Letak negara Chad terkurung di jantung Afrika, jauh dari bandar laut terdekat dan tanpa jalan kereta api yang menghubungkannya dengan laut. Negara ini membentang dari Sahara di utara sampai ke daerah sabana Afrika tropis di selatan.
Negara tersebut berpenduduk 6.500.000 jiwa, yang tersebar tak merata di wilayah yang luas-yaitu 1.284.400 km2. Seluruh belahan utara separuh negeri ini, berupa gurun pasir dan hampir tak berpenghuni. Daerah baratdaya merupakan daerah yang paling padat penduduknya.
Kunjungi Peta Chad atau di google map
Penduduk Chad
Penduduk Chad termasuk dalam sejumlah kelompok keturunan. Di utara, yang kebanyakan penduduknya beragama Islam, kelompok utamanya mencakup orang Arab dan orang Toubou. Kelompok yang ada di daerah selatan yang bukan Islam mencakup orang Sara, yang merupakan kelompok terbesar satu-satunya di Chad, orang Massa, dan orang Moundan.
Sebagian besar penduduk non-Islam itu menganut kepercayaan animisme, sedangkan yang sebagian kecil beragama Kristen. Penduduk di daerah utara bertutur dalam berbagai logat Arab, sedangkan masing-masing kelompok di daerah selatan mempunyai bahasanya sendiri. Bahasa Prancis adalah bahasa resmi negara.
Pendidikan
Meskipun hanya sebagian kecil penduduk yang telah diajar membaca dan menulis, jumlah anak yang bersekolah terus meningkat setiap tahun. Pelajaran diberikan dalam bahasa Prancis dengan sistem pendidikan seperti sistem Prancis yakni sekolah dasar, diikuti oleh tingkat lycée (sekolah menengah), sekolah teknik, atau sekolah pendidikan guru. Lycee di kota besar utama mencakup sebuah Lycée Arab-Prancis di Abéché.
Geografi Chad
Chad menempati seperdua bagian timur cekung pedalaman Afrika yang amat sangat luas itu. Negeri ini melandai dari Tibesti Massif di sebelah utara dan Plato Ennedi di sebelah timur sampai tanah rendah Djourab di sebelah utara Danau Chad.
Danau Chad yang luas, berair tawar, dan dangkal itu terletak 282 km di atas paras laut pada titik temu antara Chad, Niger, Nigeria, dan Kamerun. Shari dan Logone adalah dua sungai utama yang mengalir memasuki Danau Chad, tetapi tidak mempunyai celah keluar yang terlihat. Ukuran danau tersebut sangat beragam menurut musimnya.
Kota Besar
Pada hakekatnya Chad masih tetap merupakan negeri pedesaan, dengan industri yang baru saja mulai berkembang di kota besar. Ibu kota dan kota terbesar, N’Djamena (dahulu disebut Fort-Lamy), terletak di Chad bagian barat pada titik temu Sungai Shari dan Sungai Logone. Sarh (dahulu dikenal sebagai Fort-Archambault) dan Moundou adalah kota utama lainnya.
N’Djamena adalah pusat kegiatan politik dan pemerintahan; pusat distribusi utama bagi para peternak, nelayan, dan petani; dan pusat penting lalu lintas udara.
TIGA WILAYAH DAN TIGA CARA HIDUP
Chad terdiri atas tiga wilayah iklim yang berbeda. Hal tersebut telah membantu membentuk tiga cara hidup yang berbeda-beda.
Chad Bagian Selatan
Wilayah selatan terdiri atas sabana berhutan, dengan pepohonan dan rerumputan tinggi. Selama musim hujan di musim panas, curah hujan berkisar antara 89 dan 120 cm. Chad bagian selatan adalah wilayah yang paling sesuai untuk pertanian.
Cara hidup tradisional terdiri atas para anggota suatu keluarga yang hidup berkelompok di bawah naungan orang tertua di lingkungan keluarga tersebut. Sebuah keluarga besar mungkin menempati puluhan kompleks tempat tinggal. Kompleks tersebut biasanya terdiri atas rumah berdinding tanah liat dan beratap jerami yang berbentuk kerucut.
Penduduk hidup sebagai petani menetap, yang bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri (bulgur, cantel, kacang tanah, kacang-kacangan, dan polong-polongan) dan kapas yang merupakan komoditi ekspor utama negeri ini.
Penanaman padi terus meningkat di cekung Sungai Logone. Di sepanjang Sungai Shari dan Logone penduduk menangkap ikan untuk dimakan. Mereka juga mengasapi dan mengeringkan ikan untuk dipasarkan.
Cantel dan bulgur ditanam di lahan yang berbeda setiap tahun guna memberi peluang kepada vegetasi alam untuk memulihkan berbagai unsur yang dibutuhkan tanah.
Vegetasi tersebut kemudian dihilangkan dengan jalan memotong dan membakarnya. Perkakas bertani masih terbatas, sebagian besar hanya cangkul dan sabit kecil saja. Bajak yang ditarik oleh hewan juga digunakan dalam pengolahan lahan.
