Ekuador negara khatulistiwa nol derajat

Nama Republik Ekuador berasal dari kosakata bahasa Spanyol yang berarti khatulistiwa atau ekuator, terletak di Amerika Selatan. Garis imaginer yang melingkari bumi melintas melalui kota kecil San Antonio de Tipichincha, kira-kira 26 km sebelah utara Quito, ibu kota negara. Di pusat kota terdapat sebuah tugu yang di puncaknya bertengger sebuah bola dunia yang ditandai dengan 0° 0’ 0° garis lintang nol derajat. Para pengunjung ke San Antonio sering difoto dengan satu kakinya berada di belahan bumi utara dan kaki lainnya di belahan bumi selatan.

Akibat perselisihan perbatasan yang berlarut-larut, terutama dengan negara tetangganya Peru, Ekuador kehilangan banyak daerahnya yang dikuasai selama zaman kolonial. Kini Ekuador adalah sebuah negara berbentuk segitiga yang tidak beraturan bentuknya, sebuah negara yang terkecil di benua itu.

Walaupun Ekuador luasnya berkurang, di dalam negara itu terdapat perbedaan geografis, ekonomi, dan sosial yang dalam sekali sehingga menimbulkan berbagai macam halangan untuk maju. Sebagai dasar negara agraris, Ekuador dalam paruh kedua abad ke-20 berjuang melawan kesukaran yang disebabkan oleh alam dan ditimbulkan oleh keterikatan yang mendalam kepada sistem sosial yang telah lapuk.

Penduduk Ekuador

Kini di Ekuador hidup bangsa dengan darah campuran. Perbandingan persentase terbesar adalah bangsa Indian dan setengah Indian (mestizo), yang banyak di antaranya masih berbicara dalam bahasa Quechua, bahasa Indian kuno. Kelompok penduduk lain yang melengkapi penduduk negeri ini adalah keturunan pendatang bangsa Spanyol yang berkulit putih dan sejumlah kecil bangsa Negro.

Walaupun untuk setiap rakyat Ekuador pendidikan itu bebas biaya dan secara teknis diwajibkan, tetapi sampai kini, selain segala usaha untuk meniadakan niraksara, hanya terdapat sedikit sekali guru dan bangunan sekolah di sana. Rakyat di daerah miskin lebih banyak sibuk dengan penghidupan mereka daripada belajar membaca dan menulis.

Di seluruh negeri, garis perbedaan kelas masih jelas terlihat dan jarang sekali terjadi percampuran, malahan kehidupan dan syarat kerja di antara kelompok sangat jauh berbeda. Di tingkat paling bawah terdapat bangsa Indian dari pegunungan Andes dan orang mestizo yang berdiam di daerah permukiman.

Orang-orang ini-banyak di antaranya dalam keadaan miskin dan hanya mampu menambah penghasilan yang pas-pasan dengan susah payah bekerja di perkebunan luas, yang sebagian besar dimiliki oleh warga negara orang keturunan Spanyol. Dari satu generasi ke generasi lainnya persyaratan kerja hanya berubah sedikit sekali dan, walaupun akhir-akhir ini diusahakan untuk memberlakukan persyaratan gaji minimum, toh masih sering ditemukan gaji yang demikian rendah sehingga tidak masuk akal.

Di sebidang lahan kecil yang disebut huasipungo para buruh kasar hanya mampu menghasilkan bahan makanan untuk menghidupi keluarganya dan jarang sekali yang dapat menabung walaupun beberapa sucre saja. Untuk bertahan hidup, mereka terutama bergantung pada jagung dan kentang, ditambah sedikit susu, telur, atau seiris daging.

Kadang-kadang nasib menjadi demikian buruk sehingga mereka lari dari kenyataan dengan meminum chicha, minuman beralkohol dari biji jagung yang diragi. Baru akhir-akhir ini, yaitu setelah semakin banyak pemilik perkebunan menyadari bahaya mempertahankan terus sistem perbudakan, terlihat tanda bahwa tak lama lagi akan terjadi perubahan yang cukup besar pada pola hidup generasi tua bangsa Indian.

