuk keperluan itu. Juga, kota-kota dihubungkan oleh sistem kereta api yang mutakhir.
Di pelabuhan perahu dagang membongkar-muat barang-barang dari berbagai negara di dunia. Kecuali sistem angkutan udara internasionalnya, yaitu British Airways dan British Caledonian Airways, Inggris memiliki armada udara yang besar untuk pengiriman barang-barang.
Pada abad 19, seorang pelancong berkebangsaan Swiss berkata bahwa orang Inggris ”berpendapat bahwa apa pun tidak dapat dikerjakan sebaik seperti yang dilakukannya di Inggris”. Kini mereka bangga akan sistem posnya yang efisien, pelayanan informasi yang sangat baik, dan hiburan yang dipersiapkan oleh radio dan televisi BBC dan jaringan TV komersialnya.
Inggris juga telah memberi sumbangan yang penting bagi bidang komunikasi satelit yang masih baru. Stasiun pelacakan dan teleskop radionya di Bank Jodrell, Cheshire, adalah satu di antara yang terbesar di dunia.
Kota Besar dan Tempat Wisata Inggris
Setiap orang Inggris mencintai setiap sudut negerinya dan hanya sedikit saja wisatawan yang mampu mengelakkan pengaruh berbagai ceritera indah negeri ini. Pada setiap kelokan jalan beberapa legenda, syair, novel, atau suatu kejadian yang ditemui dalam buku sejarah tampak seperti hidup.
Inggris Selatan
Pelabuhan Dover terletak pada sebuah lembah kecil, yang memotong batuan kapur terkenal yang menjulang pada ketinggian kira-kira 122 m di atas paras laut. Pada tahun 1867, Nathew Arnold, seorang penyair, memilih tempat ini sebagai latar puisinya Pantai Dover, yang dimulai dengan ”Laut tenang malam ini/Air pasang sedang penuh, bulan bersinar cerah/di atas selat”.
Pada hari-hari cerah, pesisir Prancis dapat terlihat dari suatu ketinggian di atas selat tersebut. Pada abad ke-1 sebelum Masehi bangsa Romawi membangun sebuah benteng dan mercu suar di bukit ini. Sisa-sisa mercu suar ini masih berdiri, dan para wisatawan dapat juga mengunjungi Puri Dover, yang dibangun kira-kira 1.000 tahun kemudian oleh bangsa Norman.
Pada akhir masa pendudukan bangsa Norman, Dover, bergabung dengan pelabuhan terdekat antara lain Hastings, Sandwich, Romney, dan Hythe untuk membentuk Pelabuhan Cinque (”lima”). Kelima pelabuhan itu mendukung pertahanan pantai Inggris sebagai imbalan atas hak-hak istimewa. Kantor Syahbandar kelima pelabuhan tersebut dahulu dipegang oleh orang seperti Duke dari Wellington dan Winston ChurchiII-adalah peninggalan masa lampau.
Sejauh 32 m ke arah baratlaut terdapat kota kuno Canterbury, yang pemimpin gereja tertingginya mengepalai Gereja Inggris. Menara-menara gereja Gotik yang menjulang tinggi mendominasi pemandangan kota ini. Pada tahun 1170, setelah bertengkar dengan Raja Henry II tentang hak Gereja, Thomas a Becket, uskup Agung Canterbury terbunuh.
Ketika Becket dinobatkan sebagai orang suci 2 tahun kemudian, gereja Canterbury menjadi tempat ziarah yang suci. Seorang pujangga abad ke-14 Geoffrey Chaucer melukiskan para peziarah itu dalam bukunya Canterbury Tales dan salah seorang pujangga terbesar abad ke-20, T.S. Elliot, menggambarkan kematian Becket dalam drama lengkapnya yang berjudul Pembunuhan di Katedral (Murder in the Cathedral).
Pelabuhan kecil Hastings terletak di Sussex, di pantai selatan, melewati kebun buah-buahan indah di Kent dan Rawa Rommey yang bercuaca muram dan membosankan. Di dekat pelabuhan ini, seorang bangsa Norman, William si Penakluk, mengalahkan Raja Saxon Harold pada tahun 1066. Tidak jauh dari pelabuhan ini pula terletak Puri Hurstmonceux, dari abad ke-15, dan gedung pengamat bintang Royal Greenwich Observatory.
Agak jauh ke barat terletak South Downs, yaitu bukit-bukit gundul yang berjajar dari pantai. Di daerah berbukit gundul di Wilmington suatu bentuk yang aneh-Si Manusia Panjang-menyembul di balik sebuah bukit. Patung ini mungkin dibuat oleh bangsa Kelt bertahun-tahun yang lalu. Menjulang setinggi 70 m dengan sebuah tongkat dikedua tangannya, patung ini mungkin menggambarkan seorang dewa perjalanan.
Tepat ke arah tenggara Brighton, satu di antara kota pantai terbesar di Inggris, terdapat pemandangan yang lebih aneh lagi. Brighton menjadi terkenal pada awal abad ke-19 sebagai tempat tinggal raja karena Pangeran Wales pernah bertindak sebagai ”penguasa” bagi ayahnya, yaitu Raja George III, yang tidak mampu lagi untuk memerintah karena sakit.
Pada tahun 1817, Pangeran Wales membangun sebuah paviliun indah untuk dirinya sendiri dengan gaya arsitektur timur di Brighton. Satu kunjungan ke paviliun ”Pangeran” ini akan merupakan suatu perjalanan ke masa silam, yaitu ketika Beau Brummel mencipta gaya berpakaian para pria, ketika Inggris berperang melawan Napoleon, dan ketika dansa waltz Eropa yang ”berani” untuk pertama kalinya mengguncang orang ‘Inggris.
Di luar kota Brighton terletak jurang si Lembah Setan dan sisa peninggalan perkemahan bangsa Brighton awal. Dari tempat ini dapat terlihat Weald yang keseluruhannya dilingkupi oleh bukit gundul ”Downs.” (Weald, atau wold; adalah sebuah kata Anglo-Saxon yang berarti “hutan”).
Chichester, kira-kira 48 km ke arah barat Brighton, adalah salah satu kota tertua yang memiliki beberapa katedral. Kota, yang disebut Regnum oleh bangsa Romawi, ini kemudian dinamai kembali oleh bangsa Saxon menjadi Cissaceaster. Bangunan-bangunan gerejanya yang dibangun pada abad ke-12 mempunyai perpaduan gaya arsitektur yang indah dan selaras.
Sejak tahun 1963, Festival Chichester telah melibatkan para aktor utama dengan drama yang berbobot (dari karya Shakespeare hingga drama kontemporer karya Harold Printer) dalam pertunjukan yang mengagumkan para pengunjung.
Di Hampshire, ke arah baratdaya kota ini, terdapat banyak pusat pengapalan barang yang besar seperti Portsmouth dan Southampton. Meskipun terlindung oleh Pulau Wight, kedua pelabuhan itu juga mengalami pasang ganda sehingga dapat memperlama ketinggian permukaan air laut.
Southampton adalah pelabuhan terbesar di Inggris dan banyak kapal penumpang trans atlantik dan kapal-kapal barang yang berlabuh di sana. Di galangan kapal Royal Dockyards di Portsmouth, yang merupakan basis angkatan laut Inggris yang terbesar, tersimpan kapal Victory, yaitu kapal bendera yang dikomandani oleh Admiral Horatio Nelson dalam perang Trafalgar (1805), yang berhasil mengalahkan Napoleon.
Tidak terlalu jauh dari kapal Victory ini terletak rumah mungil tempat Charles Dickens dilahirkan pada tahun 1812. Rumah, yang sekarang dipakai sebagai museum, itu memuat edisi pertama novelnya seperti David Copperfield dan Oliver Twist, yang sering dianggap sebagai cermin kehidupan nyata di Inggris pada abad ke-19.
Ke arah barat, melewati Bournemouth, terletak Dorset. Pada tahun 1870-an Thomas Hardy menyebut daerah kelahirannya itu Wessex dan memakainya untuk latar belakang novelnya yang terkenal yaitu The Return of the Native.
Ke arah barat Dorset terletak Kepulauan Selat-yang terbesar adalah pulau-pulau Jersey, Guernsey, Alderney, dan Sark yang terkenal di seluruh dunia karena pembibitan lembunya. Kepulauan, yang pada suatu ketika pada abad pertengahan pernah menjadi bagian kepangeranan Normandia, itu telah bergabung dengan Inggris sejak tahun 1066.
Hukum yang berlaku di sini sebagian masih berdasarkan hukum bangsa Norman, sedangkan penduduknya masih memakai beberapa kata Norman (seperti juga bahasa Inggris dan Prancis). Pulau-pulau, yang sebenarnya lebih dekat dengan Prancis daripada dengan Inggris itu, dahulu pernah dikuasai oleh tentara Jerman pada Perang Dunia II.
Inggris Barat
Ke arah barat, di lembah Devon, terdapat desa-desa perawan, yang tampak menakjubkan di musim semi ketika kebun-kebun buah di sekelilingnya sedang berbunga. Di daerah pesisir terdapat desa-desa nelayan kecil, beberapa di antaranya mempunyai jalan yang terjal sehingga dikhawatirkan apa saja yang berada di atasnya akan tergelincir ke laut.
Exeter dan pelabuhan Plymouth merupakan dua kota terbesar di Devon. Exeter, yang terletak di tepian Sungai Exe, telah dihuni sejak masa pendudukan bangsa Romawi dan dinding-dinding kuno peninggalannya masih dapat dilihat.
