Cina negara dengan catatan sejarah 4.000 tahun

Studi tentang Cina, yang disebut dengan sinologi, memiliki sejarah yang panjang di pendidikan Barat. Namun, dalam dasawarsa terakhir ini, sinologi telah berkembang menjadi dua bidang terpisah tetapi saling melengkapi, yaitu tradisional dan modern.

Yang pertama adalah studi tentang Cina zaman kuno hingga datangnya orang Barat, kira-kira di pertengahan abad ke-19, yang menekankan kepada tradisi Cina kuno yang bersinambung.

Yang kedua adalah studi tentang Cina modern yang menekankan pada berbagai perubahan yang dialami oleh negeri ini sejak abad ke-19. Studi tentang peradaban dan budaya, baik yang tradisional maupun yang modern, merupakan tugas yang penting, karena hal ini berkenaan dengan penduduk yang meliputi hampir seperempat jumlah umat manusia dan yang mewakili peradaban tertua yang ada di dunia.

Sebagai negara dengan catatan sejarah lebih dari 4.000 tahun, Cina telah memberikan berbagai sumbangan penting terhadap dunia. Berbagai penemuan terkenal seperti serbuk mesiu, kertas, dan pencetakan (dan mungkin juga kompas magnet) bermula dari sini.

Di samping itu, selama berabad-abad Cina telah mengembangkan suatu bentuk pemerintahan unik yang berdasarkan kongfucuisme, ekonomi pertanian yang sangat produktif, masyarakat yang menekankan ketertiban dan keselarasan, warisan seni dan kesusastraan yang besar, serta ilmu dan teknologi yang sangat canggih.

Selama zaman tradisional, Cina seringkali dilukiskan sebagai kesinambungan, stabilitas, ketidakberubahan, atau stagnasi sejarah. Sebaliknya, Cina zaman modern telah berubah banyak di setiap aspek kehidupan nasionalnya.

Sejak tahun 1949, di bawah komunisme, Cina telah mengalami berbagai perubahan yang radikal sehingga orang luar akan sulit mengikuti berbagai kejadian yang berlangsung di negeri ini, apalagi memahami arti perubahan itu.

Namun, apa pun kesulitannya, kita sangat berkepentingan sekali untuk berusaha mengetahui Cina masa kini karena, apa pun yang terjadi di negeri ini, pasti akan mempengaruhi tidak hanya 1.000.000.000 orang penduduknya, melainkan juga seluruh penduduk dunia.

Peta wilayah Cina

Kunjungi Peta China atau di google map

Geografi Cina

Cina adalah negara yang amat luas. Luas wilayahnya (termasuk Taiwan) adalah lebih dari 9.597.000 krn2 sehingga membuatnya sedikit lebih besar daripada Amerika Serikat. Seperti halnya Amerika Serikat, negara ini juga memiliki iklim dan vegetasi kontinental serta berbagai ciri geografis yang luas.

Di dalam tapal batas wilayah, terdapat banyak pegunungan tinggi, sungai besar, dataran subur, gurun pasir yang’menantang, dan daerah suhu yang berbeda-beda. Di dalam ketinggiannya, Cina dan Amerika Serikat pada umumnya sama.

Misalnya, Beijing, yaitu ibu kota yang hanya terletak 1° lebih ke utara daripada ibu kota Amerika, Washington, D.C. Namun, tidak seperti Amerika Serikat, yang memanjang dari Atlantik sampai ke Pasifik dan merupakan kekuatan laut, Cina pada dasarnya adalah kekuatan darat.

Meskipun wilayahnya luas, sebagian besar wilayah Cina tertutup oleh pegunungan, perbukitan, dan plato. Hanya 12% wilayahnya yang berupa dataran rendah. Baik pegunungan maupun sungainya memanjang dari barat ke timur sehingga membagi negeri ini menjadi tiga wilayah geografis yang berbeda.

Di sebelah barat terdapat dataran tinggi Tibet yang lembut, sedangkan di sebelah utara terdapat wilayah Sinkiang, Mongolia. Sebagian besar dari kedua wilayah ini terdiri atas pegunungan, padang pasir (termasuk Gurun Gobi di Mongolia), atau plato tinggi berumput subur.

Meskipun kedua wilayah ini mencakup sekitar separuh wilayah Cina, penduduk yang mendiaminya hanya 5% dari jumlah penduduk seluruhnya.

Wilayah utama ketiga adalah bagian timur yang merupakan konsentrasi penduduk Cina yaitu 95% jumlah seluruhnya. Dibandingkan dengan sebelah barat dan utara, tempat orang berjalan selama berhari-hari tanpa bertemu rumah atau orang lain, di wilayah timur hampir setiap jengkal tanah digarap oleh beberapa orang petani.

Dari ketiga wilayah tersebut, Cina Timur adalah wilayah yang terpenting. Bukan hanya karena lahannya yang subur dan banyak penduduk berada di wilayah ini, melainkan daerah ini juga merupakan pusat semua industri penting.

Cina Timur terdiri atas 3 subdaerah Timurlaut (Manchuria), Utara, dan Selatan. Ketiga subdaerah ini dibagi-bagi oleh busur pegunungan serta sangat berbeda di dalam iklim dan vegetasinya.

Tiga sungai utama Cina, Sungai Kuning (Hwang Ho), Sungai Yangtze, dan Si Kiang mengalir melalui lahan pertanian Utara dan Selatan dan berfungsi sebagai jalan air yang ‘penting.

Bentuk pantai Cina terutama ditentukan oleh sistem perbukitannya. Di utara Teluk Hangchow, kecuali Semenanjung Liaotung dan Shantung, pantainya rendah dan berpasir, sedangkan pantai di selatan Teluk Hangchow, pada umumnya berbatubatu.

Iklim

Dalam suatu negara yang amat luas dengan ciri fisik yang amat beragam itu, tentu saja iklimnya akan beragam pula. Di musim dingin, udara kering dan dingin bertiup dari plato baratlaut. Di musim panas, udara yang basah dan hangat bertiup ke daratan dari arah tenggara.

Musim dingin berlangsung lebih lama daripada musim panas, tetapi selama musim panas angin yang merusak, seperti angin taifun yang membawa curah hujan yang lebat, sering mengakibatkan kerusakan hebat terhadap daerah-daerah pantai.

Suhu beragam pula dari satu tempat ke tempat lainnya. Suhu di musim dingin di Manchuria utara dapat mencapai -27°C dibanding 20°C di Hainan di selatan. Perbedaan suhu tidak akan terlalu mencolok selama musim panas yang pada umumnya panas dan lembap.

Curah hujan bahkan lebih memperlihatkan perbedaan regional daripada suhu udara. Curah hujan inilah yang membedakan kondisi iklim antara Cina Utara dan Selatan. Hujan turun lebat di Selatan, berkisar antara 150-200 cm setahun.

Perlahan-lahan curah hujan ini berkurang ke arah utara dan baratlaut, yaitu kurang dari 25 cm di luar Tembok Besar. Di Utara, hujan turun hanya selama musim panas, sedangkan di Selatan hampir setiap bulan meskipun yang terbanyak tetap selama musim panas.

Musim tandur tanaman beragam menurut cuacanya. Musimnya lebih singkat (kurang dari 140 hari) di Timurlaut jauh, tetapi lebih lama di sepanjang pantai Cina Selatan yang beriklim tropis, tempat tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun.

Kehidupan Satwa dan Tumbuhan

Cina memiliki segudang kehidupan satwa. Di antara mamalia besarnya adalah berbagai spesies rusa dan beruang, panda raksasa, biri-biri buas, kiang (sejenis keledai liar), babi hutan, harimau, harimau kumbang, serigala, dan monyet. Berbagai binatang yang laku bulunya seperti sabel, marten, mink, dan ajak dapat ditemukan di utara dan timurlaut.

Juga banyak terdapat binatang pengerat, burung, ular (beberapa di antaranya berbisa), aligator, dan juga kura-kura. Ikan air tawar, yang merupakan bagian penting menu makanan Cina, meliputi ikan merah, shad, sturgeon, sejenis ikan bandeng, dan ikan pike.

Babi, biri-biri, dan kambing merupakan binatang piaraan penting yang dipelihara untuk makanan. Keledai, sapi, unta, kadang-kadang kuda, dan di selatan, kerbau merupakan binatang kerja.

Kehidupan tumbuhannya juga amat beragam. Pohon yang umumnya digunakan untuk kayu, meliputi pohon cemara, ek, elm, dan birch. Terdapat juga beragam pohon buah-buahan, belukar, dan tanaman bunga.

Tanaman pangannya meliputi berbagai sayur-sayuran dan padi-padian. Tanaman pangan padi-padian yang utama meliputi gandum, bulgur, jawawut, cantel, dan jagung yang banyak tumbuh di utara, sedangkan padi banyak tumbuh di selatan. Cina juga memproduksi banyak kedelai dan teh, di samping kapas, rami, kacang tanah, bambu, tembakau, dan tebu.

Sumber Mineral

Cina memiliki banyak sumber mineral, meskipun kurang jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Mineral terpentingnya adalah batubara yang merupakan salah satu produsen batubara terkemuka dunia.

Terdapat endapan bijih besi, kebanyakan ditambang di Manchuria, yang, walaupun sedikit, cukup untuk mendukung industri besi dan baja. Mineral penting lainnya yang dimiliki dalam jumlah yang banyak adalah timah, mangan, garam, dan belerang. Cina juga merupakan produsen antimoni dan tungsten terbesar di dunia. Pencarian minyak dan gas alam memainkan peranan penting di dalam perekonomian.

Penduduk Cina

Penduduk Cina daratan, berdasarkan perkiraan terakhir berjumlah 1.192.000.000 jiwa. Jumlah penduduk yang sangat banyak ini dibagi secara tidak merata sekali. Karena pertanian adalah mata pencaharian utama, tanah subur dan iklim yang baik menentukan pula kepadatan penduduk di masing-masing daerah.

Umumnya, daerah yang paling padat penduduknya dan daerah yang paling banyak digarap adalah Cina bagian timur: Manchuria, dataran rendah Utara, lembah bawah dan tengah Sungai Yangtze, dan bagian tenggara.

Pantai timur propinsi Kiangsu, misalnya, berpenduduk lebih dari 1.000 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan penduduk ini menurun tajam di bagian barat dan baratlaut Cina. Mongolia Dalam berpenduduk kurang dari 12 orang per kilometer persegi, sedangkan Tibet, daerah yang paling langka sekali penduduknya, berjumlah kurang dari 1 orang per kilometer persegi.

Mayoritas penduduk Cina masih tinggal di desa-desa, tetapi kini terdapat kecenderungan berurbanisasi. Terdapat lebih dari 20 kota yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 jiwa, sedangkan dari seluruh penduduk lebih dari 20% yang tinggal di kota besar dan kota kecil.

Masalah Penduduk

Meskipun wilayah Cina amat luas, hanya sekitar 11 % wilayahnya cocok untuk pertanian. Penduduk bertambah lebih dari 10.000.000 jiwa per tahun. Jumlah ini, ditambah dengan jumlah yang memang sudah besar serta urbanisasi, melahirkan berbagai masalah yang serius. Meskipun pemerintah mampu memberi makan penduduknya yang banyak, namun standar hidup yang tinggi tetap sulit untuk dicapai.