Beberapa kelompok suku Indian, terutama suku serrano dari daerah pegunungan Loja dan Imbabura, berusaha tumbuh di atas tingkat kehidupan rakyat banyak yang miskin dan memperbaiki tingkat kehidupan mereka. Beberapa orang dari suku ini menjadi pemilik lahan kecil atau pedagang, yang lainnya menjadi pengecer barang-barang tenunan tangan yang indah seperti poncho yang beraneka warna, permadani, dan selendang yang menjadikan barang-barang ini sangat terkenal.

Pakaian khas mereka adalah poncho berwarna biru tua, sandal berlapis kain putih yang tapaknya terjalin dengan benang rami, dan celana putih. Baik pria maupun wanita membiarkan rambutnya tumbuh panjang sampai ke bahu.

Makin dekat dengan pantai, di daerah tropis sebelah barat, hiduplah suku Montubio, yang merupakan keturunan bangsa Indian. Berlawanan dengan suku Indian yang hidup di pegunungan, suku Montubio memiliki bahan makanan yang memadai dan susunan makanan yang cukup berimbang.

Lahan yang cukup subur menghasilkan pisang, padi, dan berbagai macam sayuran serta buah-buahan tropis. Sungai yang banyak mengalir banyak menghasilkan ikan untuk mereka, sedangkan hutan yang lebat dan hijau memberikan daging dalam jumlah yang cukup banyak.

Suku Montubio, yang beruntung karena berkehidupan lebih baik dibandingkan dengan saudaranya di pegunungan Andes, mempunyai kepribadian yang berbeda dengan suku Indian di pegunungan. Tidak seperti suku di pegunungan Andes yang memiliki sifat yang bersungguh-sungguh dan pendiam, suku Montubio bersifat ceria, periang, serta gemar menyanyi dan tertawa.

Lebih banyak membanggakan diri daripada merendahkan diri dan selalu menyambut dengan tangan terbuka kebebasan pribadi, yang kadangkala harus dibayar dengan mengorbankan nyawanya. Kecintaan akan kebebasan pribadi ini merupakan alasan mengapa gerakan liberal dan demokrasi di Ekuador lebih mudah berakar di daerah yang dekat dengan pesisir.

Baru-baru ini terjadi arus migrasi yang cukup besar ke pusat perkotaan di sepanjang pantai, tempat setiap orang menggantungkan harapannya untuk memperoleh pekerjaan dan perumahan yang lebih baik setiap tahun. Kebanyakan para migran adalah orang mestizo karena, bagi orang Indian, betapa pun kecil, berbatu, dan tidak suburnya lahan mereka, jarang sekali mereka bersedia meninggalkan tanah leluhur itu walaupun hanya satu atau dua meter saja.

Di kota, para pekerja dan buruh kasar yang tergolong ke dalam skala sosial yang terendah, tampak seakan-akan para migran kota hanya bertukar dari satu mata pencaharian yang pas-pasan di desa ke mata pencaharian lainnya yang juga pas-pasan di kota. Namun, gaji di kota, walaupun kecil sekali, dapat menjamin kebutuhan hidupnya sehari-hari, malahan sering dapat mengirim beberapa sucre bagi keluarganya yang hidup lebih sengsara di desanya.

Menduduki skala berikut yang lebih tinggi adalah para pekerja trampil yang bekerja untuk diri mereka sendiri. Seperti halnya di kebanyakan negara berkembang lain, di sini terdapat banyak sekali wiraswastamisalnya tukang sepatu, penjahit, pandai besi, dan tukang kayu yang setiap harinya harus berjuang mati-matian untuk memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari sehingga persaingan di antara mereka pun menjadi semakin tajam.

Buruh pabrik secara politis merupakan kelompok yang terorganisasi paling baik sekali. Melalui serikat buruh, mereka telah banyak mencapai perubahan, termasuk perubahan yang penting sekali, yaitu undang-undang kesejahteraan sosial. Kelas menengah Ekuador terdiri atas pekerja kantor, pegawai negeri, dan para profesional. Kelompok ini adalah kelompok yang paling maju, tetapi persatuan anggotanya belum berhasil mencapai kemajuan yang berarti untuk perkembangan ekonomi negeri itu.