Gedung Guildhallnya memiliki sebuah pedang yang diterima dari Raja Edward IV saat berkecamuk Perang Mawar-yaitu perang memperebutkan takhta yang terjadi pada Katedral Exeter, yang dibom menjadi puing-puing pada Perang Dunia II, kini telah dipugar.
Ke arah baratdaya Exeter terdapat Dartmoor-sebuah plato amat luas yang penuh dengan tor (cuatan batu granit). Anak sungai yang berair jernih mengalir menembus padang ini, menggenang di sana-sini membentuk kolam yang tenang, tempat ikan trout bersembunyi.
Di daerah pantai seperti Paignton dan Torquay pohon palem tumbuh subur pada iklim yang’lembut. Plymouth, terletak di bagian baratdaya, adalah salah satu pelabuhan besar. Dahulu pelabuhan ini adalah titik awal bagi banyak pelayaran yang menjadikan Inggris suatu negara adikuasa di masa pemerintahan Elizabeth I.
Kapten laut seperti Sir John Hawkins dan Martin Frobisher menjadikan Inggris sebagai kerajaan utama, sedangkan Sir Francis Drake memimpin armada Inggris menghancurkan armada Spanyol pada tahun 1588. Tiga dekade kemudian kapal Mayflower memulai pelayarannya dari Plymouth dalam rangka penjelajahan besarnya ke Dunia Baru.
Cornwall, yang dahulu pernah memiliki banyak pelabuhan yang juga ramai, kini telah berubah menjadi desa atau tempat penangkapan ikan yang damai. Satu-satunya industri yang ada adalah penambangan kaolin di sekitar St. Austell, tempat gundukan-gundukan besar putih sisa penambangan membentuk pemandangan seperti di bulan.
Cornwall kaya akan peninggalan dan ceritera rakyat kuno. Di Helston jejak kaki manusia masih dapat dilihat berkelok melewati jalan yang terjal serta keluar-masuk rumah pada pesta tahunan Tarian Furry (atau Tarian Flora), yang merupakan peninggalan dari zaman pemujaan berhala di masa lampau.
Di pantai utara terletak Padstow, yang terkenal karena upacara pemujaan dewanya, ketika anak-anak muda yang berhiaskan bunga-bunga mengikuti seekor Kuda Hobby yang berlari-lari kecil memasuki kota setiap tanggal 1 Mei.
Di bentangan tanah gundul yang berangin lembut di Tanjung Kadal, semak-semak berbunga ungu putih mulai mengembang dan, di antara bukit karang, terdapat teluk-teluk kecil yang tersembunyi yang dahulunya merupakan tempat persembunyian para bajak laut.
Pada tahun 1879, William Gilbert dan Arthur Sullivan mengabadikan daerah ini dalam salah satu karya operanya yang termasyhur hingga kini berjudul The Pirates of Penzance (”Bajak-Bajak Laut dari Penzance”). Di dataran tinggi pedalaman berdiri tegak antena piring raksasa dari stasiun pelacak satelit Coonhilly Downs dan hanya 80 km jauhnya dari tempat ini terdapat reruntuhan puri di Tintagel, yang diperkirakan milik Raja Arthur.
Banyak legenda tentang Raja Arthur yang dikaitkan dengan Cornwall dan dahulu diceritakan secara turun-temurun dengan bahasa Cornis, sebuah bahasa Keltik yang sekarang sudah punah.
Kira-kira 192 km ke arah timurlaut terletak pelabuhan Bristol. Pada tahun 1497 satu di antara pelayaran penemuan yang dipimpin oleh John Cabot bertolak dari pelabuhan ini, sedangkan pada tahun 1838 Great Western, kapal uap transatlantik awal, diluncurkannya dari salah satu dok di pelabuhan ini.
Sekarang Bristol adalah pusat pembuatan kapal dan industri lain termasuk gula-gula, kapal terbang, dan tepung. Bristol memiliki sebuah universitas dan kelompok teater terkenal the Bristol Old Vic.
Dari Selatan ke Lahan Tengah
Bath terletak kira-kira 16 km ke arah tenggara. Kota ini memakai nama sebuah pemandian yang dibangun pada abad ke-1 Masehi ketika bangsa Romawi menemukan sumber-sumber air mineral di daerah ini. Sebagai salah satu contoh bangunan berarsitektur Romawi yang terpelihara, pemandian ini banyak menarik para pengunjung.
Namun, banyak pula yang datang untuk melihat pemandian buatan abad ke-18 dan ke-19-Royal Crescent yang indah atau Jembatan Pulteney kecil dengan jajaran toko-tokonya. Di Grand Pump Room dan Asembly Rooms, sangatlah mudah untuk membayangkan pelaku-pelaku pada novel Jane Austen, seperti Pride and Prejudice atau Persuasion, hidup kembali.
Jane Austen hanyalah salah satu dari orang terkenal yang tinggal dan berkarya di Bath. Pada abad ke-18 negarawan Edmund Burke dan William Pitt tinggal di sana. Demikian pula Samuel Johnson-penulis salah satu kamus Inggris yang terkenal-dan penulis biografinya James Boswell; serta Thomas Gainsborough, salah seorang pelukis potret besar Inggris. Beberapa tahun kemudian Lord Byron, pujangga besar era Romantik, menggoncangkan kaum wanita dengan tingkah lakunya yang ganjil.
Di padang Salisbury di Wiltshire, sebelah tenggara Bath, tegak berdiri Stonehenge. Cincin batu berbentuk lingkaran besar ini diperkirakan pernah merupakan tempat pemujaan atau jam astronomi bagi bangsa Briton kuno yang membangunnya.
Namun, apa pun tujuan pembuatan Stonehenge ini, para ahli masih belum dapat mengungkapkan bagaimana batu-batu sebesar raksasa itu-beberapa di antaranya setinggi 6 m beribu-ribu tahun yang lalu diangkut ke tempat beradanya sekarang. Kota Salisbury sendiri memiliki salah satu bangunan katedral yang indah-suatu contoh arsitektur Gotik Inggris yang sempurna, dengan menaranya yang paling tinggi di negeri itu.
Dekat Reading, di Berkshire kira-kira 60 km ke arah timurlaut, John Galsworthy mulai menulis bagian dari Forsyte Saganya, suatu cerita yang tertuangkan menjadi beberapa jilid yang menceritakan tentang suatu keluarga Inggris pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Cerita Forsyte tampak begitu hidup bagi para pembacanya sehingga sebuah surat kabar Inggris terkemuka memberitakan kematian tokoh utamanya di halaman depan.
Galsworthy adalah seorang lulusan Oxford, seperti halnya kebanyakan para pengarang dan negarawan Inggris lainnya. Oxford terletak di tepi bukit Cotswold, yaitu bagian yang benar-benar pedalaman di Inggris. Kunjungan ke Magdalen (diucapkan ”maudlin”) atau Perguruan Tinggi All Souls, atau ke perpustakaan Bodleian, rasanya seperti melangkah ke dalam dunia tertentu ”melalui cermin”.
Pada tahun 1872 Charles L. Dodgson, seorang guru matematika di Oxford dengan nama samaran Lewis Caroll, menggunakan frase itu di dalam bukunya Alice’s Adventures in Wonderland (Petualangan Alice di Tanah Impian).
Meskipun kedua universitas besar Inggris itu berdiri sejak abad ke-12, Cambridge, sedikit lebih muda dari Oxford. Cambridge, yang terletak di tempat yang indah di atas Sungai Cam di bagian timur Inggris tengah, merupakan sekelompok sekolah tinggi juga.
Yang paling terkenal adalah King’s College, dengan gerejanya yang indah; dan Trinity College, yang kini terkenal sebagai sekolah tinggi tempat belajar Pangeran Charles yang merupakan salah seorang anggota kerajaan Inggris pertama yang memperoleh pendidikan tingginya secara umum.
Baca juga: Kerajaan Inggris Serikat
John Milton salah seorang pujangga Inggris yang terbesar dan pengarang buku Paradise Lost, menuntut ilmu di Christ College pada abad ke-17. Cambridge memiliki kebanggaannya, yaitu laboratorium Fisika Eksperimental Cavendish, tempat ilmuwan seperti J.J. Thomson dan Ernest Rutherford banyak melakukan karya-karya awalnya dalam teori atom.
Rekreasi favorit yang dapat dilakukan oleh para pengunjung dan para mahasiswa adalah berlayar dengan menggunakan perahu alas datar yang disebut punt di Sungai Cam. Bersantai dengan sebuah punt adalah cara yang aman untuk menghabiskan waktu siang di musim panas.
Bagian timur Cambridge, di pantai Laut Utara, terletak desa nelayan kecil yang bernama Aldeburgh. Kota ini menyelenggarakan kegiatan musik tahunan yang disebut the Aldeburgh Festival yang didirikan pada tahun 1948 oleh Benyamin Britten. Britten, yang karyanya antara lain adalah The Young Person’s Guide to the Orchestra, adalah komponis Inggris terkemuka.
Ia telah mewakili suatu tradisi musik, yang telah berlangsung bertahun-tahun, dari para komponis abad ke-16 dan ke-17 seperti Thomas Tallis, William Byrd, dan Henry Purcell, dan juga termasuk tokoh-tokoh musik Inggris abad ke-19 dan ke-20 seperti Edward Elgar dan Ralph Vaughan Williams.
