Filipina saat ini merupakan salah satu negara yang paling progresif dan paling cepat berkembang di Asia. Negara ini berpemerintahan republik, demokratis dalam pelaksanaan, dan modern dalam pandangan dan tujuannya. Sebagai hasilnya, negara ini berjaya dalam langkahnya menjadi suatu faktor penting dalam masalah Asia dan dunia.
Bangsa Filipina mencari model bagi peran mereka yang cocok dalam keluarga manusia dengan menggabungkan alur tradisi Asia mereka dengan pengaruh yang datang dari bagian lain Asia, dari Eropa, dan dari Amerika.
Bangsa Filipina amat berbangga bahwa mereka telah menjadi bangsa pertama di Asia yang memulai gerakan kemerdekaan. Memang benar, Filipina adalah negara Asia Tenggara pertama yang memberontak terhadap penguasa kolonial Spanyol pada tahun 1896.
Pengantar
Saat berada di bawah Amerika Serikat, bangsa Filipina meneruskan perjuangan kemerdekaan mereka yang justru digalakkan oleh Amerika sendiri sampai kemerdekaan dicapai pada tahun 1946.
Namun, tahun-tahun yang panjang di bawah pemerintahan asing dan perjuangan berat menuju kemerdekaan meninggalkan banyak problem yang belum terpecahkan. Banyak energi generasi sekarang dan generasi masa depan diperlukan untuk upaya memecahkan problem-problem itu.
Hikayat rakyat Filipina bermula sejak beribu-ribu tahun yang lalu saat orang awal mulai bermigrasi ke kepulauan ini. Secara bertahap Filipina didiami oleh rombongan-rombongan kecil dan sesekali oleh migrasi kelompok yang lebih besar mula-mula lewat jembatan lahan selama zaman es dan kemudian melalui laut dengan kapal dan rakit.
Orang yang datang 2.000 tahun yang lalu dan selanjutnya, yaitu pembawa budaya batu dan logam, adalah leluhur orang Melayu-Polinesia yang sekarang mendiami kepulauan Pasifik, Asia Tenggara, dan negara pulau Madagaskar, yang terletak di Samudra Hindia di lepas pantai tenggara Afrika.
Selama berabad-abad ketika bangsa Filipino awal hidup dalam isolasi di pulau-pulau ini, mereka mengembangkan suatu budaya khas mereka sendiri. Akhirnya, budaya ini menjadi benar-benar seragam di seluruh kepulauan karena selalu terjadi pergaulan antara berbagai penduduk pulau.
Di samping terjadi banyak pertukaran, perbedaan budaya pun berkembang-termasuk keanekaan bahasa dan adat yang membedakan satu kelompok Filipino dan kelompok lainnya. Orang Filipino awal ini juga menjaga hubungan yang aktif, melalui perdagangan, dengan bagian Asia yang lain.
Sebenarnya, masyarakat bangsa Filipino saat itu dapat disebut sebagai berkebudayaan dagang, yang mengimbaI-belikan produk laut dan hutan dengan barang-barang manufaktur dari Cina, Siam (Thailand), Khmer (Kampuchea), dan bahkan India.
Sejauh ini, Filipina sekarang pun masih merupakan suatu masyarakat dagang. Namun, sama dengan negara berkembang lain di dunia, Filipina berharap menjadi masyarakat industri pemanufaktur.
Hubungan dengan dunia luar menjadi lebih aktif pada abad ke-13 dan ke-14, saat agama Islam mulai menyebar ke seluruh kepulauan, mula-mula di Mindanao dan Sulu serta kemudian di pulau-pulau tengah dan utara.
Agama baru itu, yang dibawa oleh para pedagang Arab dan India, menggantikan agama asli kepercayaan terhadap arwah. Pada abad ke-16, ekspedisi orang Eropa (Spanyol) pertama tiba.
Ferdinand Magellan menancapkan bendera Spanyol ke atas bumi Filipina pada tahun 1521 dan, kemudian pada tahun 1565, Miguel Lopez de Legazpe berhasil menaklukkan Luzon dan Visayas.
Sebagai akibat dari pengaruh yang berbeda ini, bangsa Filipina terbagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri atas mereka yang ditaklukkan, dibaptis sebagai orang Katolik, atau diperintah oleh pejabat gereja dan pemerintah Spanyol.