Terdapat dua kelompok kelas sosial tertinggi di negeri ini. Kelompok pertama, yang secara relatif masih sedikit sekali jumlahnya, terdiri atas pedagang kaya, bankir, dan kaum industrialis, yang pusat kegiatannya berada di kota Quito dan Guayaquil. Kelompok kedua, yaitu kelompok ahli waris langsung peninggalan zaman kolonial dahulu yang mempunyai hak istimewa, adalah pemilik perkebunan dan lahan luas lainnya yang disebut latifundio.

Dari jumlah tanah produksi di Ekuador, lebih dari setengahnya berada di tangan segelintir orang yang jumlahnya hanya lebih dari 1% jumlah seluruh penduduk. Sisanya berada di tangan massa petani yang berusaha keras untuk memperoleh minifundio, lahan pertanian kecil kira-kira seluas 4-8 hektar. Sistem pemilikan lahan yang tidak seimbang ini sering dijadikan bahan penghalang utama untuk kemajuan ekonomi, politik, dan sosial Ekuador.

Tradisi dan Budaya Ekuador

Di antara aspek kehidupan budaya Ekuador yang paling menarik dan paling istimewa adalah yang disebut feria, atau hari pasar, yang berlangsung setiap minggu di banyak kota dan desa. Yang terbesar dan paling meriah dari hari pasar ini adalah Otavalo, kira-kira 56 km di sebelah utara Quito.

Di kota ini hari Sabtu merupakan hari pasar. Pagi-pagi sekali, beratus-ratus orang Indian dari daerah di sekitarnya datang membawa barang-barang anyamannya ke Otavalo untuk diperdagangkan. Menjelang pukul 6 jalan kota telah dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang menjajakan bahan-bahan baju buatan tangan sendiri, keranjang yang dianyam, barang-barang dari kulit, dan berbagai jenis perhiasan kecil.

Dengan mengenakan pakaian poncho yang beraneka warna, mereka menawarkan dengan suara yang lantang kepada calon pembeli selama berjam-jam dengan harapan dapat menaikkan harga barangnya beberapa sucre.

Hari pasar yang sama juga diadakan pada hari Senin di Ambato dan pada hari Kamis di Saquisili, tetapi yang di Otavalo adalah yang terbesar dan paling meriah di Amerika Selatan. Otavalo juga merupakan tempat bagi festival Yamor, yaitu perayaan suku Indian Ekuador yang sangat khas sekali, yang selama festival itu berlangsung para penari dengan mengenakan beraneka ragam pakaian mempertunjukkan adat kebiasaan lama..

Hampir setiap orang Ekuador beragama Katolik Roma dan banyak hari libur mereka merupakan hari libur agama. Persiapan untuk Paskah, Hari Natal, dan hari-hari kudus dimulai seminggu sebelumnya. Untuk beberapa hari raya ini, seperti Hari Para Arwah, roti khusus, yang kadang-kadang dibuat dalam bentuk boneka cantik, dibuat di seluruh negeri.

Tiga hari sebelum Rabu Abu bangsa Ekuador mulai mengadakan perayaan Karnaval dengan parade dan tarian topeng. Sebuah acara Karnaval Ekuador yang menarik adalah kebiasaan mengguyur para peserta dengan menjatuhkan balon yang berisi air di kepalanya.

Dengan sangat patriotik bangsa Ekuador merayakan beberapa hari libur mereka yang ada hubungannya dengan peringatan kejadian-kejadian penting dalam sejarah negara mereka. Tanggal 10 Agustus adalah Hari Kemerdekaan Nasional.

Kebebasan kota Guayaquil dirayakan pada tanggal 9 Oktober, sedangkan berdirinya kota Quito pada tanggal 6 Desember. Tanggal 24 Mei merupakan peringatan palagan Pichincha, ketika tentara Spanyol akhirnya dikalahkan, dan tanggal 24 Juli merupakan hari kelahiran Simén Bolivar, Pembebas Agung Ekuador.

Di setiap kota di Ekuador berbagai jenis masakan sangat mudah diperoleh. Beberapa hotel dan rumah makan mengkhususkan pada masakan Prancis, yang lain pada masakan Italia, dan beberapa menyediakan makanan khas negeri ini sendiri. Masakan Ekuador biasanya makanan yang menggunakan banyak bumbu.

Daging sapi, baik yang direbus maupun yang dipanggang, merupakan makanan yang sangat populer, sedangkan ikan lokal dimasak sesuai dengan resep yang banyak jenisnya itu. Seviche, yang dibuat dari udang segar atau ikan yang diasinkan clan direndam di dalam air jeruk dengan irisan bawang, merupakan salah satu menu hampir setiap rumah makan di Ekuador.