Industrialisasi yang cepat, diversifikasi ekonomi, dan perpindahan penduduk ke daerah yang kurang padat penduduknya mungkin dapat meringankan beban kepadatan penduduk. Pada permulaan abad ke-20, jutaan orang penduduk telah berpindah dari propinsi Hopeh yang sangat padat penduduknya ke propinsi Shantung di timurlaut.

Selama abad ke-19, terdapat banyak orang Cina berimigrasi ke Asia Tenggara. Belakangan ini, pemerintah setempat menggalakkan perpindahan penduduk dari daerah pantai ke daerah perbatasan Sinkiang, Tibet dan ke Mongolia Dalam.

Daerah timurlaut Cina, setelah menerima jutaan penduduk, kini hampir berlebihan, sedangkan daerah Baratdaya dan Baratlaut hampir tidak mungkin dapat menampung lebih banyak lagi penduduk baru.

Perpindahan ke luar negeri, seperti ke Asia Tenggara kini, boleh dikatakan mustahil. Bahkan Cina sendiri telah menerima banyak pengungsi Indocina pada tahun 1970-an. Oleh karena itu, satu-satunya jawaban nyata terhadap kelebihan penduduk adalah mengatur kelahiran dan menjadikan angka kelahiran seimbang atau mendekati angka kematian.

Pemerintah Cina melancarkan program massal untuk menggalakkan orang muda agar menunda pernikahan dan hanya memiliki beberapa orang anak saja. Akibatnya, angka kelahiran telah turun secara drastis.

Keanekaragaman Penduduk Cina

Mayoritas penduduk yang banyak ini dikenal dengan Cina-Han. Han adalah nama dinasti kekaisaran pertama yang berlangsung lama sejak awal abad ke-3 sebelum Masehi hingga permulaan abad ke-3. Orang Cina Han memiliki posisi yang dominan dan menduduki wilayah-wilayah yang paling produktif. Namun, Cina adalah sebuah negara multi bangsa.

Di samping mayoritas Han, juga terdapat berbagai minoritas yang berbeda-beda, yang meliputi sekitar 6% seluruh penduduk. Jumlah kelompok minoritas ini berkisar dari 8.000.000 orang hingga beberapa ribu orang saja. Meskipun jumlahnya kecil, mereka tersebar di lebih dari separuh daratan Cina, sebagian besar di daerah-daerah yang amat strategis.

Minoritas yang besar, menurut kebijakan pemerintah komunis, diorganisasikan ke dalam daerah otonomi (berpemerintahan sendiri). Sekarang terdapat 5 daerah otonomi, yaitu daerah otonomi bagi orang Mongol, Hui (Cina Islam), Uighur, Chuang, dan Tibet. Kelompok minoritas kecil, seperti orang Korea dan Miao, diorganisasikan ke dalam distrik-distrik otonomi yang lebih kecil lagi.

Chuang

dengan penduduk hampir 8.000.000 jiwa, merupakan kelompok minoritas terbesar di Cina. Mereka terutama terpusat di Cina selatan tengah di propinsi Kwangsi, sedangkan lainnya tinggal di Yunnan dan Kwangtung.

Daerah Otonomi Kwangsi-Chuang didirikan pada tahun 1957. Orang Chuang adalah penduduk petani tetap, seperti halnya orang Han. Mereka memiliki hubungan yang luas dan lama dengan orang Han dan bahkan lebih berbaur ke dalam budaya orang Han daripada budaya kelompok suku lainnya. Namun, tutur bahasa dan adat istiadat mereka agak berbeda.

Uighur

Suku Uighur, yang berjumlah sekitar 5.000.000 orang, tinggal di Daerah Otonomi Sinkiang-Uighur, yang didirikan pada tahun 1955. Mereka bertutur dalam bahasa Turkik dan memeluk agama Islam. Mereka terutama adalah petani.

Hui

Suku Hui adalah keturunan orang Cina yang telah memeluk agama Islam. Mereka berjumlah sekitar 4.000.000 orang. Sebagian besar tinggal di baratlaut di Daerah Otonomi Ningsia-Hui yang dibentuk pada tahun 1958. Masyarakat Hui lainnya juga dapat ditemukan di propinsi Kansu, Sinkiang, Tsinghai, Hopeh, dan Yunnan.

Tibet

Di Cina terdapat sekitar 3.000.000 orang Tibet. Mereka terdapat di seluruh wilayah tanah tinggi Tibet, termasuk di Daerah Otonomi Tibet dan di propinsi Szechwan, Tsinghai, dan Kansu, Sebagian besar orang Tibet adalah petani. Beberapa di antaranya menjadi penggembala. Mereka adalah penganut Lamaisme, yaitu versi Budha yang berasal dari Tibet.

Mongol

Orang Mongol, yang berjumlah sekitar 1.600.000 jiwa, tinggal di Mongolia Dalam (Daerah Otonomi Mongolia Dalam), Cina Timurlaut, dan Baratlaut. Ciri orang Mongol adalah nomad, yang berjalan dengan kawanan biri-biri, kambing, sapi, dan kudanya atau, apabila lahan mengizinkan, menjadi petani tetap. Orang Mongol yang bermukim jumlahnya lebih besar daripada yang nomadik. Orang Mongol adalah penganut Lamaisme.

Masalah Kelompok Minoritas

Kehadiran sejumlah besar kelompok minoritas yang berbeda suku dan budaya telah melahirkan berbagai masalah tertentu bagi negara. Sambil berusaha menjadi sebuah negara, bangsa yang modern serta sebuah kekuatan dunia, Cina di bawah komunisme telah melipatgandakan usahanya untuk mencapai kesatuan nasional yang lebih besar.

Hal ini memerlukan perpaduan berbagai minoritas yang mantap ke dalam kesatuan nasional. Khususnya selama Revolusi Kebudayaan Besar tahun 1966, berbagai pembatasan yang ketat diberlakukan terhadap semua kelompok politik dan sosial yang bertalian dengan kepentingan kelompok minoritas.

Ribuan pemuda dan pemudi dipaksa berpindah ke daerah perbatasan, tempat tinggal kelompok minoritas. Terdapat dua alasan utama dalam hal ini, yaitu untuk menghilangkan nasionalisme kedaerahan dan untuk mengendorkan ketegangan yang diakibatkan oleh terpusatnya para pemuda Cina di satu tempat.

Di tahun-tahun belakangan ini, kampanye menentang nasionalisme kedaerahan telah agak mereda. Khususnya di Tibet, penduduk telah diizinkan untuk melakukan agama dan adat istiadatnya.

Adat Istiadat dan Tradisi Cina

Seperti telah di bahas pada artikel sebelumnya bahwa penduduk Cina itu Praktis, bangsa ini memiliki sejarah yang kental dengan adat istiadat yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka.

Agama

Secara tradisional, orang Cina percaya bahwa bumi ini tidak hanya dihuni oleh manusia, tetapi juga oleh makhluk gaib lainnya yang dibuktikan oleh berbagai kejadian yang nyata-nyata tidak dibuat oleh tangan manusia.

Menurut kepercayaan agama, Cina adalah politeisme (menyembah banyak dewa) bukannya monoteisme (menyembah satu Allah). Terdapat bermacam-macam dewa-dewa musim panen, dewa sungai, dewa kota, dewa dapur, dewa penyakit, dewa perang, dan lain-lainnya.

Jadi, orang Cina tidak mengenal satu Tuhan, Tuhan yang Maha Tinggi seperti halnya orang Yahudi, Kristen, dan Islam. Hubungan mereka terhadap kekuatan spiritual, dewa-dewa, dan nenek moyangnya sangat diritualkan.

Mereka memberi sesajian terhadap roh, memberikan kurban, dan kadang-kadang bahkan melakukan puasa dan semadi. Akan tetapi, tujuan utamanya adalah mencapai keselarasan antara manusia dan dunia lainnya, terutama dengan menenteramkan sang dewa dan roh.

Pemujaan Nenek Moyang

Ini merupakan praktik agama yang tertua dan tersebar luas. Kecuali bagi mereka yang memeluk agama Islam, Lamaisme, dan Kristen, setiap rumah tangga Cina melakukan pemujaan nenek moyang, tanpa memandang kelas sosial dan letak geografisnya.

Kebanyakan rumah Cina memiliki altar, atau mezbah, yang terdiri atas meja kecil yang dihiasi dengan nama, gelar, dan tanggal kelahiran serta kematian anggota keluarga yang meninggal. Biasanya pada tanggal 1 dan 15 setiap bulan menurut kalender kamariah (yang didasarkan pada orbit bulan) serta tanggal-tanggal festival lainnya (misalnya Tahun Baru kalender komariah) diadakanlah berbagai upacara.

Upacara ini terdiri atas pemberian makanan dan anggur, membakar kemenyan, dan kadang-kadang membakar batangan perak tiruan. Sesajian ini diperuntukkan bagi para leluhur yang, menurut kepercayaan kuno, selalu mengawasi keturunannya sebagai pengawal dan penolong. Kepercayaan memuja leluhur ini perlahan-lahan berkembang selama berabad-abad dan mewakili bentuk asli kepercayaan dan praktik keagamaan Cina.

Taoisme

Taoisme pada mulanya merupakan suatu filsafat yang diturunkan dari ajaran Lao Tsu (atau Lao Tse), yang hidup pada abad ke-6 sebelum Masehi dan Chuang Tzu, yang hidup pada abad ke-4 sebelum Masehi.

Taoisme menekankan keselarasan antara manusia dan alam dan menjunjung perilaku pasif. Setelah berabad-abad, filsafat ini akhirnya menjadi suatu agama, dan di bawah pengaruh Budhisme, memiliki dewa, kuil, dan pendeta sendiri.

Taoisme memisahkan alam manusia ke dalam aspek roh. Meskipun pembebasan roh (atau jiwa) merupakan tujuan puncaknya, penganut Taoisme juga terlibat dalam penyelidikan dunia fisik. Keterlibatan inilah yang mendorong para Taois ke dalam ilmu kimia semu untuk mencari zat pembebas yang akan membawanya kepada hidup abadi.

Taoisme sangat berpengaruh di Cina, tetapi akhirnya menurun setelah tumbuhnya Budhisme dan adanya dukungan resmi bagi kongfucuisme yang mempergunakan pemujaan leluhur sebagai ekspresi bentuk keagamaan.

Kongfucuisme

Kongfucuisme bukanlah suatu agama, melainkan suatu filsafat moral dan sosial. Kongfucuisme didasarkan pada ajaran Kongfucu, yang hidup dari tahun 551-479 sebelum Masehi. Kongfucu menekankan pentingnya hubungan yang etis dan keagungan manusia.

Dua ajaran utama Kongfucuisme adalah jen dan i. Jen didefinisikan sebagai cinta kasih manusia, atau pokok hubungan manusia, sedangkan i adalah apa sepantasnya atau, dengan kata modern, kewajiban seseorang terhadap sesamanya. Pada intinya, Kongfucuisme adalah kemanusiaan Cina.