Di bagian utara Aldeburgh terletak Broads-danau datar yang dangkal di Norfolk. Perahu pesiar, perahu penumpang, dan perahu lain memenuhi perairan danau itu saat beribu-ribu orang berlibur di musim panas. Di sebelah baratlaut Broads, terdapat Lahan Bawah Air berawa yang membentuk lengkungan di sekitar teluk yang lebar yang disebut Laut Dangkal.
Bangsa Romawi mulai mengeringkan daerah ini, tetapi baru pada abad ke-17, dengan bantuan bangsa Belanda, daerah ini berhasil diperbaiki. Kini daerah pertanian kaya yang sangat mirip dengan negeri Belanda ini juga menghasilkan bunga tulip.
Kira-kira 48 km sebelah baratlaut Lahan Bawah Air berawa terletak kota Lincoln. Katedral kota Lincoln dibangun pada abad ke-11 dan banyak bagian kota ini yang dibangun di masa pendudukan Norman. Di dalam katedral itu terdapat salah satu dari empat konsep asli Magna Carta.
Inggris Bagian Utara dan Tengah
Meskipun Bagian Utara dan Tengah merupakan pusat-pusat industri, kedua daerah itu juga penuh dengan daerah asosiasi kesusastraan dan kesejarahan serta daerah keindahan alam yang menakjubkan.
Nottingham, yang terletak pada Sungai Trent, dihuni oleh 300.000 orang. Sebagai pusat tekstil dan rekayasa yang penting, Nottingham juga menghasilkan rel kereta api dan alat listrik. Kota ini memiliki sebuah universitas yang baik dan balai seni yang sangat bagus, yang dibangun di dalam sebuah puri yang didirikan semasa pendudukan bangsa Norman.
Nottingham dahulu pernah menjadi markas militer bagi 2 orang raja yang kemudian kehilangan mahkotanya, yaitu Raja Richard III semasa Perang Mawar dan Raja Charles I selama Perang Saudara.
Akan tetapi, Nottingham terkenal karena legenda penjahat budiman, Robin Hood, yang melarikan diri ke dalam Hutan Sherwood dengan orang-orang yang setia padanya dan, dengan cara menipu, mengalahkan musuhnya, yaitu Kepala Polisi Daerah Nottingham.
Ke arah barat Nottingham terletak kota kecil Derby. Hasil-hasil industrinya termasuk tekstil, barang kerajinan kulit, dan porselen halus Crown Derby. Derby juga merupakan kota tempat perusahaan nasional Rolls Royce berada, yang tidak hanya memproduksi mobil sedan yang merupakan lambang keanggunan seluruh dunia dan lambang mesin berkualitas baik, melainkan juga menghasilkan mesin pesawat jet.
Pada abad ke-19, George Elliot (Marian Evans), pengarang novel terkenal Silas Marner dan The Mill on the Floss, bertempat tinggal di Derby; dan pada abad ke-20, D.H. Lawrence, yang novel terkenalnya Sons and Lovers, mencoba mengutarakan apa yang telah dilakukan oleh industrialisasi terhadap kota Derby dan penduduknya.
Di sebelah utara Derby terletak Sheffield, yaitu pusat pengolahan baja sejak abad ke-14. Sekarang hampir sebagian besar penduduknya yang lebih dari 500.000 orang bekerja di sejumlah besar pabrik peleburan baja, pabrik penggilingan, dan bengkel mesin. Produk kota Sheffield, mulai dari jarum dan gunting hingga rel dan besi palang penahan jembatan atau langit-langit, dapat ditemukan di seluruh dunia.
Leeds, kota yang berpenduduk 725.000 orang, terletak kira-kira 48 km ke arah utara, di Yorkshire tengah. Industrinya termasuk antara lain pemintalan wol, produk sandang, dan mesin berat. Leeds, yang terletak di desa kecil Haworth, adalah tempat Charlotte dan Emily Bronte menulis novel romantik mereka lane Eyre dan Wuthering Heights pada awal abad ke-19.
Dari Sungai Ouse ke arah baratlaut terletak York, kota industri yang lebih kecil dengan penduduk 100.000 orang. Bangsa Romawi, yang menduduki kota ini kurang lebih 300 tahun lamanya, menyebutnya Eboracum dan menjadikannya sebagai pusat militer.
Dari dinding kota ini, terdapat pemandangan indah Cuildhall, gereja yang banyak bertebaran, dan jalan-jalan sempit yang berkelok peninggalan abad pertengahan. Katedral agung kota ini, atau York Minster, mulai dibangun pada abad ke-11 dan nomor dua pentingnya setelah Canterbury. Puri York merupakan tempat tinggal Duke dari York, termasuk Richard Ill sebelum ia dinobatkan.
Pelabuhan yang sebagian besar melayani kebutuhan industri di bagian timurlaut-yang memasukkan bijih besi utama dan bahan mentah lainnya serta mengirimkan baja, tekstil, dan mesin-adalah kota Hull, di dekat mulut Sungai Humber. Bahkan lebih jauh ke arah utara terdapat Newcastle-uponTyne, sebuah pusat pembuatan kapal dan pusat pemanufakturan.
Kota ini pada dasarnya terkenal sebagai pelabuhan tempat pengapalan batubara sehingga ungkapan carrying coals to Newcastle (”mengangkut batubara ke Newcastle”), yang berarti perbuatan yang sia-sia, telah menjadi bagian bahasa Inggris sejak abad ke-16.
Di daerah perbatasan Skotlandia ke barat terletak bentangan padang di dataran tinggi yang menandai akhir batas utara Pennine. Di sana juga terletak peninggalan Dinding Hadrian, yang direncanakan oleh para penguasa Romawi abad ke-2 Masehi untuk mencegah gangguan suku barbar dari utara. Dinding itu membelah Inggris, kira-kira sepanjang 121 km, dari muara Sungai Tyne di bagian timur ke arah Muara Solway di bagian barat.
Menuruni pantai dari Solway, melewati Blackpool, terletak kota Liverpool, di atas Sungai Mersey. Pelabuhan Inggris terbesar kedua ini memiliki fasilitas sangat modern untuk penanganan barang yang bergerak melalui dokdoknya. Misalnya, tekstil dan mesin berat dari bagian baratlaut dan Dataran Tengah, demikian juga tepung dan produk lain yang dibuat di Liverpool sendiri.
Liverpool juga menjadi pusat pengimporan katun Inggris. Pada tahun 1960 kota yang berpenduduk kira-kira 750.000 orang, dan disebut Liverpudlians ini, mendapatkan kemasyhuran baru sebagai tempat lahir Beatles.
Di pedalaman terletak Manchester, dengan penduduknya yang mendekati 7005000 orang. Pemintalan Manchester menghasilkan sutra tiruan, barang sintetis lain, katun, dan wol. Kota ini telah menjadi pusat industri tekstil sejak akhir abad ke-18, ketika James Hargreaves menemukan alat pemintal dan Richard Arkwright memanfaatkan air untuk menggerakkan mesin.
Harian Guardian, salah satu koran Inggris yang terbaik, didirikan di Manchester, yang juga memiliki dua tim kesebelasan top Inggris.
Kira-kira 56 km ke arah selatan terletak kota Stoke-on-Trent, yang mencakup ”Lima Kota” sering pula disebut Kota Cerabah. Pada tahun 1769 seorang ahli keramik yang bernama Josiah Wedgwood mendirikan sebuah pabrik dekat dengan wilayah itu dan inilah yang menjadi dasar kemasyhuran kota Stoke dengan industri keramiknya.
Sekarang Wedgwood hanyalah salah satu dari banyak perusahaan terkenal yang berpangkalan di kota ini, yang membuat porselen yang berkualitas baik dan dihargai di seluruh dunia.
Birmingham, kota terbesar kedua di Inggris dengan penduduk sekitar 1.100.000 orang, terletak di bagian tenggara. Dengan wilayah yang luasnya 207 km2, kota pusat industri berat ini menghasilkan logam, mesin, mobil sedan, zat kimia, sabun, dan ratusan hasil industri lainnya. Birmingham memiliki sebuah perusahaan pergudangan yang terkemuka, sebuah balai seni yang penting, dan sebuah orkestra kota praja yang anggun.
Coventry, yang terletak di dekat Birmingham, telah menjadi pusat industri sepeda dan mobil di Inggris sejak tahun 1870. Selama Perang Dunia II, katedralnya satu di antara yang terindah di Inggris rusak berat karena serangan udara Jerman.
Katedral yang baru, yang pembangunannya selesai pada tahun 1962, sekarang banyak menarik pengunjung. Sebuah legenda Inggris yang termasyhur juga sering dikaitkan dengan kota Coventry.
Diceriterakan bahwa seorang istri pangeran abad ke-11, bernama Godiva, berkendaraan mengelilingi pasar hanya dengan berbajukan rambutnya yang panjang. Suaminya berjanji akan menurunkan pajak kota asalkan tak seorang pun dari warga daerahnya berani melihat Godiva. Namun, salah seorang warga kota tak tahan lagi dan nekat mengintip sehingga dia dijuluki ”si pengintip”.
Ke arah barat, pada bukit dan padang rumput Shropshire yang kini bernama baru Salop, angin topan masih saja ”menceraiberaikan tanaman” seperti yang terjadi pada puisi pahit-getir A.E. Housman.
Ke arah baratdaya lagi, pada Sungai Avon, terletak kota kecil Stratford yaitu tempat lahir penulis yang karyanya merupakan sumbangan utama Inggris terhadap kesusastraan dunia.