Panggang Cuy (terwelu) merupakan masakan lezat tanah pegunungan Andes yang sering dihidangkan untuk upacara-upacara tertentu saja. Locro, sup kentang yang kental, dan Ilapingachos, kue pastel yang terbuat dari kentang dan keju, merupakan makanan kesenangan, sedangkan humita, yaitu masakan campuran daging dan jagung, sangat populer di sana. Buah nanas Ekuador terkenal karena besar dan rasanya. Di samping itu, di sana juga terdapat berbagai macam buah-buahan dan sayur-mayur lainnya.

Kebanyakan musik Ekuador, yang berasal dari susunan musik suku Indian, terutama terdiri atas lima suara atau lima nada yang berurutan. Sebagian lagu mereka, seperti yaraw, mendendangkan irama yang bernapaskan kesedihan dan kemuraman yang menggambarkan kemiskinan dan kesedihan rakyat. Salah satu alat musik yang terkenal adalah alat sejenis suling buluh rondador, yang biasanya untuk mengiringi sanjuanito dan cachullapi, tarian yang berasal dari suku Indian di pegunungan.

Selama masa kolonial Quito merupakan pusat perkembangan kesenian dan arsitektur. Gereja indah dibangun, sedangkan dekorasi dikerjakan o eh seniman dan pemahat ternama untuk menghiasi gereia-gereja ini. Di antara seniman-seniman ternama dari aliran Quito adalah Miquel de Santiago dan pemahat suku Indian Manuel Chili, yang terkenal sebagai Caspicara. Penulis

selama kurun waktu ini juga tidak kurang produktifnya. Ada seorang, Eugenio Espejo, adalah seorang dokter, sekaligus penulis esai, dan pendiri surat kabar Ekuador yang pertama. Di dalam karyanya ia memadukan penyebab gerakan kemerdekaan dari Spanyol dan kini ia dihormati sebagai pahlawan nasional.

Sampai abad ke-20 ini Ekuador masih terus memberikan kepada dunia para ahlinya yang ternama di berbagai bidang ilmu. Di antara penulis terkenal negeri ini adalah penyair Jorge Carrera Andrade, yang hasil karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Pelukis Oswaldo Guayasamin dan Camilo Egas telah memperoleh reputasi sampai ke luar batas negara mereka. Calo Plaza Lasso, negarawan besar dan mantan presiden Ekuador, menjabat sebagai sekretaris jenderal Organisasi Negara-Negara Amerika.

Baca juga: Amerika Utara

Geografi Ekuador

Ekuador terletak di antara Kolombia di utara dan Peru di timur dan selatan. Pesisir bagian baratnya berbatasan dengan Samudra Pasifik, dan kirakira 965 km di lepas pantainya terletak Kepulauan Colén, atau Kepulauan Galapagos, sebuah propinsi Ekuador. (Untuk keterangan lebih lanjut tentang KEPULAUAN GALAPAGOS.

Peta politik Ekuador
Peta politik Ekuador

Kunjungi Peta Ekuador atau di google map

Beberapa perbatasan negara ini masih dipersengketakan berkenaan dengan adanya perbedaan besar terhadap luas daerah sengketa itu. Namun, bahkan betapa pun luasnya negeri ini, luas daerah induknya tidak lebih dari 285.000 km2, sedangkan lebar terbesarnya, yang hanya 560 km, sebagian besar adalah daerah hutan dan pegunungan yang tidak dapat didiami.

Meskipun kecil, Ekuador terbagi atas 3 daerah geografis yang berbeda: daerah Kosta di barat, daerah Sierra, dan daerah Oriente di timur, yang terbentang dari utara ke selatan. Iklim di seluruh negeri ini terutama bergantung pada letak daerahnya.

Hutan tropis di timur dan daerah sepanjang pantai yang berudara panas dan lembap; suhu di lembah dan desa-desa di daerah Sierra tetap nyaman sepanjang tahun; daerah di atas pegunungan selalu dingin dan berangin kencang, kadang-kadang malah bersalju.