Menurut pokok pikiran Kongfucuisme, peningkatan kesejahteraan manusia harus dimulai dengan pembinaan seseorang melalui pendidikan. Lalu, peningkatan ini melangkah menjadi aturan hidup keluarga dan kehidupan bangsa bagi ketenangan dunia dan, pada puncaknya, bagi terciptanya kesejahteraan yang diidam-idamkan.

Menurut Kongfucuisme, alam manusia akan terjelma dengan baik lewat cinta kasih orang tua dan anaknya. Oleh karena itu, penekanan diletakkan pada ajaran hormat-menghormati antara orang tua dan anak, baik di sekolah maupun di masyarakat. Apabila seseorang hormat terhadap orang tuanya, dia dapat diharapkan patuh terhadap penguasa, baik terhadap saudaranya, dan dapat dipercaya oleh teman-temannya.

Budhisme

Budhisme masuk ke Cina dari India sekitar permulaan Zaman Kristen. Budha lalu menjadi agama besar dan tersebar luas. Meskipun banyak pendeta Kongfucuisme menyesalkan pengaruh agama Budha, mereka tidak dapat menghentikan penyebarannya.

Mungkin alasan utamanya adalah karena sejak dinasti Han yang terakhir (pada abad ke-2) hingga abad ke-6, di Cina tidak terdapat kedamaian dan persatuan. Akhirnya, banyak orang mencari naungan di bawah Budhisme. Di dalam biara Budha, orang tidak perlu merisaukan berbagai masalah dunia yang tak terpecahkan, kecuali harus membaca kitab, melakukan doa, dan bersemadi.

Budhisme yang berkembang di Cina adalah Budha Mahayana, yang mengajarkan bahwa setiap orang dapat ke surga melalui kepercayaan dan kesucian. Karena Kongfucuisme mengabaikan masalah kehidupan setelah kematian, Budhisme menawarkan jalan keluar bagi mereka yang cemas terhadap ”dunia lain”. Pada umumnya Budhisme memiliki banyak dewa atau roh, tetapi di Cina citra Dewi Kemurahan (Kuan Yin) merupakan patung yang ditemukan di setiap rumah dan kuil.

Islam

Islam sebagai suatu masyarakat, telah ada di Cina sejak awal abad ke-8, sebagai akibat hubungan negeri ini dengan Dunia Arab. Namun, agama Islam masuk secara perlahan-lahan. Kini diperkirakan terdapat lebih dari 10.000.000 orang Islam tersebar di seluruh wilayah negeri.

Di banyak tempat, mereka cenderung memisahkan diri dari masyarakat sekitarnya dan berusaha mempertahankan adat istiadat sosial, praktik agama, dan hukum agamanya sendiri sehingga, kalau mereka tinggal di tengah-tengah orang non-Islam, seringkali terjadi bentrokan dan kerusuhan komunal.

Kristen

Kristen masuk ke Cina pada awal abad ke-7, tetapi baru ketika penginjil karena keterikatan mereka sebelumnya dengan para misionaris asing. Biarawan Budha dikeluarkan dari kelenteng, dihentikan nafkahnya, dan kebikhuannya.

Hanya Islam sajalah yang diizinkan berjalan karena berbagai alasan politik, sebab Cina hendak memelihara hubungan baiknya dengan negara-negara Islam. Pada tahun 1978, pemerintah mengubah kebijakan tentang agama dan menjamin kebebasan warga negara untuk beragama.

Keluarga

Selama berabad-abad, Cina merupakan suatu masyarakat yang berpusat pada keluarga. Menurut tradisi ayah memiliki kekuasaan mutlak terhadap seluruh keluarga. Laki-laki memiliki status yang lebih tinggi dibanding wanita. Kakak laki=laki berkuasa atas adik-adiknya hingga mereka menjadi seorang kepala keluarga.

Kelangsungan keluarga dipandang sebagai tugas terpenting oleh seluruh keluarga. Keterikatan terhadap keluarga, termasuk saudara sepupu jauh, dipandang sebagai lebih wajib daripada keterikatan terhadap negara. Namun, saat ini, khususnya di bawah rezim komunis, pola-pola keluarga tradisional ini telah berubah secara drastis.

Pernikahan

Kepercayaan terhadap kelanjutan hidup melalui keluarga dapat menjelaskan betapa pentingnya keterikatan orang Cina pada tali pernikahan. Pada zaman dahulu, pernikahan diatur oleh keluarga. Biasanya calon pengantin pria maupun wanita baru saling kenal ketika upacara pernikahan berlangsung.

Keluarga pria biasanya memberikan uang atau hadiah kepada keluarga wanita. Uang ini digunakan untuk membeli pakaian dan perhiasan calon pengantin wanita untuk hari pernikahan nanti.

Penanggalan lalu dipelajari dengan saksama dan tanggal yang paling menguntungkan dipilih sebagai hari pernikahan. Meriah dan lamanya upacara pernikahan bergantung pada keuangan keluarga pengantin ini.

Setelah berdirinya Republik Cina pada tahun 1912, upacara pernikahan menjadi kurang meriah. Sepasang pengantin muda dapat saja mengundang teman-temannya makan malam dan pada akhirnya mengumumkan bahwa sekarang mereka telah menjadi suami istri. Ada pula pria dan wanita yang begitu saja pergi ke pengadilan dan meminta hakim menikahkannya.

Kecenderungan seperti ini terus berlanjut dan bahkan digalakkan oleh pemerintah komunis. Hukum Pernikahan tahun 1950 menyatakan bahwa pernikahan harus didasarkan pada persetujuan calon pria dan calon wanita; bahwa bigami (menikah lagi ketika masih resmi memiliki istri atau suami), pergundikan (memiliki istri tanpa nikah), meminta uang atau pemberian sebagai ongkos pernikahan, dan campur tangan terhadap janda yang menikah kembali adalah dilarang.

Di dalam keluarga, diakui persamaan hak antara suami dan istri. Meskipun memerlukan jangka waktu lama untuk melaksanakan undang-undang pernikahan ini, kebiasaan nikah di Cina sekarang menjadi semakin sama dengan kebiasaan di negara-negara Eropa.

Kelahiran dan Kematian

Di dalam suatu masyarakat petani dengan pemujaan terhadap nenek moyang, kelahiran anak laki-laki selalu lebih diharapkan dibandingkan dengan anak perempuan, karena anak laki-laki tidak hanya dapat menambah tenaga kerja dalam keluarga tetapi juga meneruskan nama keluarganya di masa datang.

Hal ini menjelaskan mengapa di dalam tradisi Cina, kelahiran anak laki-laki dipandang sebagai kejadian yang sangat membahagiakan sehingga dirayakan dengan penuh antusias, biasanya ketika si anak berusia 1 bulan dan selanjutnya pada setiap hari kelahirannya. Namun, keluarga yang terpandang seringkali memperlakukan kelahiran wanita sama-sama antusiasnya.

Persiapan untuk upacara kematian dan pemakaman merupakan masalah yang sangat serius di Cina. Berbagai pemujaan yang meriah, seringkali merupakan kombinasi antara kepercayaan Kongfucuisme dan Budha, diadakan sebelum dan sesudah kematian.

Kongfucu berkata bahwa orang harus menghormati orang yang telah meninggal sama halnya tatkala dia masih hidup. Peti mati biasanya dibuat dari kayu yang sangat keras. Keluarga kaya sering memilih peti matinya sendiri dan meletakkannya di bakal tempat kuburnya. Mereka atau keturunannya akan memilih lokasi yang diduga akan memberikan keberkahan besar terhadap mereka yang ditinggalkan.

Ketika tiba saatnya perpisahan akhir dan penguburan, anak laki-laki yang tertua memberikan sambutan selama upacara penguburannya nanti. Saudara dan sahabat, sambil membawa patung kertas-yang menggambarkan bentuk pria, wanita, dan berbagai peralatan rumah tangga lainnya-membentuk iring-iringan jenazah.

Setelah penguburan, suatu pesta disiapkan bagi para pelayat. Kebesaran dan lamanya waktu duka beragam menurut usia dan tingkatkan orang yang meninggal. Upacara kematian kini telah banyak disederhanakan pada abad ke-20, terutama sebagai akibat proses modernisasi, yang banyak menolak berbagai kepercayaan dan praktik-praktik kuno.

Perayaan dan Hari Libur

Selama ribuan tahun yang silam, berbagai perayaan dan hari libur telah berkembang di Cina. Salah satu perayaan dan hari libur yang penting adalah Tahun Baru, Tuan-Wu, dan Chung-Ch’iu.

Tahun Baru Cina jatuh pada hari pertama bulan pertama kalender Kamariah (sekitar akhir Januari atau akhir Februari). Perayaan ini adalah perayaan yang teramat penting, seperti halnya Hari Natal bagi orang Kristen.

Sekitar seminggu sebelum hari Tahun Baru seluruh rumah harus sudah dibersihkan. Para wanita berada di dapur seharian untuk menyiapkan makanan khusus menyambut Tahun Baru. Pada tanggal 23 bulan ke-12, dewa dapur pergi ke surga.

Oleh karena itu, semua anggota keluarga berkumpul di dapur dan menyiapkan suatu pesta bagi dewa itu. Gula-gula diberikan kepada dewa dapur sehingga dia akan menyatakan segala sesuatunya baik tentang keluarga itu di surga.

Pada malam Tahun Baru setiap orang tidak tidur semalaman, kecuali anak-anak kecil. Seringkali Tahun Baru merupakan satu-satunya saat semua keluarga berkumpul bersama dalam setahun. Kemenyan dibakar dan lentera dinyalakan. Sesajian dipersembahkan kepada para dewata dan nenek moyang beserta jamuan makan yang khusus disiapkan untuk mereka.

Makan malam besar keluarga disiapkan untuk malam itu, biasanya setelah malam larut. Anak-anak terbangun oleh berbagai suara petasan. Setiap orang mengenakan pakaian terbaiknya.

Pada hari Tahun Baru, para dewata dan nenek moyang diberi salam lagi dan diminta berkahnya. Untuk beberapa hari berikutnya (kadang-kadang selama dua minggu), saudara dan sahabat saling kunjung-mengunjungi dan memberi hadiah. Tidak salah lagi Tahun Baru adalah saat yang paling berbahagia dalam setahun.

Tuan-Wu jatuh pada tanggal 5 bulan ke-5. Asal-usul festival ini tidaklah jelas, tetapi sangat dirayakan oleh umum. Perayaan, yang datang pada awal musim panas, ini adalah saat untuk membersihkan rumah dan mencegah berbagai penyakit.

Dedaunan dan ranting-ranting jamu tertentu digantungkan di pintu untuk melindungi anggota rumah dari roh jahat. Hari libur ini juga dikenal sebagai Festival Perahu Naga. Seharian perahu dari berbagai jenis hilir mudik mengikuti lomba dayung.

Di senja hari banyak lampu diapungkan. Para penonton berkumpul di tepi sungai sambil berteriak dan bertepuk tangan. Bacang yang dibungkus dengan daun bambu dipersembahkan selama festival ini. Legenda menyatakan bahwa makanan jenis ini pada mulanya dengan sengaja dilemparkan ke air untuk memperingati seorang bijak kuno yang mati tenggelam.