Orang-orang ini pada umumnya tinggal di dalam masyarakat yang mapan-di desa yang disebut barrios dan bekerja sebagai petani padi-basah. Lalu kelompok yang tidak pernah ditaklukkan dan tetap pada kepercayaan aslinya. Kebanyakan orang dari kelompok ini tinggal di pegunungan di pedalaman pulau-pulau utama.
Kelompok yang ketiga, yang juga tidak pernah ditaklukkan, hidup di bawah 4 kesultanan dan memeluk agama Islam. Mereka bekerja sebagai nelayan dan pedagang. Di antara orang Filipina Kristen telah timbul kelas-kelas sosial dan ekonomi, sama seperti kelas yang terjadi di Eropa pra-industri.
Di luar perbedaan keturunan asli, muncullah kelompok keturunan baru, kelompok penting yang dikenal sebagai kaum mestizo, atau kaum peranakan. Mestizo pertama muncul dari campuran Filipina-Spanyol dan Filipina-Cina, yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Lalu kelompok minoritas lain, termasuk orang Indian, Eropa, dan Amerika yang bercampur dengan penduduk asli.
Penjajahan Spanyol mempunyai akibat yang mendalam terhadap rakyat Filipina. Agama Katolik membuat mereka lepas dari tambatan budaya asli mereka, yang menjurus kepada terjadinya krisis jatidiri saat ini.
Perbedaan ekonomi dan status antara berbagai kelompok orang Filipina mengakibatkan gangguan terhadap masalah persatuan. Suatu situasi yang serupa berkembang antara orang Filipina Kristen dan berbagai kelompok budaya minoritas.
Sebaliknya, penjajahan Spanyol mengakibatkan bangunnya semangat nasionalisme, yang didasari oleh kesadaran atas jenis kebebasan dan alasan kebebasan yang sama.
Masa penjajahan Amerika menambah rasa kenasionalan bangsa Filipina. Kalau hubungan dengan peradaban Spanyol khususnya member’i kepada bangsa Filipina pandang sekilas atas kehidupan modern, pengalaman dengan Amerika memberi kepada mereka jajaran ide dan peralatan selengkapnya yang diperlukan bagi mencipta sebuah masyarakat modern.
Kalau pengaruh Spanyol khusus datang dari Gereja Katolik, pengaruh Amerika datang lewat pendidikan sekuler dan pengaruh tradisi liberalisasi besar politik demokrasi Amerika. Jadi, bangsa Filipina mengalami suatu pendidikan politik modernnya di bawah ajaran Amerika.
Kesempatan pendidikan terbuka bagi masyarakat Filipina; dan ini, nantinya, membuka cakrawala baru bagi peran serta negara dalam urusan nasional. Namun, perhatian kurang diberikan kepada perkembangan ekonomi, kalau dibandingkan dengan perkembangan aspek sosial dan hukum masyarakat.
Dalam kebangkitan kemerdekaan, bangsa Filipina menghadapi masa depan dengan rasa ketaktentuan meskipun juga dengan keberanian dan keyakinan. Kemerdekaan dan perubahan kondisi di Asia telah membuat bangsa Filipina waspada terhadap 2 haI.
- Pertama, kebutuhan akan keswasembadaan dalam masalah ekonomi dan masalah lain.
- Kedua, pentingnya identifikasi yang lebih dekat dengan bangsa Asia lain, melalui kerja sama ekonomi dan pertukaran budaya.
Kini bangsa Filipina terpaku pada suatu program yang bersinambung untuk mengoreksi ketakseimbangan sosial dan ekonomi yang masih ada, mempersatukan bangsa, dan mengintensifkan upaya bagi modernisasi dan pembangunan.
Kecuali kalau masalah-masalah ini terselesaikan, bangsa Filipina tidak akan mampu mencapai harapan mereka atas masyarakat yang bebas, demokratis, dan makmur. Untungnya, dasar bagi masyarakat seperti itu telah lama dipancangkan.
Diulas oleh: Carlos P. ROMULO Mantan Menteri Luar Negeri Republik Filipina
Geografi Filipina
Filipina, koloni Barat pertama yang mendapat kemerdekaan, memulai kebebasannya kembali pada tanggal 4 Juli 1946 dengan demokrasi. Setelah dijajah Spanyol selama lebih dari 3 abad dan dimiliki oleh Amerika Serikat selama 50 tahun, negeri kepulauan ini dilatih dalam berpemerintahan sendiri selama pemerintahan Amerika Serikat.