Penebaran benih dilakukan pada permulaan musim hujan. Cantel dan bulgur yang dipanen dari bulan Oktober sampai Desember disimpan dalam lumbung yang terbuat dari tanah yang digumpalkan atau anyaman jerami berbentuk botol raksasa.
Padi-padian tersebut ditumbuk menurut kebutuhan dan tepungnya dijadikan boule, atau bola, roti rebus. Boule ini dimakan dengan rempah-rempah, ikan, atau kaldu daging. Bulgur juga digunakan untuk membuat bil-bil, sejenis bir yang dibuat dari bulgur.
Chad Bagian Tengah
Chad bagian tengah merupakan padang rumput terbuka, dengan musim hujan yang lebih pendek dan curah hujan yang lebih rendah dari pada wilayah bagian selatan. Wilayah tengah bercurah hujan 25 dan 89 cm setiap tahunnya.
Akan tetapi, usaha tani masih mungkin dilakukan. Penduduk menanam kacang tanah dan bulgur, sedangkan di daerah di sekitar Danau Chad mereka menanam gandum dan jagung. Mereka juga menyadap getah arabika dari pohon akasia.
Getah ini digunakan dalam pembuatan guIa-gula, obat, dan tinta. Danau Chad adalah sumber ikan yang penting. Akan tetapi, kegiatan pokok adalah beternak. Sebagian besar dari 4.500.000 sapi dan 4.000.000 kambing dan domba Chad berada di wilayah ini.
Para peternak hidup sebagai petani setengah nomad. Di antara penduduk setengah nomad itu terdapat 50.000 orang Kreda, yang masih berkerabat dengan keluarga besar Toubou di Chad bagian utara.
Suku Kreda tinggal di sepanjang Bahr el Ghazal di sekitar Moussoro. Tempat tinggal mereka berupa tenda yang dapat dipindah-pindah yang terbuat dari serat kelapa yang dipasang pada rangka kayu yang ringan. Setiap perkemahan suku Kreda atau ferik, terdiri atas 5 sampai 10 tenda yang diletakkan berjajar.
Di musim kemarau orang Kreda tinggal di sepanjang tepi Bahr el Ghazal dan mengambil air dari sumur dengan menggunakan kantung kulit kambing. Segera setelah musim hujan tiba, yakni pada bulan Juni atau awal Juli, mereka mulai menuju ke selatan. Seluruh ferik dipindahkan sekaligus.
Pada kira-kira garis lintang ke-13 orang Kreda menebar benih bulgur, kemudian bergerak lebih jauh ke selatan beserta gembalaan mereka sampai bulan Agustus. Dalam perjalanan pulang ke utara, mereka yang sudah lanjut usia tetap tinggal dan memelihara ladang bulgur, sedangkan kawanan ternaknya bermukim lagi di sepanjang Bahr el Ghazal.
Pada bulan Oktober dan Nopember sebagian di antara warganya yang dewasa kembali lagi untuk membantu pemanenan. Orang Kreda membawa ternak dan hasil panen mereka ke pasar lokal di Moussoro. Di sana mereka membeli segala sesuatu yang mereka butuhkan, yakni bahan sandang, teh, dan garam.
Wilayah Sahara
Wilayah Sahara, yang terletak di sebelah utara garis lintang ke-15, berpenduduk relatif jarang. Mereka hidup sebagai petani menetap di kota oasis Ounianga Kebir, Largeau (Faya), dan Fada atau sebagai peternak unta yang
nomad. Beberapa di antara peternak unta itu sekarang juga memelihara sapi. Di masa silam, para peternak besar unta memiliki lahan di sekitar oasis serta pabrik garam yang dikerjakan oleh budak. Dewasa ini bekas budak yang disebut Kamadja itu menanam pohon kurma.
Mereka juga mengekstraksi natron atau karbonat soda, yakni suatu garam mineral, untuk dijual. Natron yang digunakan dalam berbagai proses industri itu merupakan satu-satunya mineral yang dewasa ini diproduksi oleh Chad.
Selama musim hujan yang singkat di bulan Agustus dan September peternak unta mengumpulkan gembalaan mereka di dekat kolam dan dasar riam (wadi). Pada musim kemarau ketika air permukaan lenyap, para penggembala menggali sumur sehingga mereka dapat memanfaatkan air tanah di dasar wadi.
Mulai bulan Desember dan seterusnya persediaan air menurun, maka para gembala terpaksa harus pindah ke dekat sumber air di Plato Ennedi. Orang nomad itu mencari nafkah dengan menjual produk ternak mereka dan dengan mengangkut kurma dan natron ke pasar di Abéché.
Pembangunan Ekonomi
Kapas yang diproduksi Chad setiap tahunnya mencakup hampir 80% dari pendapatan ekspor negeri itu. Pada musim panen di bulan November, pasar kapas menciptakan kegiatan yang sangat banyak di Chad bagian selatan. Kapas dihilangkan bijinya di pabrik yang ada di negeri itu dan selanjutnya gumpalan serat kapas diekspor ke Eropa.