Chung-Ch’iu, atau pertengahan musim gugur, diperingati pada setiap tanggal 15 bulan ke8. Orang Cina adalah pencinta bulan. Ketika tiba bulan ke-8, yang menandai akhir musim panas, mereka berkumpul di lapangan, mempersembahkan sesajian kepada bulan sambil menikmati kue yang disebut dengan kue-bulan.

Kawan dan saudara saling bertukar hadiah, sedangkan para pujangga menulis sanjak di malam hari. Seperti halnya festival Tahun Baru dan Tuan-Wu, Festival Pertengahan Musim Gugur adalah saat membayar kembali semua utang.

Di Cina terdapat banyak perayaan dan hari libur lainnya. Tanggal 15 bulan ke-1 disebut dengan Pesta Lentera. Di musim semi, selama liburan yang dikenal dengan Hari Kesucian, keluarga pergi ke pemakaman.

Di akhir musim gugur, yaitu pada tanggal 9 bulan ke-9 tibalah Festival Memanjat Ketinggian. Anak-anak khususnya sangat bergembira dengan hari liburan ini karena liburan ini membuat mereka bergembira ria dengan main layang-layang dan berpiknik.

Bahasa Cina

Bahasa tulis Cina sangatlah unik dan berbeda dari bahasa-bahasa dunia, karena abjad bahasanya tidak didasarkan pada bunyi. Bahkan sebaliknya, bahasanya terdiri atas sekitar 40.000 ideograf, atau huruf. Sebagian besar kosa kata memiliki satu suku kata, apabila diucapkan, sehingga bahasa ini juga disebut bahasa monosilabik.

Namun, meskipun kamus lengkap bahasa Cina mendaftar 40.000 huruf, bahkan lebih, tidak lebih dari 5.000 kata saja yang umum dipakai. Pemerintah komunis telah berusaha menyederhanakan bahasa tulis dengan mengambil suatu sistem abjad yang menggunakan kata yang lebih sedikit dan lebih sederhana dan yang didasarkan pada bunyi bahasa lisan nasionalnya.

Namun, abjad ini pun belum menggantikan sepenuhnya huruf tulisan Cina itu karena bahasa lisan memiliki banyak dialek yang berbeda, meskipun hurufnya sama saja di seluruh negeri.

Suatu sistem bahasa tulis Cina di dalam abjad Romawi yang hampir mendekati bunyi bahasa lisan yang dikenal dengan Sistem Pinyin, telah menggantikan sistem Wade-Giles yang sebelumnya digunakan untuk menerjemahkan tulisan Cina ke dalam bahasa Inggris. Sistem ini dipakai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1979.

Masa Lampau Cina

Di dalam sejarah Cina yang panjang terdapat beberapa tema penting. Salah satu tema itu berkenaan dengan penyebaran terus-menerus orang di negeri ini dari tanah aslinya di dataran Utara.

Dalam proses ini, Cina dapat meneguhkan dirinya sebagai suatu peradaban yang dominan di Asia Timur. Kadang-kadang, negara tetangganya seperti Korea, Annam (kini bagian dari Vietnam), Myanmar, dan Kepulauan Ryukyu, berada di bawah kendali politik Cina sehingga mereka membayar upeti kepada kekaisaran Cina.

Karena keterpencilan geografis, boleh dikatakan Cina hanya mempunyai hubungan yang terbatas dengan pusat peradaban lainnya hingga tibanya zaman modern. Posisinya yang dominan di Asia Timur, karena wilayahnya yang amat luas, penduduknya yang besar, dan prestasi budayanya menjadikan orang Cina perlahan-lahan menganggap dirinya sebagai pusat dunia yang beradab. Semua bangsa lain dianggap sebagai biadab yang hanya dapat menjadi beradab apabila terkena pengaruh kebudayaan mereka.

Semenjak Cina menjadi suatu kekaisaran pada abad ke-3 sebelum Masehi, di negeri ini telah sering terjadi pergantian dinasti, atau keluarga penguasa. Secara garis besar, dinasti-dinasti ini terbagi menjadi dua jenis.

Yang pertama adalah dinasti besar yang berkuasa lama, misalnya Dinasti Han (awal abad ke-3 sebelum Masehi hingga tahun 220), T’ang (618-906), Sung (960-1279), Ming (1368-1644), dan dinasti terakhir, Ch’ing, atau Manchu (1644-1912).

Jenis yang kedua adalah sejumlah dinasti kecil yang hanya berkuasa sebentar di antara masa pemerintahan dinasti-dinasti besar. Beberapa di antara dinasti kecil ini hanya bertahan selama tidak lebih dari 20 tahun atau bahkan kurang, seperti halnya dinasti Ch’in, sebelum Han.

Perbedaan lain adalah antara dinasti asli dan dinasti penakluk. Meskipun sebagian besar dinasti didirikan dan diperintah oleh orang Cina-Han, pada suatu saat orang dari perbatasan Utara dan Timurlaut dapat mengalahkan tentara Cina dan menetapkan diri sebagai penguasa kekaisaran Cina.

Karena dinasti ini berkuasa lewat penaklukan militer, mereka dikenal sebagai dinasti penakluk. Dinasti penakluk yang terkenal adalah Y’Lian, yang didirikan oleh Kubilai Khan dan tentara kuda Mongolnya pada tahun 1260, dan dinasti Ch’ing, yang didirikan oleh Manchu (yang berasal dari Manchuria).

Daur Dinasti

Baik lama maupun singkat, asli maupun asing, selama berabad-abad dinasti Cina jatuh dan bangun dalam suatu pola yang dilukiskan sebagai ”daur dinasti”. Sebuah dinasti baru biasanya muncul setelah suatu periode terpecah-belah dan perang saudara yang diakibatkan oleh kekacauan dinasti sebelumnya.

Sekali berdiri, dinasti baru akan berlangsung melalui suatu pemerintahan yang baik dan kemakmuran ekonomi, diikuti oleh suatu kemunduran karena tekanan penduduk, petualangan militer, atau faktor lain, dan akhirnya disusul oleh keterpecahbelahan dan akhirnya jatuh.

Menurut filsafat politik Cina, kehilangan kekuasaan suatu dinasti berarti kehilangan suatu mandat dari Tuhan. Secara teoritis, kaisar adalah penguasa mutlak karena dia mewakili kehendak Tuhan, bahkan kaisar sendiri dikenal sebagai Anak Tuhan.

Watak tradisi Cina yang relatif tidak berubah pada dasarnya dikarenakan ajaran Kongfucuisme, yang telah berkembang selama lebih dari 2.000 tahun. Karena kongfucuisme mengutamakan etika, maka konsep dan kekuatan hukum cenderung tetap lemah.

Sebaliknya, pendidikan selalu ditekankan karena pendidikan dianggap sebagai suatu cara yang paling efektif untuk mengajarkan moral. Sebagai akibatnya, pendidikan yang didasarkan pada ajaran kongfucuisme menjadi metode utama untuk memilih para pemimpin dan pejabat pemerintahan serta masyarakat.

Sistem untuk maksud memilih ini adalah penggemblengan masyarakat yang terbuka secara teratur bagi orang-orang yang terpelajar. Terdapat beberapa macam titel, yang diberikan di setiap akhir ujian itu, pada empat tingkatan yang berbeda. Titel tersebut pada dasarnya sama dengan ijazah sekolah modern, yang berkisar dari ijazah sekolah atas hingga gelar doktor.

Ujian ini sangatlah kompetitif sehingga hanya beberapa orang calon saja yang berhasil lulus. Mereka yang telah lulus patut menduduki jabatan dalam pemerintahan. Kalau pun tidak memegang jabatan dalam pemerintahan, mereka akan menjadi pemimpin masyarakat.

Berbagai Kelas di Cina Kuno

Di Cina kuno terdapat 4 kelas, yaitu cendekiawan, petani, pengrajin, dan pedagang. Karena pertanian adalah basis kehidupan ekonomi, para petani sangat dihormati. Pedagang dipandang rendah karena mereka hidup dari tenaga orang.

Sebenarnya, di Cina hanya ada dua kelas cendekiawan sebagai kelas yang memerintah dan selebihnya sebagai kelas yang diperintah. Namun, rakyat bergeser kedudukannya di dalam masyarakat karena bukannya tidak mungkin bahwa anak seorang petani memperoleh pendidikan Kongfucuisme klasik dan menjadi pejabat pemerintah apabila memang lolos dalam ujian.

Wanita tidak diizinkan untuk berlomba di dalam ujian meskipun beberapa di antara mereka, khususnya dari keluarga kelas atas, memperoleh pendidikan di rumah.

Seperti halnya peradaban lain, tradisi Cina pun juga memiliki banyak kelemahan. Namun, berbeda dengan peradaban kuno lain, peradaban Cina dapat bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama. Salah satu alasan utamanya adalah ideologi Kongfucuisme.

Walaupun tidak berarti tanpa kekurangan, khususnya dari sudut pandangan modern, Kongfucuisme, di dalam kondisi tradisional, terbukti dapat dijalankan di Cina, bahkan juga di negara-negara tetangganya.

Kongfucuisme pada dasarnya adalah manusiawi dan rasional sehingga relatif mudah untuk diterima oleh banyak orang. Hal ini merupakan alasan mengapa orang Cina tidak pernah berperang karena alasan agama serta mengapa Kongfucuisme berhasil mempertemukan tantangan dari berbagai sistem pemikiran hingga zaman modern sekarang ini.

Salah satu faktor pendukungnya adalah kesamaan bahasa tulis sehingga memudahkan penyebaran ajaran Kongfucuisme ke seluruh bagian negeri. Orang Cina bertutur dalam dialek yang berbeda dan bahkan hingga kini pun orang dari Beijing mungkin akan mendapat kesulitan memahami tutur bahasa orang dari Selatan. Namun, mereka saling mengerti tulisan dari kedua orang yang berbeda itu. Hal ini adalah karena bahasa tulis Cina telah seragam sejak abad ke-3 sebelum Masehi.

Di samping itu, tradisi sentralisasi politikyang sudah berlangsung lama membantu menjamin kelangsungan budaya. Meskipun terdapat pula periode terpecah belah dan perang saudara, Cina merupakan kekaisaran yang tersentralisasi.

Pemerintah kekaisaran mengontrol seluruh bagian wilayahnya dan bupati setempat pun diangkat oleh kaisar. Angkatan bersenjata, pajak, layanan sipil, pengadilan, pendidikan, ukuran dan timbangan, serta pemeliharaan jalan pos secara serempak dikontrol dan diawasi oleh pemerintah pusat meskipun terdapat pula perbedaan regional.

Cina Modern

Fase sejarah Cina modern dimulai bukan karena perubahan besar yang terjadi, tetapi karena kedatangan orang Barat. Pada awal abad ke-19, negeri ini masih merupakan sebuah kekaisaran di Asia Timur yang terkucil.

Sebenarnya sudah terdapat beberapa kontak dengan orang Barat. Akan tetapi, kontak-kontak demikian tidak membawa perubahan yang penting dan Cina tetap berada dalam sikap mengabaikan dunia Barat dan masih sangat enggan untuk membuat penyesuaian dengan kondisi dunia pada waktu itu.