Tujuh kali pemilihan presiden telah dilaksanakan dalam 25 tahun pertama zaman kemerdekaan sehingga Filipina menerima kehormatan besar sebagai pejuang demokrasi pertama dan paling tua di Asia Tenggara.
Demokrasi Filipina toh tumbang pada tahun 1971, ketika hukum keadaan darurat militer dicanangkan oleh Presiden Ferdinand Marcos, yang tidak mau menerima pembatasan 2 kali masa jabatannya.
Lima belas tahun berlalu sebelum suatu pemberontakan damai yang populer pada tahun 1986 menggulingkan dan membawa Filipina kepada demokrasi untuk kedua kalinya.
Kunjungi Peta Filipina atau di google map
Lahan
Geografi mempunyai arti besar bagi Filipina. Sebuah negara kepulauan dengan pulau yang berjumlah 7.100 buah dan penduduk yang terpecah-belah dan baru dapat dipersatukan justru setelah dijajah oleh Spanyol. Pada tahun 1980-an keterpisahan kepulauan ini sekali lagi mencegah pemberontakan komunis menyebar dengan cepat.
Panjang pantai Filipina (22.540 km) adalah 2 kali panjang pantai Amerika Serikat yang berarti bahwa negara ini amat rawan terhadap penyelundupan. Dalamnya lautan di timur negara ini termasuk yang terbesar di Pasifik, yaitu sedalam 10.400 m.
Dengan letaknya di Samudra Pasifik barat sejauh 800 km di tenggara Cina, Filipina berada di timurlaut Kalimantan dan persis di selatan Taiwan. Negeri ini memiliki daerah lahan yang hampir seluas Italia.
Dua pulau terbesarnya, yang mencakup 2/3 luas seluruhnya, adalah Luzon di utara dan Mindanao di selatan, keduanya berpenduduk padat. Sepuluh pulau lainnya merupakan sisa luas daerah lahan negeri itu, beserta sekitar 500 pulau kecil dengan luas 2,6 km2.
Bagian terbesar Filipina bergunung, yaitu bagian dari sabuk gunung berapi yang mengelilingi Pasifik. Gunung Apo di Mindanao adalah yang tertinggi. Hutan menutupi lebih dari separuh permukaan lahan kepulauan itu, sedangkan yang dapat ditanami hanya kurang dari 1/3-nya.
Iklim
Iklim di Filipina adalah tropis. Rata-rata curah hujan adalah lebih dari 200 cm setahunnya meskipun cukup bervariasi dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Di sebagian besar wilayah terdapat musim hujan dan musim kemarau.
Angin ribut menyebabkan banjir dan banyak kerugian jiwa dan harta benda ataupun kemacetan tenaga yang meluas. Suhu rata-rata adalah 24° – 30° C. April dan Mei merupakan bulan-bulan terpanas, sedangkan dari November – Februari berlangsung musim sejuk.
Sumber alam
Filipina adalah cukup kaya akan sumber alam, tetapi belum dieksploitasi untuk memajukan pengembangan ekonomi negara itu (terutama karena maslahat dari sumber alam itu telah dipakai untuk memperkaya pribadi-pribadi tertentu ketimbang diinvestasikan untuk pertumbuhan bangsa).
Sedikit saja wilayah dunia lain yang mengandung sumber mineral seluas atau sebanyak itu. Tembaga, emas, timbel, nikel, besi, perak, seng, kromit, dan platina merupakan endapan mineral utamanya, sedangkan kehidupan laut mencapai jumlah terbanyak di Asia Tenggara.
Penduduk
Bangsa Filipina memiliki perasaan yang kuat dalam jatidiri bersamanya meskipun terdapat 116 dialek yang dituturkan di pulau-pulaunya. Salah satu sebabnya ialah bahwa 90% dari mereka memeluk agama Kristen-terutama Katolik Roma.
Filipina merupakan satu-satunya negeri Kristen di Asia Tenggara sebagai akibat Katolikisasi zaman penjajahan Spanyol. Empat persen dari penduduk, terutama yang tinggal di Mindanao, beragama Islam.
Kenyataan bahwa mayoritas orang Filipina juga bertutur dalam bahasa Inggris, di samping bahasa ibu mereka, mendorong perasaan kesatuan ini. Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa resmi dan pemakaiannya yang luas menjadikan Filipina negara berbahasa Inggris terbesar ketiga (setelah Amerika Serikat dan Inggris).
Negara ini juga menghasilkan sastra dalam bahasa Inggris yang terbilang bermutu tinggi. Filipino, sebuah bahasa dengan basis dialek Tagalog Luzon, merupakan bahasa resmi yang satunya.