Meskipun kecil Ekuador terbagi atas 3 daerah geografis yang berbeda: daerah Kosta di barat. daerah Sierra, dan daerah Oriente di timur, yang terbentang dari utara ke selatan. iklim di seluruh negeri ini terutama bergantung pada letak daerahnya.

Hutan tropis di timur dan daerah sepanjang pantai yang berudara panas dan lembap; suhu di lembah dan desa-desa di daerah Sierra tetap nyaman sepanjang tahun; daerah di atas pegunungan sela|u dingin dan berangin kencang, kadang-kadang malah bersalju.

Di daerah Kosta, daerah pantai sepanjang Samudra Pasifik berudara panas dan lembap. kecuali daerah gurun di ujung paling selatan. Di daerah Kosta yang berpaya, di padang rumput yang subur, dan di hutan yang lebat tumbuh berbagai jenis tanaman dan pohon, antara lain pohon karet dan pohon cinchona yang menghasilkan kina. Di seluruh negeri, sungai mengalir ke pantai dari daerah pegunungan.

Di sebelah timur dataran rendah terletak bagian tengah negeri ini, yang meliputi dua jajaran panjang utara-selatan pegunungan Andes. Di sini di lembah dan daerah Sierra inilah kebanyakan bangsa Ekuador berdiam. Di daerah iklim panas sepanjang tahun, padang rumput sela|u berwarna hijau dan di sana sini air sungai mengalir dari puncak gunung yang bersalju membasahi lahan.

Jalan yang berliku-liku dan jalan setapak menyusuri pinggir punggung bukit dan jurang yang berbatu tajam, sedangkan di sepanjang jalan itu terdapat jalan yang menuju perkampungan orang Indian yang dapat dicapai dengan berjalan kaki atau menunggang kuda kerdil, seperti yang dilakukan oleh orang Indian sejak berabad-abad yang lalu.

Di antara puncak yang tertinggi di daerah Sierra adalah puncak Kotopaksi, yang mencapai 5.896 m di atas paras laut dan mungkin merupakan gunung berapi paling tinggi di dunia yang masih giat bekerja. Asap setiap saat mengepul di atas kepundannya, suatu ingatan yang mengerikan tentang kerusakan yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi ini di masa yang lalu.

Gunung Chimborazo yang selalu diselimuti salju merupakan gunung yang telah lama tidak bekerja lagi. Pada hari yang cerah, puncaknya, yang indah berselimutkan salju dan menjulang setinggi 6.000 m itu. dapat dengan mudah terlihat dari Guayaquil di pesisir. Sepuluh kilometer di sebelah utara Quito terdapat gunung Cerro Pichincha. Di lereng gunung yang tingginya mencapai 4.701 m inilah terjadi pertempuran terakhir yang bersejarah untuk mencapai kemerdekaan Ekuador.

Di sayap sebelah timur pegunungan Andes di cekung Amazon bagian atas terletak wilayah Oriente Ekuador, satu-satunya bagian negara ini yang benar-benar beriklim tropis. Daerah yang senantiasa lembap ini tertutup hutan lebat, sedangkan salju yang mencair di gunung mengalir menyusuri lereng dan lembah memenuhi sungai-sungai.

Sebagian besar daerah Oriente beriklim panas yang tidak enak untuk dihuni dan lembap. Daerah ini hanya didiami terutama oleh orang Indian suku Jivaros yang senang hidup menyendiri. Memang tidak dapat diragukan lagi bahwa daerah ini kaya akan sumber alam, seperti minyak bumi. Akan tetapi, karena terdapat kesukaran dalam mengolahnya, maka diadakan beberapa kali percobaan untuk mengatasinya.

Baca juga: Nama negara di dunia

Kota Besar di Ekuador

Guayaquil

Guayaquil, kota terbesar Ekuador, terletak di daerah kawasan pantai. Kota ini berada di sisi Sungai Guayas kira-kira 64 km dari pantai dan merupakan pusat berlabuhnya kapal untuk mengekspor sebagian besar barang yang dihasilkan negeri ini dan mengimpor barang yang dibutuhkannya.

Guayaquil adalah sebuah kota metropolis yang cepat berkembang, maju, dan berpenduduk kira-kira 950.000 jiwa. Walaupun kota ini pernah menjadi kota pelabuhan penting di bawah pemerintah Spanyol, banyak bangunan kayu yang asli telah bertahun-tahun hancur oleh kebakaran yang sering terjadi dan hanya beberapa saja sisanya yang masih dapat disaksikan.