Hubungan antara orang Cina yang sangat terikat dengan tradisi dan orang Barat yang dinamis pada awal abad ke-19 telah mengarah ke suatu pergerakan yang sangat cepat ke suatu objek yang tak dapat bergerak. Suatu benturan tak dapat dielakkan.

Benturan pertama muncul di dalam bentuk perang Inggris-Cina yang pertama, yang seringkali pula disebut Perang Candu, pada tahun 1839 ketika Inggris menggunakan kekuatan untuk membuka perdagangan dengan negeri ini.

Kekalahan Cina di dalam perang ini mengakibatkan ditandatanganinya serangkaian perjanjian pertama yang oleh bangsa ini disebut sebagai ”perjanjian tak seimbang”. Setiap kali dikalahkan oleh satu kekuatan ataupun kekuatan gabungan Barat, Cina kehilangan sebagian wilayahnya atau haknya sebagai sebuah negara merdeka.

Menjelang akhir abad ke-19, Cina telah kehilangan semua yang disebut ”pagar” -nya, yaitu wilayah protektorat Cina-Korea dan Taiwan jatuh ke Jepang, sebagian besar wilayah Utara dan Timurlaut jatuh ke Rusia, Annam ke Prancis, dan Myanmar ke Inggris.

Di samping itu, semua kekuatan Barat dan Jepang mendesak ke seluruh bagian dan mengklaim daerah ”pengaruh” mereka. Dalam waktu kurang dari 50 tahun, kekaisaran Cina yang dahulu jaya itu berkurang statusnya menjadi sebuah wilayah setengah jajahan, di ambang pendudukan oleh berbagai kekuatan imperialis.

Pada paruh kedua abad ke-19, kemampuan Cina mengatasi berbagai tantangan dari luar menjadi jauh berkurang karena kekacauan dalam negeri sendiri. Tekanan penduduk, pajak yang terlalu berat, dan pemerintahan yang korup mengancam sistem tradisi kuno.

Di hampir setiap tempat di Cina terjadi pemberontakan sehingga lebih menenggelamkan negara ke dalam peperangan dan kehancuran. Yang paling menghancurkan di antara pemberontakan tersebut adalah pemberontakan Taiping yang dimulai pada tahun 1851 dan baru dapat dipadamkan pada tahun 1864.

Para pemberontak Taiping bertempur dengan gigihnya untuk menggulingkan dinasti Manchu. Mereka berhasil menguasai banyak wilayah Cina yang paling produktif dan mengakibatkan jutaan korban dan harta benda yang tak terbilang jumlahnya.

Pada saat yang sama, Nien, kelompok pemberontak lain, juga aktif di Cina Utara, sedangkan orang Islam memberontak di bagian baratdaya dan akhirnya di baratlaut pula. Agresi luar dan kekacauan dalam negeri menguras semua kekuatan kekaisaran yang hancur itu.

Meskipun dinasti Manchu dapat bertahan menghadapi berbagai pemberontakan, tetapi Manchu sangat ditekan sekali dari wilayah-wilayah yang telah terpengaruh asing. Untuk menghadapi agresi dari Barat, yang berkekuatan militer lebih unggul, nasionalisme yang kuat, dan berbagai teknik modern di dalam organisasi dan komunikasi, Cina menjadi tidak berdaya.

Di bawah keadaan seperti inilah, Cina mulai mengubah kebijakan menutup diri dari Barat menjadi kebijakan belajar dari Barat. Upaya modernisasi yang pertama adalah di bidang pertahanan nasional. Senjata, kapal, dan jaringan kereta api dibangun dengan bantuan asing.

Berbagai sekolah didirikan untuk melatih para personel teknis, termasuk ahli-ahli bahasa asing. Proyek modernisasi yang mahal ini terbukti tak berguna ketika pada tahun 1895 Cina dikalahkan oleh Jepang dalam Perang Sino-Jepang.

Setelah itu, berbagai upaya dijalankan untuk mengubah Cina di bidang ekonomi dan politik karena kekalahan tahun 1895 menunjukkan bahwa Cina tidak dapat aman hanya dengan mengandalkan pembangunan angkatan darat dan laut yang modern, padahal sistem politik dan ekonominya masih terbelakang.

Lahirnya Republik

Di samping itu, ide-ide baru yang menyegarkan seperti demokrasi, nasionalisme, dan individualisme yang dibawa ke Cina oleh Barat, semakin menarik banyak pemikir negeri. Sebagian di antaranya lalu menganjurkan suatu reformasi, sedangkan sebagian yang lainnya menyiapkan suatu revolusi.

Sementara para pembaharu hanya mendapatkan sedikit kesuksesan, para revolusioner, di bawah Dr. Sun Yat Sen (1866-1925), berhasil menumbangkan dinasti Manchu dan mendirikan sebuah negara republik pada tahun 1912. Peristiwa ini juga kami bahas di artikel Kebangkitan Cina

Republik yang baru ini lalu segera dihadapkan pada berbagai masalah. Karena tidak memiliki kekuatan militer yang nyata, Sun Yat Sen segera dipaksa untuk melepaskan kedudukannya sebagai presiden sementara republik yang baru dan digantikan oleh Yuan Shih K’ai, yang menguasai tentara di Utara. Yuan lalu melangkah untuk membubarkan sistem pemerintahan parlemen dan berusaha memulihkan monarki dengan memproklamasikan dirinya sebagai kaisar.

Setelah kematian Yuan pada tahun 1916, dimulailah suatu zaman yang disebut dengan kekuasaan militer. Kaum militer di berbagai tempat di Cina saling bertempur sendiri sehingga pemerintah pusat di Beijing berpindah-pindah tangan menurut siapa pemenangnya.

Kaum revolusioner di bawah Sun Yat Sen mengorganisasikan diri di bawah Partai Nasional yang dikenal sebagai Kuomintang dan berbasis di Cina Selatan. Setelah Sun meninggal pada tahun 1925, kepemimpinan Kuomintang pindah ke tangan Chiang Kai Shek.

Pada tahun 1926, Chiang memimpin ekspedisi tentaranya ke utara melawan militer yang berkuasa. Dia berhasil mengalahkan sebagian besar penguasa militer itu dan akhirnya mendirikan sebuah pemerintahan nasional yang baru di Nanking.

Cina di bawah Chiang Kai Shek mengalami keterpecahbelahan dalam negeri dan ancaman dari luar. Di dalam negeri sendiri, Partai Komunis yang didirikan pada tahun 1921, menantang pemerintahan pusat dan mengadakan pemberontakan.

Ancaman dari luar adalah militerisme Jepang yang mau memperluas kerajaannya dengan menaklukkan Cina. Pada tahun 1931, Jepang dapat menduduki Manchuria. Lima kampanye militer utama pada awal tahun 1930-an akhirnya berhasil mencabut Partai Komunis dari basisnya serta mengusirnya ke wilayah-wilayah terpencil di baratlaut, tetapi ancaman dari Jepang masih tetap serius.

Di samping berbagai kesulitan ini, pemerintah nasionalis di bawah Chiang dapat melancarkan modernisasi dan membuat berbagai keberhasilan yang mengesankan. Khawatir terhadap Cina yang bersatu dan kuat, Jepang akhirnya menyerang Cina pada bulan Juli tahun 1937 dan dimulailah perang perlawanan selama 8 tahun. Terancam oleh musuh bebuyutannya, kaum nasionalis dan komunis membentuk suatu Front Persatuan.

Ketika Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945, tentara komunis menjadi semakin banyak dan kuat, sedangkan pemerintah nasionalis dihantui oleh berbagai masalah. Moral militernya menurun, inflasi tak dapat dikendalikan, dan kemampuan pemerintah untuk memperoleh dukungan rakyat jatuh karena pemerintahannya korup dan tak efisien.

Meskipun berbagai upaya dilakukan oleh Amerika Serikat untuk mendamaikan partai-partai yang saling berperang, perang saudara tetap menjarah Cina sehingga akhirnya Chiang dan pemerintahannya terpaksa mundur ke pulau Taiwan (Formosa). Pada tanggal 1 Oktober 1949, kaum komunis di bawah Mao Tse Tung memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat Cina di kota kuno Beijing.

Saat ini

Baik pemerintahan komunis maupun pemerintahan nasionalis menganggap Taiwan sebagai bagian dari Cina. Masing-masing mengklaim sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah. Pada tahun 1971, Republik Rakyat Cina menggantikan pemerintahan nasionalis sebagai wakil Cina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selanjutnya, pada tahun 1979, Amerika Serikat menjadi negara besar terakhir yang mengakui Republik Rakyat Cina sebagai wakil sah semua pemerintah. Inggris dan Portugal tetap mempertahankan koloninya di Hong Kong dan Makao di pantai Cina.

Di dalam negeri, Cina dibagi menjadi 21 propinsi, 3 kota praja (Beijing, Shanghai, dan Tienstin), dan 5 daerah otonom yang merupakan tempat tinggal kelompok-kelompok minoritas besar. Unit administrasi yang lebih kecil mengendalikan berbagai urusan lokal.

Masyarakat di Bawah Komunisme

Salah satu aspek utama pemikiran komunis adalah perjuangan kelas. Bahkan sebelum komunis berkuasa, Mao Tse Tung telah membagi masyarakat Cina ke dalam beberapa kelas sosial. Buruh dan petani (kaum proletar) diharapkan menjadi tuan di dalam masyarakat.

Mereka didukung oleh tentara yang secara resmi disebut Tentara Pembebasan Rakyat yang diambil dari buruh dan petani. Para tuan tanah di pedesaan serta kaum kapitalis di kota-kota dianggap sebagai musuh kaum proletar sehingga mereka harus dimusnahkan atau diperbaharui.

Dimulailah gerakan reformasi lahan di awal tahun 1950-an terhadap para tuan tanah dan pada saat yang sama harta milik perorangan disita atau berada di bawah pengawasan negara. Gerak gerik kelas menengah (kaum borjuis) diawasi oleh rezim baru, tetapi semua diharuskan mengikuti apa yang disebut dengan reformasi pemikiran.

Reformasi pemikiran adalah semacam indoktrinasi secara intensif yang dirancang untuk membuat para pemikir dan orang-orang lain menerima doktrin sosialisme Mao. Pada awal tahun 1950, rezim komunis juga mengesahkan Undang-Undang.

Pernikahan, yang dimaksudkan untuk mengubah kedudukan kaum wanita di dalam masyarakat Cina. Di bawah undang-undang ini, wanita diberi status dan hak yang sama dengan pria. Seorang istri, dengan alasan yang cukup, dapat meminta cerai dari suaminya dan banyak di antara mereka telah melakukannya.

Pendidikan bagi kaum wanita juga digalakkan. Banyak di antara kaum wanita aktif di dalam politik, organisasi sosial, dan di berbagai pabrik. Baik di kota maupun di desa didirikan balai perawatan untuk mengurus anak kecil. Biasanya, balai perawatan ini mempekerjakan wanita yang setengah baya sehingga anak-anak yang lebih muda dapat pergi ke sekolah atau ke tempat kerja.