Tiga drama besar William Shakespeare, yaitu Hamlet, King Lear, dan the Tempest, mungkin dahulu ditulis di London. Namun, para ahli yakin bahwa kehidupan yang ia ketahui di kota Stratford abad ke-16 banyak mewarnai drama Shakespeare, yang memaparkan unsur-unsur kemanusiaan yang mendasar.
Pengunjung Kota Stratford dapat melihat bangunan tempat Shakespeare dilahirkan dan meninggal, gereja tempat ia dikuburkan, dan pondok yang dikaitkan dengan istrinya. Mereka juga dapat menonton drama karya Shakes peare pada sebuah gedung pertunjukan yang dibangun untuk mengenangnya. Gedung itu mulai dibuka pada tahun 1932, lebih dari 3 abad setelah drama-drama itu untuk pertama kalinya menakjubkan orang Inggris.
Gaya Hidup Penduduk Inggris
Dengan kira-kira 46.000.000 orang yang memadati daerah yang luasnya kira-kira 130.360 km2, Inggris menjadi salah satu negara yang terpadat penduduknya di dunia. Inggris penuh dengan manusia dan juga penuh dengan pondok, desa, kota, besar maupun kecil, berjuta-juta kendaraan, dan semua barang yang merupakan ciri kehidupan industri modern-stasiun pembangkit tenaga, menara baja penyangga kabel listrik bermuatan tinggi, dan pipa-pipa.
Namun, bahkan di dunia yang serba otomatis dan tidak pernah istirahat ini, orang Inggris telah mampu mempertahankan tradisi yang lahir di masa lalu yang lebih damai. Para pengamat percaya bahwa selama mereka berpegang pada tradisi, ”Inggris akan masih selalu ada”.
Pendidikan
Salah satu faktor paling penting di dalam pembentukan suatu masyarakat adalah pendidikan. Di bawah UU pendidikan tahun 1902, 1918, 1921, dan 1944, Inggris memiliki sistem pendidikan wajib yang bebas biaya. Setiap anak mulai dari usia 5-15 tahun harus bersekolah.
”Ujian 11 plus” yang menakutkan yaitu ujian yang harus ditempuh oleh seorang anak yang berusia 11 tahun untuk menentukan apakah ia harus memasuki “sekolah dasar” akademis (persiapan ke universitas) atau ke sekolah lanjutan tingkat atas biasa-kini tidak ada lagi karena telah diganti dengan sekolah menengah komprehensif tempat anak-anak dari semua peringkat dididik bersama-sama.
Sekolah Negeri
Inggris di dalam sistem pendidikan juga memiliki tradisi khusus, yang keseluruhannya terpusat pada sekolah dasar kuno-Eton, Harrow, Winchester, dan Rugby-dan beberapa sekolah lain yang kurang terkenal tetapi dianggap bertingkat sama.
Jika sistem pendidikan ini diibaratkan seperti sebuah segitiga, ketiga-tiganya adalah puncak segitiga itu karena mengharapkan seorang anak menjadi seorang Eton kuno atau Wykehamist (alumnus Winchester) adalah tujuan yang diidamkan oleh banyak keluarga Inggris.
Meskipun berstatus swasta dan mahal, sekolah-sekolah itu tetap disebut ”sekolah negeri”, sebagai suatu peringatan ketika sekolah itu didirikan beberapa abad yang lalu (seringkali melalui piagam kerajaan) untuk menyediakan pendidikan bebas bagi anak laki-laki dari kota-kota terdekat.
Banyak di antara tradisi sekolah itu tampak masih merupakan tradisi masa lalu. Mungkin gambaran yang paling populer terdapat di dalam buku Tom Brown’s Schooldays (1857).
Dalam permainan rugbi pada abad ke-19, ada ”kerja-bakti”, yaitu siswa yang lebih muda melakukan berbagai tugas dan perjalanan untuk mendapatkan informasi pelajaran bagi para siswa yang lebih tua dan ada pula hukuman pemukulan dengan tongkat serta pemukulan yang membabi buta untuk pelanggaran terhadap peraturan. (Tentu saja ada permainan cricket dan sepak bola-yang merupakan variasi rugbi).
Dengan sedikit perubahan, beberapa praktik itu masih berlangsung hingga kini dan mudah diketahui mengapa banyak orang Inggris melukiskan hari-harinya di sekolah dengan perasaan semacam nostalgia yang menakutkan.
George Orwell, penulis buku 1984 dan Animal Farm menuliskan, ”Memang saya meragukan apakah cara pendidikan klasik itu pernah atau akan berhasil tanpa hukuman pemukulan” Dapat atau tidak pendidikan klasik itu tetap merupakan sistem yang menghasilkan banyak mahasiswa di berbagai universitas di Inggris.
Perguruan Tinggi
Hingga tahun 1836 hanya ada 2 universitas di Inggris. Sekarang terdapat lebih dari 40 buah dan banyak di antaranya menawarkan pendidikan tinggi yang sama baiknya atau lebih baik daripada yang terdapat di Oxford dan Cambridge.
Namun, banyak mahasiswa Inggris masih berharap dapat kuliah di kedua universitas kuno itu, yang dikenal sebagai Oxbridge. (Universitas lain disebut Redbrick, karena arsitekturnya yang mirip satu sama lain.)
Cara masuk perguruan tinggi dilakukan melalui tes dan banyak disediakan bea siswa. Kebanyakan program diselenggarakan untuk jangka waktu 3 atau 4 tahun untuk mencapai sarjana muda, baik umum maupun spesialis. Siswa menghadiri berbagai perkuliahan, seminar, dan-khususnya di Oxford dan Cambridge-tutorial.
Tutorial itu adalah pertemuan pribadi dengan siswa senior atau penyelia untuk membicarakan pekerjaan para siswa. Universitas di Inggris bersifat koedukatif, tetapi baru pada tahun 1920 dan 1948 kaum wanita menjadi anggota penuh Oxford dan Cambridge.
Bersama-sama dengan ”sekolah negeri”, Oxford dan Cambridge sering dituduh mempertahankan susunan kelas yang kaku di Inggris, yaitu satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kelas puncak-kelas unggulan-dan selebihnya berada di bawahnya. Memang benar bahwa para aparat pemerintah dan juga para usahawan dan seniman terkemuka biasanya berasal dari lulusan kedua universitas itu.
Namun, karena kesempatan untuk memperoleh pendidikan diperluas, garis batas kelas lambat laun mulai terhapuskan.
Olahraga
Sebagai orang tua, Duke dari Wellington pahlawan perang Waterloo diperkirakan telah mengatakan bahwa perang besar yang menyebabkan kekalahan Napoleon ”dimenangkan di sebuah lapangan permainan di Eton”. Benar atau tidak, cerita ini hanyalah merupakan simbol karena kemenangan ini menggarisbawahi arti olahraga di dalam kehidupan orang Inggris.
Tidak hanya di ”sekolah negeri” saja, tempat ungkapan ”cakap dalam olahraga” masih memiliki arti penting karena, di mana pun di Inggris, olahraga penting artinya. Cricket adalah permainan nasional di Inggris.
Anak-anak kecil, yang memainkannya setiap hari di taman-taman, membayangkan diri mereka menjadi pemain cricket di kesebelasan lokal atau di Test Matches, yaitu ”rangkaian permainan cricket tingkat dunia”. Sepak bola (rugbi atau soccer) juga melibatkan beribu-ribu orang, mulai dari tim setempat sampai para pemain profesional yang dipuja-puja sebagai pahlawan oleh mereka yang melihat langsung pertandingan itu atau mengikutinya lewat radio atau TV.
Polo, yang berasal dari India, banyak mempunyai penggemar dan Pangeran Philip, Duke dari Edinburgh, adalah salah seorang dari pemain yang semakin membengkak jumlahnya. Balap kuda (dengan perjudian balapnya yang mendapatkan izin) adalah suatu olahraga tontonan yang terkemuka.
Banyak orang Inggris dapat mengendarai kuda. Oleh sebab itu, meskipun semakin banyak suara yang menentang perburuan rubah, masih saja banyak orang yang berburu rubah. Perburuan resmi, yang di Inggris dikenal sebagai ”olahraga menembak”, juga populer, sedangkan sungai-sungai dan terusan-terusan di Inggris merupakan surga bagi para olahragawan pemancing.
Kedai minum
Bagi seorang olahragawan aktif yang telah bermain hingga kehausan atau bagi mereka yang kurang lincah yang lebih menyenangi olahraga santai lempar mata panah, pub (kedai minum) masih merupakan bentuk kesantaian yang paling tradisional. Kata ”pub” sendiri merupakan singkatan dari frase ”public house” (rumah umum).
Tak peduli orang desa ataupun orang kota, yang berpenampilan anggun ataupun biasa, setiap orang Inggris menyukai pub itu. Kedai itu biasanya merupakan tempat bagi setiap orang yang telah saling mengenal. Orang Inggris menganggap pub sebagai klub tidak resmi dan mereka biasanya menghabiskan sisa hari itu mengobrol dengan teman-teman sambil minum-minum.
Kedai minum juga menawarkan suatu selingan yang menyenangkan yang disebut & pub lunch (makan siang kedai)-termasuk makanan seperti juadah daging-dan-ginjal yang garing.
Makanan Inggris
Selama bertahun-tahun, satu-satunya makanan Inggris yang dikenal di luar Inggris adalah daging panggang dengan puding Yorkshire serta ikan dan keripik. Khususnya setelah Perang Dunia II, ketika terjadi penjatahan makanan, makanan Inggris seringkali dibuang dengan cemooh bahkan oleh orang
Inggris sendiri karena hanya berisi sayuran yang direbus terlalu matang, bir hangat, dan roti panggang dingin. Namun, kini semakin banyak pengunjung yang dapat memperoleh bermacam-macam makanan yang mengundang selera yang disajikan dari dapur Inggris.
Di antara makanan itu, banyak yang diberi nama daerah asalnya, adalah kue Cornis (kue renyah berisi daging), teko hangat Lancashire, daging domba yang lezat, udang besar, dan sayur rebus. Macam keju Inggris sama banyaknya dengan macam dialek Inggris beberapa di antaranya keju Stilton yang berjalur biru, keju Cheshire dengan aneka rasa, dan keju Cheddar yang berbau tajam. Biskuit Inggris, selai jeruk, bir lezat, dan bir bening digemari di mana-mana.
Hasil laut yang melimpah ruah juga memenuhi meja makan di Inggris, dari ikan Dover sole, kipper dan bloater (ikan herring yang digarami dan diasapi), dan plaice (flounder) hingga udang, tiram, dan udang karang. Daging segala macam unggas masih merupakan menu yang disukai di dalam masakan Inggris, khususnya daging belibis, daging burung pegar dan ayam hutan.
Kue-kue dan pencuci mulut termasuk roti kismis Bath, yang penuh dengan manisan buah; trifle dan fool, kue ramuan legit, custard, buah-buahan, dan selai; serta ”krem liat” tebal dari Devonshire, khususnya dengan arbei dari Devonshire atau dari Kent.
Namun, ”manisan” (pencuci mulut) yang paling . terkenal masih tetap puding dengan buah prem, hidangan kebanggaan hari Natal. Setelah makan, puding tersebut dihidangkan, digambarkan oleh Dickens sebagai “bercahaya dalam… brendi yang membara,… di atasnya terdapat buah holly natal berwarna merah”. Tamu yang menikmati jamuan ini dengan keluarga Inggris mungkin akan berseru, dengan gaya Dickens, “Oh puding yang lezat!”
Tentu saja, masih ada minuman teh-yaitu teh dengan sarapan pagi; istirahat minum teh pagi yang disebut elevenses; dan teh siang hari (disertai kue, biskuit, roti kering, mentega, dan kadang-kadang daging dingin dan selada).
Namun, lebih dari sekedar makan-minum, minum teh adalah tradisi. Orang Inggris, tanpa memandang kemelut yang sedang dihadapinya, tetap menyempatkan minum teh yang membuat heran dan bingung banyak orang asing yang melihatnya. Minum teh adalah tradisi yang bahkan orang Inggris sendiri tidak tahu lagi asal-usulnya-karena memang demikianlah adanya.
Mahkota dan Penduduk, Pertunjukkan Umum dan Lingkungan
Meskipun tradisi di Inggris selalu dikaitkan dengan seluruh kelembagaan Inggris, tetapi sering tampak ganjil bahwa sekarang bangsa Inggris-di antara bangsa-bangsa modern Eropa-masih mempertahankan sistem kerajaannya.
Namun, pengunjung cukup hanya menyaksikan upacara seperti Pengiringan Resimen Bendera Berwarna untuk memahami keterikatan emosional orang Inggris terhadap keluarga kerajaan. Ratu, lebih dari sekadar lambang kepala kerajaan (suatu kedudukan yang dapat diisi oleh seorang Presiden), juga merupakan lambang kesinambungan pribadi masa kini dan masa lampau.
Tontonan kemegahan, kebangsawanan, dan prosedur yang ketat hanyalah bentuk-bentuk luar, dan bukanlah hakikat dari masa kejayaan dunia masa lampau. Semua itu menunjukkan kelenturan sistem pemerintahan Inggris yang didasarkan atas beberapa catatan dan hukum tak tertulis yang berubah sesuai dengan zaman-dan telah berkembang selama berabad-abad.
Sejarah Inggris
Sejarah pendudukan manusia atas Inggris cukup panjang. Alat dari batu dan senjata yang dibuat oleh mereka yang hidup sebelum awal sejarah telah ditemukan di pelbagai tempat di Inggris.
Setelah menguasai sebagian besar Gaul (bagian yang kini disebut Prancis, Jerman, Belgia, Belanda, dan Swiss) tentara Romawi yang dipimpin oleh Julius Caesar menyerang Inggris pada tahun 54 sebelum Masehi dan menemukan negeri Inggris dihuni oleh bangsa Keltik, yang telah bertani, mengolah perunggu dan besi, serta berdagang (khususnya timah Cornis) dengan tempat-tempat hingga sejauh Yunani.
Menurut sejarah Perang Gaul Caesar, di dalam pertempuran tentara Romawi melumuri diri mereka dengan warna biru dari getah tanaman woad untuk menakut-nakuti lawan. Namun, Caesar harus segera mengalihkan perhatiannya kembali ke Gaul sehingga tentaranya ditarik kembali.
Pada tahun 43 Masehi, di bawah Kaisar Claudius, bangsa Romawi mulai menaklukkan Britania dengan sungguh-sungguh. Mereka menduduki sebagian besar pulau, bahkan sampai ke Skotlandia. Namun, karena tak mampu mengawasi seluruh daerah itu, pada awal abad ke-3 mereka mundur ke balik tembok yang didirikan oleh Kaisar Hadrian kira-kira 80 tahun sebelumnya.
Gaya hidup bangsa Romawi mulai mengakar. Tanah-tanah rendah segera dipenuhi dengan viIa-vila mewah, seperti di daerah Aquae Sulis (Bath), dan kota berlapis benteng, seperti Regnum (Chichester) dan Londinium (London). Yang paling penting adalah bahwa bangsa Romawi telah meletakkan jaringan yang selama berabad-abad merupakan dasar sistem jalan raya di Inggris.
Invasi Suku Germanik
Kemudian para penguasa Romawi menarik kembali tentaranya sehingga menjelang abad ke-5, bangsa barbar, khususnya tiga suku Cermanik-Angle, Saxon, dan Jute-mulai memasuki Inggris. Pada mulanya mereka berdiam di tenggara, kemudian suku Anglo-Saxon menggunakan sungai dan jalan buatan bangsa Romawi untuk menerobos wilayah yang lebih ke barat dan utara lagi.
Para penjarah itu juga dapat mengatasi suku Briton. Namun, kali ini mereka yang tidak terbunuh atau diperbudak, dipaksa keluar daerah pulau-ke arah lembah Cornwall dan pegunungan Wales-sehingga bahasa kuno mereka tetap hidup selama berabad-abad karena jauh dari alur keberadaban.
Alih-alih menjelajah lautan, suku Anglo-Saxon menjadi petani. Mereka mendirikan sistem sosial berdasarkan kekuasaan kepala suku atau raja, diikuti kekuasaan tuan tanah, dan seterusnya menurun hingga tingkat petani. Selama bertahun-tahun, tujuh buah kerajaan berdiri, yaitu: Northumbria, Mercia, Anglia Timur, Kent, Sussex, dan Wessex.
Menjelang tahun 596, ketika Augustine dikirim dari Roma untuk mengkristenkan suku Anglo-Saxon, negeri ini disebut Engla land, negara suku Angle asal nama England (Inggris) modern.
Meskipun terjadi persaingan di antara kerajaan yang ada, pada abad ke-9 Inggris bersatu untuk menghadapi ancaman dari luar. Orang Viking Denmark telah melakukan berbagai serangan terhadap daerah pantai selama beberapa tahun dan pada tahun 865 mereka menyerang dengan kekuatan besar.
Raja Alfred dari Wessex memimpin pertahanan, tetapi baru pada tahun 878 tentaranya berhasil mengusir orang Denmark tersebut dari Wessex. Pada tahun 886 Raja Alfred dan raja bangsa Denmark yaitu Cuthrum, menandatangani sebuah perjanjian tentang batas-batas kekuasaan mereka-Raja Guthrum menguasai wilayah timurlaut (Danelaw) dan Raja Alfred menguasai wilayah baratdaya.
Pada suatu masa ketika bahasa Latin merupakan bahasa ilmu pengetahuan dan ketika baru sedikit orang, kecuali para pendeta dan biarawan yang dapat membaca, Raja Alfred memerintahkan agar buku-buku diterjemahkan ke dalam bahasa Anglo-Saxon dan sekolah-sekolah dibangun untuk mengajar membaca. Ia memerintahkan agar hukum disusun sebagai undang-undang. Di samping itu, melalui upayanya, banyak orang Denmark memeluk agama Kristen.
Para raja pengganti Raja Alfred Agung merebut kembali wilayah timurlaut dan negeri ini menjadi makmur. Namun, pada abad ke-11, setelah terjadi serangan bangsa Denmark yang baru, Inggris menjadi bagian kerajaan Denmark.
Raja Denmark terakhir yang memerintah Inggris meninggal pada tahun 1042. Ketika penerusnya, Edward si Pengaku (keturunan Raja Alfred), meninggal pada tahun 1066, takhta kerajaan Inggris menjadi rebutan-Harold, salah seorang bangsawan terkemuka diangkat menjadi raja, tetapi William, raja muda Normandia di Prancis, dan saudara jauh Edward, mengklaim bahwa dialah pewaris takhta.
Tak lama setelah tentara William menyerang Inggris, takhta Inggris ditentukan oleh pertempuran di Hastings. Harold terbunuh dan William menjadi raja.