Di antara pemandangan kota Guayaquil yang menarik adalah fungsi dan daya tarik bangunan beratapnya yang melingkupi banyak ialah indah untuk melindungi para pejalan kaki dari sengatan panas matahari dan hujan.

Di samping banyak pabrik dan bangunan kantor, kota Guayaquil memiliki sebuah gedung universitas besar, sebuah katedral, dan beberapa gedung teater modern Tahun belakangan ini Guayaquil telah dibanjiri oleh orang yang datang dari daerah pegunungan untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Hanya beberapa yang berhasil karena di sana terdapat kelebihan tenaga buruh kasar. Tempat tinggal yang memadai sangat kurang sehingga beribu-ribu orang tinggal berjejalan di rumah-rumah bawah standar di daerah kumuh yang miskin.

Quito

Quito, kota politik dan pusat sejarah Ekuador, terletak di Sierra dengan ketinggian lebih dari 2.700 m, dekat dengan kaki gunung di sebelah selatan gunung berapi Pichincha. Dikelilingi oleh puncak gunung Andes yang indah bersalju, lokasi kota Quito merupakan salah satu yang paling menakjubkan di antara kota besar di Amerika Serikat.

Iklim kota Quito sangat menyenangkan, dengan siang hari yang cerah dan malam hari yang sejuk khas iklim daerah pegunungan, sedangkan suhu di daerah ini sepanjang tahun hampir tidak banyak berubah.

Walaupun Quito masih mempertahankan banyak sisa peninggalan masa lampaunya, bangunan baru pun sedang giat dibangun dengan kecepatan yang luar biasa dan kini kira-kira 635.000 penduduknya bekerja di pabrik tekstil dan pabrik pembuatan baju, toko mebel, dan pabrik-pabrik permen sebagaimana halnya kota-kota modern lainnya di benua ini.

Di samping gereja dan biara dari zaman kolonial yang banyak jumlahnya itu, Quito diperindah dengan taman-taman yang cantik, kebun-kebun bunga, dan plaza-plaza yang luas. Jalan-jalannya yang sempit, yang di atasnya terdapat serambi balkon yang indah, merupakan gambaran kota tua di Spanyol-Cordoba dan Toledo.

Di kota ini juga terdapat gedung-gedung universitas, gedung perpustakaan nasional, dan beberapa gedung museum. Quito juga boleh bangga akan orkes simfoninya, gedung teater nasionalnya, dan gedung unik Casa de la Cultura, yang mensponsori setiap kegiatan kebudayaan di seluruh negeri ini.

Hampir semua kota metropolitan di Ekuador berada di Sierra. Cuenca, ibu kota propinsi Azuay, adalah kota terbesar ketiga di negeri ini. Terletak di sebelah selatan Quito, ibu kota propinsi yang nyaman ini terkenal karena pasar terbukanya yang beraneka ragam dan juga terkenal karena tempat pembuatan topi panama atau topi jipijapa.

Ambato, ibu kota propinsi Tungurahua, berada di tempat peristirahatan dan daerah pertanian tempat berbagai macam buah tropis tumbuh. Kota ini mengalami kerusakan yang cukup berat selama gempa bumi tahun 1949, tetapi semua gedung yang rusak karena gempa bumi telah selesai diperbaiki.

Ekonomi Ekuador

Walaupun pada dasarnya Ekuador adalah negara pertanian, hanya sekitar 5% saja dari seluruh wilayahnya dapat ditanami. Lima persen lainnya digunakan untuk padang rumput. Sebagian besar lahannya, baik yang tertutup hutan lebat maupun yang berbentuk pegunungan, tidak berguna bagi pertanian.

Walaupun masih terdapat berhektar lahan untuk ditanami, yang dapat dibudidayakan, sekali lagi petani terbentur oleh kesukaran yang sebagian besar disebabkan oleh letak geografisnya. Di daerah pegunungan lahan pertanian sedikit sekali, sedangkan tenaga kerja tumbuh dengan pesat. Akan tetapi, di daerah pesisir pantai malah sebaliknya. Terdapat banyak tanah subur, tetapi sedikit sekali tenaga kerja.