Semua bentuk agama dianggap sebagai takhayul oleh kaum komunis. Penganut Kristen, Islam, Budha, dan agama lainnya sebenarnya diizinkan untuk melakukan kewajibannya oleh Konstitusi 1954. Namun, baru pada tahun 1978, kebebasan beragama ini dijamin. Praktik keagamaan lainnya, seperti pemujaan nenek moyang dan arak-arakan penguburan, juga telah dilarang oleh pemerintah sehingga kini jarang dilakukan.

Pola tradisi keluarga besar dianjurkan untuk menjadi keluarga kecil dibawah komunisme. Begitu pula keluarga yang merupakan batu ujung masyarakat Cina dihapuskan. Kini rakyat diorganisasikan menurut unit-unit kesatuan yang berbeda-beda. Partai Komunis sendiri memiliki sekitar 35.000.000 anggota; bagi pemuda disediakan Liga Pemuda Komunis dan bagi anak-anak terdapat organisasi nasional yang disebut dengan Pionir Muda.

Buruh industri dan para pengrajin juga memiliki organisasinya sendiri, sedangkan kaum tani diorganisasikan ke dalam Barisan Produsen di masyarakat pedesaan. Fakta terpenting di dalam kehidupan sosial Cina modern adalah bahwa segala sesuatu berada di bawah pengawasan Partai Komunis.

Kehidupan di Kota

Di dalam Cina kuno, sebagian besar kota besar terutama merupakan pusat administrasi pemerintahan untuk melaksanakan berbagai urusannya. Selama abad ke-19, karena semakin banyak kota pelabuhan dibuka untuk berdagang dengan Barat, bermunculanlah kota komersial yang modern sehingga banyak mengubah gaya kehidupan kotanya.

Salah satu ciri utama kota modern Cina merupakan bukti adanya pengaruh asing yang kuat. Di banyak kota terdapat tempat-tempat permukiman asing yang dikenal dengan konsesi, yaitu tempat orang asing melaksanakan berbagai urusannya tanpa campur tangan dari pemerintah.

Kini, setelah lebih dari 30 tahun masa kekuasaan komunis, kehidupan kota Cina telah banyak berubah. Perubahan ini terjadi karena keyakinan dan prinsip dasar yang dianut oleh para pemimpin komunis.

  1. Pertama, kaum komunis percaya bahwa kota adalah pusat korupsi, dekadensi borjuis, dan eksploitasi. Oleh karena itu, kota harus dibangun kembali, bukan fisiknya, tetapi jiwanya.
  2. Kedua, meskipun urbanisasi adalah hal yang tak dapat dihindari di dalam proses modernisasi, kaum komunis dilahirkan untuk mengurangi, kalau pun tidak menghapus sama sekali, perbedaan antara kehidupan desa dan kota.
  3. Ketiga, sesuai dengan kebijakan pemerintah, lebih dari ratusan juta penduduk kota dimukimkan kembali ke pelosok-pelosok negara untuk meringankan tekanan penduduk.

Satu hal penting adalah bahwa kehidupan kota di Cina berbeda jauh dengan kehidupan di banyak kota di dunia. Hal itu adalah karena tidak adanya gemerlap kegembiraan. Penghapusan terhadap apa yang oleh pemerintah disebut sebagai pengaruh borjuis dan imperialis telah menjadikan kota negeri ini sebagai suatu kota yang tegang.

Karena semua kegiatan komersial praktis dikendalikan oleh pemerintah, bagian kota yang sibuk pun tidak terlalu sibuk dan bersemangat seperti halnya di banyak kota lain. Di kota hanya terdapat beberapa lampu neon, lalu lintas lenggang, dan tidak terdapat kehidupan malam.

Tidak terdapat bar, klub malam, atau pun judi kasino, sedangkan teater hanya mempertunjukkan film, opera, atau produk teater lain yang telah disetujui oleh partai. Berbagai bentuk hiburan ini digunakan untuk maksud-maksud politik, sedangkan tema yang paling umum adalah kebaikan sosialisme dan kejayaan komunis.

Penghapusan kekayaan pribadi dibarengi dengan menurunnya kriminalitas. Dibandingkan dengan kota-kota lain, angka kejahatan di kota-kota Cina sangat rendah. Berbagai masalah sosial seperti alk*holisme, kec*nduan *bat, j*di, p*lacuran, dan kenakalan remaja tidaklah terlalu serius dibandingkan dengan kota lainnya. Hal ini mungkin sebagian besar disebabkan oleh intensitas pendidikan komunis serta keketatan pengawasan partai.

Dibandingkan dengan wilayah pedesaannya, tingkat kemakmuran materi dalam banyak hal di kota-kota Cina adalah lebih tinggi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa banyak masyarakat masih lebih suka tinggal di kota meskipun terdapat berbagai upaya pemerintah yang menggalakkan perpindahan mereka ke daerah pedesaan.

Selama rezim Mao, pakaian sebagian besar orang laki-laki biasanya terdiri dari tunic, yaitu jaket yang diberi kancing di lehernya, dan celana panjang yang agak komprang. Para wanita generasi muda berpakaian sama dengan prianya sehingga para tamu asing seringkali sulit untuk membedakannya.

Pemakaian kosmetik dianggap sebagai suatu tanda dekadensi meskipun dalam acara-acara tertentu para wanita mungkin berpakaian warna-warni. Biru dan abu-abu adalah warna pakaian yang paling dominan, yang dalam beberapa hal terbuat dari bahan katun yang agak kasar.

Pakaian yang terbuat dari wol atau bahan tiruan dan alas kaki kulit dipandang sebagai barang mewah. Setelah Mao meninggal, pakaian dan berbagai barang hiasan seperti yang ditemukan di negara-negara Eropa mulai bermunculan di Cina, khususnya di antara pakaian pemuda kota.

Dari waktu ke waktu, makanan selalu dijatah. Meskipun di Cina tidak terdapat kelaparan yang luas, kadang-kadang timbul pula kekurangan pangan. Cadangan daging dan unggas selama bertahun-tahun kurang mencukupi, tetapi pemerintah telah berusaha menjamin pembagian pangan dan sayuran seadiI-adilnya. Antrian makanan merupakan suatu pemandangan yang umum di kota-kota, seringkali sudah dimulai sejak dini hari.

Berbagai restoran masih menghidangkan berbagai menu lezat Cina tradisional. Namun, walaupun terdapat peningkatan di dalam berbagai barang konsumen, sebagian besar penduduk kota harus puas dengan apa yang dapat dihasilkan oleh dapur mereka.

Karena penduduknya besar, kebanyakan kota Cina mengalami kekurangan perumahan yang sangat kronis. Di samping pemugaran berbagai bangunan kuno, berbagai bangunan baru pun juga dibangun untuk para pekerja, khususnya para pekerja industri.

Akan tetapi, di berbagai bangunan baru pun, jarang ditemukan ruang yang kosong. Sebuah keluarga dengan 5 orang anggota tidak memiliki lebih dari dua kamar dan harus menggunakan dapur serta kamar mandi bersama-sama dengan beberapa keluarga lainnya.

Namun, kesehatan di kota-kota Cina telah menjadi semakin baik sehingga di daerah kumuh pun telah tertanam rasa kebersihan. Harga sewa sangat rendah, umumnya kurang dari 10% pendapatan sebuah keluarga. Karena sebagian besar perusahaan dimiliki dan dioperasikan oleh negara, mayoritas buruh di kota dilindungi oleh jaminan kesehatan dan berbagai jaminan lainnya.

Di Cina sebenarnya tidak terdapat sepeda motor pribadi, tetapi sepeda adalah pandangan umum. Transportasi umum adalah bus dan trem listrik. Berbagai barang seringkali diangkut dengan gerobak dorong daripada dengan truk.

Banyak orang Cina suka berolahraga senam dan para pemuda suka ambil bagian dalam olah raga tim bola basket, sepak bola, dan bola voli. Senam dan tenis meja adalah olahraga yang paling populer.

Menurut ukuran Amerika dan Eropa Barat, orang Cina, baik di kota maupun di desa, menjalani kehidupan yang sangat sulit. Namun, sejak Mao Tse Tung meninggal pada tahun 1976, para pemimpin negeri ini telah berusaha meningkatkan pembangunan ekonominya agar rakyat dapat menikmati setidak-tidaknya kenikmatan dasar kehidupan modern.

Untuk melaksanakan ini, para pemimpin Cina memandang perlu untuk mendapatkan bantuan teknologi Barat. Para perencana ekonomi juga telah memperkenalkan apa yang mereka sebut sebagai ”sistem tanggung jawab”.

Berdasarkan sistem ini, jika suatu pertanian memanen lebih dari quota yang ditetapkan kepadanya oleh pemerintah, para petani dibolehkan untuk menjual kelebihannya di pasaran terbuka sebagai hasil keuntungan. Tujuannya adalah untuk memotivasi peningkatan produksi.

Kota Utama

Di Cina terdapat beberapa kota utama, antara lain sebagai berikut:

Beijing

Beijing, yaitu ibu kota Cina dan merupakan kota terbesar kedua dengan penduduk lebih dari 9.000.000 orang, terletak di dataran rendah Utara, sekitar 56 km selatan Tembok Besar. Meskipun Beijing dikenal dengan berbagai nama, Beijing telah ada sejak zaman kuno dan, kecuali selama waktu singkat, merupakan ibu kota selama berabad-abad.

Penakluk Mongol, Kubilai Khan, menjadikan Beijing ibu kotanya pada abad ke-13 dan menyebutnya dengan Khanbalik (Cambaluc). Beijing, atau ”Peking”, yang berarti ”ibu kota utara” merupakan ibu kota kekaisaran Cina yang pertama dan kemudian ibu kota Republik, yaitu sejak abad ke-15 hingga tahun 1928.

Ketika Nanking (”ibu kota selatan”) menjadi ibu kota Republik Cina, Peking diganti namanya menjadi Peiphing (”kota damai utara”). Nama Peking dipakai kembali ketika komunis menjadikannya sebagai ibu kota Republik Rakyat Cina pada tahun 1949.

Kini Beijing merupakan pusat budaya dan pendidikan tinggi Cina serta pusat pemerintahan. Di Beijing banyak terdapat universitas dan merupakan lokasi Akademi Ilmu di negara ini dan Museum Sejarah Nasional. Perpustakaan Beijing merupakan perpustakaan terbesar di Cina.

Meskipun sebelum tahun 1949 Beijing bukan merupakan kota industri yang penting, kini Beijing memproduksi besi dan baja, berbagai peralatan, dan tekstil.

Di jantung kota Beijing terdapat dua tembok kota kuno. Di kota utara, atau Kota Dalam, terdapat Kota Terlarang yang pernah menjadi tempat tinggal para kaisar Cina. Istana kekaisaran ini sekarang menjadi museum nasional.

Yang mengelilingi Kota Terlarang adalah Kota Kekaisaran kuno, yaitu tempat tinggal berbagai pejabat dan hakim kaisar. Sekarang, bagian ini merupakan pusat pemerintahan Republik Rakyat Cina. Berbagai pertemuan politik dan parade militer sering dilangsungkan di Tien An Men, alun-alun utama Beijing.

