Hubungan manusia dan kebudayaan – Mengapa manusia saja yang berkebudayaan sedang binatang tidak? Apabila ditinjau dari segi jasmaniah atau fisik boleh dikatakan antara manusia dan binatang tidak terdapat perbedaan yang prinsipil. Apalagi bila dibandingkan antara bintang jenis antropoide (seperti orang utan) dengan manusia, maka akan lebih jelaslah tidak adanya perbedaan antara keduanya.
Tetapi dari segi lain, akan tampak adanya perbedaan antara manusia dengan binatang, yaitu apabila ditinjau dari sudut rohaniah maka manusia jauh berbeda dari binatang. Perbedaannya terletak pada essensi atau hakekat manusia itu sendiri.
Manusia pada hakekatnya mempunyai jiwa, sedangkan binatang hanya memiliki pernafasan, rasa, indra dan naluri saja. Oleh karena jiwa yang menyebabkan adanya kebudayaan, sedang yang memiliki jiwa hanya manusia, binatang tidak, maka dengan sendirinya dapat ditarik satu kesimpulan bahwa manusialah yang berkebudayaan. Sebaliknya, karena binatang tidak mempunyai jiwa, maka sudah barang tentu tidak berkebudayaan.
Mengapa kebudayaan bangsa Barat dan bangsa Timur berbeda?
Pertanyaan kedua yang timbul apabila kita membicarakan masalah manusia dan kebudayaan ialah: apa sebab kebudayaan tidak sama pada setiap bangsa manusia?
Untuk memperjelas pertanyaan tersebut, kini dapat diajukan pula sebuah pertanyaan tambahan: mengapa kebudayaan bangsa Timur berbeda dengan kebudayaan bangsa Barat?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, pertama kali dapat dikatakan bahwa setiap manusia mempunyai jiwa. Tetapi antara jiwa seseorang dengan jiwa seseorang lainnya terdapat perbedaan, sebagaimana berbeda fisik, rupa, dan wajah.
Manusia sebagai pribadi mempunyai jiwa, tetapi juga golongan manusia dalam bentuk kesatuan sosial, mempunyai jiwa sendiri jiwa sendiri-sendiri pula. Jadi, disamping adanya perbedaan jiwa diantara pribadi-pribadi dalam suatu golongan, terdapat pula perasaan kejiwaan di antara mereka yang dinamakan jiwa golongan. Jiwa golongan ini ada yang berbentuk kelompok, suku dan bangsa atau nation, dan lain-lain.
Demikianlah, jiwa (atau pikiran, rasa dan kemauan) suatu golongan manusia atau bangsa berbeda dengan jiwa golongan bangsa lain. Perbedaan jiwa menyebabkan perbedaan cara berpikir dan merasa serta berkemauan, pada hal berpikir, merasa dan berkemauan itulah yang melahirkan kebudayaan.
Apabila cara berpikir, merasa dan berkemauan tiap-tiap bangsa berbeda, maka berarti kebudayaannya yang merupakan hasil kerja dari ketiga faktor jiwa tadi pun pasti berbeda pula.
Sebagai contoh bisa dikemukakan: cara berpikir orang Barat yang zakelijk dan rational berbeda dengan cara berpikir orang Timur yang magis dan irrationil. Cara berpikir dan merasa orang Barat yang individualistis berbeda dengan orang Timur yang collectivistis.
Oleh sebab terdapat perbedaan semacam itu antara bangsa Barat dan bangsa Timur, maka terdapat pulalah perbedaan kebudayaannya.
Baca juga: Teori meluas dan berkembangnya kebudayaan
Demikian Hubungan manusia dan kebudayaan, semoga menambah wawasan kita dalam mempelajari budaya dan sejarahnya.