Lebih banyak orang Filipina bertutur dalam bahasa Filipino, yang bersaing lebih langsung dengan dialek setempat ketimbang dengan bahasa Inggris. Pemakaian bahasa Filipino di radio dan televisi telah dengan sendirinya mendorong perluasan pemakaiannya.
Jumlah penduduk Filipina diperkirakan sama banyak dengan jumlah penduduk Prancis atau Inggris. Leluhur bangsa masa kini yang meninggalkan Cina selatan melalui daratan Asia Tenggara dan pulau-pulaunya, tiba di Filipina lewat laut beribu-ribu tahun yang lalu.
Kira-kira 95% penduduk Filipina sekarang adalah keturunan-keturunan Melayu-yang berhubungan dekat dengan bangsa Indonesia dan mayoritas suku Melayu Malaysia.
Kelompok terbesar berikutnya, keturunan Cina, berjumlah 1 1/2 %. Penduduk kepulauan berkembang cepat lipat dua antara tahun 1960 dan pertengahan 1980an. Hampir separuh penduduk Filipina berumur 15 tahun atau lebih muda.
Orang Filipina secara bebas berkawin campur dengan penguasa Spanyol (dahulu) dan dengan imigran Cina, tetapi mereka tidak berbuat sama sejauh itu dengan orang Amerika, yang berkuasa di Filipina tidak terlalu lama.
Kecuali itu, penduduk Amerika di Filipina biasanya membawa serta istrinya. Akibatnya, sebagian besar orang tingkat atas memiliki latar belakang keturunan campuran. Hampir semua orang di negeri ini bernama Spanyol, yang merupakan warisan dari era penjajahan.
Sebagian karena faktor-faktor seperti itu, terbentuklah 3 macam masyarakat Filipina yang berbeda, yaitu:
Pertama, orang Filipina yang berpendidikan Barat, umumnya berbahasa Inggris, berkulit kuning langsat, dan kaya-yang membentuk kelas profesional, bisnis, dan pejabat pemerintah.
Kedua adalah petani (sekitar 75% penduduk) yang tinggal di barrio (desa) dan biasanya melarat, bertutur dalam dialek setempat, berkulit agak gelap, berpakaian kurang cukup, seringkali berjalan dengan kaki telanjang kecuali pada hari besar.
Kelompok ketiga adalah si miskin kota, yang telah bermigrasi dari barrio ke kota besar dan pada umumnya menganggur. Mereka seringkali tinggal di rumah-rumah rendah yang berjubel.
Pendidikan
Kebanyakan orang Filipina, di mana pun mereka tinggal, adalah melek huruf-dengan jumlah 88%. Angka ini menjadi lebih tinggi di kota ketimbang di daerah pedesaan yang lebih terbelakang. Kualitas pendidikan pada umumnya baik sampai tingkat perguruan tinggi.
Keberhasilan sistem pendidikan dicerminkan dengan jelas dengan diterimanya dokter dan perawat lulusan universitas Filipina bekerja di Amerika Serikat, sedangkan insinyur bekerja di Eropa dan Timur Tengah. Sejumlah besar orang secara historis telah melanjutkan pendidikan sarjananya di Amerika.
Universitas Negeri Filipina, yang mencontoh sistem perguruan tinggi lahan-wakaf Amerika Serikat, menghasilkan lulusan yang terlatih baik seperti lulusan berbagai universitas swasta, khususnya sekolah-sekolah kelolaan gereja.
Namun, banyak lulusan yang mendapat kesukaran dalam mencari kerja yang sesuai dengan tingkat pendidikan mereka dan dipaksa menerima pekerjaan yang jauh di bawah tingkat ketrampilan mereka.
Jalan Hidup
Gaya hidup orang Filipina merupakan gabungan beberapa budaya yang telah mempengaruhi kepulauan itu sepanjang sejarahnya, tetapi, hampir secara menyeluruh, orang Filipina telah membumbuinya dengan sentuhan unik mereka sendiri atas segala yang dipinjam dari orang lain.
Agama Kristen tiba bersama penjajahan Spanyol, tetapi bangsa ini telah mendirikan 2 buah sekte mereka sendiri, yaitu: Gereja Aglipayan, atau Gereja Bebas Filipina, (didirikan pada tahun 1902) dan Iglesia ni Kristo, atau ”Gereja Kristus”, (dirikan pada tahun 1914).
Surat kabar Filipina jelas-jelas meniru surat kabar yang pernah menguasai Amerika Serikat, tetapi gaya bombastis para kolumnisnya adalah khas negeri ini.
Bahkan percakapan sehari-hari orang kota mencampuradukkan bahasa Filipina, Inggris, dan sedikit bahasa Spanyol (meskipun telah hampir seabad kekuasaan Spanyol tumbang).
Boleh jadi tidak ada yang dapat dengan lebih baik mencerminkan ketercampuradukan budaya Filipina daripada kosakata dalam percakapan yang terdengar di jalan-jalan Manila.
Pakaian gaya Barat tersebar luas di Filipina. Namun, untuk menghadiri festival, orang yang mampu akan berdandan dalam pakaian pesta (fiesta) yang juga merupakan mode campuran antara Spanyol dan pribumi Baju balintawak, dengan lengan kupu-kupunya yang terkembang, adalah pakaian resmi wanita.
Barong tagalog, yang dibuat dari serat nanas, merupakan kemeja yang selalu dikenakan oleh kaum lelaki pada peristiwa khusus. Baju ini dipakai terjurai di luar celana sebagai simbol oposisi yang mulai ditampilkan sejak abad ke-19 oleh kaum nasionalis terhadap dilestarikannya penjajahan Spanyol.
Orang Spanyol menyisipkan baju ini ke dalam celana, sedangkan orang Filipina menolak menyisipkan bajunya sebagai tanda yang nyata bahwa dia menentang menjadi pengikut tingkah laku Spanyol.
Kota-kota Filipina
Kota Cebu, di pantai timur Pulau Cebu, adalah kota tertua di Filipina, yang didirikan pada tahun 1565. Davao di Mindanao adalah kota metropolitan utama di selatan. Bacolod di Pulau Negros merupakan pusat gula utama, sedangkan Iloilo di Pulau Panay adalah pelabuhan penting.
Kota Quezon adalah ibu kota sejak tahun 1948-1976. Zamboanga di Mindanao adalah sebuah kota industri yang berkembang dengan cepat.
Manila, ibu kota dan kota terbesar Filipina, juga merupakan salah satu kota besar di Asia. Sebagai sebuah metropolis yang sibuk, Manila merupakan bandar utama serta pusat perdagangan dan budaya negara kepulauan itu.
Pada tahun 1975, Manila dan masyarakat sekitarnya, termasuk Kota Quezon, digabungkan menjadi Manila Raya, yang dikenal sebagai Metro Manila.
Manila dahulu pernah diperintah oleh pahlawan Islam, Raja Soliman. Pada tahun 1571 Miguel Lopez de Lagazpe dari Spanyol merebutnya dan membangunnya kembali sebagai kota Kristen.
Ekonomi Filipina
Filipina pada umumnya merupakan negara pertanian yang tampak sukses dalam upayanya berubah menjadi negara yang lebih terindustrialisasi pada tahun 1950-an, 1960an, dan 1970-an.
Namun, pengeluaran pemerintah yang besar, pinjaman asing yang berbunga tinggi, dan penurunan harga dunia bagi produk primer(pertanian dan mineral) Filipina bersama-sama memberati ekonomi negara itu pada tahun 1980-an.
Nilai barang dan jasa Filipina, yang tumbuh minim pada awal dekade1980-an, turun 5% per tahun di pertengahan dekade 1980-an sehingga menyebabkan banyak pabrik baru ditutup.
Pengalaman Filipina itu mengetengahkan berbagai problem yang dihadapi oleh negeri yang baru merdeka yang mencoba mengindustrialisasi diri, bahayanya kebergantungan pada ekspor yang permintaan dan harganya dapat bervariasi besar.
Inflasi pada awal tahun 1980-an-dengan rata-rata tahunan 50% pada suatu titik-memberi dampak terberat kepada orang miskin kota, yang memiliki kemampuan terkecil dalam menghadapinya. Pengangguran juga merupakan masalah yang serius pada tahun 1980-an, sebagian karena tindakan pemerintah untuk menahan inflasi.
Sebagian besar orang Filipina adalah petani dan banyak di antaranya adalah penyewa yang harus membayar dari sebagian besar hasilnya kepada pemilik tanah. Hasil panen dari pengolahan padi basah telah meningkat secara hebat sebagai akibat dari bibit hibrida dan metode pertanian yang diingkatkan.