Di samping itu, terdapat sebuah pabrik tenun di Sarh, sedangkan di Moundou telah didirikan sebuah pabrik untuk memeras biji kapas menjadi minyak. Sebelumnya biji kapas dibuang begitu saja.
Ternak merupakan sumber pendapatan kedua terbesar di Chad. Rumah pemotongan ternak telah didirikan di N’Djamena dan daging yang telah didinginkan diterbangkan ke pelbagai pasar di Afrika.
Upaya untuk memperkenalkan berbagai tanaman baru ternyata telah berhasil. Dataran Logone yangsetiap tahun tertimpa banjir itu ternyata benarbenar sesuai untuk penanaman padi. Di sana telah ada dua penggilingan beras yang menangani produk sawah di sekitar Bongor dan Lai.
Di daerah di sekitar Bol di tepi Danau Chad telah dibangun tanggul agar lahan bebas banjir. Gandum telah diperkenalkan sebagai tanaman perdagangan di lahan yang terlindung itu.
Hambatan utama pembangunan di Chad tetap berupa letaknya yang jauh dari laut. Dari N’Djamena ke Douala, Kamerun, yakni bandar laut terdekat, kira-kira sejauh 1.900 km.
Terlebih-lebih lagi, Chad tidak mempunyai jalur kereta api, kecuali sedikit jalur jalan raya yang beraspal di luar kota. Kedua jalur utama yang ada di negeri itu, yaitu melalui Kongo dari Pointe Noir dan melalui Nigeria dari Port Harcourt, panjang dan mahal.
Dibandingkan dengan sistem pengangkutan darat, sistem pengangkutan udara telah berkembang mantap karena negeri itu telah mempunyai sejumlah bandar udara dan landasan pendaratan.
Sejarah Chad
Menurut legenda, pemukim pertama cekungan Danau Chad adalah orang Sao, yang tinggal di kota yang teratur dan merupakan pengrajin barang tanah liat dan perunggu yang ulung. Pada abad ke-7 suku nomad gurun yang dikenal sebagai orang Zaghawa, mulai masuk ke wilayah tersebut. Pada abad ke-8 salah satu keluarga Zaghawa mendirikan negara Kanem.
Para saudagar dari Afrika Utara, yang sedang mencari budak dan emas, adalah orang yang pertama kali memasukkan Islam ke daerah cekung Chad. Pada akhir abad ke-11 atau awal abad ke12 kerajaan Kanem telah diperintah oleh raja yang beragama Islam.
Negara ini merupakan kerajaan yang pertama di antara keempat kerajaan di Afrika, yakni Kanem, Bornu, Baguirmi, dan Wadai-yang menanamkan kekuasaan di wilayah itu sampai abad ke-19.
Tahun 1890-an, ketika para penjelajah Prancis pergi ke daerah tersebut, mereka mendapati bahwa kerajaan-kerajaan lokal itu lemah. Menjelang tahun 1913 Prancis berhasil menanamkan kekuasaan di seluruh daerah yang sekarang adalah Chad.
Tahun 1920 daerah tersebut menjadi koloni Afrika Ekuatorial Prancis dan tahun 1946 menjadi wilayah seberang laut Republik Prancis. Lambat laun Chad memperoleh hak mengurus urusan dalam negerinya dan memperoleh kemerdekaan tahun 1960. Francois Tombalbaye menjadi presiden pertama negara itu.
Beberapa tahun sesudah kemerdekaan kaum pemberontak Muslim dan utara memulai pemberontakan bersenjata melawan pemerintah. Meskipun Prancis mengirimkan pasukannya untuk memadamkan pemberontakan itu, pertempuran terus berkecamuk.
Peristiwa Penting
Undang-undang dasar tahun 1962, yang ditangguhkan tahun 1975, ketika pemerintah digulingkan dalam suatu kudeta dan menewaskan Presiden Tombalbaye.
Setelah kudeta, berdirilah pemerintahan militer sampai 1979, ketika pemerintahan koalisi yang pertama terbentuk dalam upaya mempersatukan golongan-golongan yang berperang. Akan tetapi, perang saudara terus berlangsung.
Pada akhir tahun 1980 Libia mengirimkan pasukan dan tanknya untuk membantu Presiden Goukouni Oueddei yang saat itu sedang memerintah. Setelah Libia mundur tahun 1981 atas permintaan Oueddei, Oueddei digulingkan oleh saingannya Hissene Habré.
Libia mendukung Oueddei, sedangkan Prancis mendukung Presiden Habré dengan senjata dan pasukan. Libia dan Chad menandatangani perdamaian pada 1989, dan Pengadilan Internasional memutuskan Jalur Aouzou untuk Chad pada 1994.
Habré yang terpilih sebagai presiden menurut konstitusi baru digulingkan bekas sekutunya, Idriss Deby. Deby tetap menjadi presiden berdasarkan piagam nasional sementara, menunggu peralihan ke demokrasi multipartai yang direncanakan.
Di ulas oleh:
JEAN CABOT, Departemen Geografi, Universitas Paris-Vincennes
Editor: Sejarah Negara Com