Di kota bertembok selatan, yang disebut Kota Luar, terdapat dua bangunan yang terkenal, Kuil Pertanian dan Kuil Surga beratap biru, yang kini merupakan taman rakyat. Di luar dua kota bertembok telah didirikan berbagai distrik baru dengan rumah-rumah, pabrik, universitas, dan berbagai bangunan umum lainnya.

Shanghai

Shanghai adalah kota terbesar di Cina, kota pelabuhan, dan pusat industri yang besar. Dengan penduduk sekitar 12.000.000 jiwa, Shanghai merupakan salah satu kota terbesar dunia. Shanghai terletak di pantai timur Cina, yaitu di tepi Sungai Whangpoo, dekat muara Sungai Yangtze di Laut Cina Timur.

Meskipun Shanghai telah didiami lebih dari 1.000 tahun yang lalu, Shanghai baru menjadi kota yang relatif penting pada pertengahan abad ke-19. Perkembangan kota yang sangat pesat terjadi setelah Shanghai dibuka sebagai kota pelabuhan untuk berdagang dengan Barat menyusul kekalahan Cina dalam Perang Candu.

Karena letaknya, Shanghai berperan sebagai jalan keluar berbagai hasil lembah Sungai Yangtze serta jalan masuk berbagai barang yang menuju ke pedalaman Cina. Shanghai lalu dikenal sebagai kota surga karena Shanghai menawarkan berbagai barang kepada rakyatnya.

Shanghai merupakan pusat komersial, perdagangan asing, perbankan, industri, perkapalan, serta pendidikan dan percetakan. Shanghai juga terkenal dengan berbagai kejahatan, perjudian, dan pelacuran sebagai sasaran para pedagang narkotika. Aspek Shanghai kuno ini kini tinggal menjadi kenangan pahit.

Bagian kota Shanghai yang tertua dan paling padat penduduknya adalah di selatan. Jalanannya yang sempit dan simpang siur dahulu pernah dikelilingi dengan tembok tinggi, tetapi akhirnya dirobohkan dan jalan yang sempit itu kini diganti dengan jalan yang lebar. Bagian utara kota adalah bekas pemukiman orang asing. Di tempat inilah dahulu orang Barat mendirikan kedutaan, bank, dan kantor perdagangannya.

Jalan Nanking di Shanghai yang terkenal, dengan berbagai pertokoan dan restorannya, terletak di bagian utara kota ini, begitu pula Bund, yaitu jalan lebar yang bertepikan berbagai bangunan di sepanjang Sungai Whangpoo.

Di sebelah utaranya lagi adalah pusat kota Shanghai. Bagian ini adalah bagian kota Shanghai yang terbaru. Bagian ini dibangun pada tahun 1930-an dan dipugar kembali setelah Perang Dunia II. Kantor administrasi kota praja Shanghai terletak di bagian ini.

Di samping Beijing dan Shanghai, di Cina juga terdapat beberapa kota besar lainnya yang berpenduduk lebih dari 3.000.000 jiwa. Salah satu di antara kota terbesar dan terpenting itu adalah Tientsin, yang merupakan salah satu di antara 3 kota praja yang secara langsung dikontrol oleh pemerintah pusat (kota praja lainnya adalah Beijing dan Shanghai).

Sebagai kota pelabuhan dan kota industri yang tidak begitu jauh dari Beijing, Tientsin berkembang dengan pesat setelah kota ini dibuka sebagai tempat berdagang dengan orang Barat pada pertengahan abad ke-19. Setelah dibangun secara luas pada awal abad ke-20, kini Tientsin merupakan sebuah kota modern. Industri utamanya adalah tekstil serta produk besi dan baja.

Shenyang

Shenyang yang sebelumnya dikenal dengan Mukden adalah kota utama di Manchuria, wilayah Cina Timurlaut yang padat industrinya, dan ibu kota propinsi Liaoning. Shenyang menghasilkan mesin, peralatan mesin, truk, mobil, traktor, lokomotif, dan juga merupakan pusat transportasi dengan jaringan jalan raya yang sangat luas.

Setelah jangka waktu yang lama sebagai pusat koloni di Manchuria, Shenyang lalu diambil alih oleh dinasti Manchu sebagai ibu kotanya sebelum dinasti ini dapat menaklukkan Cina. Dari tahun 1931-1945, Shenyang diduduki oleh Jepang.

Nama Mukden berasal dari Insiden Mukden tahun 1931. Jepang, yang mendakwa harta miliknya telah dirusak oleh Cina, menggunakan ”insiden” ini sebagai alasan untuk menyerang dan menaklukkan Manchuria. Bagian kuno kota ini terdiri atas bekas istana kaisar. Bagian barunya, yang sebagian besar dibangun selama pendudukan Jepang, memiliki jalan yang luas dan berbagai gedung tinggi.

Kanton

Sebagai kota pabrik dan pelabuhan, yang terletak dekat muara Sungai Mutiara (Kanton), Kanton merupakan kota terbesar di Cina Selatan dan ibu kota propindi Kwangtung. Berbagai pekan raya dagang internasional yang penting sering dilangsungkan di Kanton.

Besi dan baja, mesin, tekstil, semen, kertas, dan gula pasir merupakan produk industri utamanya. Kanton juga terkenal dengan berbagai kerajinan tangan seperti barang pernis serta ukiran gading dan batu giok.

Kanton merupakan salah satu kota pertama di antara kota-kota Cina yang berhubungan dengan Barat, yang dimulai dengan kedatangan para pedagang Portugis pada awal abad ke-16. Menyusul Perang Candu, Kanton merupakan salah satu di antara 5 pelabuhan Cina yang dibuka untuk perdagangan asing. Modernisasi bagian kota berdinding kuno ini dimulai pada tahun 1920-an. Dinding-dinding ini dirobohkan serta diganti dengan jalan-jalan dan taman yang luas.

Wuhan

Wuhan adalah kota industri dan perdagangan, kota terkemuka di Cina tengah, dan ibu kota propinsi Hupeh. Wuhan terdiri atas tiga kota: Hankow, Hanyang, dan Wuchang. Wuchang, yang tertua di antara ketiga kota itu, didirikan sekurang-kurangnya 2.200 tahun yang silam.

Ketiga kota, yang terletak di pertemuan Sungai Han dan Yangtze, itu dihubungkan oleh sebuah jembatan. Hankow, yang terbesar di antara ketiga kota itu, sebelum dibuka bagi perdagangan asing pada tahun 1858, merupakan desa nelayan kecil. Wuchang, yang sudah lama menjadi pusat budaya yang penting, merupakan jantung administrasi kota Wuhan.

Berbagai produk industrinya meliputi besi dan baja, peralatan mesin, mesin pertanian, dan tekstil. Di tahun 2019 – 2020 di kota inilah asal mula virus corona sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia saat in.

Kota lainnya

Kota-kota penting Cina lainnya adalah Chungking, yaitu kota terbesar di baratdaya dan ibu kota sementara selama pendudukan Jepang; Nanking, yang menjadi ibu kota republik ini pada tahun 1928 dan kini merupakan ibu kota propinsi Kiangsu; Lijta, bekas Port Arthur dan Dairen; Sian, yaitu kota utama di Baratlaut dan merupakan ibu kota propinsi Shensi; Harbin, yang merupakan kota penting di Manchuria ibu kota propinsi Heilungkiang; Tsingtao di propinsi Shantung; Chengtu, yaitu ibu kota propinsi Szechwan; dan Taiyiian, yaitu ibu kota propinsi Shansi.

Perekonomian Cina

Perubahan menjadi sebuah negara “industri modern bagi sebuah negara pertanian dan terbelakang seperti Cina adalah sangat sulit. Namun, kaum komunis berusaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi setinggi mungkin dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Setelah program reformasi tanah pada tahun 1950-1951, pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun pada tahun 1953. Dengan bantuan yang sangat besar dari Uni Soviet, Cina berhasil meletakkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah timurlaut dan lembah Sungai Yangtze hilir.

Pada tahun 1958, pemerintah Cina menyatakan bahwa rata-rata angka pertumbuhan industri setahunnya adalah 28%, sedangkan bagi pertaniannya hampir 10%. Pada tahun yang sama, dilancarkanlah kampanye.

Loncatan Jauh ke Depan yang dibarengi dengan pengorganisasian masyarakat di daerah pedesaan. Karena perencanaan yang kurang baik, kondisi iklim yang buruk, dan kurang koordinasi, Loncatan Jauh ke Depan ini akhirnya menjadi suatu bencana sehingga pembangunan ekonomi Cina mengalami kemunduran yang serius.

Baru pada pertengahan tahun 1966, setelah berakhir Revolusi Kebudayaan Proletar Besar yang sekali lagi menyebabkan kekacauan ekonomi nasional, Cina mulai pulih dari petaka ekonomi yang diderita selama Loncatan Jauh ke Depan itu.

Tekanan lalu dialihkan ke pembangunan pertanian, sebagian diakibatkan oleh ditariknya bantuan Rusia karena pertikaian Cina dengan Uni Soviet tentang bagaimana membangun komunisme.

Setelah Mao Tsetung meninggal, para pemimpin Cina melancarkan berbagai program ekonomi yang diharapkan akan dapat memodernisasi perekonomian negara menjelang akhir abad ke-20. Mereka mencari bantuan dari berbagai negara industri di dunia untuk memodernisasi pertanian, industri, ketangguhan militer, serta ilmu dan teknologi Cina.

Di samping naik dan turunnya perekonomian selama kurang lebih 20 tahun yang silam, terdapat beberapa masalah fundamental yang membuat pembangunan ekonomi mengalami kesulitan. Meskipun industrialisasi sangat digalakkan, kini Cina masih merupakan negara pertanian.

Pertanian masih merupakan bentuk kehidupan ekonomi yang dominan, meliputi hampir separuh devisa negara, dan mempekerjakan sekitar 80% tenaga buruh. Produksi pertanian yang rendah ditambah dengan tekanan penduduk yang terus meningkat, berarti bahwa hanya terdapat sedikit kelebihan untuk ditanamkan sebagai modal di bidang industri.

Hal itu berarti bahwa kemampuan Cina untuk membeli berbagai barang luar negeri juga terbatas. Terlebih lagi peningkatan penduduk berarti peningkatan tenaga kerja. Apabila pertanian dan industri tidak berkembang secara memadai untuk menampung tenaga kerja tambahan, masalah pengangguran dan keterbelakangan akan menjadi lebih serius.

Pertanyaan yang sering terlontar adalah, ”Apakah orang Cina telah menikmati perbaikan standar hidup secara nyata sejak komunis berkuasa?” Pada tahun-tahun awal kekuasaan komunis terdapat berbagai laporan tentang penjatahan makanan, malagizi, dan kekurangan perumahan.

Pakaian penduduk yang kumal juga banyak diperhatikan oleh pengamat asing. Di samping itu, sejumlah wisatawan yang berkunjung ke Cina, setelah kunjungan Presiden Nixon pada tahun 1972, melaporkan berbagai cerita yang positif tentang penduduk yang cukup makan dan berumah pantas.