Padi ditanam terutama di pulau Luzon di utara, sedangkan jagung menjadi menu makanan orang Filipina di bagian tengah dan selatan negara itu. Suatu prestasi utama adalah kenyataan bahwa Filipina, yang pernah menjadi negara pengimpor beras, kini mengekspor komoditi itu.
Kopra, gula, dan abaca (rami Manila) merupakan produk utama pertanian dan diekspor ke luar negeri. Seorang dari 4 orang Filipina bekerja dalam salah satu bagian industri kelapa. Ikan, kalau ada, selalu merupakan sumber protein utama meskipun industri perikanan masih amat terbelakang. Kehutanan dan produk kayu juga merupakan unsur penting ekonomi negeri ini.
Tembaga adalah mineral utama yang ditambang dan diproses di dalam negeri. Tekstil, barang elektronik, makanan olahan, barang farmasi, dan produk kayu merupakan barang manufakturan utama.
Seorang dari 12 orang Filipina bekerja dalam pemanufakturan salah satu produk, yang merupakan 25% nilai barang dan jasa negara. Pantai yang amat luas rawan terhadap penyelundupan, yang merugikan negara atas pajak yang amat dibutuhkan. Rokok dan minuman keras adalah barang impor gelap nomor satu.
Sebagian problem ekonomi Filipina pada paruh pertama dekade 1980-an disebabkan oleh pengurasan berbagai sumber dana oleh Presiden Ferdinand Marcos, yang meninggalkan negaranya pada tahun 1986.
Pemerintah Presiden Cory Aquino bertindak meningkatkan ekonomi negara, tetapi dihadapkan dengan utang luar negeri sekitar US $26.000.000.000 di samping problem lain.
Inflasi, yang tumbuh dengan kecepatan 25% pada tahun 1985, segera diturunkan sampai 2%, sedangkan bunga rata-rata turun dari 30-35% menjadi 14-16%.
Strategi ekonomi pemerintah adalah untuk menggalakkan investasi swasta, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri, dan pengembangan daerah pedesaan.
Reformasi lahan-yang sangat dibutuhkan di Filipina pernah dicanangkan oleh Presiden Marcos pada dekade 1960-an, tetapi kehilangan daya geraknya pada tahun-tahun berikutnya.
Pemerintahan Filipina
Filipina memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1946 dengan institusi pemerintahan demokratis yang mengikuti model Amerika Serikat, seorang presiden, Senat, dan DPR.
Sistem 2 partai Filipina antara tahun 1946-1971 juga mencontoh sistem kepartaian Amerika Serikat, kecuali bahwa para politisi kedua partai itu sama sekali tidak memiliki perbedaan sehingga para politisi seringkali meninggalkan salah satu partai dan bergabung dengan partai lainnya.
Mahkamah Agung, juga mengikuti model Amerika. Pemerintahan parlementer dibentuk pada tahun 1973, setelah Presiden Marcos mendekritkan hukum darurat perang, yang selanjutnya diubah menjelang diakhirinya hukum darurat perang itu pada tahun 1981.
Saat rezim Marcos tumbang pada tahun 1986, pemerintah terdiri atas seorang presiden dan sebuah badan legislatif berkamar tunggal. Pemerintah ini juga amat bersandar pada angkatan darat untuk memelihara kekuasaanya.
Segera setelah tampil berkuasa, pengganti Marcos, Cory Aquino, menunjuk sebuah komisi konstitusional untuk membentuk institusi pemerintahan baru.
Rakyat Filipina, yang berunjuk rasa terhadap pemalsuan yang dilakukan oleh pemerintah Marcos yang sedang berkuasa atas pemilihan umum tahun 1986 yang memenangkan Aquino sebagai presiden, jelas menunjukkan pilihan mereka atas pemerintah yang demokratis dan jujur.
Namun, kemiskinan yang meluas, masalah ekonomi yang serius, pemberontakan komunis, dan tentara yang kehilangan pengaruh karena perginya Marcos merupakan berbagai problem bagi pemerintah demokratis di masa depan.
Kegagalan demokrasi Filipina setelah tahun 1972 terutama mencerminkan kenyataan bahwa negara telah berupaya memberlakukan institusi politik demokratis dalam latar belakang sosial yang bukan-egalitarian.
Hanya mereka yang kaya dapat menjalankan karier politik, khususnya untuk tingkat nasional. Kampanye memerlukan biaya yang tinggi, berjuta-juta suara secara terbuka dibeli selama setiap pemilihan presiden.
Pers Filipina sepenuhnya bebas sebelum Marcos dan baru menjadi bebas lagi setelah ia jatuh. Di daerah pedesaan, kesinambungan kesempatan untuk bekerja di perkebunan atau mengolah lahan sewaan amat bergantung pada dukungan para petani bagi calon favorit si tuan tanah.
Dunia politik Filipina juga keras, disertai banyak kematian selama pemilihan, sedangkan tekanan dan intimidasi juga dipakai mendukung tokoh penguasa setempat.
Di Filipina selalu terdapat oposisi tidak nyata terhadap partai yang berkuasa dan; yang terjadi antara tahun 1946-1969, adalah rotasi pergantian presiden dan anggota Senat dan DPR yang berjalan relatif damai.
Oposisi nyata terhadap golongan elit penguasa yang kaya adalah dari kaum komunis-diwakili oleh Hukbalahap (kaum Huk) pada akhir dekade 1940-an dan awal dekade 1950-an.
Pembelotan komunis yang pertama terhadap pemerintah nasional Filipina ini tidak berhasil, terutama karena kebijakan reformasi dan amnesti.
Sejak akhir dekade 1970-an suatu ancaman baru gerilya komunis yang lebih terorganisasi telah berkembang. ”Tentara Rakyat Baru”’ memulai pemberontakan bersenjata di beberapa bagian dari separuh jumlah propinsi di negeri itu menjelang pertengahan dekade 1980-an. Di saat itu Tentara Rakyat Baru berjumlah sekitar 16.000 partisan bersenjata.
Sejarah Filipina
Sejarah Filipina sebagai suatu bangsa dimulai sejak abad ke-16 dengan penaklukan kepulauan itu oleh Spanyol. Nama negara itu, sebenarnya, adalah penghormatan bagi Philip |l dari Spanyol.
Sebelum penjajahan Spanyol, mayoritas orang Melayu di kepulauan itu belum pernah disatukan di bawah pemerintahan tunggal. Mereka hidup di bawah beratus-ratus kepala suku setempat.
Mereka bahkan tidak dapat saling berkomunikasi karena mereka tidak bertutur dalam bahasa yang sama. Kepulauan ini boleh jadi tidak akan pernah bersatu seperti konfigurasi politiknya sekarang kalau tidak karena kenyataan bahwa mereka justru dipersatukan oleh pemerintahan kolonial Spanyol.
Leluhur pertama bangsa Filipina mungkin telah datang di kepulauan itu lewat laut sejak sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi, bersinambung terus sampai saat masuknya Spanyol.
Namun, hanya sampai abad ke-14 dan ke-15 Filipina berada di dalam arus pokok kehidupan Asia Tenggara.
Pada abad sebelumnya berbagai bagian dari apa yang kini menjadi negara modern diperintah sebagai daerah luaran dari kekaisaran Majapahit yang berpusat di Jawa, sedangkan agama Islam, yang masuk melalui negara tetangga Indonesia seabad kemudian, mendirikan sebuah benteng yang kuat di pulau Mindanao di selatan.
Ferdinand Magellan mengklaim kepulauan ini bagi Spanyol pada tahun 1521 tetapi dia terbunuh oleh seorang pejuang yang mencoba mengusir para pengacau.
Seandainya tidak karena datangnya orang Kristen Spanyol yang tegar di waktu itu, seluruh Kepulauan Filipina tentulah telah memeluk agama Islam (seperti Indonesia).
Orang Islam di negeri ini tidak pernah terintegrasi ke dalam kehidupan nasional baik di bawah Spanyol maupun di bawah Amerika, saat kedua negara itu menjajah wilayah ini. Oleh sebab itu, kaum muslimin telah menaikkan bendera pemberontakan dengan tujuan pemisahan sejak kemerdekaan.
Lebih dari 200 perlawanan terhadap pemerintahan ‘Spanyol terjadi antara tahun 1565, ketika Spanyol mendirikan pemerintahan tetap di kepulauan itu, dan pada tahun 1898, ketika Spanyol menyerahkan kepulauan itu kepada Amerika Serikat, yaitu musuhnya dalam Perang Spanyol-Amerika.
Nasionalisme Filipina benar-benar mulai menyatu setelah terjadi eksekusi terhadap 3 orang pendeta pada tahun 1872 dan bangsa Filipina hampir mampu mengusir bangsa Spanyol dari kepulauan itu menjelang Amerika mengambil alih pada tahun 1898.
Dua tokoh pahlawan patriotik Filipina yang paling dipuja adalah penulis nasional, José Rizal, yang gugur pada tahun 1896, dan Andres Bonifacio, pendiri organisasi militer yang melancarkan dobrakan terakhir menuju kemerdekaan dari Spanyol.
Tahun-Tahun Amerika
Bangsa Filipina memperingati tanggal 12 Juni sebagai hari kemerdekaan bukannya tanggal 4 Juli, yang merupakan peringatan berakhirnya kekuasaan Amerika Serikat.
Pada tanggal 12 Juni 1898 inilah para nasionalis memproklamasikan kemerdekaan mereka’sebagai meratakan jalan bagi terbentuknya Republik Filipina setahun kemudian.
Namun, pada tahun 1902, para nasionalis takluk kepada bangsa Amerika. Suatu perang dengan Spanyol yang dimulai di Karibia telah merembet ke Pasifik barat dan membuat Amerika, yang semula antikolonial, menjadi pengusaha kolonial di Asia yang merupakan kejutan bagi orang banyak atau menimbulkan cercaan dari yang lain.
Amerika Serikat dengan cepat memperkenalkan kepada bangsa Filipina pemerintahan internal sendiri, dimulai dengan badan legislatif dua kamar pada tahun 1916.
Persemakmuran Filipina dengan pemerintahan internal sendiri dibentuk pada tahun 1934 dengan janji kemerdekaan 10 tahun kemudian. Namun, Amerika Serikat tidak mampu memberi kemerdekaan pada tahun 1944 seperti yang dijanjikan karena Jepang menduduki kepulauan itu antara akhir tahun 1941 dan tahun’1945, yaitu selama Perang Dunia II.
Bangsa Filipina dan Amerika bertempur dengan gagah berani, walaupun tidak berhasil, untuk mempertahankan kepu|auan itu, dan Amerika dielu-elukan kembali ke Filipina dengan gairah pada tahun 1945.
Jenderal Douglas MacArthur, yang berjanji, “Aku akan kembali”, ketika harus meninggalkan kepulauan itu karena diserang oleh Jepang, memimpin pembebasan Filipina dan dianggap sebagai pahlawan utama oleh rakyat, terutama generasi Perang Dunia II.
Peristiwa di Zaman Modern
Kehancuran ekonomi akibat pendudukan Jepang, korupsi yang meraja |ela, dan pemberontakan komunis memberikan problem bagi negara demokrasi Filipina dari sejak awal kemerdekaannya.
Namun, pemberontakan dapat dipadamkan dan pemberontakan komunis yang baru tidak dianggap serius sebelum akhir tahun 1970-an, yaitu setelah Presiden Marcos memaklumkan hukum darurat perang dan meluasnya perasaan tertekan di antara kaum tani.
Marcos melarang partai politik sehingga demokrasi Filipina yang pernah berjaya mulai meredup di antara dunianya negara-negara yang baru merdeka. Sebagian karena kondisi ekonomi yang makin memburuk dan kebrutalan tentara di bawah rezim Marcos, maka pemberontakan komunis pun tersebar sehingga menjadi problem besar menjelang pertengahan dekade1980-an.
Pemberontakan separatis muslim di selatan juga mengancam pemerintah karena para pemberontak Islam menerima bantuan keuangan dari Libia yang kaya minyak dan dari negara-negara Islam lain.
Rezim Marcos membungkam lawan-lawan politiknya, yaitu komunis, muslimin, dan demokrat. Sedangkan kekuatan nonkomunis, loyalitas nasional, musuh pribadi ditangkapi dan diganti oleh teman-teman sang pemimpin.
Marcos dan teman-teman menjadi amat sangat kaya selama periode penyalahgunaan politik ini dan menyembunyikan perolehan mereka di bank luar negeri.
Pembunuhan atas pemimpin oposisi Benigno Aquino pada tahun 1983 (dan penyembunyian keterlibatan pemerintah) dan penipuan pro-Marcos dalam pemilihan presiden tahun 1986 mengakibatkan adanya pergerakan berbagai peristiwa yang akhirnya mendepak Marcos dari negaranya.
Lawannya dalam pemilihan umum yaitu janda Aquino, Cory menggantikannya menjadi presiden ke-7 negara Filipina yang bebas merdeka.
Baca juga: Marcos digantikan Cory Aquino
Diulas oleh: RICHARD BUTWELL, Universitas Negeri Kalifornia, Dominguez HiHs
Editor: Sejarah Negara Com