Bangsa Norman dan Inggris Abad Pertengahan
Bangsa Norman membawa hukum, adat, dan sebuah bahasa baru ke Inggris. Pada mulanya, bahasa Prancis hanya dipakai pada peradilan kerajaan. Bahasa Anglo-Saxon (bahasa Inggris tua) adalah bahasa orang awam.
Namun, lambat laun, bahasa Prancis menjadi lebih luas pemakaiannya melalui kosa kata untuk aspek-aspek kehidupan yang penting seperti hukum, makanan, perang, dan agama. Perlahan-lahan, bahasa Anglo-Saxon dan bahasa Prancis Norman bercampur menjadi dasar bahasa Inggris modern.
Sebagian besar tanah Saxon diberikan kepada para bangsawan Norman; penduduk dikenakan pajak yang tinggi. (The Domesday Book: sensus Inggris yang pertama-dilakukan untuk mempermudah pengumpulan pajak). Kendali bangsa Norman juga mencakup bagian Irlandia. Selama bertahun-tahun William dan para penerusnya semakin memperkokoh kedudukannya.
Pada abad ke-12 dan ke-13, kekuasaan kerajaan berada dalam pertentangan dengan gereja dan para bangsawan. Pertentangan pertama memuncak pada tahun 11 70 ketika Thomas %: Becket, Uskup Agung Canterbury, terbunuh. Pertentangan kedua menghasilkan dokumen yang menjadi landasan konstitusi Inggris.
Magna Carta
Raja Richard I, Hati Singa, meninggal pada tahun 1199. Saudara laki-lakinya, yaitu Raja John, mencoba memperluas kekuasaan kerajaannya dan sering menempatkan dirinya di atas hukum. Sekelompok bangsawan (baron) yang didukung oleh Uskup Agung Canterbury dan saudagar-saudagar kaya di London membuat sebuah piagam tentang hak-hak mereka sebagai orang Inggris yang merdeka.
Butir-butir yang paling penting merupakan dasar bagi peradilan oleh sekelompok jaksa yang sederajat dan menyatakan bahwa pajak hanya dapat ditarik oleh ”Dewan Rakyat” dengan seizin kerajaan. Para baron memaksa Raja John menandatangani Piagam Agung (Magna Carta) di Runnymede, dekat London pada tahun 1215. Pada abad-abad selanjutnya prinsip-prinsip Magna Carta lambat laun diterapkan bagi seluruh warga Inggris.
Menjelang pertengahan abad ke-14, ketika Raja Edward III melibatkan Inggris di dalam Perang 100 Tahun, Dewan Rakyat telah berkembang menjadi parlemen dua kamar. Para baron merupakan perwakilan kelas atas (kemudian disebut Dewan Bangsawan, ”the House of Lords”, pada abad ke-16) dan para wakil rakyat, atau the Commons, wakil kelas bawah.
Pada waktu itu Inggris sedang mengalami suatu perubahan besar. Perdagangan dengan negara-negara di benua Eropa berkembang, khususnya perdagangan wol. Kota besar tumbuh dengan cepat dan saudagar menjadi kaya. Lembaga-lembaga kuat yang disebut kementerian atau ”misteri”, mengatur banyak aspek kehidupan anggotanya. Meskipun desa-desa pertanian tetap terpencil, Inggris berkembang menjadi satu bangsa.
Perkembangan pokok pada proses ini adalah menyebarnya bahasa Inggris, khususnya yang dipakai di London-tempat beradanya kekayaan dan kekuasaan. Bahasa Inggris menjadi bahasa resmi di pengadilan, sekolah, dan, setelah zaman Chaucer (seorang pujangga London), dalam kesusastraan.
William Caxton memperkenalkan proses percetakan pada tahun 1476 dan menjelang abad ke-16, bahasa Inggris London telah menjadi bahasa kerajaan.
Perang Mawar dan Keluarga Tudor
Semasa Perang Seratus Tahun, Raja Richard II dipaksa turun takhta oleh kemenakannya Henry Bolingbroke. Bolingbroke Raja Henry IV dan anaknya Raja Henry V mendirikan Dinasti Lancaster sebagai keluarga raja. Namun, dalam paruh kedua abad ke-15, Duke dari York juga mengklaim takhta kerajaan.
Terjadilah perang saudara-yang disebut Perang Mawar karena emblem tentara Duke dari York bergambar mawar putih dan emblem tentara Lancaster bergambar mawar merah yang baru berakhir pada tahun 1485. Pada tahun itu Henry Tudor, keturunan Raja Edward III, membunuh Raja Richard Ill di Bosworth Field. Ia menjadi Raja Henry VII.
Di bawah pemerintahan Henry VII, Parlemen mengeluarkan Undang-Undang Kelautan yang melindungi perdagangan bangsa Inggris sehingga jalur pelayaran baru membuka pasar-pasar baru bagi barang-barang Inggris.
Ketika Henry VIII menjadi raja pada tahun 1509, kerajaan Inggris Tudor sedang berkembang dan kuat. Namun, Raja Henry tidak mempunyai anak laki-laki maka, setelah Paus menolak Henry bercerai untuk menikah lagi dan mendapatkan keturunan laki-laki, Raja menggunakan kekuasaannya untuk lepas dari Gereja Roma.
Henry meminta Parlemen membuat undang-undang penghapusan pengaruh Paus di Inggris. Barang-barang milik gereja disita. Raja menjadi kepala gereja Inggris atau Gereja Anglikan.
Meskipun ia menikah sampai 6 kali, Henry hanya memiliki seorang anak laki-laki. Setelah anak ini (Raja Edward VI) meninggal, anak perempuan Raja Henry bernama Mary (seorang Katolik) naik takhta. Di bawah pemerintahan Mary dan suaminya, Philip II dari Spanyol, pemeluk Protestan dikejar-kejar dengan kekejaman sehingga ia disebut ”Mary si Kejam”.
Oposisi meningkat ketika ia melibatkan Inggris ke dalam perang Spanyol dengan Prancis. Ketika Mary meninggal pada tahun 1558, Inggris kehilangan Calais, satu-satunya sisa kekayaan Inggris di benua Eropa; dan, di dalam negeri, rakyat siap melakukan perebutan kekuasaan.
Masa Pemerintahan Ratu Elizabeth. Saudara perempuan Ratu Mary yang bernama Elizabeth (anak perempuan Anne Boleyn, istri kedua Raja Henry) memerintah Inggris selama 45 tahun.
Di bawah pemerintahan ”Good Queen Bess”, Inggris kembali ke agama Protestan dan, setelah mengalahkan armada laut Spanyol pada tahun 1588, masuklah suatu masa kemakmuran yang tiada bandingannya.
Tokoh seperti Drake Jan Frobisher berlayar di dalam pelayaran penemuannya. Perdagangan meningkat, perserikatan dagang berbadan hukum didirikan, dan Inggris mulai memperoleh jajahannya di seberang lautan.
Kemakmuran dan keamanan menumbuhkan kesenian. Ini adalah masa bagi Shakespeare dan teman seangkatannya seperti Christopher Marlowe dan Ben Johnson, bagi pujangga petualang Sir Walter Raleigh, dan bagi tokoh seperti Edmund Spenser, penulis Faerie Queene, tidak lagi memikirkan hal lain yang lebih memadai kecuali hanya mempersembahkan karya-karya bagi Ratu Elizabeth I.
Keluarga Stuart dan Perang Saudara
Pada’tahun 1603 Ratu Elizabeth digantikan oleh Raja James VI dari Skotlandia, yang menjadi raja dengan gelar James I pada takhta kerajaan Inggris. Sebagai seorang raja yang terpelajar, ia memberi kuasa untuk menerjemahkan Alkitab, versi Raja James (1611), yang memiliki pengaruh yang lama dalam gaya sastra Inggris.
Namun, anak Mary Stuart, saingan Ratu Elizabeth, ini tidak dapat memahami pemerintahan barunya. la mengabaikan armada laut dan pelayarannya serta memboroskan uang. Konflik muncul antara raja dengan Dewan Rakyat-yang menjelang saat itu sudah merupakan bagian pemerintahan yang mantap atas tuntutan uang rakyat yang terus-menerus digunakan untuk kepentingan pribadi raja.
Sekali lagi, ada perselisihan yang bersifat keagamaan. Kaum Puritan yang mempercayai upacara sederhana-merasa bahwa rakyat tidak mempunyai hak dalam mengurus gereja. Raja ingin meneruskan pengaruhnya dengan menunjuk para uskup.
Masalah ini semakin memuncak pada pemerintahan anak lelaki Raja James. Selama 11 tahun setelah tahun 1629, Raja Charles I tidak menyidangkan parlemen dan mendapatkan uang dengan cara lain. Melalui Uskup Agung Canterburynya, William Laud, ia mencoba menekan kaum Puritan.
Tindakan Laud yang kejam menyebabkan timbulnya pemberontakan bangsa Skotlandia pada tahun 1640 sehingga raja terpaksa memanggil parlemen. Meskipun ia memutuskan hubungan dengan Parlemen, setelah beberapa minggu, ia terpaksa memanggilnya lagi.
Parlemen Panjang (dibubarkan pada tahun 1660) telah muak dengan tindakan raja yang menginjak-injak hukum. Pada tahun 1642 para pendukung Charles, termasuk kaum Katolik, mulai berperang pada Perang Saudara dengan kekuatan Parlemen yang dipimpin oleh Oliver Cromwell. Empat tahun kemudian pengikut Cromwell yang berkepala bulat (mereka bercukur pendek) mengalahkan tentara berkuda pasukan Charles.
Pada tahun 1649 raja dihukum mati sesuai dengan perintah Parlemen dan berakhirlah pemerintahan tradisional. Cromwell memerintah Inggris sebagai Lord Protector, sang Pelindung, dari tahun 1653 hingga 1658.
Namun, rasa ketidakpuasan baru muncul lagi dan pada tahun 1660 Parlemen menyatakan pemanggilan anak lelaki Raja Charles untuk menduduki takhta, dengan tujuan untuk melanjutkan kerajaan.
Charles II meninggal pada tahun 1685, dan saudara laki-lakinya yang bernama James, penganut Katolik, naik takhta menjadi raja. Ketika Raja James berusaha mengubah Inggris kembali menjadi Katolik, Parlemen mengangkat senjata menentangnya, dengan bantuan William III dari Belanda yang beragama Protestan.
Pada tahun 1688 James diturunkan dan dia melarikan diri ke luar negeri. William dan istrinya (Mary, anak perempuan James yang beragama Protestan) memerintah Inggris bersama-sama hingga tahun 1702.
Pada tahun 1689 Parlemen menghasilkan Bill of Rights, Undang-Undang Hak Asasi, yang melengkapi proses yang dimulai dengan Magna Carta. Undang-undang ini membatasi kekuasaan raja dan menjadikan Parlemen sebagai pemerintah yang sejati. Juga, dengan undang-undang yang lain, kelonggaran beragama diperluas lagi bagi kaum Protestan di luar gereja Anglikan.
Abad ke-18
Lembaga-lembaga politik di Inggris khususnya sistem partai, dengan pimpinan mayoritas anggota Parlemen sebagai Perdana Menteri-pertama-tama banyak berkembang pada abad ke-18. Kemudian perdagangan Inggris juga berkembang berlipat ganda sehingga Inggris berperang dengan Prancis untuk melindungi kepentingannya.
Dengan dipimpin oleh Jenderal Agung John Churchill, Duke dari Marlborough, Inggris mengalahkan Prancis dan memperoleh tanah jajahan baru di luar Inggris khususnya di Laut Tengah dan Amerika Utara. (Ratu Anne meresmikan bangunan Istana Blenheim, di dekat Oxford, sebagai tanda terima kasih bangsa Inggris terhadap Duke).
Perusahaan berbadan hukum memperluas kekuasaan Inggris di India dan Afrika. Undang-Undang Penggabungan (1707), yang melebur Inggris dan Skotlandia secara politis, menjadikan terbentuknya Kerajaan Serikat Britania Raya.
Ratu Anne meninggal pada tahun 1714. Tak satu pun dari anak-anaknya menggantikannya, maka Dinasti Hanover dari Jerman (keturunan James I) menjadi keluarga kerajaan.
Pada akhir abad itu, meskipun telah kehilangan koloni Amerikanya, Inggris merupakan salah satu bangsa yang terkuat di Eropa dan, karena kejayaan imperiumnya, Inggris merupakan salah satu negara terkaya. Namun, imperium Inggris takut akan pengaruh Revolusi Prancis dan; kekuatan militer Napoleon. Pada tahun 1793 kedua bangsa tersebut berperang.
Meskipun admiral agung Horatio Nelson meninggal di palagan Trafalgar, di lepas pantai Spanyol selatan (1805), Angkatan Laut Inggris tetap berkuasa di laut. Angkatan Darat, yang dipimpin oleh Duke dari Wellington, merupakan senjata akhir dalam kekalahan Napoleon di Waterloo, Belgia, pada tahun 1815.
Abad ke-19: Revolusi Industri dan Imperialisme
Ancaman Prancis telah berakhir, tetapi revolusi lain sedang melanda Inggris. Di antara serangkaian penemuan abad ke-18-termasuk mesin uap, mesin pemintal, dan penggunaan batubara untuk melebur besi-membentuk sebuah pola industri.
Tenaga murah berarti produksi yang lebih cepat dan murah serta peningkatan sistem pabrik. Komunikasi meningkat. Banyak jalan dan kapal diperbaharui jaringan kereta api diperluas ke segenap negeri. Kota-kota besar tumbuh khususnya di daerah utara dan tengah.
Ada juga perubahan-perubahan lain. Kecepatan pemagaran suatu sistem pemagaran lahan pertanian umum meningkat dan para petani kecil tidak lagi saling bersaing. Banyak buruh pertanian digantikan oleh mesin yang dapat bekerja 10 kali lebih cepat di dalam waktu yang relatif singkat.
Mereka yang meninggalkan tanah pertanian memenuhi kota-kota besar. Sementara kota-kota besar itu berkembang, daerah kumuh dan penyakit pun berkembang pula di sana.
Para pekerja pabrik termasuk wanita dan anak-anak bekerja dalam waktu yang cukup lama, seringkali dengan kondisi kesehatan yang buruk. Bagi para tunakarya tersedia rumah miskin dan penjara bagi para penghutang sisi gelap novel Dickens.
Revolusi industri merupakan batas antara Inggris Kuno dengan Inggris modern. Pemilik tambang dan pabrik membentuk inti masyarakat kelas menengah-yang beruang tetapi memiliki sedikit suara di pemerintahan.
Anggota Parlemen sering dianggap ”perwakilan curang”, karena hanya memiliki sedikit atau tanpa dukungan rakyat, sementara beribu yang lain tidak terwakili di Parlemen. Tuntutan terhadap undang-undang untuk melindungi para pekerja meningkat.
Pada tahun 1832 pemerintah menelurkan Undang-Undang Reformasi pertama, yang mencakup pemungutan suara dan penggantian ”perwakilan basi.” Undang-undang pengawasan dan undang-undang yang lain lambat laun meningkatkan kondisi sosial. (Menjelang tahun 1884, setelah terbit dua buah undang-undang reformasi lagi, sebagian besar warga Inggris berhak memilih).
Setelah tahun 1837, abad ke-19 juga merupakan masa pemerintahan Ratu Victoria dan dua perdana menteri besarnya, yaitu Benjamin Disraeli dan William Ewart Gladstone. Sekarang kata ”Victorian” sering diartikan sebagai sopan santun berlebihan dan moralitas yang kaku menyesakkan.
Banyak kaum Victorian khususnya masyarakat kelas menengah benar-benar menunjukkan sikap tersebut. Namun, masa ini adalah juga masa percobaan dalam segala bidang. Masa ini adalah masa Joseph MW. Turner, yang lukisannya menangkap efek-efek cahaya dan udara; dan masa Charles Darwin yang buku karangannya On the Origin of Species by Means of Natural Selection (1859) mengubah pandangan manusia terhadap dunia alami.
Ini adalah masa imperialisme. Dengan industri dan perdagangan yang tumbuh subur, perhatian beralih pada pembangunan imperium. Inggris menghimpun kekuatan yang pernah dimiliki di masa lampau-dalam hal bersaing dengan bangsa-bangsa di benua Eropa dan berhasil mendapatkan kekuatan barunya.
Sebagai pengganti Persekutuan Dagang Hindia Timur, pemerintah Inggris menguasai pemerintahan di India. Australia dan Selandia Baru, yang dijajah pada abad ke-18, berkembang di Pasifik Selatan. Tanah jajahan dan daerah-daerah yang kena pengaruh Inggris berkembang di Timur Tengah, Asia, dan Afrika.
Zaman yang penuh kemakmuran dan kedamaian ini tercemar dua kali ketika Perang Krim meletus (1854), yaitu setelah Rusia berupaya mendapatkan kendali atas Selat Dardanella sebagai pintu keluar ke Laut Tengah, dan ketika Perang Boer meletus (1899), yaitu setelah terjadi perselisihan dengan penduduk bangsa Belanda asli di Afrika Selatan.
Pada tahun 1875 Inggris mendapatkan bagian pengendalian atas Terusan Suez, yang menjadi jalur kehidupan kerajaan Inggris karena terusan ini mempersingkat jalur pelayaran ke India dan berbagai negeri Timur.
Beberapa kaum Victorian menganggap imperialisme sebagai satu tugas dan perang suci yang penuh dengan kemenangan yaitu cita-cita yang dinyatakan dengan baik sekali dalam syair kepahlawanan Rudyard Kipling. Meskipun mereka membawa ”beban peradaban orang kulit putih” di seluruh dunia, para kolonialis Inggris sedikit sekali beradaptasi dengan lingkungannya sehingga dilukiskan sebagai tinggal ”di dalam pagar yang tak tampak”
Abad ke-20: Dua perang Dunia dan Dunia Yang Berubah
Menjelang tahun 1910, ketika Edward VII digantikan oleh George V, perluasan industri dan kekaisaran Inggris mencapai puncaknya. Namun, beberapa masalah dalam negeri belum terpecahkan-yaitu ketidakadilan sosial, kekuasaan para bangsawan dan masalah Irlandia.
Serangkaian undang-undang kemakmuran selama masa itu menyediakan pensiun usia tua, kompensasi pengangguran, serta upah dan syarat kerja yang lebih baik. Serikat menjadi suatu politik yang kuat bagi kaum buruh sehingga pada tahun 1900 Partai Buruh terbentuk. Undang-Undang Pendidikan tahun 1902 memberikan sistem pendidikan nasional Inggris yang pertama.
Masalah parlemen terselesaikan pada tahun 1911, dengan sebuah undang-undang yang menyatakan bahwa penarikan pajak tidak lagi memerlukan persetujuan para bangsawan dan bahwa secara tegas kekuasaan para bangsawan banyak dibatasi.
Namun, setelah penggabungan yang telah terganggu selama 700 tahun, yang diwarnai dengan tekanan-tekanan dan persengketaan berdarah antara Irlandia yang Katolik dengan Inggris yang Protestan, masalah bangsa Irlandia semakin sulit dipecahkan.
Pada tahun 1850-an hasutan bangsa Irlandia untuk menuntut kemerdekaan mencapai puncak dan tidak dapat diabaikan lagi. Meskipun kemudian persoalan ini mendapatkan dukungan PM Gladstone, Undang-Undang Hukum Dalam Negeri Irlandia baru dihasilkan pada tahun 1914.
Namun, pada tahun itu, semua kehidupan yang wajar di Inggris mengambang tidak menentu, dan tertunda hampir selama 5 tahun.
Perang Dunia I: “Lampu-Lampu Mati”
Pada awal abad ke-20, persaingan militer antara negara-negara Eropa-khususnya antara Inggris dan Jerman menjadi semakin tajam. Inggris waktu itu juga merupakan bagian dari persekutuan Eropa yang semrawut.
Pada tahun 1914, setelah pembunuhan putra mahkota Austria oleh kelompok nasionalis bangsa Serbia, semua negara Eropa saling berperang. Namun, pada waktu itu tidak ada yang dapat dibanggakan dari segi militer kecuali persiapan bertahun-tahun atau penggunaan alat-alat tempur baru yang efisien seperti tank dan senapan mesin.
Inggris dan sekutunya memenangkan peperangan, tetapi ketika gencatan senjata ditandatangani pada tahun 1918, hampir 1.000.000 orang Inggris dan tentara Kerajaan Inggris’ telah terbunuh dan keadaan ekonomi pada waktu itu terhenti.
Pemulihan keadaan akibat perang berjalan lambat dan diwarnai oleh masalah perburuhan termasuk Pemogokan Umum tahun 1926 dan depresi yang melanda dunia pada tahun 1930-an. Setelah tahun 1933, Jerman, yang dipimpin oleh Adolf Hitler, sekali lagi mengancam perdamaian dunia.
Perang Dunia ll: “Darah, Kerja Berat, Air Mata, dan Keringat”
Menjelang tahun 1939, tampak jelas bahwa kebijakan hidup berdampingan secara damai yang dicetuskan PM Neville Chamberlain-yang menerima tuntutan Hitler demi perdamaian-telah gagal. Ketika tentara Jerman menyerang Polandia, Inggris dan Prancis memaklumkan perang dengan Jerman lagi.
Kejatuhan Prancis ke tangan Jerman pada tahun 1940 menjadikan Inggris satu-satunya negara Eropa yang berada di luar jangkauan tangan Jerman. Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) berusaha menjatuhkan bom yang tidak mengenal ampun ke atas kota-kota besar di Inggris khususnya London.
Namun, dua faktor, yang tergabung dengan sifat pemberani bangsa Inggris, memungkinkan Inggris tetap bertahan dalam palagan Britania. Faktor yang pertama adalah Angkatan Udara Inggris yang pertama-tama menguasai kembali udara Inggris dan kemudian terus menghajar Jerman.
Faktor yang lain adalah kehadiran PM Winston Churchill yang tampak meresapkan segala sesuatu yang berhakikat Inggris ke sanubarinya-yaitu ketabahan, kebanggaan nasional, bahkan rasa sejarahnya.
Di Masa Mendatang
Di antara semua perubahan yang terjadi setelah perang usai, terutama adalah yang berkaitan dengan imperium dan posisi Inggris sebagai kekuatan dunia.
Undang-undang tahun 1931 yang dihasilkan oleh Parlemen telah menetapkan Persemakmuran Bangsa-Bangsa-“yang dipersatukan oleh sebuah keterikatan umum terhadap mahkota kerajaan Inggris…”. Kini sebagian besar bekas koloni Inggris adalah anggota persemakmuran dan Inggris menjadi ”salah satu di antara mereka”.
Orang Inggris menyadari bahwa mereka bukan lagi suatu bangsa yang menguasai peta dunia. Perhatian utama mereka setelah usai perang adalah membangun negeri. Ini adalah satu alasan untuk tetap berada di luar Masyarakat Ekonomi Eropa (Pasaran Bersama), yang didirikan pada tahun 1958.
Alasan yang lain adalah keengganan Inggris untuk kehilangan sisa kekuasaan kecil yang masih dimilikinya. (Namun, di kemudian hari Inggris mengubah kedudukan ini, dengan meminta menjadi anggota dan akhirnya menerima keanggotaan Masyarakat Ekonomi Eropa).
Di dalam negeri, pemilihan umum pertama yang dilakukan setelah perang telah menjadikan Partai Buruh sebagai partai mayoritas. Pemerintahan Partai Buruh menasionalisasikan jaringan kereta api, tambang batubara, gas, dan listrik. Pelayanan Kesehatan Nasional, yang memberikan perawatan kesehatan bagi semua yang memerlukannya, beroperasi pada tahun 1948.
Dari tahun 1950 an hingga tahun 1980 an gerak perubahan meningkat. Untuk yang pertama kali selama berabad-abad, Inggris menjadi suatu negara yang didominasi oleh kaum muda, yang kebanyakan lahir selama atau setelah perang usai.
Inggris milik kaum muda itu adalah kurang dari Inggris zaman Elizabeth II dengan upacaranya yang berwarna-warni dibandingkan dengan masa ”para pemarah muda”-misalnya, penulis John Osborne dan Kingsley Amis-yang merasa bahwa bakat perorangan diabaikan karena negeri ini terlalu terikat pada tradisi.
Segera muncullah swinging England (“Inggris yang bergoyang”), seiring dengan munculnya musik Beatles dan Rolling Stones. Pada awal tahun 1980-an, Inggris sangat menderita karena resesi dunia, tetapi bebannya agak berkurang dengan perkawinan Pangeran Wales dan kelahiran putranya.
Penulis C.P. Snow menulis bahwa orang Inggris memiliki ”kecintaan untuk berkarya” bagi tanah airnya. Selama Perang Dunia II seorang penulis Inggris yang lain berucap tentang Inggris bahwa ada “suatu yang bertahan di dalamnya”, karena negeri ini adalah ”satu keluarga…. dengan bahasanya sendiri dan kenangan umumnya sendiri…” Inggris sekarang adalah suatu negara yang masa lalunya berada di atas masa kininya dan yang warisan “kenangan”-nya akan terus hidup membentuk masa depannya.
Sekelumit Catatan Tentang Bahasa Inggris
Winston Churchill (yang bangga karena kebangsaannya yang sepatuh Amerika) pernah mengatakan bahwa Inggris dan Amerika Serikat adalah dua negara yang dipisahkan oleh satu bahasa yang banyak kesamaannya. Berikut ini beberapa contoh apa yang ada dalam angan-angannya.
BAHASA INGGRIS | BAHASA AMERIKA | ARTINYA |
---|---|---|
Ground floor | First floor | Lantai bawah |
Biscuits | Cookies | Roti biskuit |
Dustman | Garbage collector | Tukang sampah |
Jumper (women) | Sweater | Kaus penghangat |
Lorry | Truck | Truk |
Flat | Apartment | Apartemen |
Lift | Elevator | Lift |
Queue | Waiting line | Antri |
Underground | Subway | KA bawah tanah |
Subway | Pedestrian underpass | Seberangan bawah tanah |
Sweet | Dessert, candy | Gula-gula |
Bonnet (of a car) | Hood | Tutup mobil |
Boot (of a car) | Trunk | Bagasi belakang mobil |
Petrol | Gasoline | Bensin |
Across the road | Across the street | Seberang jalan |
On holiday | On vacation | Liburan |
Chemist | Drugstore | Apotek |
Stall (theatre) | Orchestra seats (theater) | Tempat duduk kelas utama |
Interval (theatre) | Intermission (theater) | Istirahat |
To stand (politics) | To run (politics) | Berpolitik |
Fortnight | 2 weeks | 2 minggu |
Caravan | Trailer | Trailer |
Puncture | Flat tire | Ban kempis |
Jug | Pitcher | Kendi |
Skew-wiff | Cockeyed | Juling |
Pocketbook | Wallet | Dompet saku |
Wash up | Do the dishes | Cuci piring |
Goods wagon | Freight car | Truk pengangkut barang |
Chest of drawers | Bureau | Kotak laci |
Joint | Roast | Sambungan |
Rubber | Eraser | Karet penghapus |
Runner beans | String beans | Buncis |
Scruffy | Messy | Acak-acakan |
Vacuum flask | Thermos bottle | Termos air |
Vest | Undershirt | Jas pendek tanpa kerah |
Waistcoat | Vest | Rompi |
Gods (theatre) | Top balcony (theater) | Tempat duduk kelas utama |
Dressing gown | Bathrobe | Piyama mandi |
Lounge | Living room | Ruang tengah |
Post | Pos | |
Pavement | Sidewalk | Trotoar |
Kirby grips | Bobby pins | Peniti |
Bowler (hat) | Derby (hat) | Topi |
To hand | Within reach | Terjangkau |
Rise (in pay) | Raise (in pay) | Menaikkan (gaji) |
Restaurant car | Dining car | Gerbong makan |
Diulas oleh:
DAVID DE BOINVILLE, Departemen Penerangan Kedutaan Inggris Washington, D.C.
Editor: Sejarah Negara Com