Tanaman pokok petani pegunungan Andes ditujukan untuk kebutuhan bahan pangan sendiri. Di antaranya adalah kentang dan jagung yang merupakan makanan pokok suku Indian di pegunungan, dan demikian juga jewawut, gandum, kacang-kacangan, gandum hitam, dan miju-miju. Tanaman penting lainnya, seperti pisang, padi, cokelat, kopi, kayu balsa, tebu, dan kapas, tumbuh di sekitar daerah pesisir, terutama ditujukan untuk ekspor. Ekuador adalah salah satu penghasil pisang yang terbesar di dunia.

Pada tahun 1960-an minyak bumi ditemukan di daerah timurlaut Ekuador. Karena produksi baru dimulai pada tahun 1972, maka hasil penjualan minyak bumi dapat mencapai kira-kira setengah uang pemasukan hasil ekspor. Uang hasil penjualan minyak dapat membiayai pendidikan, sarana umum, dan perkembangan industri. Penyulingan minyak bumi merupakan usaha industri baru; usaha lainnya adalah tekstil, produk kayu, semen, dan penyaringan gula.

Pada tahun belakangan ini Ekuador telah membuat kejutan besar dengan mengatasi rintangan yang disebabkan oleh letak geografi. Ketika jalan kereta pertama antara Guayaquil dan Quito selesai dibangun pada tahun 1908, maka hubungan antara dua pusat kehidupan sosial dan ekonomi ini-yang satu kota pantai dan yang lain terletak jauh di atas gunung-dapat diatasi sehingga berakhirlah keterpencilan yang telah memisahkan kedua kota ini selama beberapa generasi.

Sistem jalan raya telah ditingkatkan dan kini terdapat lebih dari 16.000 km jalan, yang sebagian besar telah diaspal. Beberapa perusahaan penerbangan nasional melayani kebutuhan penduduk, sedangkan perusahaan penerbangan internasional menghubungkan bangsa ini dengan dunia luar. Dua bandar udara, yang satu di Guayaquil dan yang lain di Quito, dibangun untuk menampung pesawat penumpang jet modern.

Sejarah negara Ekuador

Atahualpa, penguasa kerajaan Inca terakhir, kemungkinan dilahirkan di ibu kota Ekuador yang sekarang ini. Dia memerintah hanya kurang dari satu tahun. Tahun 1532, penakluk bangsa Spanyol Francisco Pizarro, dengan hanya tidak lebih dari 200 orang, mengalahkan pasukan Atahualpa, menyandera raja untuk penebusan, dan akhirnya membunuhnya.

Beberapa tahun kemudian Sebastian de Benalcazar, seorang letnan pada pasukan Francisco Pizarro, membangun kembali kota Quito, yang kemudian oleh orang Indian dibakar untuk mencegah pendudukan oleh orang Spanyol.

Untuk 3 abad berikutnya Ekuador berada di bawah kekuasaan kaum penjajahnya dan berbagai kejadian besar telah berlalu bersama berlalunya sejarah negeri ini. Kemudian pada permulaan abad ke-18, gema samar-samar untuk memerdekakan diri dari penjajahan Spanyol mulai terdengar, dengan serentak Ekuador bangun menjadi bagian dari gerakan besar-besaran untuk membebaskan negara-negara Amerika Selatan dari Spanyol.

Pada tanggal 24 Mei 1822, Jenderal Antonio Jose de Sucre, salah seorang jenderal terkemuka di bawah Simon Bolivar, menghancurkan Angkatan Darat Spanyol di lereng gunung Pichincha. Pada tahun 1830 Republik Besar Kolombia, impian Bolivar, runtuh dan pemisahan bangsa-bangsa Venezuela, Kolombia, dan Ekuador pun terjadi.

Empat orang tokoh tegak berdiri dalam sejarah permulaan Republik Ekuador. Yang pertama dari keempat tokoh ini adalah Jenderal Juan Jose Flores, presiden pertama negeri ini, seorang yang sangat agresif, seorang caudillo (“pemimpin”) yang cakap yang memerintah dalam masa kacau balau dan penuh pertentangan.

Walaupun Flores seorang autokrat, tetapi Ekuador memang membutuhkan seorang pemimpin yang kuat dan mampu menarik Ekuador keluar dari keadaan anarki dan kebobrokan ekonomi yang telah dialaminya. Pemerintahan Hores berlangsung sampai tahun 1845, dengan disisipi oleh 4 tahun pemerintahan sipil Vicente Rocafuerte, seorang bangsawan kaya raya yang liberal dan berpendidikan baik, yang telah mencapai keberhasilan terbesar di bidang pendidikan.

Pada tahun 1860, setelah masa pergolakan dalam negeri dan peperangan dengan Peru, Gabriel Garcia Moreno mengambil alih kekuasaan. Don Gabriel, yang membangun banyak sekolah agama dan jalan baru, adalah seorang administrator yang jujur dan berkeyakinan penuh pada ketertiban dalam pemerintahan. Akan tetapi, dia tidak menyenangi baik demokrasi maupun kemerdekaan dan menghukum setiap usaha oposisi.

Tokoh terpenting ke empat dalam formasi nasionalisme Ekuador adalah Eloy Alfaro, yang memimpin revolusi tahun 1895. Sebagai seorang mestizo, Alfaro benar-benar bersifat kerakyatan dan, bersama dengan para pemikir liberal negeri ini, berpendapat bahwa pendeta katolik terlibat terlalu dalam di bidang politik.

Selama masa jabatannya Alfaro mengadakan beberapa perubahan, terutama perubahan-perubahan yang akan meningkatkan taraf hidup penduduk suku Indian. Selama jabatannya yang kedua dia berhasil membangun jalan kereta api Guayaquil-Quito. Karena dalamnya pengaruh Alfaro di negeri ini, maka masa pemerintahannya disebut sebagai época alfariasta (”zaman Alfaro”).

Alfaro dibunuh oleh musuh politiknya pada tahun 1912, tetapi masa berikutnya tetap melaksanakan banyak gagasan liberalnya. Dia seorang patriot lain yang sama-sama tertarik pada perubahan, yaitu Leonidas Plaza. Walaupun banyak perubahan dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya, ekonomi masih tetap bersifat kolonial atau semifeodal dengan para bangsawan kaya terus memegang kendali.

Akibatnya, sedikit sekali kemajuan yang dicapai menuju demokrasi yang sesungguhnya. Pada tahun 1948 pemilihan presiden dimenangkan oleh Galo Plaza Lasso. Ia meneruskan hasil karya pembaharu beraliran liberal itu sehingga Ekuador mengalami kemajuan baru baik dalam bidang sosial maupun dalam bidang ekonomi.

Pada tahun 1963, setelah terjadi ketegangan politik, sekelompok pero wira angkatan darat mengambil alih kepemimpinan dan memerintah sampai tahun 1966. Tahun berikutnya sebuah konstitusi baru yang setuju dengan perubahan-perubahan pemerintahan diberlakukan. Pada tahun 1968 diadakan pemilihan demokratis yang pertama sejak 8 tahun terakhir.

Dua tahun kemudian presiden, José Maria Velasco Ibarra, menangguhkan konstitusi tahun 1967 dan memerintah secara diktator. Pada tahun 1972 Valasco ditumbangkan oleh kup militer. Presiden baru, Guillermo Rodriguez Lara, memerintah sampai tahun 1976, saat dia diturunkan oleh kaum militer, yang berjanji akan mengembalikan pemerintahan berkonstitusi.

Pada tahun 1978 pemerintahan junta militer menepati janjinya dengan membentuk sebuah konstitusi baru dan memberlakukannya sejak tahun 1979. Konstitusi ini diperlengkapi dengan bentuk pemerintahan presidensil dengan satu badan legislatif, yaitu Dewan Perwakilan Nasional.

Presiden dipilih untuk masa jabatan 5 tahun, demikian juga para anggota legislatif. Pemilihan presiden tahun 1978 menghendaki pengulangan. Pengulangan ini terjadi pada tahun 1979, bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif, untuk kemudian pemerintahan demokrasi baru Ekuador dimulai pada bulan Agustus.

Kematian mendadak presiden baru pada tahun 1981 membuktikan kelemahan demokrasi, tetapi pada pergantian yang dilakukan secara tertib tanpa pertentangan, biasanya wakil presidenlah yang menggantikan kedudukan presiden.

ALFREDO PAREIA DIEZCANSECO. Universitas Pusat Ekuador
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait