Iklim Bangladesh

Bangladesh berada di daerah subtropis di bagian selatan Pegunungan Himalaya, dan mengalami tiga musim utama. Musim dingin (Desember – Maret) relatif tidak berubah. Angin timur laut membuat siang hari hangat dan kering, sedang malam hari dingin dengan kabut yang tebal di atas aliran air. Bahkan pada bulan Januari suhu rata-rata jarang turun sampai di bawah 15 derajat C.

Keadaan Alam

Keadaan berubah pada akhir bulan Maret, dan dari bulan April hingga Juni badai Norwester menyebabkan hujan turun sangat lebat. Badai ini terjadi jika terjadi lekukan gelombang besar pada arus jet barat, yang berlokasi di selatan Pegunungan Himalaya pada ketinggian 9.000 – 12.000 m lebih, dan bersamaan dengan itu udara bertekanan rendah yang bergerak dari timur berada di atas Teluk Benggala.

Hujan seringkali datang persis sebelum angin membalik yang biasanya berkaitan dengan mulainya musim hujan.

Proses terjadinya musim hujan sangat kompleks. Pada permulaan bulan Juni, arus jet barat beralih ke utara Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet. Lekukan gelombang udara semi permanen yang sebelumnya berada di atas Teluk Benggala terbagi menjadi dua, satu berpusat di Pamir dan satu lagi di Szechwan (Sichuan). Bersamaan dengan itu angin barat equator semakin kuat dan bersama angin siklon membawa banyak hujan.

Iklim

Iklim di seluruh Bangladesh hampir serupa, dengan perbedaan kecil di bagian timur dan bagian tenggara tanah tinggi. Hampir sepanjang tahun kelembabpan udara sangat tinggi (lebih dari 75%), dan perbedaan antara suhu tertinggi dan terendah pertahun ataupun perhari sangat kecil.

Suhu tertinggi pada musim panas jarang lebih dari 36 derajat C, sedang suhu terendah di daerah perbukitan pun pada umumnya tetap di atas 10 derajat C.

Makin ke barat, curah hujan makin rendah, tetapi distrik yang paling barat pun yakni Distrik Rajshahi dan Kushtia menerima lebih dari 1500 mm pertahun. Hanya di daerah paling timur laut dan paling tenggara curah hujan melebihi 3000 mm pertahun.

Hujan kebanyakan turun antara bulan April dan November, dan pada musim hujan makin lama makin sering terjadi hujan badai dengan angin siklon.

Dataran rendah delta sering terancam bencana banjir. Delta di sebelah utara Teluk Benggala terus terkena banjir, bukan hanya akibat sungai yang meluap, melainkan juga akibat ombak yang dapat mencapai ketinggian 3 m.

Di daerah rawa Sundarbans yang jarang penduduknya, kerusakan yang diakibatkan oleh banjir ini tidak begitu parah, tetapi pulau-pulau yang berpenduduk sangat padat di muara Sungai Gangga biasanya menderita banyak kerusakan.

Flora dan Fauna

Kurang lebih 16% daratan Bangladesh tertutup hutan yang banyak ditumbuhi tumbuhan komersial. Daerah timur laut (Sylhet dan Chittagong) memiliki bukit-bukit yang tertutup hutan bambu dan rotan. Bagian tengah (Dacca dan Mymensingh) memiliki banyak tumbuhan rawa. Sedangkan di bagian selatan (Khulna dan Barisal) terdapat hutan bakau.

Negara Bangladesh kaya akan binatang liar. Di daerah pegunungan Chittagong misalnya, dapat ditemukan gajah hidup berkelompok sampai ratusan ekor. Kerbau liar juga dapat ditemukan. Terdapat pula rusa, harimau, beruang, serigala, dan monyet.

Penduduk

Dengan penduduk sebanyak 112.757.000 (1989) dan luas 143.998 km2, Bangladesh termasuk negara paling padat di dunia. Dalam 1km2 terdapat rata-rata 783 jiwa. Wilayah yang paling padat ialah Mymensingh, Dacca, Comilla, dan Barisal, di bagian timur: Jessore, Kushtia, dan Dinajpur, di bagian barat.

Tingkat pertumbuhan penduduk hampir tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Pada tahun 1881 ketika Bangladesh masih di bawah India, jumlah penduduk baru 25 juta. Tahun 1931 pertumbuhan penduduk agak melambat, saat itu tercatat 36 juta jiwa. Tetapi dalam periode belakangan laju pertumbuhan penduduk cepat meningkat.

Walaupun terdapat perbedaan agama di Bangladesh yaitu antara muslim dan Hindu, persamaan kultural masih cukup nyata, terutama antara penduduk Islam di Benggala dan Islam di Pakistan.

Bidang pendidikan masih memprihatinkan, tetapi di Dacca sudah terdapat beberapa perguruan tinggi, demikian juga di Chittagong, Mymensingh, dan Rajshahi.

Fisiografi Cina

Pos terkait