Pastilah, Cina di bawah komunisme telah membuat langkah kemajuan besar di bidang perekonomian tertentu. Menurut standar Barat, bangsa ini masih harus berjuang keras baik di bidang pembangunan ekonomi maupun di bidang kesejahteraan material penduduknya.

Pemerintahan Cina

Sejak tahun 1949, Cina pernah memiliki 4 konstitusi, yang diberlakukan pada tahun 1954, 1975, 1978, dan 1982. Menurut konstitusi 1982, semua kekuasaan negara berada di tangan rakyat, yang menjalankan kekuasaannya melalui Kongres Rakyat Nasional dan berbagai Kongres Rakyat Daerah.

Kongres Rakyat Nasional adalah badan legislatif unikameral (satu kamar). Para anggota Kongres Rakyat Nasional dipilih dari wakil kongres rakyat propinsi dan kotapraja untuk masa jabatan 5 tahun. Jatah khusus juga diberikan kepada wakil-wakil minoritas nasional, yaitu angkatan bersenjata dan orang Cina perantauan.

Kongres Rakyat Nasional juga memiliki wewenang resmi atas berbagai masalah penting yang dapat mempengaruhi bangsa, seperti keuangan, perencanaan ekonomi, pernyataan perang, dan perjanjian damai.

Badan ini juga memiliki wewenang untuk memilih dan mencopot para pejabat tinggi pemerintah, mengubah konstitusi, dan mengeluarkan undang-undang. Antara masa tenggang yang lama dari sidang-sidang tahunan Kongres Rakyat Nasional, kekuasaan dijalankan oleh Komite Tetap.

Konstitusi 1954 menyatakan bahwa kepala negara adalah ketua Republik Rakyat Cina yang dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional. Konstitusi 1975 menghapuskan kedudukan kepala negara ini, tetapi konstitusi 1982 memulihkannya lagi.

Dalam teorinya, ketua Republik mewakili Cina dalam hubungan luar negeri, menjalankan undang-undang dan dekrit, serta menunjuk para pejabat tinggi negara. Namun, dalam praktiknya jabatan ini hanyalah suatu simbol saja. Kekuasaan nyata berada pada para pemimpin Partai Komunis.

Dewan Negara adalah badan tertinggi pemerintahan negara. Dewan Negara ini terdiri atas perdana menteri, dua wakil perdana menteri, menteri dari departemen yang berbeda-beda, ketua berbagai komisi, dan seorang sekretaris jenderal.

Dewan Negara merupakan suatu badan administrasi, bukannya badan pembuat kebijakan. Dewan Negara berfungsi sebagai ”penasihat agung” yang merumuskan berbagai usulan kepada Kongres Rakyat Nasional atau kepada Komite Tetap.

Di tingkat pemerintahan daerah, terdapat Kongres Rakyat Daerah dan Dewan Rakyat Daerah. Para utusan masing-masing kongres ini dipilih oleh kongres rakyat di tingkat bawahnya lagi. Para wakil pemerintahan terkecil dipilih secara langsung oleh rakyat. Unit terkecil ini dahulunya adalah hsiang (desa) dan kota, tetapi kini unit ini diganti oleh komune rakyat.

Pengadilan rakyat dan para hakim rakyat adalah badan pengadilan Republik Rakyat Cina. Pengadilan rakyat melaksanakan pengadilan secara mandiri, tetapi dia bertanggung jawab terhadap konggres rakyat seperingkatnya. Presiden Pengadilan Rakyat Tertinggi dan para hakimnya dipilih dan dapat digeser dari jabatannya oleh Kongres Rakyat Nasional.

Partai Komunis Cina

Untuk mengetahui cara kerja sistem politik Cina tanpa memahami peran kunci Partai Komunis Cina (PKC) adalah sulit. Sejak didirikan pada tahun 1921 PKC berjuang mati-matian dan lama melawan kaum nasionalis untuk mengadakan revolusi dan menciptakan negara Republik Rakyat Cina.

Sejak tahun 1949, PKC merupakan kekuatan pengendali di balik pembangunan politik di Cina. Menurut konstitusi 1982, tidak ada partai politik lain yang diizinkan berdiri. Kongres Rakyat Nasional dan badan-badan negara dan masyarakat lain yang terorganisasi berada di bawah kepemimpinan Partai Komunis.

Secara teoritis, Kongres Partai Nasional adalah sumber kekuasaan tertinggi di dalam partai. Kongres partai merencanakan berbagai kebijakan jangka panjang dan menyetujui berbagai perubahan di dalam kepemimpinan partai. Setiap anggota kongres partai memberitahukan berbagai kebijakan baru kepada pemerintah daerah dan organisasi sosial lain serta mengawasi pelaksanaannya.

Komite Pusat merupakan kumpulan pemimpin tertinggi partai. Namun, Politbiro dan Komite Tetaplah yang menjalankan kekuasaan ketika Komite Pusat tidak bersidang. Karena banyaknya anggota dan jarangnya mengadakan pertemuan, Komite Pusat tidak merupakan badan pembuat keputusan seharihari.

Berbagai keputusan besar diambil oleh Politbiro dan Komite Tetapnya meskipun berbagai keputusan kebijakan utama seharusnya mendapat persetujuan dari Komite Pusat. Organisasi Partai disejajarkan dengan pembagian administratif negara. Unit-unit partai menyusup hingga ke organisasi politik, militer, ekonomi, dan sosial.

Revolusi Kebudayaan

Pada tahun-tahun kekuasaan komunis, salah satu kejadian yang amat penting di Cina adalah Revolusi Kebudayaan Proletar Besar, yang berlangsung dari pertengahan tahun 1966 hingga awal tahun 1969.

Revolusi ini sangat mengingatkan kita terhadap Mao Tse Tung yang memutuskan untuk membersihkan beberapa pemimpin tertinggi partai dan pemerintah karena berbagai alasan ideologis.

Pertama-tama, revolusi kebudayaan ini merupakan akibat adanya perpecahan antara fraksi, atau kelompok Mao yang radikal dan fraksi Liu Shao Chi (bekas ketua republik) yang dipandang sebagai kelompok ”pembaharu”. Agar Mao dan para pengikutnya dapat menggeser orang-orang yang sedang berkuasa, mereka menggunakan angkatan bersenjata dan para pemuda yang diorganisasikan dalam kelompok yang kita terkenal sebagai Pengawal Merah.

Perbedaan pokok antara kedua fraksi itu menyangkut berbagai kebijakan nasional yang mempengaruhi segala aspek kehidupan Cina. Mao menganggap bahwa kaum pembaharu mengkhianati komunisme dengan mengikuti suatu jalan yang praktis, yaitu dengan menggunakan insentif materi untuk meningkatkan produk ekonomi, mencoba berkompromi dengan Uni Soviet, dan menggiatkan latihan bagi kaum elite terdidik baru.

Akhirnya, terjadilah berbagai kerusuhan ketika Mao dan angkatan bersenjata menghentikan gerakan pembaharuan ini. Namun, perjuangan pembaruan ini terus berlanjut di belakang layar.

Cina Setelah Mao

Pada tahun 1972, Richard Nixon menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang mengunjungi Cina sejak komunis berkuasa. lni merupakan langkah pertama untuk menormalisasi hubungan antara kedua negara raksasa itu, yang lalu menjalin hubungan diplomatik penuh pada tahun 1979.

Pemimpin lama Cina, Mao Tse Tung meninggal pada tahun 1976. Setelah itu, banyak pengamat yakin bahwa kaum radikal akan mengambil alih kepemimpinan. Namun, pucuk pimpinan Cina yang baru adalah seorang pragmatis,

Teng Hsiao Ping, yang menjadi pemimpin yang diunggulkan. Kaum pragmatis percaya bahwa revolusi politik sudah berlalu dan mereka mencari bantuan dari Barat dan Jepang untuk mengubah Cina menjadi suatu negara industri yang modern.

Hubungan Cina semakin membaik dengan Barat tersirat dengan kunjungan Teng Hsiao Ping ke Amerika Serikat pada tahun 1979 dan diadilinya beberapa pemimpin radikal yang terkemuka, termasuk janda Mao, pada tahun berikutnya.

Yang sangat memuaskan adalah persetujuan, yang ditandatangani bersama oleh Inggris dan Cina pada tahun 1984, untuk mengembalikan koloni Inggris di Hong Kong kepada Cina pada tahun 1997.

Ringkasan

Nama resmi: REPUBLIK RAKYAT CINA, Chung Hua jen Min Kung Ho Ku adalah nama resmi negara Cina daratan. RAKYAT-disebut orang Cina.

IBU KOTA: Beijing.

LETAK GEOGRAFIS: Asia Timur

Batas Wilayah: Mongolia, Uni Soviet, Korea Utara, Laut Kuning, Laut Cina Timur, Hong Kong, Makao, Laut Cina Selatan, Teluk Tonkin, Vietnam, Laos, Myanmar, India, Bhutan, Nepal, Pakistan, Afghanistan.

LUAS WILAYAH: 9.596.961 km2.

CIRI FISIK: Titik tertinggi Gunung Everest di perbatasan Cina-Nepal (8.848 m). Titik terendah depresi Turfan (bawah paras laut). Sungai utama Yangtze, Hwang (Kuning), Si (Barat), Amur. Danau utama-Tungting, Poyang, Tai, Hungtze.

PENDUDUK: 1.192.000.000 jiwa (perkiraan terakhir).

BAHASA UTAMA: Berbagai dialek Cina, Mandarin (bahasa resmi), Shanghai, Hakka, Hokkien, Kanton.

AGAMA UTAMA: Campuran Kongfucuisme, Taoisme, dan praktik serta kepercayaan Budha, Islam, Kristen.

PEMERINTAHAN: Republik komunis. Kepala negara ketua komite pengawas badan legislatif,. Kepala pemerintahan-perdana menteri. Pelaksanaan kekuasaan yang efektif berada pada para pemimpin Partai Komunis Cina. Badan legislatif: Kongres Rakyat Nasional satu kamar.

KOTA UTAMA: Shanghali (11.860000), Beijing (9.230000), Tientsin Shenyang, Kanton, Wuhan, Chungking, Nanking, Lijta, Sian, Harbin, TSIingtao, Chengtu, Taiyii’an.

EKONOMI: Mineral utama minyak, gas alam, batubara, batubara muda, besi, bauksit, timah, tungsten, timbel, tembaga, antimoni, uranium.

Produk pertanian utama: padi, gandum, jagung, cantel, kapas, biji minyak, tebu, teh, tembakau, karet.

Produk dan industri: ternak pedaging (babi, biri-biri, sapi), penangkapan ikan, besi dan baja, tekstil, peralatan dan mes.in pertanian, pupuk, kimia, kendaraan, peralatan rumah tangga.

Ekspor utama: minyak dan produk minyak, bahan makanan, tekstil, bahan mentah, berbagaxi barang manufaktur.

Impor utama: mesin dan kendaraan, berbagai barang manufaktur, bahan mentah, padi-padian, pupuk kximia.

MATA UANG: Yuan

C.T. HU, Universitas Kolumbia; Penulis bersama, China: Its People, Its Society, Its Culture
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait